• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PSIKOLOGI CERITA RAKYAT SRI PUTIH CERMIN

4.2 Sri Putih Cermin

 Kemauan Keras

Hanya karena ingin mencari kekasihnya Marajaya, Sri Putih Cermin berani keluar dari istana pada waktu tengah malam. Karena ia berkemauan keras dan merasa yakin karena ia juga membawa Tombak Pusaka ikut bersamanya.

“Di tengah malam itu juga, sambil membawa tombak pusaka turunlah Kemala Putri dari istana menuju rimba. “Aku percaya Marajaya masih sempat diselamatkan”, katanya dalam hati. Jika tak ada orang yang sanggup mencarinya, biarlah aku sendiri yang pergi menjumpainya. Aku percaya usahaku ini tiada siasia”.

(halaman 18 paragraf ke 6)

 Kegigihan

Sri Putih Cermin adalah gadis yang gigih tanpa memperdulikan waktu ia tetap berjalan melewati hutan rimba hanya untuk mencari kekasihnya Marajaya.

“Kemala Putri berjalan terus sampai pagi mengharui rimba untuk mencari kekasihnya Marajaya”. Sudah lepas pula sehari, belum juga bersua yang dicari. Demikianlah dari hari kehari semakin jauh Kemala putrid ke tengah rimba belantara yang sunyi. Meskipun ia sudah merasa sangat lelah, tapi sedikitpun tak sudi berputus asa. Ia masih terus mencari sambil berdendang menghibur diri. (Halaman 19 paragraf 2)

Sri Putih Cermin adalah seorang putri yang pemaaf jaga baik hati, karena sifatnya itulah ia dijuluki oleh para dayang-dayang sebagai Dewi Sri Putih nan sakti seperti yang dinyatakan dibawah ini.

“Menyembahlah dayang-dayang itu serentak menyusun tangan-tangan “Ampunilah kami wahai Tuanku Putri nan sakti. Mulai hari ini kami akui Tuanku Putri sebagai DEWI SRI PUTIH nan suci. Dewi pembebas kami dari ke kejaman si raja jin. Selama ini kami menjadi gundik pemuas hawa nafsunya. Semoga di bawah naungan Tuanku Putri kami dibenarkan mencari suami masing-masing.

Mendengar permohonan dayang-dayang Baiduri, tersenyumlah Tuanku Kemala Putri, “ permohonan kalian mencari suami, sangat menyenangkan hati kami. Kiranya kini tujuan kita serupa. Kami kota Pari, seorang taruna bernama Marajaya idaman kesuma di taman sari. Marilah kita saling bantu membantu mencari nan hilang setiap waktu”.

(halaman 35 paragraf 5)

 Pemberani

Sifat pemberani yang dimiliki oleh Sri Putih cermin sangat mengejutkan, karena hanya karena rasa cintanya pada Marajaya ia berani menantang Balagala yang memiliki tubuh yang raksasa. Padahal tidak satu pun manusia yang berani melawannya kecuali Marajaya.

Sekonyong-konyong ia tertahan melihat Sri Putih muncul di depan !

“Hai Balasegala !” seru Sri Putih, “Kaukah yang menangkap Marajaya ? ayo kembalikan dengan segera !!!” Balagala semakin tertegun keheranan…..

Sri putih mendesak terus :” Ayo Balasegala kenapa kau diam saja ! lekas kembalikan Marajaya !”

“Hai manusia kecil ! berani menukar namaku menjadi Balasegala, ya ??? Awas !!! Semuanya akan ku kunyah-kunyah kumakan ! Tahulah, orang lapar mendapat santapan !”

(Halaman 59 paragraf 5)

 Kesetiaan

Watak baik yang dimiliki oleh Sri Putih Cermin, kekasih Marajaya. Dalam cerita terdahulu sebagai gadis, ia telah berbuat salah. Di sisi lain, sebagai seorang kekasih, ia setia kepada kekasihnya dan ragu-ragu menolong kekasihnya yang berada dalam kesulitan. Pepatah ringan sama dijinjing, berat sama dipikul adalah nilai psikologi kesetiaan yang akan ditunjukkan oleh si empunya cerita kepada pembaca.

“Aku mau beristirahat hanya bersamamu. Kalau kau pergi aku terpaksa ikut”. Kalau kau pergi, aku terpaksa ikut. Tak usah cerita mengenai Balagala. Sungguh pun tubuhnya besar tapi hatinya pengecut. Aku sudah pernah berhadapan dengan dia. Dia lari dan istananya kurebut. Istana kacanya itu kunamai Istana Cermin Permata. Apalagi yang kau kuatirkan ?”

“oh …..jadi, Tuanku Putri sudah pernah ke istana Kaca ? dan pernahkah menaiki tangga asap ?” Marajaya teringat akan perkataan balagala dulu.

(halaman 84 paragraf 2) 4.3 Balagala

Balagala adalah orang yang sombong karena dia merasa dia paling kuat dan ditakuti oleh manusia.

