• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 DASAR TEORI

2.2.12 QUALITY of SERVICE (QoS)

QoS merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu layanan. QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu layanan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada traffic jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang disediakan[18].

21 a. Throughput

Throughput merupakan kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut kategori throughput dapat dilihat pada tabel 2.4[19].

Tabel 2.4 Kategori Throughput[20].

Kategori Throughput Throughtput (bps) Indeks

Bad 0 – 338 kbps 0

Poor 338 – 700 kbps 1

Fair 700 – 1200 kbps 2

Good 1200 kbps – 2,1 Mbps 3

Excelent >2,1 Mbps 4

Untuk persamaan perhitungan Throughput dapat dilihat rumus berikut :

Throughput = π‘ƒπ‘Žπ‘˜π‘’π‘‘ π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π·π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž πΏπ‘Žπ‘šπ‘Ž π‘ƒπ‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘›

(2.2) b. Packet Loss

Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan kategori degradasi dapat dilihat pada tabel 2.5[19].

Tabel 2.5 Kategori Degredasi[20].

Kategori Degredasi Packet Loss Indeks

Poor >25 % 1

Medium 12 – 24 % 2

Good 3 – 4 % 3

Perfect 0 – 2 % 4

Untuk persamaan perhitungan Packet Loss dapat dilihat rumus berikut : Packet Loss = π‘ƒπ‘Žπ‘˜π‘’π‘‘ π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π·π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘šβˆ’π‘ƒπ‘Žπ‘˜π‘’π‘‘ π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π·π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž

π‘ƒπ‘Žπ‘˜π‘’π‘‘ π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π·π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š x 100%

(2.3)

22 c. Delay

Delay (Latency) adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari titik asal ke titik tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama kategori delay dapat dilihat pada tabel 2.6[19].

Tabel 2.6 Kategori Delay[20].

Kategori Degredasi Delay (s) Indeks

Poor >450 s 1

Medium 300 – 450 s 2

Good 150 – 300 s 3

Perfect <150 s 4

Untuk persamaan perhitungan delay dapat dilihat rumus berikut :

Delay (Latency) = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ƒπ‘Žπ‘˜π‘’π‘‘ π·π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž

(2.4) 2.2.13 IC Regulator 7805

IC Regulator atau yang sering disebut sebagai regulator tegangan (voltage regulator) merupakan suatu komponen elektronik yang melakukan suatu fungsi yang terpenting dan berguna dalam perangkat elektronik baik digital maupun analog. Hal yang dilakukan oleh IC regulator ini adalah menstabilkan tegangan yang melewati IC tersebut. Setiap IC regulator mempunyai rating tegangannya sendiri-sendiri. Salah satunya IC regulator dengan nomor seri 7805 merupakan regulator tegangan sebesar 5 volt, yang artinya selama tegangan masukkan lebih besar dari tegangan keluaran maka akan dikeluarkan tegangan sebesar 5 volt. IC regulator 7805 ini mempunyai 3 buah kaki, yaitu kaki tegangan masukan yang biasa sering disebut Vin, kaki ground (0V) dan yang ketiga adalah kaki tegangan keluaran atau Vout seperti pada Gambar 2.10[21].

23

Gambar 2.10 IC Regulator 7805[21].

2.2.14 ADC (Analog to Digital Converter)

Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi

kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).

ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC (Analog to Digital Converter) menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk

sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).

Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC (Analog to Digital Converter). Sebagai contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data

digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit.

ADC 10 bit memiliki 10 bit output data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 1024 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih

baik daripada ADC (Analog to Digital Converter) 8 bit.

