BAB IV ANALISIS YURIDIS MENGENAI TINDAK PIDANA
B. Putusan Nomor 3/Pid.Sus-Anak/2020/PN Enr
1. Kronologi Kasus
Berawal pada hari Jumat tanggal 15 Mei 2020 sekitar pukul 22:30 Wita, di Penampungan Pasair Curiak Kel. Kambiolangi, Kec. Alla, Kab.
Enrekang Pelaku Anak XXXX minum tuak (ballo) Bersama dengan Anak Korban XXXX, Saksi XXXX, Saksi XXXX dan Saksi XXXX setelah selesai minum tuak ballo Pelaku Anak XXXX Bersama Anak Korban XXXX, Saksi XXXX,XXXX dan XXXX meninggalkan tempat minum sekitar pukul 23:45 Wita pergi di tempat bermain game tidak jauh dari tempat minum. Tidak lama kemudian pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2020 sektar pukul 00:15 Wita Anak Korban XXXX sudah mabuk dan pamit untuk pulang kemudian Pelaku Anak XXXX menyampaikan kepada Anak Korban XXXX ―kenapa cepat sekaliko pulang‖ setelah itu tiba-tiba Anak Korban XXXX langsung memukul kepala Pelaku Anak sebanyak satu kali lalu Pelaku Anak menyampaikan kepada Anak Korban XXXX ―kenapako pukul, gila ko kapang kenapa pukul-pukul tanpa sebab‖.
Kemudian Anak Korban XXXX langsung memukul kembali kepala Pelaku Anak XXXX sebanyak satu kali sehingga tidak lama kemudian Pelaku Anak sempat mau berkelahi dengan Anak Korban XXXX namun
92
teman-teman Pelaku Anak langsung melerainya. Kemudian Anak Korban XXXX pergi Bersama Saksi XXXX, XXXX dan XXXX sedangkan Pelaku Anak berjalan kaki dengan Saksi SALMAN menuju rumah Pelaku Anak, setelah itu Anak korban XXXX memanggil Pelaku Anak ditempat minum melalui chat messenger, setibanya ditempat minum selanjutnya Pelaku Anak langsung berkelahi dengan Anak Korban XXXX dan Saksi XXXX tidak lama kemudian Pelaku Anak dilerai oleh Saksi SALMAN, XXXX, dan Saksi XXXX lalu Pelaku Anak XXXX dirumah selanjutnya Anak Saksi XXXX langsung pergi. Berselang sekitar 15 Menit sekitar pukul 00:30 Wita kemudian Saksi IRSAN memanggil Pelaku Anak melalui chat messenger untuk datang ketempat minum di penampungan pasir untuk meluruskan/mendamaikan masalah Pelaku Anak XXXX dengan Anak Korban XXXX lalu Pelaku Anak mengambil sebilah badik dilemari lalu diselipkan dikantong celana sebelah kiri kemudian Pelaku Anak XXXX pergi ketempat minum tepatnya di Curiak, Kel. Kambiolangi, Kec. Alla, Kab. Enrekang, setibanya disana Pelaku Anak ditempat minum tersebut Pelaku Anak melihat Anak Korban XXXX Bersama dengan Saksi XXXX, Saksi XXXX, Saksi SALMAN dan Saksi XXXX berada ditempat minum di penampungan pasir tersebut lalu Pelaku Anak mendatangi Anak Korban XXXX dalam keadaan emosi namun saat itu Saksi XXXX langsung lari kemudian Saksi SALMAN langsung merangkul Pelaku Anak sambal menyampaikan ―janganko emosi, mauko dikasih damai ini‖ namun saat
itu Pelaku Anak dalam keadaan emosi sehingga Pelaku Anak mendatangi Anak korban XXXX hingga akhirnya Pelaku Anak sempat berkelahi namun saat itu ada teman pelaku Anak yang langsung menarik kedua lengan Pelaku Anak kebelakang namun Pelaku Anak tetap memberontak sehingga teman Pelaku Anak memegang sarung yang Pelaku Anak pakai dibadan kemudian Pelaku Anak jongkok melepaskan sarung kemudian mengeluarkan sebilah badik yang disimpan dikantong celana sebelah kiri lalu menuju kearah Anak Korban XXXX lalu Anak Korban XXXX mengayunkan tangan kirinya dengan posisi mengepal kemudian Pelaku Anak langsung menikam Anak Korban XXXX pada bahagian dada sebelah kiri dibawah ketiak sebanyak satu kali sehingga mengeluarkan banyak darah, tidak lama kemudian Anak Korban XXXX terjatuh dan tidak sadarkan diri kemudian teman Pelaku Anak membawa Anak Korban XXXX ke Puskesmas Sudu, Anak Korban sudah meninggal dunia.
