• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan menggunakan empat taraf yaitu konsentrasi effervescent mix (40%, 45%, 50% dan 55%). Masing-masing taraf terdiri dari 2 kali ulangan.

Model matematik : Yij = µ + τi + εij Keterangan :

Yij : variable yang akan dianalisis i : 1,2,….k

j : 1,2,….n µ : rataan umum αi : efek blok ke-i τi : efek perlakuan ke-i

εij : error blok ke-i, perlakuan ke-j

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS MUTU BAHAN

Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang digunakan adalah semua daun yang terdapat dalam satu pohon dan yang berwarna hijau. Daun belimbing wuluh dideterminasi dari Sukabumi. Tampilan daun belimbing wuluh dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Daun dipisahkan dari tangkainya dan dikeringkan kemudian digiling halus sambil diayak dengan ayakan 50 mesh. Proses penggilingan daun dapat mempengaruhi ekstraksi. Menurut Ketaren dan Suastawa (1994), daya ekstraksi akan semakin meningkat dengan semakin kecilnya ukuran bahan, karena kontak antara bahan dan pelarut merupakan proses osmosis yang berjalan lambat. Bubuk daun yang dihasilkan dianalisis komposisi kimianya (proksimat analisis). Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 5. dan tampilan bubuk daun dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Bubuk daun belimbing wuluh

Tabel 6. Hasil analisis proksimat daun belimbing wuluh.

Karakteristik Daun Depkes (1989)

Rendemen, % 64.26 -

Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa rendemen yang dihasilkan dari daun kering menjadi bubuk kering sebesar 64.26%. Kadar air yang terkandung dalam bahan cukup rendah yaitu sebesar 8.8%. Kadar air yang tinggi akan menyebabkan bahan menjadi mudah rusak ketika disimpan karena adanya pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim penyebab kerusakan. Batas kadar air minimal dimana mikroba masih dapat tumbuh adalah 14-15% (Fardiaz, et al, 1992). Penurunan kadar air sampai mencapai 8.8% melalui proses pengeringan yang memakan waktu relatif lama.

Hasil analisis kadar abu yang diperoleh sebesar 7.86%. Nilai tersebut diatas standar yang ditentukan yaitu tidak lebih dari 7.5%. Kadar abu yang tinggi dapat disebabkan oleh tingginya kandungan mineral pada bahan yang dapat dipengaruhi pada lahan tanam atau proses pemupukan selama tanam.

Komponen-komponen yang terdapat dalam abu (senyawa anorganik) alami adalah silikat, kalium, natrium, kalsium, magnesium, mangan, besi dan lain-lain. Kadar abu merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya bahan anorganik yang terdapat dalam bahan (Apriyantono, et al, 1989).

Pengujian kadar abu tidak larut asam dilakukan untuk melihat adanya kandungan mineral yang tidak larut asam (HCl). Dari hasil pengujian diketahui bahwa kadar abu tidak larut asam dalam bahan sesuai dengan kriteria mutu (tidak lebih dari 1%) yaitu sebesar 0.35%. Nilai kadar abu tidak larut asam sesuai dengan kriteria mutu yang dapat disebabkan oleh pencucian air panas secara berulang-ulang sampai jernih sehingga menyebabkan kandungan mineral dalam bahan berkurang.

Hasil pengujian kadar sari yang larut dalam air sebesar 18.17%, dan nilai tersebut sesuai dengan kriteria mutu yang ditentukan yaitu tidak kurang dari 18%. Pada pengujian kasar sari yang larut etanol didapatkan nilai sebesar 15.9%. Nilai tersebut juga sesuai dengan kriteria mutu yang ditetapkan yaitu tidak kurang dari 11%. Nilai kadar sari larut air yang lebih besar menunjukkan zat-zat yang berkhasiat yang ada dalam daun belimbing wuluh dapat larut lebih baik dalam air dibandingkan dengan etanol. Kadar sari yang larut dalam air atau alkohol menunjukkan adanya zat berkhasiat yang dapat terlarut dalam pelarut yang digunakan. Semakin tinggi kadar yang dihasilkan berarti semakin tinggi kandungan zat berkhasiatnya (Gaman dan Sherington, 1992).

Kadar lemak yang terdapat dalam daun belimbing wuluh tergolong cukup rendah yaitu sebesar 1.72%. Lemak atau minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Minyak nabati mengandung asam-asam lemak essensial seperti asam linoleat, linolenat dan arakhidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol dan minyak juga pelarut vitamin A, D, E dan K (Tejasari, 2003).