Prinsip kerja ADC (Analog to Digital Converter) adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt. Jadi,

24

jika menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit dengan skala maksimum 1024, akan didapatkan bilangan decimal = 5120 (bentuk decimal) atau 1010000000 (bentuk biner). Hasil konversi ADC dapat dinyatakan dalam rumus persamaan 2.5[22].:

𝐴𝐷𝐢 =𝑉𝑖𝑛. 1024 π‘‰π‘Ÿπ‘’π‘“

(2.5)

25 BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 ALAT DAN BAHAN

Ada beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam perancangan dan pembuatan β€œAlat Monitoring Kelayakan Oli Mesin Sepeda Motor Menggunakan Node McuESP8266 Dengan interface smartphone”, daftar alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan perancangan ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 :

Tabel 3.1 Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Jumlah

1. Laptop 1

2. Smartphone 1

3. NodeMCU ESP8266 1

4. Sensor Viscosity 1

6. Power Supply 1

7. IC Regulator 7805 1

Tabel 3.2 Perangkat Lunak

No Perangkat Lunak Jumlah

1. Google Firebase 1

2. Software MIT App Inventor 1

3. Software Arduino 1

3.1.1 Laptop

Pada perancangan tugas akhir ini dibutuhkan sebuah laptop yaitu digunakan untuk alat dalam mengolah seluruh bahan data yang ada, selain itu laptop digunakan untuk memberikan pengkodingan pada sistem serta sebagai media pengambilan hasil data. Spesifikasi laptop yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu 1 buah

26

laptop dengan dibekali prosessor Intel(R) Core(TM) i3-6006U, kecepatan clock sebesar 2.00 GHz, dan RAM memory sebesar 4GB.

3.1.2 Smartphone

Pada perancangan alat tugas akhir ini smartphone yang digunakan sebagai alat yang mempunyai aplikasi android dalam perancangan sistem monitoring ini.

Spesifikasi pada smartphone yang digunakan yaitu prosesor Snapdragon 712 dengan speed core sebesar 2.3 GHz, penggunaan OS Android Pie 9.0, RAM sebesar 4GB dan internal 64.

3.1.3 NodeMCU ESP8266

Pada perancangan alat tugas akhir ini NodeMCU ESP8266 sebagai mikropengendali dari sistem ini. Pada perangkat ini digunakan sebagai pengendali utama dan digunakan sebagai media pengiriman hasil data kepada website yang telah tersedia. Pengiriman hasil data tersebut menggunakan modul wifi ESP8266 yang telah terpasang pada NodeMCU NodeMCU yang akan digunakan yaitu NodeMCU yang dilengkapi GPIO, PWM, IIC, 1-wire, dan ADC.

3.1.4 Sensor optic throught beam (viscosity)

Pada perancangan prototype syarat tugas akhir ini dibutuhkanya 1 sensor viscosity atau sensor viskositas. Basic dari sensor ini menggunakan optic throught beam. Cara kerja dari sensor ini dengan membaca pada cairan yang mengalir pada pipa tempat lubang masuk cairan melewati sensor dan mengeluarkannya lagi melalui pipa untuk jalur keluar. Suplay tegangan yang di butuhkan dari sensor ini yaitu DC 0-5V, menggunakan sensor optic throught beam dengan output analog 05V, output analog ini dapat di hubungkan dengan pin analog pada Arduino uno dan NodeMCU 8266. yang kemudian akan dikirimkan ke MIT app inventor.

3.1.5 Power Supplay

Sumber tegangan yang fungsi utamanya adalah untuk mengubah arus AC menjadi arus DC yang kemudian diubah menjadi daya atau energi sesuai kebutuhan komponen yang akan digunakan.

27 3.1.6 IC Regulator 7805

IC regulator dengan nomor seri 7805 merupakan regulator tegangan sebesar 5 volt, yang artinya selama tegangan masukkan lebih besar dari tegangan keluaran maka akan dikeluarkan tegangan sebesar 5 volt. IC regulator 7805 ini mempunyai 3 buah kaki, yaitu kaki tegangan masukan yang biasa sering disebut Vin, kaki ground (0V) dan yang ketiga adalah kaki tegangan keluaran atau Vout.

3.1.7 Software Arduino IDE

Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrograman JAVA. Arduino IDE juga dilengkapi dengan library C/C++ yang biasa disebut Wiring yang membuat operasi input dan output menjadi lebih mudah. Arduino IDE ini dikembangkan dari software Processing yang dirombak menjadi Arduino IDE khusus untuk pemrograman dengan Arduino. Program yang ditulis dengan menggunaan Arduino Software (IDE) disebut sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor teks dan disimpan dalam file dengan ekstensi .ini. Teks editor pada Arduino Software memiliki fitur” seperti cutting/paste dan seraching/replacing sehingga memudahkan dalam menulis kode program.