Sesuai Surat Keterangan Kematian Nomor: 06/KLKKA/V/2020 atas nama XXXX telah meninggal dunia pada hari Sabtu, tanggal 16 Mei 2020, pukul 00:30 Wita di puskesmas sudu, disebabkan karena ditikam.
Berdasarkan Visum Et Refertum Nomor: 01/PKMS/VR/V/2020 atas nama XXXX tanggal 19 Mei 2020 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr.Hj. Ramlah Amin, M. Adm ,Kes. dengan kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap Korban, Korban pada saat
94
berada di puskesmas Sudu sudah dalam keadaan meninggal dunia, jelas yang dialami Korban akibat trauma benda tajam.
2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
Perbuatan Pelaku Anak XXXX sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal 80 Ayat (3) Jo Pasal 76C Undang-Undang RI No.35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
3. Tuntutan Pidana
Tuntutan pidana NO. REG.PERKARA.PDM - 02/P.4.24/ Eku.2/ 06/
2020 yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
1) Menyatakan terdakwa ANAK XXXX terbukti bersalah melakukan tindak pidana ―menempatkan ,membiarkan, melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan‖ sebagaimana diatur dalam pasal 80 ayat (3) Jo Pasal 76C Undang-undang RI No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam dakwaan Tunggal Jaksa Penuntut Umum.
2) Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ANAK XXXX dengan pidana penjara selama 7 (Tujuh) tahun 6 (Enam) bulan dan Pelatihan Kerja di Rutan Enrekang selama 3 (Tiga) Bulan
dengan dikurangi selama pelaku anak berada dalam tahanan sementara dengan perintah pelaku anak tetap ditahan.
3) Menyatakan barang bukti berupa:
a) 1 (Satu) lembar baju kaos lengan pendek warna merah bertuliskan AINE pada bagian depan dan terdapat bercak darah pada bagian sebelah kiri;
b) 1 (Satu) lembar celana pendek warna cream bermotif bintang warna biru;
c) 1 (Satu) bilah badik yang terbuat dari besi dengan panjang sekitar 25 cm bergagang kayu warna cokelat dan bersarungkan kayu warna cokelat bermotif lubang-lubang.
Dirampas untuk dimusnahkan.
4) Menetapkan agar pelaku anak, membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500.- (dua ribu lima ratus rupiah).
4. Fakta Hukum
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:
1) Anak XXXX ditangkap pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2020 oleh Penyidik sehubungan dengan dugaan tindak pidana Penganiayaan Berat terhadap Anak yang mengakibatkan kematian terhadap Anak Korban XXXX;
2) Berawal pada hari Jumat tanggal 15 Mei 2020 sekitar pukul 22.30 wita di Penampungan Pasir Curiak Kel. Kambiolangi Kec.
96
Alla Kab. Enrekang Anak XXXX minum tuak (ballo) bersama dengan Anak Korban XXXX, Anak Saksi XXXX, Anak Saksi XXXX dan Anak Saksi XXXX setelah selesai minum tuak ballo Anak XXXX bersama Anak Korban XXXX, Anak Saksi XXXX, Anak Saksi XXXX dan Anak Saksi XXXX meninggalkan tempat minum sekitar pukul 23.45 wita pergi di tempat bermain game tidak jauh dari tempat minum. Tidak lama kemudian pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2020 sekitar pukul 00.15 wita Anak Korban XXXX pamit untuk pulang kemudian Anak XXXX menyampaikan kepada Anak Korban XXXX
―kenapa cepat sekali ko pulang‖ setelah itu tiba-tiba Anak Korban XXXX langsung memukul kepala Anak sebanyak satu kali lalu Anak menyampaikan kepada Anak Korban XXXX
―kenapa ko pukul saya’ gila ko kapang kenapa pukul-pukul tanpa sebab‖ kemudian Anak Korban XXXX langsung memukul kembali kepala Anak sebanyak satu kali sehingga tidak lama kemudian Anak sempat mau berkelahi dengan Anak Korban XXXX namun teman-teman Anak langsung melerainya.