Tiba-tiba pintu terbuka serentak dengan gemuruh suara raksasa : “HAI ! MANUSIA KIRANYA ! sudah lama aku mencari manusia, kini dia datang sendiri! “

“ Benar !” Sahut Marajaya, “ aku ingin berkenalan dengan raksasa. Siapakah namamu ?”

Mendengar jawaban Marajaya itu terbelalak mata sang raksasa. Kepalanya yang botak berkilat itu berkerunyut. Ia menggigil menahan marah hingga tengkorak-tengkorak manusia yang terikat pada kalungnya berkeretak-keretak kedengaran. Akhirnya dari mulut raksasa yang besar itu tercetus suara parau.

“Hai ! apa katamu? Ingin berkenalan ? HA HA HA ! tidakkah kau takut? Akulah Balagala yang paling ditakuti manusia.”

“O Balagala !” balas Marajaya. “ kenapa aku takut ? Kau juga seperti aku hanya mempunyai satu nyawa !”

(Halaman 12 paragraf 5)

 Bekerja sama

Sebagai manusia raksasa yang kuat dan ditakuti namun Balagala tetap mempunyai sifat mau bekerja sama. Hal ini dapat dilihat ketika Marajaya ingin mencari Sri Putih Cermin ke kayangan, Balagala mau bekerja sama membantu Marajaya.

Sebaik mendengar keterangan itu Balagala mencari akal, kemudian katanya : “Oooo…. Yaaa! Baru saya ingat ! beberapa hari yang lalu ada seorang

putri bersembunyi di ruangan asap hitam. Sewaktu saya datangi, dia lari menaiki tangga asap sampai sekarang ia belum turun “.

Marajaya segera percaya : “Ayo kita susul dia ke kayangan !”

“semakin cepat semakin baik”, sambung Balagala pula, “naiklah Tuan hamba ke pundak saya supaya cepat sampai ke kayangan”.

(halaman 48 paragraf 5)

 Pengkhianat

Balagala berkhianat karena di awal dia bersedia membantu Marajaya, namun setelah Marajaya sampai ke kayangan dia kembali terlebih dahulu, meninggalkan Marajaya dan menghapus atau memusnahkan tangga asap menuju kayangan. Sehingga Marajaya tidak bisa kembali lagi ke Bumi.

Menggigil tubuh Balagala mendengarkannya. Ia terus berlari, terus menerus tiada henti, tiada memandang kanan dan kiri, tiada perduli apa yang terjadi, demi menyelamatkan diri ! ia berlari sekuat hati dan tenaga menuruni titian tangga menuju terowangan ujung Tanah kayangan….. sekeluarnya dari terowongan ujung Tanah Kayangan, luputlah ia dari kejaran Hulunan Tiga dan Hulubelang Gelang, hingga ia pun aman menuju jalan pulang.

Sambil berjalan ia berpikir : “putus harapan menjumpai Sri Dewi Bidadari. Biarlah aku kembali bebas ke bumi! Marajaya takkan mungkin kembali karena tangga asap akan kumusnahkan, pasti!”.

Sesampainya di istana Kaca. Balagala pun bertindak dengan segera menghancurkan bangunan ruangan asap hitam, hingga putuslah hubungan tangga asap. Bagian tangga asap yang terakhir, naik gegap gempita : “selamat jalan !

selamat pergi ! kirim salamku kepada Sri Dewi Bidadari dan Marajaya yang takkan kembali, karena putus hubungan antara kayangan dengan bumi !”

Sesudah itu ia pun tertawa terbahak-bahak : “Ha haha ! Hi hihi bebas ! bebas ! aku bebas !!! Ha haha Marajaya tiada berdaya dan aku merdeka seperti sediakala ! Boleh memakan segala apa yang aku suka ! Manusia ! daging manusia !! ha ha ha !!”

(Halaman 58 paragraf 6) 4.4 Jin Jembalang

 Tamak

Jin Jembalang betul-betul jin yang sangat tamak ia sudah memiliki beberapa permaisuri tetapi masih ingin menjadikan Sri Putih Cermin menjadi permaisurinya juga.

Heranlah Jin Jembalang melihat hasil buruan dayang-dayangku sekalian ! Buka pintu cahaya semuanya ! aku ingin melihat rupa buruan ini dengan lebih jelas lagi….

Sesudah semua pintu cahaya terbuka, tiba-tiba terdengarlah ketawa hebat Jin Jembalang karena gembira yang amat dahsyat pula. “HA HA HA !!! kalau begini, aku mau semuanya ! Inilah baru bakal permaisuriku idaman hatiku ! HA HA HA.” Rasanya aku tak sabar lagi !” lalu diperintahnya kepada dayang-dayang “bawa dia ke bilik peraduanku !koyakkan pakaiannya semuanya ! ganti dengan pakaian Istana Baiduri ! malam ini juga ia kujadikan permaisuriku ! Ha haha!!!” (halaman 33 paragraf 5)

Dokumen terkait