BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KONTRAK
C. Putusan Arbitrase Asing
Menurut Munir Fuady yang dimaksud arbitrase internasional oleh Undang- undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, sebenarnya adalah arbitrase asing.268 Hal ini sejalan dengan ketentuan
267
Contract Agreement for One Unit 12 metre OPL Patrol Launch And Seven Units 15Metre
OPL Patrol Launch, Dated 30th June 2006, Between PT. Sinbat Precast Teknindo, Indonesia And Eng
Hup Shipping Pte Ltd., Page 19 of 21
268
dalam New York Convention (Konvensi new York) tanggal 10 Juni 1958 tentang Eksekusi Arbitrase Asing.
UNCITRAL269 Model Law dalam pasal 1 secara gamblang menegaskan bahwa arbitrase adalah internasional apabila:
a. Para pihak dalam perjanjian arbitrase pada saat membuat perjanjian yang bersangkutan, mempunyai kedudukan bisnis di negara yang berbeda;
b. Tempat berarbitrase, tempat pelaksanaan kontrak atau tempat objek yang dipersengketakan terletak di negara yang berbeda dari tempat kedudukan bisnis para pihak yang bersengketa atau apabila para pihak secara tegas bersepakat bahwa hal yang terkait dengan perjanjian arbitrase yang bersangkutan menyangkut lebih dari suatu negara.270 Di Indonesia eksekusi arbitase asing ini dikenal dengan adanya Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1981 tanggal 5 Agustus 1981 yang mengesahkan berlakunya New York Convention maupun dengan adanya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1990 tentang Tata Cara Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing (United Nations on The Recognition And Enforcement Of Arbitration Awards). Hal tersebut diikuti dengan pernyataan ikut serta yang didaftarkan pada Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 7 Oktober 1981.
269
UNCITRAL adalah singkatan dari United Nations Commission on Internastional Trade Law (Komisi PBB Bidang Perdagangan Internasional), lihat juga www.uncitral.org
270
Selanjutnya ketentuan–ketentuan tentang pelaksanaan (eksekusi) putusan Arbitrase Asing (Internasional) di Indonesia terdapat dalam Undang–Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Aturannya terdapat dalam Bab VI pasal 65 sampai dengan pasal 69. Ketentuan–ketentuan tersebut pada dasarnya sejalan dengan ketentuan tentang pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase asing (Internasional) seperti yang diatur dalam Konvensi New York 1958.271
Pasal 65 UU No. 30 Tahun 1999 menetapkan bahwa yang berwenang menangani masalah pengakuan dari pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional adalah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Selanjutnya pasal 66 mengatur hal–hal sebagai berikut: Putusan arbitrase internasional hanya diakui serta dapat dilaksanakan di wilayah hukum Republik Indonesia, apabila memenuhi syarat–syarat sebagai berikut:272
a. Putusan Arbitrase Internasional dijatuhkan oleh arbiter atau majelis arbitrase di suatu negara yang dengan negara Indonesia terikat pada perjanjian, baik secara bilateral maupun multilateral, mengenai pengakuan dan pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional.
b. Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a terbatas pada putusan yang menurut ketentuan hukum perdagangan.
271
Putusan Komersial Arbitras e Asing Indonesia (http://dionbarus.com/putusan-komersial-
arbitrase-asing-di-indonesia/), diakses tanggal 5 September 2010
272 Putusan Komersial Arbitrase Asing Indonesia
(http://dionbarus.com/putusan-komersial- arbitrase-asing-di-indonesia/), diakses tanggal 5 September 2010
c. Putusan arbitrase internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a hanya dapat dilaksanakan di Indonesia terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum.