Dari hasil pengujian diketahui bahwa kadar protein yang dihasilkan adalah sebesar 9.57%. Protein merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai zat pembangun, zat pengatur dan penghasil kalori. Protein adalah kombinasi dari jumlah dan jenis asam amino. Kadar karbohidrat daun belimbing wuluh cukup tinggi yaitu sebesar 72.05%. Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan makanan sebagai sumber energi yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen (Gaman dan Sheringgton, 1992).

B. PEMBUATAN EKSTRAK KERING

Pembuatan ekstrak kering dimulai dari proses ekstraksi yang menghasilkan ekstrak kental. Tampilan ekstrak kental daun belimbing wuluh disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Ekstrak kental daun belimbing wuluh

Ekstrak kental yang dihasilkan terlebih dahulu dilakukan pengujian antihipertensi terhadap hewan uji dengan metode berdarah (Djatmiko, 2001).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun belimbing wuluh (dosis 30 mg/kg BB) dapat menurunkan tekanan darah (Hernani, et al, 2006). Contoh pembacaan kymograf pada pengujian anti hipertensi disajikan pada Lampiran 3.

Ekstrak kental dikeringkan dengan menggunakan pengering semprot (spray dryer) dengan penambahan bahan pengisi (maltodekstrin) menjadi ekstrak kering. Suhu yang digunakan pada pengering semprot adalah suhu inlet 180oC dan suhu outlet 112oC (trial and error). Pada kombinasi kedua suhu ini, serbuk yang dihasilkan berwarna coklat tua dan tidak terlalu lengket.

Jika suhu inlet yang dipakai lebih rendah dari suhu tersebut, ekstrak yang dihasilkan banyak yang lengket dalam alat sehingga dapat mengurangi rendemen. Rendemen dan karakteristik fisik ekstrak kering daun belimbing wuluh dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rendemen dan karakteristik fisik ekstrak kering daun belimbing wuluh

Penambahan Maltodekstrin

Rendemen (%)

Karakteristik fisik 0% 11.27 warna coklat kehitaman, lengket 5% 37.83 warna hijau tua, tidak terlalu lengket 10% 37.90 warna hijau tua, tidak terlalu lengket

Berdasarkan hasil pengujian, karakteristik ekstrak kering tanpa penambahan bahan pengisi adalah berwarna coklat dan lengket dalam alat sehingga mengurangi rendemen. Penggunaan bahan pengisi 5% dan 10% tidak

berbeda dilihat dari penampakan warna tetapi rendemen yang dihasilkan lebih banyak yang menggunakan bahan pengisi 10% sehingga konsentrasi ini (10%) yang dipilih untuk formulasi dalam pembuatan sediaan effervescent. Hal ini didasarkan pada keringnya serbuk yang dihasilkan sehingga akan mempermudah pencampuran dan rendemen yang dihasilkan lebih banyak.

Tampilan ekstrak kering disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Ekstrak kering hasil pengering semprot

C. PENGUJIAN TABLET EFFERVESCENT 1. Analisis Granul

Secara visual granul tablet effervescent disajikan pada Gambar 8.

Analisis granul dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya granul sebelum dikempa dengan alat cetak.

Gambar 8. Contoh granul effervescent

Granul yang baik adalah granul yang seragam ukurannya dan berbentuk granulat. Pada Gambar 8. menunjukkan bahwa granul yang dihasilkan seragam ukurannya dan berbentuk granulat tetapi warna granul masih kurang seragam. Granul yang seragam menunjukkan sifat alir yang sesuai dengan kriteria Wells (1987). Keseragaman granul akan meningkatkan laju alir dan kompresibilitas saat dilakukan evaluasi granul.

a. Waktu alir

Pada penentuan waktu alir yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah granul untuk mengalir melalui corong. Hasil pengujian waktu alir dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 8. Hasil pengujian waktu alir granul

Konsentrasi effervescent mix Waktu alir (g/dtk)

40 % 6.66a

45 % 6.63a

50 % 6.54a

55 % 7.13a

Keterangan : superskrip yang sama pada kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (p<0,05).

Dari hasil pengujian diketahui bahwa waktu alir granul berkisar dari 6.54 - 7.13 g/dtk. Hasil tersebut memenuhi syarat granul yang ditentukan oleh Wells (1987) yaitu kurang dari 10 g/dtk. Analisis ragam (Lampiran 4a) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix tidak berpengaruh nyata terhadap waktu alir (p >

0.05).

