• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang (Halaman 54-58)

3.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012

Kondisi perekonomian secara nasional pada tahun 2013 diperkirakan akan meningkat seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2013 yang diperkirakan meningkat diatas 6%. Hal ini berimbas pada alokasi transfer dana ke daerah yang juga diprediksi akan meningkat dibandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 40,1 triliun rupiah.

Kondisi ekonomi daerah Kota Batam dilihat berdasarkan perkembangan indikator ekonomi antara lain seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB per Kapita, Pendapatan Regional per Kapita, konstribusi sektoral, laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Batam

N

o Indikator Makro Ekonomi

Realisasi Proyeksi Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 (1 ) (2) (3) (4) (5) 1.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan

(Trilyun Rp) 30.13 35.01 37.86

2.

Tingkat Pertumbuhan

Ekonomi/PDRB Harga Konstan tahun tertentu

7.20 7,65 7.80

3. Tingkat inflasi 2.02 5.00 4.00

4. Jumlah Penduduk Miskin (KK) 40.493 40.493 40.493

5. Tingkat Pengangguran (%) 5.30 5,5 5.00

6. Disparitas Pendapatan Regional yang dilihat dari perbedaan : - Besaran IPM (Indeks

Pembangunan Manusia) 78,3 78,5 78,8

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa PDRB Kota Batam berdasarkan harga konstan tahun 2012 dan 2013 mengalami peningkatan, namun pertumbuhannya ditahun 2012 diperkirakan akan mengalami perlambatan yang lalu meningkat pada tahun 2013 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,65 persen. Demikian juga dengan inflasi Kota Batam, dimana pada tahun 2012 besar inflasi Kota Batam sebesar 2,02 persen dan diperkirakan pada tahun 2013 inflasi Kota Batam sebesar 5,00 persen. Selanjutnya jumlah penduduk miskin Kota Batam pada tahun 2012 sebesar 40,493 rumah tangga sasaran (RTS). Meningkatnya jumlah penduduk

miskin Kota Batam pada tahun 2012 disebabkan adanya penambahan variabel kemiskinan semula hanya 3 kategori, yaitu : penduduk hampir miskin, miskin dan sangat miskin namun pada PPLS 2011 variabelnya menjadi 4 kategori, yaitu: menengah beresiko miskin, hampir miskin, Miskin dan sangat miskin sehingga terjadi penambahan jumlah penduduk miskin di Kota Batam.

3.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014.

Tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi Kota Batam pada tahun 2013 dan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Konsistensi pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Pelaksanaan peraturan ini akan sangat berpengaruh terhadap percepatan kinerja perekonomian di Kota Batam. Apabila pelaksanaannya benar-benar konsisten dan memberikan kepastian hukum dalam berinvestasi di Kota Batam, maka kondisi ini akan memberikan prospek perekonomian yang positif untuk pembangunan di Kota Batam. Namun sebaliknya apabila ini tidak dilakukan sebagaimana yang diharapkan akan mempengaruhi prospek perekonomian di Kota Batam karena tidak direspon oleh kalangan dunia usaha sehingga hal ini menyebabkan Kota Batam tidak mempunyai daya saing dalam investasi yang dimiliki kawasan sejenis seperti Johor, Vietnam, dan Filipina. 2. Masih belum dapat direalisasikan pengelolaan kawasan Rempang, Galang dan

Galang Baru meskipun diprediksi memberikan prospek perekonomian yang sangat menguntungkan dalam kegiatan ekonomi di Kota Batam karena pada kawasan ini berdasarkan RTRW Kota Batam merupakan kawasan Pariwisata, Industri, Jasa dan Perumahan dimana dalam pelaksanaannya akan dikembangkan dengan konsep kawasan modern dan berskala internasional.

3. Ketersediaan infrastruktur jalan, pelabuhan dan energi merupakan fasilitas sarana vital dalam menciptakan daya saing kawasan Batam sebagai kawasan investasi. Tantangan yang dihadapi saat ini oleh Kota Batam adalah masih terbatasnya sarana pelabuhan kargo dan ketersediaan sumber energi gas, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian di Kota Batam.

4. Potensi tenaga kerja yang cukup tersedia juga merupakan tantangan dan prospek perekonomian di Kota Batam. Namun potensi ini jika tidak dijaga keharmonisannya akan menjadi bumerang dalam kegiatan investasi.