Kemudian Anak Korban XXXX pergi bersama dengan Anak Saksi XXXX, Anak Saksi XXXX dan Anak Saksi XXXX sedangkan Anak berjalan kaki dengan Saksi Salman menuju rumah Anak XXXX setelah itu Anak Korban XXXX memanggil Anak ditempat minum melalui chat messenger,
setibanya ditempat minum selanjutnya Anak langsung berkelahi dengan Anak Korban XXXX dan Anak Saksi XXXX tidak lama kemudian Anak dilerai oleh Saksi SALMAN, Anak Saksi XXXX dan Anak Saksi XXXX lalu Anak Hakim diantar pulang oleh Anak Saksi XXXX setibanya Anak XXXX dirumah selanjutnya Anak Saksi XXXX langsung pergi. Selanjutnya berselang sekitar 15 menit sekitar pukul 00.30 wita kemudian Saksi Irsan memanggil Anak melalui chat messenger untuk datang ke tempat minum di penampungan pasir untuk meluruskan/mendamaikan masalah Anak XXXX dengan Anak Korban XXXX lalu Anak mengambil sebilah badik di lemari lalu selipkan di kantong celana sebelah kiri kemudian Anak XXXX pergi ke tempat minum tepatnya di Curiak Kel Kambiolangi Kec. Alla Kab. Enrekang setibanya Anak di tempat minum tersebut Anak melihat Anak Korban XXXX bersama dengan Anak Saksi XXXX, Anak Saksi XXXX, Saksi Salman dan Anak Saksi XXXX berada di tempat minum di penampungan pasir tersebut lalu Anak mendatangi Anak Korban XXXX dalam keadaan emosi namun saat itu Anak Saksi XXXX langsung lari kemudian Saksi Salman langsung merangkul Anak sambil menyampaikan ―jangan koemosi, mau ko dikasih damai ini‖ namun saat itu Anak dalam keadaan emosi sehingga Anak mendatangi Anak Korban XXXX hingga akhirnya Anak XXXX
98
sempat berkelahi namun saat itu ada teman Anak XXXX yang langsung menarik kedua lengan Anak XXXX kebelakang namun Anak XXXX tetap memberontak sehingga teman Anak XXXX memegang sarung yang Anak XXXX pakai dibadan kemudian Anak XXXX jongkok melepaskan sarung kemudian mengeluarkan sebilah badik yang simpan di kantong celana sebelah kiri lalu menuju kearah Anak Korban XXXX lalu Anak Korban XXXX mangayunkan tangan kirinya dengan posisi mengepal kemudian Anak langsung menikam Anak Korban XXXX pada bagian dada sebelah kiri dibawah ketiak sebanyak satu kali hingga mengeluarkan banyak darah, tidak lama kemudian Anak Korban XXXX terjatuh tidak sadarkan diri kemudian teman Anak XXXX membawa Anak Korban XXXX ke Puskemas Sudu, namun Anak Korban XXXX sudah meninggal dunia;
3) Bahwa terhadap barang bukti:
1) 1 (Satu) lembar baju kaos lengan pendek warna merah bertuliskan AINE pada bagian depan dan terdapat bercak darah pada bagian sebelah kiri;
2) 1 (satu) lembar celana pendek warna cream bermotif bintang warna biru; Merupakan baju yang dipakai oleh Anak Korban XXXX pada saat kejadian tindak pidana;
3) 1 (Satu) bilah badik yang terbuat dari besi dengan panjang sekitar 25 cm bergagang kayu warna cokelat dan bersarungkan kayu warna cokelat bermotif lubang-lubang Merupakan badik yang dipakai oleh Anak XXXX ketika menikam Anak Korban XXXX pada saat kejadian tindak pidana;
4) Bahwa sesuai Visum Et Refertum Nomor: 01/PKMS/
VR/V/2020 atas nama XXXX: Pada pemeriksaan luar didapati:
1) Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan nadi tidak teraba,tidak ada gerakan napas, denyut jantung tidak terdengar dan pupil dilatasi maksimal;
2) Pada dada sebelah kiri tepatnya dibawah ketiak sejajar dengan putting susu tampak luka terbuka dengan ukuran panjang ± 2 centimeter dan lebar ± 0,5 centimeter dengan tepi rata,tidak bengkak dan tidak memar.