Waktu alir yang pendek akan mempermudah proses transportasi bahan terhadap alat cetak. Kesempurnaan aliran akan menghasilkan bentuk dan bobot yang seragam dari tablet (Lachman, et al, 1989).

Perbedaan laju alir granul effervescent dipengaruhi oleh keseragaman bentuk granul. Pencampuran bahan-bahan yang dilakukan secara homogen akan memberikan bentuk granul yang seragam. Selain itu pengayakan dua kali membantu memudahkan pembentukan campuran yang homogen. Semakin seragam bentuk granul maka akan semakin cepat waktu yang dibutuhkan granul ketika melewati corong alat flowmeter (Meirina, 2006).

b. Sudut diam

Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horisontal bila sejumlah serbuk atau granul dituang dalam alat pengukur. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan kelembaban granul (Lieberman,

et al, 1989). Sudut diam diperoleh dengan cara mengukur diameter dan tinggi tumpukan kerucut. Hasil pengujian sudut diam granul disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil pengujian sudut diam granul

Konsentrasi effervescent mix Sudut Diam (o)

40% 25.36a

45% 25.80a

50% 26.45a

55% 27.09a

Keterangan : superskrip yang sama pada kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (p<0,05).

Dari hasil pengujian diketahui bahwa sudut diam yang dibentuk oleh granul berkisar 25.36o - 27.09o. Nilai ini termasuk dalam kriteria baik (Tabel 2). Berdasarkan analisis ragam (Lampiran 4b) diketahui bahwa variasi konsentrasi effervescent mix tidak berpengaruh nyata terhadap sudut diam (p > 0.05). Hal ini dapat disebabkan karena waktu alir yang diperoleh juga hampir sama pada masing-masing perlakuan.

Sudut diam dan waktu alir saling berhubungan.

c. Kompresibilitas granul

Kompresibilitas menunjukkan penurunan volume granul akibat ketukan atau getaran. Faktor-faktor yang berpengaruh adalah bentuk, kerapatan dan ukuran partikel (Fudholi, 1983). Hasil pengujian kompresibilitas granul disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil pengujian kompresibilitas granul

Konsentrasi effervescent mix Kompresibilitas Granul (%)

40% 11.34a

45% 13.84a

50% 11.11a

55% 13.73a

Keterangan : superskrip yang sama pada kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (p<0,05).

Nilai kompresibilitas granul berkisar dari 11.11 - 13.84%.

Kompresibilitas ini termasuk ketentuan kriteria baik (Tabel 3).

Analisis ragam (Lampiran 4c) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi

effervescent mix tidak berpengaruh nyata terhadap kompresibilitas granul (p > 0.05).

Nilai kompresibilitas yang berbeda dapat disebabkan adanya larutan pengikat PVP yang mempunyai sifat dapat mempertahankan kestabilan dan kekompakan granul. Larutan pengikat pada jumlah yang sama pada keempat perlakuan yang berbeda memberikan indek kompresibilitas yang sama. Kompresibilitas yang jelek akan berpengaruh pada saat pencetakan tablet, tablet akan kurang kompak pada saat dicetak (Hasanah, 2006).

2. Analisis Tablet Effervescent

Granul yang telah homogen langsung dicetak sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Tablet yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Tablet effervescent masing-masing formulasi

a. Nilai pH

Makanan yang mempunyai pH rendah biasanya tidak dapat ditumbuhi bakteri, tetapi dapat menjadi rusak karena pertumbuhan khamir dan kapang. Dari hasil pengujian, pH tablet effervescent berkisar dari 4.55 - 5.20.

Analisis ragam (Lampiran 5a) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap nilai pH (p <

0.05). Dengan uji lanjut Duncan (Lampiran 5b), dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi effervescent mix maka semakin tinggi nilai pH tablet effervescent. Nilai pH pada konsentrasi 40% berbeda nyata dengan konsentrasi 45%, 50% dan 55%.

Nilai pH tertinggi terdapat pada konsentrasi effervescent mix 55% sebesar 5.20 dan nilai pH yang terendah terdapat pada konsentrasi effervescent mix 40% sebesar 4.55. Nilai pH tersebut masih sesuai dengan pH kontrol yaitu sebesar 4.5. Grafik pengujian nilai pH tablet effervescent disajikan pada Gambar 10.

