• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis Desa Pasir Mukti

Desa Pasir Mukti merupakan salah satu Desa di Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 194 211 Ha yang terdiri dari 6 rukun wilayah/RW dan 26 rukun tetangga/RT. Pasir Mukti memiliki ketinggian 196 m diatas permukaan laut, curah hujan 213 mm/tahun dan termasuk ke dalam topografi dataran tinggi dengan suhu rata-rata 12 derajat celcius. Desa ini merupakan salah satu dari 12 desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk pabrik Citeureup.

Desa Pasir Mukti memiliki batas-batas wilayah yaitu: Sebelah utara : Desa Gunungsari

Sebelah Selatan : Desa Sukahati Sebelah Timur : Desa Tajur Sebelah Barat : Desa Tarikolot

Desa yang dilalui oleh sabuk conveyor PT ITP Tbk ini, memiliki posisi yang cukup strategis. Jarak kantor desa Pasir Mukti dengan Kantor Kecamatan Citeureup adalah 4 km, akses ke kantor Bupati Kabupaten Bogor sejauh 15 km, sedangkan ke kantor Gubernur Provinsi Jawa Barat sejuah 128 km dan jarak dengan Ibu Kota Negara sejauah 55 km. Masyarakat dapat dengan mudah melakukan mobilisasi karena akses terhadap transportasi umum tersedia berupa angkutan kota.

Wilayah Desa Pasir Mukti seluas 194 211 Ha digunakan sebagai pemukiman/perumahan dan pekarang seluas 109 316 Ha, area sawah seluas 68 811 Ha, area lading/huma seluas 16 010 Ha, untuk jalanan desa seluas 2 km, area pemakaman seluas 6.3 Ha, area perkantoran seluas 0.05 Ha, area lapangan olah raga seluas 1 Ha, area untuk fasilitas pendidikan seluas 0.39 Ha, area tanah dan bangunan pribadatan seluas 0.45 Ha, dan untuk perkebunan swasta 0 Ha. Sebagian lainnya merupakan tanah kas desa seluas 87 355 m2.

Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Desa Pasir Mukti yang tercatat sampai akhir bulan Desember tahun 2013 adalah sebanyak 10 108 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 5 562 jiwa, perempuan sebanyak 4 542 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3 175 jiwa. Kepadatan penduduk per/km sebanyak 62 jiwa.

20

Tabel 2 Jumlah dan persentase penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Desa Pasir Mukti 2011-2013

Kelompok Umur Jumlah laki-laki Jumlah perempuan Jumlah Persentase 0-4 503 547 1 050 10.3 5-9 578 544 1 122 11.1 10-14 547 494 1 041 10.2 15-19 551 454 1 005 9.9 20-24 470 480 950 9.3 25-29 558 439 997 9.8 30-34 481 370 851 8.4 35-39 498 292 790 7.8 40-44 359 256 615 6.0 45-49 336 198 534 5.2 50-54 277 158 435 4.5 55-59 261 148 409 4.3 60-ke atas 143 162 305 3.2 Jumlah 5 562 4 542 10 108 100.00

Sumber: Data Profil Desa Pasir Mukti Tahun 2013

Tabel 2 menunjukkan jumlah penduduk Desa Pasir Mukti pada tahun 2011-2013 yang paling besar terdapat pada kelompok umur 5-9 tahun hal ini berarti mayoritas penduduk Desa Pasir Mukti adalah anak-anak. Pada kelompok umur 60 tahun ke atas, jumlah penduduk diketahui 0, hal ini membuktikan bahwa struktur penduduk Desa Pasir Mukti tergolong piramida tipe 1 yang memiliki sisi lebar pada bagian bawah. Penduduk Desa Pasir Mukti tergolong memiliki tingkat kelahiran yang cukup tinggi karena pada kelompok umur 0-4 tahun terjadi pembengkakan.

Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk menurut mata pencaharian penduduk Desa Pasir Mukti tahun 2013

Mata Pencaharian Jumlah Persentase

Pertanian 153 5.44 Perdagangan 485 17.25 Pegawai Negeri 34 1.20 ABRI 12 0.42 Pensiunan 2 0.07 Pegawai Swasta 317 11.28 Pengrajin 213 7.58 Tukang Bangunan 24 0.85 Penjahit 4 0.14 Tukang Las 3 0.10 Tukang Ojek 735 26.15 Bengkel 2 0.07 Sopir Angkot 2 0.07 Pelajar 824 29.37 Lain-lain/Jasa 0 0 Total 2 810 100.00

21 Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Pasir Mukti memiliki keberagaman dalam pola nafkah. Desa Pasir Mukti memiliki letak yang sangat strategis bagi pengembangan industri/pabrik sehingga memberikan peluang bagi masyarakat untuk membuka usaha perdagangan. Skala industri/pabrik yang cukup besar dengan kapasitas pekerja yang cukup banyak pula mendorong masyarakat untuk membuka warung baik warung makan, toko, dll guna memenuhi kehidupan pekerja pendatang. Masyarakat yang bekerja pada sektor perdagangan sebanyak 17.25 persen. Industrialisasi yang terjadi di Desa Pasir Mukti selain membawa manfaat bagi sektor perdagangan juga memberikan manfaat bagi profesi tukang ojek. Masyarakat yang berprofesi sebagai tukang ojek sebanyak 26.15 persen yang merupakan profesi mayoritas di kalangan masyarakat Desa Pasir Mukti. Desa Pasir Mukti merupakan desa bagi lahirnya para pengrajin kaleng, bahkan ada salah satu kampung yang mendapatkan sebutan sebagai kampung kaleng yaitu Kampung Dukuh. Hal ini ditunjukkan dengan 7.58 persen penduduknya bermata pencaharian sebagai pengrajin. Mata pecaharian penduduk tidak hanya berkutat pada dua sektor tersebut, namun juga banyak sektor usaha lainnya. Sektor usaha lainnya antara lain pertanian, pegawai negeri, ABRI, pensiunan, pegawai swasta, pengrajin, tukang bangunan, penjahit, tukang las, bengkel, dan sopir angkot. Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk menurut tingkat pendidikan Desa Pasir

Mukti tahun 2013

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

Tamat SD 2 482 46.86 Tamat SLTP 1 731 32.68 Tamat SLTA 976 18.42 Akademi/Perguruan 97 1.83 PerguruanTinggi/Sarjana 10 0.21 Total 5 296 100.00

Sumber: Data Profil Desa Pasir Mukti Tahun 2013

Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Pasir Mukti tergolong memiliki tingkat pendidikan yang rendah yakni sejumlah 46.86 persen penduduknya tamat SD. Menurut hasil wawancara dengan responden yaitu pengrajin kaleng di Kampung Dukuh, sebanyak 0.61 persen menyatakan pendidikan terakhirnya sekolah dasar.

Program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Sejarah Program CSR Unit Citeureup

Pada tahun 1974-1990 PT IPB Tbk belum memiliki program pembinaan lingkungan, program yang dijalankan berupa bantuan donasi/charity tidak ada pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh HR-GAD pada awal berdirinya ITP pada tahun 1974. Bentuk bantuan tersebut berupa bantuan pada saat perayaan 17 Agustus 2014. Kemudian dibentuklah Bilik (Bina Lingkungan) pada tahun 1990 di bawah Sub Security Departement baru dilakukan pembinaan. Tugas dari Bilik adalah membina masyarakat bersama dengan keamanan hal inilah yang mendorong digabungnya Bilik kedalam Security Department agar lingkungan sekitar perusahan menjadi aman.

Pada tahun 2002-2006 Bilik berubah nama menjadi CDO (Community Development Organization), dalam hal ini menjadi divisi tersendiri mulai dari

22

sinilah muncul program pengembangan masyarakat. Kemudian pada tahun 2006- 2008 CDO bahkan menjadi sub departemen terpisah dari SSCD. Terakhir, departemen yang mengurusi tanggung jawab sosial ini berubah menjadi departemen CSR pada tahun 2009. Akhirnya pada tahun 2009 menjadi CSR Department pertanggung jawaban langsung ke Direksi dari sinilah mulai ada program community development (CD) dan sustainable development program (SDP).