Pada Software Arduino IDE, terdapat semacam message box berwarna hitam yang berfungsi menampilkan status, seperti pesan error, compile, dan upload program. Di bagian bawah paling kanan Software Arduino IDE, menunjukan board yang terkonfigurasi beserta COM Ports yang digunakan.

3.1.8 Software Firebase

Pada perancangan alat tugas akhir ini software firebase digunakan untuk menyimpan hasil data dari perancangan atau sebagai database, yang nantinya data ini sebagai acuan untuk diteruskan ke aplikasi android.

3.1.9 Software MIT App Inventor

Pada perancangan alat tugas akhir ini software MIT app inventor digunakan untuk membuat implementasi perancangan sistem alat rancang bangun yang penulis buat sebagai aplikasi dimana pengguna dapat monitoring kejernihan dan viskositas dari sebuah oli mesin menggunakan android, dimana data monitoring tersebut diambil dari database pada software firebase. Design view yang tersedia

28

terdiri dari lima komponen dasar yaitu palette, viewer, component, media and properties. Code block pada app inventor digunakan untuk mengatur dan melakukan jalannya program yang dibuat.

3.2 ALUR PENELITIAN

Gambar 3.1 Flowchart Alur Penelitian

Dapat dilihat dari gambar 3.1 flowchart dapat dijelaskan mengenai alur penelitianya sistem sebagai berikut :

1. Alur penelitian diawali dengan memahami studi literatur yang sudah ada.

2. Berikutnya menganalisa hal-hal yang dibutuhkan antara lain kebutuhan fungsional maupun non fungsional.

3. Perancangan alat monitoring oli mesin dengan skema yang sudah ditentukan.

29

4. Mengaplikasikan program pada alat rancang bangun alat monitoring oli mesin dengan keluaran nilai analog lalu di proses pada mikrokontroler untuk mengolah data menjadi nilai satuan digital.

5. Alat monitoring membaca viskositas dari sebuah cairan oli mesin dengan kebutuhan tegangan 5 volt, untuk berikutnya di olah pada mikroprosesor dan diterima oleh firebase.

6. Jika sukses lalu selanjutnya menganalisa hasil kinerja program serta kesimpulannya

3.2.1 STUDI LITERATUR

Alur penelitian yang dilakukan dalam meemnuhi tugas akhir ini yaitu menggunakan studi literatur, dimana pada alur untuk melakukan pengumpulan data refrensi dari buku artikel, jurnal, dan situs yang berkaitan dengan materi tugas akhir ini untuk menjadi pertimbangan penulis dan membuat konsep lebih yang lebih baru.

Analisis kebutuhan yang digunakan yaitu kebutuhan fungsional dan non fungsional.

Maksud dari kebutuhan fungsional dan non fungsional adalah kebutuhan yang diperlukan pada proses perancangan alat. Perancangan perangkat keras ini dilakukan agar mempermudah proses yang nantinya akan dilakukan secara bertahap. Perancangan perangkat lunak dan instalasi program, dimana pada alur ini dilakukan dengan cara membuat flowchart. Dalam flowchart terdapat step by step proses jalannya perancangan alat.

Dalam perancangan perangkat lunak ini digunakan bahasa pemrograman arduino. Kemudian pada pengujian alat rancang bangun, dimana proses ini bertujuan menguji perangkat atau alat rancang bangun yang telah dibuat sudah sesuai dengan rencana dan dapat berfungsi dengan baik sesuai apa yang di inginkan penulis. Pengujian yang akan dilakukan adalah menguji setiap bagian blok sistem, jika ada kesalahan akan dilanjutkan dengan menguji sistem secara keseluruhan.

Terakhir Pengumpulan data, setelah alat diuji dan berhasil maka dilanjutkan dengan mengambil dan mengumpulkan data yang diperlukan dari hasil pengujian pada perancangan alat yang dibuat dan dari hasil pengumpulan data penulis dapat membuat Analisa tentang alat rancang bangun yang sudah di buatnya, Dari analisa keseluruhan dapat kesimpulan dari tugas akhir yang penulis buat ini.

