• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

B. Putusan Pengadilan

Pada bagian ini, penulis akan mencoba memaparkan putusan pengadilan

tingkat awal, maupun pengadilan tingkat kasasi.

1. Putusan Pengadilan Negeri Malang No. 549/Pid.B/2005

Pada tuntutannya, jaksa penuntut umum memohon kepada hakim

untuk menyatakan terdakwa AMBAR PAWITRI, SH bersalah melakukan

tindak pidana “memalsu surat otentik dan memakainya serta melakukan penggelapan dalam jabatannya” sebagaimana diatur dalam pasal 264 ayat (1) KUHP dan pasal 264 ayat (2) KUHP serta pasal 374 jo pasal 65 ayat (1)

KHUP. Dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa AMBAR PAWITRI, SH

dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun.

7

Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari

62

Maka pada tanggal 27 november 2006, hakim Pengadilan Negeri Malang

membacakan amar putusan yang mana amar putusannya sebagai berikut:

1. Menyatakan terdakwa AMBAR PAWITRI, SH telah terbukti sah dan

meyakinkan, melakukan tindak pidana

a. Pemalsuan surat authentiek ;

b. Pemalsuan surat hutang ;

c. Penggelapan barang karena jabatannya

2. Menghukum oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun;

3. Menetapkan bahwa lamannya masa penahanan yang telah dijalani oleh

terdakwa, dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menyatakan barang bukti berupa;

2 (dua) SHM, masing-masing No.00991 dan 00995 dikembalikan kepada

saksi R. Ayu Endang Wahyuni DW,

3 (tiga) SHM, masing-masing No.1353,1244 dan 1246 dikembalikan kepada

saksi Ir. Dewi Nurmaya

5. Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah) kepada

terdakwa.

2. Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No. 234/PID/PT.SBY

Pada tingkat pengadilan tinggi Surabaya, sebelum hakim memberikan

putusan maka harus mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu. Pertama

hakim dapat menerima permintaan banding jika penuntut umum mengajukan

harus mengajukan memori banding dan terdakwa mengajukan kontra memori

banding kepada pengadilan tinggi Surabaya.

Berdasarkan pertimbangan majelis hakim, maka pengadilan tinggi

Surabaya telah memutuskan, menguatkan putusan pengadilan negeri malang

tanggal 27 November 2006 No.549/pid.B/2005/PN.Mlg. dan terdakwa AMBAR

PAWITRI, SH tetap dinyatakan bersalah secara sah dan meyakinkan, melakukan

tindak pidana pemalsuan surat authentiek, pemalsuan surat hutang dan

penggelapan barang karena jabatannya. Menghukum oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 3 (tiga) tahun

Berdasarkan pasal 241 KUHAP putusan pada tingkat pengadilan tinggi

dapat berupa puttusan yang menguatkan, mengubah atau memperbaiki putusan

dan dapat juga membatalkan putusan pengadilan negeri.8 Jadi dalam perkara ini

putusan yang dijatuhkan terhadap terdakwa adalah putusan yang menguatkan

putusan pengadilan negeri dan sudah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Putusan Kasasi Mahkamah Agung (No.1568 K/Pid/2008)

Sebelum memberikan keputusan terhadap pemohon kasasi (Ambar

Pawitri, SH), hakim harus mempertimbangkan dahulu alasan-alasan yang

diajukan oleh pemohon kasasi. Alasan-alasan tersebut diajukan karena penerapan

hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya dan tidak

8

64

sesuai dengan judex facti. Alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi adalah sebagai berikut:

Pertama, bahwa putusan judex facti di atas yang telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri Malang No.549/Pid.B/2005?PN.MIg, tanggal 27 november

2006 telah salah menerapkan hukum atau tidak menerapkan hukum sebagaimana

mestinya, dengan uraian sebagai berikut :

Pada tanggal 24 Juni 2002, pemohon kasasi menerima penyerahan 14

SHM atas nama Ir. Irwan dari saksi pelapor Ny. R. Ayu Endang Wahyuni DW

untuk dibuatkan akta jual beli dan dibalik nama.

Dari 14 SHM tersebut, 7 (tujuh) SHM telah selesai pengurusannya, 1

(satu) SHM yaitu No.01003 telah diambil oleh saksi H.Kris Irianto, SH.,

sedangkan 6 (enam) SHM belum selesai pengurusannya.