Hal yang mendasari kegiatan CSR PT ITP Tbk adalah filosofi dari CSR itu sendiri. Filosofi CSR sebagai sebuah perusahaan yang berorientasi lingkungan, PT ITP Tbk mempunyai tanggung jawab moral dan sosial sesuai kemampuan perusahaan dalam mendukung kualitas kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat merasakan manfaatnya dari kehadiran perusahaan di lingkungan.

Misi dari CSR PT ITP Tbk adalah menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan. sedangkan visi CSR adalah menjalin hubungan saling mendukung antara perusahaan dan masyarakat khususnya masyarakat dimana unit operasioanl perusahaan berdiri melalui keterlibatan yang intens dalam peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, secara khusus masyarakat lokal dapat menjadi masyarakat yang mandiri sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis.

PT ITP Tbk unit Citeureup memiliki 12 desa binaan sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Kedua belas desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa tersebut antara lain:

1. Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup 2. Desa Puspanegara, Kecamatan Citeureup 3. Desa Pasirmukti, Kecamatan Citeureup 4. Desa Tajur, Kecamatan Citeureup 5. Desa Lulut, Kecamatan Citeureup 6. Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal 7. Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal 8. Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungputri 9. Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup 10. Desa Leuwikaret, Kecamatan Citeureup 11. Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri 12. Desa Citeureup,Kecamatan Citeureup

Program Corporate Social Reponsibility PT Indocement Tunggal Prakarsa Unit Citeureup

Program CSR Perusahan terdiri dari program lima (5) pilar dan program sustainable development program (SDP)/ program khusus. Program lima (5) pilar atau community development merupakan salah satu program pengembangan masyarakat yang berbasis lima pilar yaitu pendidikan, ekonomi, kesehatan, keamanan dan sosbudag (sosial, budaya, agama). Berikut ini merupakan deskripsi dari masing-masing pilar dan berbagai jenis kegiatan CSR yang telah diimplementasikan oleh CSR Department:

23 1. Pilar Pendidikan

Pilar ini merupakan program untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di desa-desa binaan sekitar wilayah operasi perusahaan. Jenis program pendidikan yang dijalanankan yaitu bantuan pembangunan sekolah (PAUD, SD, SMP dan SMA), program anak asuh dan beasiswa, bantuan sarana pendidikan, pendidikan ketrampilan praktis untuk usaha kecil melalui Sekolah Magang PT ITP Tbk (SMI), perpustakaan mandiri dan fasilitasi serta perlengkapan lainnya beruapa buku-buku, bangku dan meja. Selain yang telah disebutkan di atas, terdapat juga porgram pendidikan operator truk dan alat berat sebagai salah satu wujud kepedulian perusahaan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia desa binaan. Program ini bersifat on the job training. Pelaksanaan program dilakukan di Pabrik Citeureup. Selama tahun 2011 sudah tercatat 49 lulusan.

2. Pilar kesehatan

Pilar ini merupakan program untuk menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat desa setempat, dan secara umum juga merupakan partisipasi PT ITP Tbk dalam program pemerintah. Jenis program kesehatan yang dijalankan yaitu puskesmas keliling dan penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan (PMT), operasi katarak, khitanan massal, pembangunan sarana air bersih (SAB), sarana MCK, dan kampanye berupa seminar HIV/AIDS dan narkoba.

3. Piliar ekonomi

Pilar ini merupakan program untuk membangun usaha kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi masyarakat di dua belas desa binaan. Jenis program ekonomi yang dijalankan yaitu program pemberian modal kerja bergulir, pemberdayaan tenaga kerja/kontraktor lokal, pemberdayaan UMKM desa binaan melalui program local purchase, dan PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) kerjasama dengan Bank Mandiri. Program pengembangan UMKM (PKBL) membantu UMKM desa binaan untuk semakin maju dengan bantuan kredit mikro dimana perusahaan memfasilitasinya dengan perbankan nasional.