3) Pada bagian tubuh lain tidak ditemukan kelainan.
Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap Anak Korban, Anak Korban pada saat berada di Puskesmas Sudu sudah dalam keadaan meninggal dunia, jelas yang dialami korban akibat trauma benda tajam.
5) Pada saat melakukan perbuatannya Anak XXXX baru berumur 16 Tahun berdasarkan Kartu Keluarga No. 7316053004070272 atas nama Kepala Keluarga XXXX tertanggal 13 Januari 2018
100
tercantum Anak XXXX lahir di Belajen pada tanggal 25 Desember 2003;
6) Pada saat terjadinya peristiwa tindak pidana, usia Anak Korban XXXX adalah 16 (enam belas) tahun karena lahir pada Tanggal 26 September 2003 berdasarkan Surat Keterangan Kematian Nomor: 06/KLK-KA/V/2020;
5. Pertimbangan Hakim
Anak telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan tunggal sebagaimana diatur dalam Pasal 80 Ayat (3) Jo Pasal 76C Undang-Undang RI No.35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UndangUndang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
a. Unsur Setiap Orang;
b. Unsur menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak yang menyebabkan kematian
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut:
a. Setiap Orang
Bahwa yang di maksud setiap orang adalah menunjuk kepada subjek hukum sebagai penyandang hak dan kewajiban yang diajukan oleh Penuntut Umum ke persidangan, dalam perkara ini sebagai Anak adalah Anak
XXXX. Pada saat peristiwa tindak pidana terjadi Anak XXXX baru berumur 16 Tahun berdasarkan Kartu Keluarga No. 7316053004070272 atas nama Kepala Keluarga XXXX tertanggal 13 Januari 2018 tercantum Anak XXXX lahir di Belajen pada tanggal 25 Desember 2003. Setelah diperiksa Anak mengakui identitasnya dan juga mengaku dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, sehingga tidak terdapat alasan Anak dilepaskan dari tuntutan, maka Majelis Hakim berpendapat Unsur Kesatu ini telah terpenuhi;
b. Menempatkan ,membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak yang menyebabkan kematian. Dalam unsur kedua ini terdapat beberapa sub perbuatan antara lain menempatkan atau membiarkan atau melakukan atau menyuruh melakukan atau turut serta melakukan, kekerasan terhadap Anak yang menyebabkan kematian. Adapun menurut Majelis Hakim, perbuatan tersebut adalah bersifat alternatif, sehingga apabila salah satu unsur telah terpenuhi maka sudah cukup dinyatakan memenuhi seluruh sub-unsur perbuatan dalam Unsur Kedua ini tanpa perlu membuktikan sub-unsur perbuatan yang lainnya. Oleh karena dalam beberapa sub-unsur perbuatan dalam Unsur Kedua ini bersifat alternatif maka Majelis Hakim memilih untuk
102
membuktikan unsur melakukan. Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di Persidangan diketahui bahwa berawal pada hari Jumat tanggal 15 Mei 2020 sekitar pukul 22.30 wita di Penampungan Pasir Curiak Kel. Kambiolangi Kec.