d. Putusan arbitrase internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah memperoleh eksekuatur dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; dan e. Selanjutnya pasal 67 menetapkan bahwa permohonan pelaksanaan
putusan arbitrase internasional dilakukan setelah putusan tersebut diserahkan dan didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya kepada Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Seperti diketahui Undang-undang No. 30 Tahun 1999 hanya mengatur tentang pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase Internasional di Indonesia, tetapi tidak mengatur sama sekali tentang penyelenggaraan arbitrase Internasional di Indonesia. Dalam prakteknya arbitrase di Indonesia (antara lain di Badan Arbitrase Nasional Indonesia/BANI) diselenggarakan arbitrase yang menyangkut unsur–unsur asing (para pihak berbeda kebangsaan/negara), di mana persidangan putusan arbitrase yang bersangkutan dijatuhkan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku bagi penyelenggaraan arbitrase di Indonesia (pasal 59 dan pasal 4 dan pasal 5 UU No. 30 Tahun 1999). Namun apabila dilihat dari kacamata Konvensi New York, putusan tersebut dapat dianggap sebagai putusan arbitrase internasional, sehingga dapat dilaksanakan eksekusinya di negara-negara lain yang merupakan anngota
Konvensi New York.273 Apabila para pihak telah sepakat untuk memilih forum Arbitrase Indonesia sebagai forum penyelesaian sengketa mereka maka hal ini dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum Indonesia yaitu Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 dan hukum acara arbitrase yang berlaku secara nasional.
Dalam hal pilihan forum yang digunakan dalam PT. Sinbat Precast Teknindo adalah arbitrase Singapura maka hasil putusan akan termasuk dalam hasil putusan arbitrase asing. Hasil putusan arbitrase asing karena putusan dihasilkan dari badan arbitrase asing yaitu Badan Arbitrase Singapura. Tahap-tahap yang harus dilakukan agar hasil keputusan arbitrase asing bisa dieksekusi di Indonesia adalah sebagai berikut:274
a. Tahap Pendaftaran. Putusan arbitrase tersebut harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (pasal 65 UU Arbitrase). Berdasarkan pasal 67 UU Arbitrase, pendaftaran putusan arbitrase asing dilakukan dengan penyerahan putusan arbitrase ke Panitera Pengadilan Jakarta Pusat oleh arbiter atau kuasanya.
b. Setelah pendaftaran ini, diajukan permohonan eksekuatur kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (pasal 67 UU Arbitrase). Terhadap permohonan ini, Ketua Pengadilan Negeri akan mengeluarkan perintah
273
Pokok-Pokok Masalah Pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional di Indonesia oleh:
M. Husseyn Umar Wakil Ketua BANI Arbitration Center dan Partner Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro (ABNR), Jakarta, April 2010, hlm.2
274
Tahap-tahap Eksekusi Arbitrase Asing di Indonesia (http.://hukumonline.com-klinik,
yang mengakui dan memerintahkan pelaksanaan putusan arbitrase asing ini.
c. Setelah perintah Ketua Pengadilan Negeri diterima, pelaksanaan selanjutnya dilimpahkan kepada ketua Pengadilan Negeri yang memiliki kompetensi relatif untuk melaksanakannya (Pasal 69 ayat 1 UU Arbitrase). Tatacara pelaksanaan eksekusi sendiri dilakukan sesuai ketentuan Hukum Acara Perdata.
Dalam hal pelaskanaan putusan arbitrase asing bisa dilakukan upaya hukum. Upaya Hukum ini bisa dilakukan terhadap Putusan Ketua Pengadilan Domestik terhadap putusan ketua Pengadilan Negeri Domestik, in casu (dalam perkara ini, dalam hal ini) ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengenai pelaksanaan putusan arbitrase internasional. Dalam hal ini upaya hukum tersebut adalah sebagai berikut:275
a. Terhadap Putusan Ketua Pengadilan Negeri Menerima Eksekusi. Putusan ketua Pengadilan Negeri yang menerima dan memerintahkan eksekusi putusan arbitrase bersifat final sehingga terhadapnya tidak dapat diajukan banding atau kasasi.
b. Terhadap Putusan Ketua Pengadilan Negeri menolak Eksekusi. Terhadap putusan ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menolak untuk mengakui dan melaksanakan eksekusi putusan arbitrase internasional masih tersedia
275
Putusan Komersial Arbitrase Asing Di Indonesia (http://dionbarus.com/putusan-
upaya hukum berupa kasasi ke Mahkamah Agung. Mahkamah Agung harus sudah memutuskan permohonan kasasi ini dalam jangka waktu 90 hari sejak diterimanya permohonan kasasi oleh Mahkamah Agung (pasal 68 ayat 3). Putusan Mahkamah Agung ini sudah bersifat final tanpa ada upaya hukum apapun termasuk upaya Peninjauan Kembali (PK).
D. Penyelesaian Sengketa Dalam Kontrak Perjanjian Pekerjaan Perbaikan