4. Pilar sosial, budaya, dan agama (Sosbudagar)

Pilar ini merupakan program yang dijalankan oleh PT ITP Tbk untuk menunjang kesejahteraan, kesehatan rohani maupun jasmani dengan berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di dua belas desa binaan, menunjang kesejahteraan hidup masyarakat, menggali potensi sumberdaya manusia dan menyalurkannya ke arah yang positif, keikutsertaan dalam bidang kerohanian masyarakat di desa binaan untuk dapat meningkatkan ketakwaan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jenis program sosbudagor yang dijalankan yaitu pembangunan sarana dan prasaran umum (jalan, jembatan), pembinaan olahraga (sepak bola dan bulutangkis), pembangunan sarana ibadah, program rutilahu (rumah tidak layak huni).

24

5. Pilar Keamanan

Pilar ini merupakan program yang dijalankan untuk membina hubungan baik antar perusahan dan aparat keamanan desa binaan sehingga tercipta keamanan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. Jenis program keamanan yang dijalankan yaitu program pembinaan SDM keamanan lingkungan, program pembangunan pos keamanan lingkungan, dan program bantuan seragam dan kelengkapan SDM keamanan lingkungan.

Program Sustainable Development Program merupakan program yang dijalankan oleh CSR Department yang khusus menganangi proyek-proyek yang berkelanjutan. Berikut ini merupakan deskripsi dari masing-masing program SDP: Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) didirikan di Citeureup, Cirebon dan Tarjun dengan tujuan untuk mengembangkan masyarakat sehingga masyarakat menjadi berdaya dalam bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disebut P3M dibangun di atas lahan pasca tambang dan lahan lainnya yang berada di area perusahaan. P3M dijalankan perusahaan dengan bekerja sama dengan instansi pendidikan dan dinas pemerintahan terkait.

Program P3M yang berada di unit Citeureup antara lain perikanan darat (lele, nila, dan lain-lain), budidaya ikan hias, pertanian, peternakan, pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas. P3M juga memiliki fasilitas yang cukup lengkap yaitu demplot pertanian dan perikanan, greenhouse, gudang dan peralatan, biogas dan sarana pelatihan.

Program pemanfaatan kotoran sapi menjadi energi biogas memberikan alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari karena melonjaknya harga minyak tanah. Jumlah instalasi biogas di lokasi Citeureup adalah sebanyak 17 unit. Dari pengembangan program biogas dapat menciptakan linkages biogas dengan usaha UKM dan memasok penerangan di wilayah P3M.

Program Flora Energy Crops merupakan program yang dilakukan di lahan marginal bekas tambang yang sudah tidak dapat digunakan kembali. Fungsi dari tanaman tersebut antara lain sebagai peningkat kualitas tanah, peningkat area resapan air, energy crops (alternatif fuels), buffer zone (zona penyeimbang), serta mendukung bio-diversity. Di P3M Citeureup dari luasnya lahan ditanami tanaman jarak pagar sebanyak 72.45 Ha, Nyamplung (0.25 Ha), Trembesi (1 Ha), Kemiri Sunan (0.2 Ha), Besi Pantai (0.5 Ha), Jati (3 Ha), King Grass (1.5 Ha). Menurut Penuturan dari petugas pemiliharan P3M ketika awal menanam tanaman di lahan bekas tambang bukan menggali tanah namun memahat batu karena lahan untuk menanam masih berupa batuan kapur. Tanaman tersebut dapat tumbuh karena di atas batuan kapur tersebut ditutup dengan top soil dengan ketebalan kurang lebih satu jengkal jari.

Program pengelolaan sampah rumah tangga produktif merupakan bentuk nyata dari kepedulian PT ITP Tbk untuk membantu masyarakat memberdayakan diri mengelola sampah secara mandiri sehingga nilai ekonomisnya dapat dimanfaatkan. Produk yang dihasilkan adalah kompos organik, pupuk cair dan RDF. Khusus untuk RDF dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif produksi semen. Jumlah penerima manfaat dari pengelohan sampah di lokasi Citeureup adalah sebanyak 1960 kepala keluarga (KK) dengan 2 unit mesin

25 berkapasitas olahan adalah sebanyak 10 ton/hari. Pengembangan produk UPK kedepannya adalah implementasi sampah plastik menjadi BBM.