Dari 6 (enam) SHM yang belum selesai pengurusannya tersebut, 2 (dua)

SHM yaitu No.00991 dan No.00995 oleh pemohon kasasi telah diserahkan

kepada penyidik dan disita sebagai barang bukti, 1 (satu) SHM No.00994

dipegang oleh Ny. Samsi, pemilik BPR mulyo sri rejeki sebagai jaminan hutang,

1 (satu) SHM yaitu No.01002 dipegang oleh Ny. Tjandra Mierawati als. Nonong

sebagai jaminan hutang dan 2 (dua) SHM, yaitu No.0090 dan No.00996 dipegang

oleh Ny.Fifi Setyawati sebagai jaminan hutang

Pemohon kasasi telah melunasi hutang-hutangnya baik kepada Ny.Samsi,

tapi SHM-SHM jaminan tersebut sampai sekarang tidak dikembalikan kepada

pemohon kasasi.9

Kedua, bahwa putusan judex facti di atas yang telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri Malang No.549/Pid.B/2005?PN.MIg, tanggal 27 november

2006 telah salah menerapkan hukum atau tidak menerapkan hukum sebagaimana

mestinya, dengan uraian sebagai berikut :

Bahwa pada dasarnya surat dakwaan jaksa penuntut umum haruslah

memenuhi ketentuan yang diatur oleh undang-undang, yakni memenuhi syarat

formil maupun syarat materiil surat dakwaan sebagaimana diatur dalam ketentuan

pasal 143 ayat (2) huruf a dan b KUHAP adalah : penuntut umum membuat surat

dakwaan yang diberi tanggal dan ditanda tangani serta berisi : A.Nama Lengkap,

Tempat Lahir, Umur dan Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Kebangsaan, Tempat

Tanggal Lahir, Agama dan Pekerjaan Tersangka. B. Uraian secara cermat, Jelas

dan Lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebut waktu

dan tempat tindak pidana itu dilakukan.

Selanjutnya pasal 143 ayat (3) KUHAP menegaskan sebagai berikut :

surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, batal demi hukum.

9

Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari

66

Terhadap syarat formil surat dakwaan jaksa penuntut umum, kami tidak

keberatan karena surat dakwaan jaksa penuntut umum telah memenuhi ketentuan

pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP.

Sedangkan terhadap syarat materiil kami sangat keberatan karena surat

dakwaan jaksa penuntut umum tidak berisikan uraian cermat, jelas dan lengkap

mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada pemohon kasasi.10

Ketiga, bahwa putusan judex facti di atas yang telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri Malang No.549/Pid.B/2005?PN.MIg, tanggal 27 November

2006 adalah putusan yang tidak cukup pertimbangannya.11

Mengenai alasan-alasan ke 1 sampai 3 bahwa alasan-alasan tersebut tidak

dapat dibenarkan, oleh karena putusan judex facti / pengadilan tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri telah tepat dan benar atau tidak salah

menerapkan hukum.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata,

putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak;

10

Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari

putusan.mahkamahagung.go.id, h. 14-15.

11

Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari

C. Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 1568 K/Pid/2008

Apabila melihat putusan hukum hakim Mahkamah Agung yang

memberikan putusan menolak permohonan kasasi terdakwa Ambar Pawitri,

sebelum hakim memutuskan, dalam proses pembuktian hakim

mempertimbangkan beberapa alasan-alasan, maka menurut penganalisaan hukum

pidana Islam bahwa putusan yang yang dijatuhkan terhadap terdakwa Ambar

Pawitri sesuai dalam kasus pidana Islam, seseorang yang melakukan jarimah

pemalsuan akta otentik dapat dikenakan hukuman takzir. Dan apabila melihat

pasal - pasal yang diberikan terhadap terdakwa yang terbukti melakukan tindak

pidana pemalsuan akta otentik, pemalsuan surat hutang dan penggelapan barang

karena jabatannya sudah terpenuhi.

Dan ini juga yang terjadi pada masa Khalifah Umar Ibn Al-Khatab yakni

adanya kesesuaian antara tindak pidana pemalsuan akta otentik yang dilakukan

notaris dengan tindak pidana pemalsuan stempel, maka tindakan Khalifah Umar

Ibn Al-khatab yang pernah memberikan hukuman terhadap Mu’an Ibn Aidah, sebagai pelaku jarimah pemalsuan stempel Bail al-maal cukup untuk dijadikan

landasan hukuman larangan terhadap tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh

notaris tersebut. Karena tindakan pemberian hukuman oleh Khalifah Umar Ibn

Al-khatab terhadap pemalsuan tersebut menunjukan bahwa setiap perbuatan

memalsukan adalah merupakan perbuatan yang dilarang, termasuk kedalam

68

merupakan perbuatan zalim yang dapat merugikan orang lain, oleh karenanya

harus diberikan hukuman bagi siapa saja yang melakukannya.

Berdasarkan putusan Mahkamah Agung tersebut, maka penulis dapat

mengambil sebuah kesimpulan, yaitu putusan yang diberikan sesuai, jika kita

melihat dari hukum pidana Islam. Dimana seharusnya terdakwa dapat dikenakan

hukuman takzir atas perbuatan pemalsuan akta otentik tersebut, hukuman yang

diberikan dapat berupa hukuman penjara dan kurungan, hal ini berdasarkan atas

tindakan Khalifah Umar Ibn Al-khatab terhadap Mu’an Ibn Zaidah yang memalsukan stempel Bait al-Almaal. Demikian pula terhadap tindak pemalsuan

Al-Quran, Khalifah Umar Ibn Al-Khatab mengasingkan Ma’an Ibn Zaidah setelah sebelumnya dikenakan hukuam takzir.

D. Analisis Hukum Positif Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 1568

Dokumen terkait