Alla Kab. Enrekang Anak XXXX minum tuak (ballo) bersama dengan Anak Korban XXXX, Anak Saksi XXXX, Anak Saksi XXXX dan Anak Saksi XXXX. Setelah selesai minum tuak ballo Anak XXXX bersama Anak Korban XXXX, Anak Saksi XXXX, Anak Saksi XXXX dan Anak Saksi XXXX meninggalkan tempat minum sekitar pukul 23.45 wita pergi di tempat bermain game tidak jauh dari tempat minum. Tidak lama kemudian pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2020 sekitar pukul 00.15 wita Anak Korban XXXX pamit untuk pulang kemudian Anak XXXX menyampaikan kepada Anak Korban XXXX ―kenapa cepat sekali ko pulang‖ setelah itu tiba-tiba Anak Korban XXXX langsung memukul kepala Anak sebanyak satu kali lalu Anak menyampaikan kepada Anak Korban XXXX ― kenapa ko pukul saya’ gila ko kapang kenapa pukul-pukul tanpa sebab‖ kemudian Anak Korban XXXX langsung memukul kembali kepala Anak XXXX sebanyak satu kali sehingga tidak lama kemudian Anak XXXX sempat mau berkelahi dengan Anak Korban XXXX namun teman-teman Anak
XXXX langsung melerainya. Kemudian Anak Korban XXXX pergi bersama dengan Anak Saksi XXXX, Anak Saksi XXXX dan Anak Saksi XXXX sedangkan Anak XXXX berjalan kaki dengan Saksi Salman menuju rumah Anak XXXX. Setelah itu Anak Korban XXXX memanggil Anak XXXX ditempat minum melalui chat messenger, setibanya ditempat minum selanjutnya Anak langsung berkelahi dengan Anak Korban XXXX dan Anak Saksi XXXX tidak lama kemudian Anak dilerai oleh Saksi Salman, Anak Saksi XXXX dan Anak Saksi XXXX lalu Anak XXXX diantar pulang oleh Anak Saksi XXXX setibanya Anak XXXX dirumah selanjutnya Anak Saksi XXXX langsung pergi. Selanjutnya berselang sekitar 15 menit sekitar pukul 00.30 wita kemudian Saksi Irsan memanggil Anak melalui chat messenger untuk datang ke tempat minum di penampungan pasir untuk meluruskan/mendamaikan masalah Anak XXXX dengan Anak Korban XXXX lalu Anak mengambil sebilah badik di lemari lalu selipkan di kantong celana sebelah kiri kemudian Anak XXXX pergi ke tempat minum tepatnya di Curiak Kel Kambiolangi Kec. Alla Kab. Enrekang setibanya Anak di tempat minum tersebut Anak XXXX melihat Anak Korban XXXX bersama dengan Anak Saksi
104
XXXX, Anak Saksi XXXX, Saksi SALMAN dan Anak Saksi XXXX berada di tempat minum di penampungan pasir tersebut lalu Anak XXXX mendatangi Anak Korban XXXX dalam keadaan emosi namun saat itu Anak Saksi XXXX langsung lari kemudian Saksi SALMAN langsung merangkul Anak sambil menyampaikan ―JANGAN KOEMOSI, MAU KO DIKASIH DAMAI INI‖ namun saat itu Anak dalam keadaan emosi sehingga Anak XXXX mendatangi Anak Korban XXXX hingga akhirnya Anak XXXX sempat berkelahi namun saat itu ada teman Anak XXXX yang langsung menarik kedua lengan Anak XXXX kebelakang namun Anak XXXX tetap memberontak sehingga teman Anak XXXX memegang sarung yang Anak XXXX pakai dibadan kemudian Anak XXXX jongkok melepaskan sarung kemudian mengeluarkan sebilah badik yang simpan di kantong celana sebelah kiri lalu menuju kearah Anak Korban XXXX lalu Anak Korban XXXX mangayunkan tangan kirinya dengan posisi mengepal kemudian Anak langsung menikam Anak Korban XXXX pada bagian dada sebelah kiri dibawah ketiak sebanyak satu kali hingga mengeluarkan banyak darah, tidak lama kemudian Anak Korban XXXX terjatuh tidak sadarkan diri kemudian teman Anak XXXX yaitu Anak Saksi XXXX dan
Saksi Salman membawa Anak Korban XXXX ke Puskemas Sudu, namun Anak Korban XXXX sudah meninggal dunia.