Program bengkel terpadu adalah program pelatihan yang bersifat on the job training bagi masyarakat untuk menciptakan tenaga handal dalam bidang perbengkelan sehingga dapat diserap oleh usaha bengkel yang ada atau mendirikan usaha perbengkelan sendiri.

Program rumah seni dan budaya (RSB) merupakan komitmen dari PT ITP Tbk untuk ikut melestarikan budaya setempat. Seiring dengan arus globalisasi yang semakin deras, maka perlu adanya pelestarian budaya tradisional Indonesia menjadi sangat penting. Dengan adanya Rumah Seni Budaya (RSB) ini, masyarakat sangat terdukung untuk melestarikan budaya tradisional setempat dan melakukan berbagai aktivitas sosial lainnya. Beberapa program yang ada di rumah seni dan budaya antara lain program budaya lokal, buaday pop, drama, dan dangdut, senam kesehatan, minat baca masyarakat, partisipasi HUT ITP dan program-program lainnya.

Profil Kelompok Usaha Bersama (KUB) Rancage Sejarah KUB Rancage

Kelompok usaha bersama (KUB) Rancage merupakan salah satu program binaan dari CSR PT ITP Tbk Unit Citeureup program ekonomi pembinaan UMKM. Pada saat awal pembentukan KUB Rancage belum masuk pendampingan dari PT ITP Tbk. Pada waktu itu PT ITP Tbk berfokus pada pendampingan UMKM Sarah Mandiri di Kampung Dukuh, Desa Pasir Mukti. UMKM Sarah Mandiri merupakan salah satu usaha kerajinan kaleng di Desa Pasir Mukti. Pendampingan yang dilakukan oleh PT ITP Tbk telah memunculkan kesadaran kritis dari Pak Dedi Ahmadi (Pemilik UMKM Sarah Mandiri) untuk mengajak pengrajin yang lainnya sukses bersama dengan membentuk suatu forum pengrajin. Forum pengrajin ini bermula dari perkumpulan beberapa orang pengrajin untuk menyelesaikan permasalahan terkait pengrajin.

Desa Pasir Mukti yang terkenal dengan julukan Kampung Kaleng karena warganya merupakan pengrajin produk bernilai tinggi dari bahan plat besi dan kaleng dengan alat yang sederhana secara turun temurun. Di kampung kaleng ini terdapat 135 pengrajin yang memproduksi perabotan rumah tangga. Setiap pengrajin rata-rata memiliki empat anak buah dengan produktivitas 30 buah/bulannya untuk open gas. Harga jual satu juta/produk sehingga omset perbulan sekitar 30 juta/pengrajin. Omset yang cukup besar ini, memicu adanya persaingan yang tidak sehat diantara pengrajin.

Melihat kondisi yang tidak nyaman tersebut, Pak Dedi dan teman- temannya merasa prihatin karena yang mendapatkan untung banyak adalah para pengepul/penjual di luar sana. Berbekal keprihatinan tersebut Pak Dedi dan rekannya mencari solusi dengan cara membentuk Kelompok Usaha Bersama yang bertujuan mempersatukan para pengrajin dan memperkuat harga pasar khususnya kerajinan kaleng ini. Merekapun secara door to door mulai meyakinkan dan memberikan pemahaman kepada pengrajin ketika berkelompok maka pengrajin semakin kuat menghadapi derasnya harga di pasaran.