30

3.2.2 FLOWCHART ALUR KESELURUHAN

Mulai

Gambar 3.2 Flowchart Keseluruhan Alat Rancang Bangun Monitoring Oli Mesin

Dapat dilihat pada gambar 3.2 flowchart keseluruhan alat rancang bangun monitoring oli mesin dapat dijelaskan mengenai alur jalannya sistem sebagai berikut :

31

1. Membuka kran oli mesin, Untuk proses diawali dengan pengguna membuka kran pada selang berdiameter 4 cm dan panjang lebih dari 20 cm untuk aliran oli mesin yang yang takan dilakukan pengukuran viskositas dan untuk menentukan kondisi kualitas oli dari mesin tersebut.

2. Menentukan viskositas dan kondisi kualitas oli mesin, Sensor viscosity membaca viskositas dan kondisi kualitas oli mesin yang memiliki tegangan referensi 5V bersumber dari NodeMCU 8266 dimana sensor sendiri menggunakan infrared yang berperan sebagai transmiter dan photodioda yang berperan sebagai receiver terdapat pada masing-masing sisi selang yang dialiri oli mesin atau objek yang akan diukur. Dimana tegangan yang dihasilkan oleh sensor berupa sinyal tegangan analog.

3. Upload data hasil dari pada pembacaan sensor ke mikrokontroler, mendapatkan nilai viskositas dengan satuan centipoise serta kondisi kualitas oli mesin berhasil terbaca dengan penerimaan sinyal analog yang di konversi menjadi nilai digital.

4. Data masuk database menggunakan platform Google Firebase, dengan mikrokontroler NodeMCU yang sudah terhubung dengan internet dan menyesuaikan api key pada firebase dengan script program pada software Arduino Uno.

5. Akses Data pada Aplikasi Android, pengguna kendaraan yang akan memonitoring kualitas oli mesin harus terhubung ke internet terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil pada database. Kemudian pengguna dapat melihat atau mengetahui kualitas oli mesin pada aplikasi yang sudah disiapkan menggunakan MIT App Inventor dengan nama label β€œMonitoring Kualitas Oli Mesin” pada smartphone yang sudah terinstall aplikasi tersebut.

3.2.3 BLOK DIAGRAM SISTEM PERANGKAT KERAS

Pada alur tahapan ini akan dijelaskan perancangan sistem dimulai dari perancangan perangkat keras, perancangan perangkat lunak dan pemodelan struktur data. Untuk blok diagram sistem prototype viskositas oli dapat dilihat pada gambar 3.3.

32

Gambar 3.3 Blok Diagram sistem prototype viskositas oli

Pada gambar 3.3 blok diagram sistem alat monitoring kondisi kualitas cairan oli mesin. NodeMCU ESP8266 berfungsi sebagai otak sistem atau mengubah nilai analog ke digital untuk menggerakan sistem yang menerima daya dari power supply, power supply NodeMCU menggunakan tegangan dari aki sepeda motor dengan melewati rangkaian IC LM7805 sebagai penurun tegangan dari sumber aki 12V menjadi keluaran 5V untuk NodeMCU. Berikutnya nilai yang sudah di konversi akan diolah pada mikrokontroler, sehingga nilai yang diterima pada Nodemcu dalam bentuk digital dalam satuan viskositas centipoise, sensor viscocity berfungsi sebagai inputan yang mengirim nilai digital data ke NodeMCU.

Setelah menerima data, data tersebut akan di proses dan diteruskan menuju output.

Output dari sistem ini yaitu firebase dan aplikasi pada android yaitu app inventor.

nodemcu akan mengirim data ke google firebase menggunakan jaringan Wi-Fi, dimana pada web ini data akan disimpan secara real time, data tersebut dikirim ke aplikasi android yang dibuat menggunakan app inventor. Aplikasi pada smartphone berbasis android menampilkan kondisi oli mesin dengan 4 parameter hasil monitoring dari sensor viskositas cairan oli mesin.