Berdasarkan hasil VISUM Et Refertum Nomor:
01/PKMS/VR/V/2020 atas nama XXXX: Pada pemeriksaan luar didapati:
a) Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan nadi tidak teraba,tidak ada gerakan napas,denyut jantung tidak terdengar dan pupil dilatasi maksimal;
b) Pada dada sebelah kiri tepatnya dibawah ketiak sejajar dengan putting susu tampak luka terbuka dengan ukuran Panjang ± 2 (dua) CM dan lebar ± 0,5 (nol koma lima) CM dengan tepi rata, tidak bengkak dan tidak memar;
c) Pada bagian tubuh lain tidak ditemukan kelainan;
Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap Korban, Korban pada saat berada di puskesmas Sudu sudah dalam keadaan meninggal dunia, jejas yang dialami Korban akibat trauma benda tajam, sesuai Visum Et REFERTUM tanggal 19 Mei 2020 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr.Hj. Ramlah Amin, M. Adm ,Kes.
Berdasarkan rangkaian peristiwa tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa akibat perbuatan Anak XXXX yang melakukan penikaman dengan sebilah badik kepada Anak Korban XXXX pada
106
bagian dada sebelah kiri dibawah ketiak sebanyak satu kali berakibat matinya Anak Korban XXXX telah memenuhi sub-unsur perbuatan melakukan; Pada saat peristiwa tindak pidana tersebut terjadi, usia Anak Korban XXXX adalah 16 (enam belas) tahun karena lahir pada Tanggal 26 September 2003 berdasarkan Surat Keterangan Kematian Nomor: 06/KLK-KA/V/2020. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kedua ini telah terpenuhi.
Oleh karena semua unsur dari Pasal 80 Ayat (3) Jo Pasal 76C Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah terpenuhi, maka Anak haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan tunggal tersebut. Dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Anak harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Oleh karena Anak mampu bertanggung jawab, maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. Untuk menjatuhkan pidana terhadap diri Anak, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan Anak.
Keadaan yang memberatkan:
a) Perbuatan Anak meresahkan di masyarakat;
b) Perbuatan Anak menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga Anak Korban
Keadaan yang meringankan:
a) Anak berterus terang mengakui perbuatannya dipersidangan;
b) Anak menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya dikemudian hari;
c) Anak masih berusia sangat muda dan belum pernah dijatuhi hukuman pidana sebelumnya.
Oleh karena Anak dijatuhi pidana maka haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara.
6. Putusan Hakim
Dalam Amar Putusan, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Enrekang dengan Putusan Nomor: 3/Pid.Sus-Anak/2020/PN Enr, memutuskan:
1) Menyatakan Anak XXXX tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Kekerasan terhadap Anak yang menyebabkan kematian sebagaimana dalam Dakwaan Tunggal;
2) Menjatuhkan pidana kepada Anak oleh karena itu dengan pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun dan Pelatihan Kerja di LPKA Maros selama 6 (enam) Bulan;
108
3) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Anak dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4) Menetapkan supaya Anak tetap ditahan;
5) Menetapkan barang bukti berupa:
a) 1 (Satu) lembar baju kaos lengan pendek warna merah bertuliskan AINE pada bagian depan dan terdapat bercak darah pada bagian sebelah kiri;
b) 1 (Satu) lembar celana pendek warna cream bermotif bintang warna biru;
Untuk dimusnahkan;
c) 1 (Satu) bilah badik yang terbuat dari besi dengan panjang sekitar 25 cm bergagang kayu warna cokelat dan bersarungkan kayu warna cokelat bermotif lubang-lubang;
Untuk dirusak sehingga tidak dapat dipergunakan lagi;
6) Membebankan kepada Anak membayar biaya perkara sejumlah Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);
7. Analisa Putusan
Berdasarkan surat dakwaan, terdakwa didakwakan dengan bentuk dakwaan tunggal yang berarti hanya satu dakwaan saja yang didakwakan kepada Anak. Dakwaan ini dipergunakan apabila tindak pidana yang dilakukan bersifat tunggal, tidak terdapat alternatif lain maupun kemungkinan membuat dakwaan pengganti. Dalam Putusan Nomor:
3/Pid.Sus-Anak/2020/PN Enr, Anak diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam pasal 80 ayat (3) Jo Pasal 76 C Undang-undang RI No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang Pelindungan Anak dalam dakwaan Tunggal Jaksa Penuntut Umum.
Dalam putusan ini diketahui bahwa telah diadakan proses diversi
Dalam putusan ini diketahui bahwa telah diadakan proses diversi