Berdasarkan SK Camat No. 532.3/42/kpts/2012 pada bulan Juli 2013 mereka sepakat membentuk kelompok usaha bersama “Rancage”. Kata Rancage

26

diambil dari bahasa Sunda yang artinya mengajak bersama-sama kepada semua orang untuk berusaha atau bekerja lebih maju/gesit. Mereka memiliki keyakinan ketika berkelompok maka akan diberi kemudahan dalam mengakses bantuan dan pembinaan dari Diskoperindag dibandingkan dengan usaha individu. Dari situlah mereka termotivasi untuk bekerja lebih baik dan buah dari hasil kerjanya adalah baik pihak swasta maupun dinas mulai memberikan perhatian pada Rancage ini. Baru enam bulan terbentuk sudah mulai terlihat hasil yang positif antara lain KUB “Rancage” ini mendapatkan bantuan tiga unit alat kerja modern dari Kementerian Perindustrian melalui Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor, pelatihan dan pameran untuk memperkenalkan produk kampung kaleng ke luar melalui pameran UMKM yang digelar pihak swasta maupun pemerintah. Sampai saat ini terdapat 30 pengrajin yang bergabung dan mulai merasakan hasilnya.

Saat ini pengrajin yang tergabung dalam KUB Rancage, tidak hanya memproduksi alat perabot rumah tangga tapi sudah bisa memproduksi peralatan pabirik yaitu Trailing Antrian di Pabrik dan cerobong asap/ducting. Produk yang dihasilkan antara lain toples stainless, lampu taman, dandang, tong sampah, “oven gas”, bakaran sate, cetakan kue/loyang, kaleng krupuk mini, “oven kompor”, cetakan kue porsil, ducting, asesoris mobil, grill difuser, kaleng krupuk, tungku kompor, hexsospen dan tong air. Rancage memberikan pelatihan kepada anak- anak dan remaja yang ada di kampung mereka dengan tujuan anak-anak muda dapat meneruskan usaha yang mereka rintis. KUB Rancage ini berhasil membuktikan suatu persatuan kelompok usaha dapat memudahkan dan mengembangkan usaha serta mampu mendongkrak perekonomi para pengrajin.

Pak Dedi sebagai pemilik UMKM Sarah Mandiri dan juga pelopor terbentuknya KUB Rancage maka ditunjuklah beliau menjadi ketua KUB Rancage. Pak Dedi yang sebelumnya telah memiliki kerjasama dengan PT ITP Tbk melalui UMKM Sarah Mandiri, beliau mencoba untuk membuka jaringan antara KUB Rancage dengan PT ITP Tbk. Diperlukan usaha yang cukup keras bagi beliau untuk memperkenalkan KUB Rancage kepada Divisi CSR PT ITP. Pada dasarnya, CSR PT ITP Tbk belum bersedia untuk melakukan pendampingan terhadap Rancage karena belum ada bukti nyata dari keberhasilannya. Berkat kerja keras dari pendiri KUB Rancage yaitu Pak Dedi beserta rekan-rekannya, pada bulan Agustus 2014 kampung kaleng ini diresmikan sebagai “Pusat Kerajinan Kaleng” oleh Direktur SDM PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Agenda selanjutnya dari kelompok ini adalah membentuk koperasi agar mempunyai legalitas dan badan hukum yang jelas serta konsep kampung kaleng menjadi pusat wisata kerajinan kaleng, sehingga produknya lebih dikenal ke luar daerah bahkan sampai mancanegara.

Berdasarkan penuturan Pak Dedi (Ketua KUB Rancage) banyak keuntungan yang diperoleh setelah bergabung dalam KUB Rancage antara lain biaya sewa alat lebih murah bagi anggota, 10 persen dari hasil keuntungan order melalui Rancage dibagikan kepada anggota kelompok sesuai dengan investasi Pendampingan oleh CD worker PT ITP Tbk dilakukan minimal satu kali dalam seminggu, namun kadang lebih dari satu kali karena sering kumpul-kumpul informal. CD worker tidak hanya berkunjung ke bengkel utama, tapi juga terjun ke pengrajin secara langsung dalam suasana yang hangat misalnya sambil berbincang-bincang dan sekedar minum kopi bersama. Dalam ranah kerja CSR ITP ada istilah Kordes yakni koordinator yang bertanggung jawab atas desa

27 binaannya. Di desa Pasir Mukti CD worker yang bertugas adalah Pak Yadi, Pak Muktar dan Pak Fajar.

29

TINGKAT PERANAN CD WORKER, PARTISIPASI DAN

KEMANDIRIAN ANGGOTA KUB RANCAGE

Dokumen terkait