5. Tantangan dan prospek lain yang mempengaruhi kinerja ekonomi Kota Batam adalah ketersediaan dana pembangunan. Hal ini sangat diperlukan sebagai stimulus

pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kesejahteraan sosial melalui antara lain penyiapan fasilitas sarana dan prasarana infrastruktur dan penciptaan suasana kondusif di Kota Batam. Selain daripada itu ketersediaan dana ini juga sangat penting untuk mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam meningkatkan pelayanan publik untuk kegiatan perekonomian Kota Batam.

6. Hal lain yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian di Kota Batam adalah pengaruh globalisasi dibidang moneter, pangan dan energi sebagai contoh yang pernah kita alami dalam bidang moneter pada tahun 1997 dan dibidang pangan dan energi pada tahun 2007 dan terjadinya krisis ekonomi global tahun 2008.

Tabel 3.2. Analisis Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal Kota Batam Kondisi Internal Daerah Kondisi Eksternal Daerah

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Letak geografis wilayah Batam yang sangat strategi

Sulitnya aksesibilitas dalam penyelenggaraan pembangunan

Adanya PP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007

tentang Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasBatam

Globalisasi dibidang moneter, pangan dan energi

Lahan yang masih cukup luas di P. Rempang, Galang.

Tidak meratanya

sebaran penduduk

Minat sektor swasta yang tinggi untuk menamkan investasi cukup tinggi.

Terbatasnya bahan

material di Kota Batam

Adanya dukungan

infrastruktur dan utilitas perkotaan Tingginya penduduk miskin Adanya kerjasama ekonomi subregional di kawasan Asean Adanya kesenjangan pembangunan antara Mainland dan Hinterland Adanya Potensi-potensi

ekonomi dalam

peningkatan kegiatan investasi dan PAD

Sumberdaya alam yang

tidak memadai

Adanya permintaan pasar internasional yang terus meningkat , khususnya untuk sektor industri

Infiltrasi budaya asing melalui berbagai media

Adanya peraturan daerah dalam pelaksanaan pembangunan Kota Batam Tingkat penguasaan

teknologi masih rendah

Pergantian perubahan iklim yang dapat menimbulkan bencana alam seperti curah hujan yang tinggi

Kualitas tenaga kerja masih rendah Kebijakan pemerintah memberikan bantuan BLSM kepada masyarakat Adanya keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM yang mengakibatkan naiknya harga jual BBM

3.3. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah.

Arah kebijakan ekonomi daerah untuk menjaga stabilitas prospek perekonomian di Kota Batam pada tahun 2014 masih tetap sesuai dengan tahun sebelumnya yaitu sebagai berikut:

1. Penyediaan dan pemantapan infrastruktur yang layak untuk mendukung aktivitas usaha para pelaku bisnis/eksportir terutama pelabuhan, jalan, listrik dan telekomunikasi.

2. Meningkatkan aksesibilitas publik terhadap sarana sosial ekonomi dengan meningkatkan pelayanan pada masyarakat.

3. Penyederhanaan mekanisme birokrasi terutama dalam hal perizinan bagi dunia usaha dengan dibentuknya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dibawah koordinasi Badan Penanaman Modal Kota Batam.

4. Realisasi implementasi kebijakan MoU antara Pemko dan BP Batam di bidang air, pertanahan dan telekomunikasi.

5. Konsisten pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

6. Melestarikan sumberdaya alam, lingkungan dan sumber daya kelautan yang berkelanjutan meliputi pengendalian dan rehabilitasi kerusakan, mengedepankan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dalam antisipasi penanggulangan bencana, penanggulangan pencemaran, pemulihan dan pendayagunaan ekosistem;

7. Meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam pembangunan daerah khususnya dalam bidang infrastruktur dan sarana prasarana daerah.

8. Membangun sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin secara keseluruhan 9. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Koperasi

10. Melakukan pembinaan dan perlindungan konsumen, pengembangan perdagangan, pemantapan sistem distribusi dan pertambangan serta energi

11. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk peningkatan kesejahteraan tenaga kerja

12. Pengembangan ekonomi masyarakat daerah hinterland melalui intensifikasi dan diversifikasi usaha pertanian dan perikanan

13. Meningkatkan pelestarian nilai-nilai seni budaya melayu dan budaya daerah lainnya dan pengembangan obyek kepariwisataan

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang (Halaman 54-58)

Dokumen terkait