3.2.4 FLOWCHART ALUR SISTEM

Pada tugas akhir ini akan dibuat flowchart sebagai sistematika dari perancangan alat. Berikut merupakan flowchart alur perangkat lunak pada mikrokontroler dan flowchart alur perangkat lunak pada aplikasi:

33 a. Flowchart Alur Pada Mikrokontroler

Mulai

Hasil Pembacaan Sensor Mendapatkan Nilai Viskositas dan mengirimkan ke Firebase

Gambar 3.4 Flowchart Alur Mikrokontroler

Diagram flowchart alur mikrokontroler pada di atas gambar 3.4 menunjukan alur kerja mikrokontroler sesuai dengan script yang digunakan untuk pengukuran nilai viskositas dari objek oli mesin yang dimonitoring, mikrokontroler akan

34

melakukan tindakan sesuai program yang dimasukan, dimana semua perangkat yang terhubung akan berjalan dan dikendalikan oleh mikrokontroler. Pada proses yang pertama dengan memasukan konektivitas inisialisasi Wi-Fi yang digunakan supaya NodeMCU mendapat konektivitas jaringan Wi-Fi dan dapat terhubung pada platform google firebase untuk mengirimkan database kondisi monitoring dimana akan diteruskan pada halaman monitoring aplikasi.

Proses berikutnya sensor viscocity membaca viskositas objek oli mesin yang dimonitoring dan mendapatkan nilai berupa satuan viskositas yaitu centipoise, jika hasil pembacaan sensor mendapatkan nilai digital kurang dari 50 cps maka dikategorikan pada kondisi β€œOli Belum di Masukan” dimana kondisi sebenarnya sensor belum mendeteksi adanya objek oli mesin, kondisi berikutnya dengan parameter β€œMasih Layak 85cps -140cps” dimana kondisi sebenarnya sensor melakukan pembacaan oli mesin dengan kualitas masih baik atau baru dan kurang dari 3000 km pemakaian kendaraan. Dengan parameter selanjutnya adalah β€œKurang Layak, kurang dari 85cps” dimana sensor melakukan pembacaan kondisi oli mesin dengan penggunaan lebih dari 3000 km atau viskositas oli mesin kurang dari 85 centipoise. Dan kategori yang terakhir adalah kondisi oli mesin β€œWajib Ganti”

dengan kondisi sensor membaca viskositas objek oli mesin sudah tidak layak dimana kondisi oli mesin terlalu encer karena terkontaminasi lebih banyak hasil pembakaran dan volume oli mesin dapat berubah karena memungkinkan oli mesin yang sangat encer lebih banyak masuk kedalam celah proses pada saat mesin melakukan putaran kompresi dan terbuang dengan hasil pembakaran yang keluar melewati knalpot.

Dan pada proses akhir dimana dari NodeMCU mengirimkan data ke Google Firebase dimana pada platform ini data akan disimpan secara real time, data tersebut dikirim ke aplikasi android yang dibuat menggunakan app inventor.

Aplikasi pada android dimana untuk menampilkan hasil monitoring objek cairan oli mesin dengan 4 parameter yang di monitor antara lain viskositas oli mesin dan kondisi oli mesin beserta keteranganya.

35 b. Flowchart Alur Pada Aplikasi Android

Adapun perancangan perangkat lunak pada sistem ini terdiri dari perancangan aplikasi mobile menggunakan perancangan aplikasi menggunakan MIT App Inventor aplikasi yang di buat menggunakan App Inventor merupakan aplikasi berbasis anroid yang digunakan untuk menampilkan data nilai hasil pembacaa viskositas dari cairan oli mesin parameter yang ada pada aplikasi antara lain keterangan Oli belum dimasukan, keterangan oli masih layak digunakan, keterangan kualitas oli sudah tidak layak, dan yang terakhir keterangan kualitas oli sangat buruk dan wajib ganti yang sudah terdapat pada platform Firebase, sehingga user tidak perlu membuka platform untuk melihat parameter. Alur kerja aplikasi yang di buat dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Mulai

Gambar 3.5 Flowchart Aplikasi Android

Pada gambar 3.5 menunjukkan alur perancangan perangkat lunak aplikasi yang sudah terinstal pada sebuah smartphone android. Pada mikrokontroler yang menunjukkan alur kerja mikrokontroler dimana akan melakukan tindakan sesuai

36

dengan program yang ditanamkan. Seluruh perangkat yang terhubung akan berjalan dan dikendalikan oleh mikrokontroler. Diawali dengan flashscreen lengkap dengan logo kampus berikutnya pengguna dibawa pada halaman aplikasi kedua yang menunjukan detail masing-masing keterangan dari parameter oli mesin yang akan dimonitoring. Pada tampilan berikutnya aplikasi melanjutkan dengan sebuah perintah request ke Platform Firebase yang di bertujuan untuk mendapatkan kondisi oli mesin. Setelah mendapat response dari Firebase, maka akan masuk ke halaman utama pada aplikasi android yang akan menampilkan salah satu kondisi parameter kondisi oli mesin lengkap dengan keterangan sesuai parameter.

3.2.5 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS (HARDWARE)

Gambar 3.6 Perancangan Perangkat Keras

37

Pada tahap ini adalah proses perancangan perangkat keras alat rancang bangun monitoring kualitas oli mesin yang diimplementasikan pada sepeda motor.

Perencanaan rancangan pada alat rancang bangun tugas akhir ini menggunakan beberapa alat dan bahan seperti beberapa sample cairan oli mesin baru/layak pakai, kualitas oli mesin setelah pemakaian 3000 km, kualitas oli dengan kondisi kurang layak atau pemakaian lebih dari 3000 km dan terakhir dengan oli kondisi wajib ganti atau sudah tidak layak pakai dikarenakan terlalu encer nilai viskositas jauh dari anjuran buku manual sepeda motor. Pada gambar 3.6 merupakan perancangan perangkat keras atau hardware, yang dimana sensor viscosity atau sensor pembaca viskositas cairan oli mesin dengan output nilai analog yang terhubung pada pin analog di NodeMCU untuk selanjutnya NodeMCU mengolah data menjadi nilai digital, pada catu daya yang terhubung di NodeMCU menggunakan aki yang ada pada sepeda motor dengan melewati rangkaian IC regulator 7805 untuk mendapatkan tegangan yang dibutuhkan oleh NodeMCU yaitu 5 volt.

1. Perancangan Antarmuka Mikroprosesor NodeMCU 8266 dan Sensor Viscocity

Pada perancangan perangkat keras ini meggunakan Mikroprosesor NodeMCU ESP 8266 v3 dimana NodeMCU tersebut memiliki spesifikasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dari Rancang Bangun Alat Monitoring kelayakan Oli Mesin dengan interfaces smartphone. Antara lain memiliki pin AO (input pin analog) yang dimana akan dilakukan proses ADC, karena sensor viscosity sendiri hanya menghasilkan nilai analog dari pembacaan viskositas sebuah cairan, Dikarenakan sensor viscosity yang digunakan ini belum ada paket komponen konversi analog ke digital.. NodeMCU disini juga berperan mengolah data untuk selanjutnya dikirim menuju firebase dan Mit App Inventor.Arduino UNO, Sensor ini menggunakan sensor optic tipe through beam dengan spesifikasi output analog 0.5 volt. Pin output data pada sensor viscosity dihubungkan ke port A0 pada NodeMCU, port ground atau minus (-) pada sensor viscosity terhubung dengan port GND pada NodeMCU, kemudian port 5V pada sensor viscosity terhubung ke power Variabel volt dengan daya sebesar 5 volt di NodeMCU. Adapun penempatan pin yang terhubung antara NodeMCU ESP8266 dengan 1 sensor viscosity dapat dilihat penjelasanya pada gambar ilustrasi 3.7 berikut.

38

Gambar 3.7 Koneksi Pin Mikroprosesor Arduino UNO dan Sensor Viscosity Koneksi pin antara Mikroprosesor NodeMCU ESP8266 dengan 1 sensor viscosity dapat dilihat keterangannya pada tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Koneksi Pin Perancangan Sensor Viscosity

No. Pin Fungsi

1 A0 Pembaca Data Analog Sensor viscosity di Port A0

3 VCC/Power Catu Daya Sensor 5 V

4 GND Grounding

2. Perancangan Antarmuka Rangkaian LM7805 Sebagai Catu Daya NodeMCU Pada Sepeda Motor

Pada tugas akhir ini mengunakan beberapa fungsi elektronika komponen

Pada tugas akhir ini mengunakan beberapa fungsi elektronika komponen