5.20d

Konsentrasi effervescent mix (%)

Nilai pH

Keterangan : superskrip yang berbeda pada grafik menunjukkan berbeda nyata (p<0,05).

Gambar 10. Grafik pengujian nilai pH tablet effervescent

Kenaikan pH dapat disebabkan oleh pemakaian kalium bikarbonat yang terurai menjadi K+ bebas. Ion tersebut berikatan dengan asam organik dan membentuk garam sehingga aktivitas ion H+nya pada asam organik hilang. Hilangnya aktivitas ion H+ dalam larutan menyebabkan aktivitas ion OH- yang lebih dominan sehingga produk bersifat basa (Dede, 2005). Oleh karena itu makanan yang mempunyai pH yang relatif rendah lebih tahan selama penyimpanan dibanding dengan makanan yang mempunyai pH netral atau mendekati netral (Fardiaz, 1989).

b. Kadar air

Kadar air merupakan salah satu parameter mutu yang penting bagi produk kering karena akan menentukan daya tahan dan daya simpan produk. Dari hasil pengujian diketahui bahwa kadar air dari tablet berkisar antara 1.38 - 2.01%.

Analisis ragam (Lampiran 6a) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata pada kadar air (p <

0.05). Dengan uji lanjut Duncan (Lampiran 6b) menunjukkan bahwa konsentrasi 40% berbeda nyata dengan konsentrasi 55%.

Semakin tinggi konsentrasi effervescent mix semakin tinggi pula kadar airnya. Nilai kadar air ini masih di bawah kontrol (5.20%), tetapi bukan berarti nilai kadar air kontrol tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena terlalu lama tablet berhubungan dengan udara sekitar sehingga cepat meresap dalam tablet. Kadar air tertinggi terdapat pada konsentrasi effervescent mix 55% dan kadar air terendah terdapat pada konsentrasi effervescent mix 40%. Grafik pengujian kadar air tablet effervescent disajikan pada Gambar 11.

Konsentrasi effervescent mix (%)

Kadar Air (%)

Keterangan : superskrip yang berbeda pada grafik menunjukkan berbeda nyata (p<0,05).

Gambar 11. Grafik pengujian kadar air tablet effervescent Air dapat menyebabkan sistem effervescent menjadi tidak stabil.

Kehadiran air dalam jumlah banyak dapat mengaktifkan sistem effervescent dan dapat bereaksi sebelum waktunya (Lieberman, et al, 1989). Senyawa dalam bentuk granul atau serbuk akan berubah

menjadi ion-ion dengan adanya air sehingga mudah bereaksi. Air menyebabkan tablet menjadi mengembang dan lembek. Menurut Lieberman, et al (1989), tablet effervescent bersifat mudah menyerap air dan akan menyerap cukup air sehingga memicu kerusakan jika tidak dikemas dengan benar.

c. Kadar abu

Sebagian besar bahan makanan yaitu sekitar 90% terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya terdiri atas unsur mineral (zat anorganik). Pada proses pembakaran, bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak terbakar, oleh karena itu disebut abu. Kadar abu suatu bahan makanan menggambarkan banyaknya mineral yang terbakar menjadi zat yang tidak dapat menguap. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa kadar abu tablet effervescent berkisar antara 21.64 - 23.89%.

Analisis ragam (Lampiran 7a) diketahui bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap nilai kadar abu. Dengan uji lanjut Duncan (Lampiran 7b) menunjukkan bahwa konsentrasi 40% berbeda nyata dengan konsentrasi 50% dan konsentrasi 55.

Kadar abu tablet effevescent tertinggi terdapat pada konsentrasi effervescent mix 55% dan kadar air terendah terdapat pada konsentrasi effervescent mix 40%. Nilai kadar abu tersebut masih sesuai dengan kontrol yaitu 27.10%. Grafik pengujian kadar abu tablet effervescent disajikan pada Gambar 12.

Konsentrasi effervescent mix (%)

Kadar Abu (%)

Keterangan : superskrip yang berbeda pada grafik menunjukkan berbeda nyata (p<0,05).

Gambar 12. Grafik pengujian kadar abu tablet effervescent Kadar abu semakin tinggi dengan semakin tinggi konsentrasi effervescent mix. Kenaikan kadar abu dapat disebabkan oleh kandungan mineral dalam tablet. Mineral yang ada dalam tablet effervescent dapat berasal dari ekstrak daun belimbing wuluh maupun dari bahan baku kalium bikarbonat. Semakin tinggi konsentrasi kalium bikarbonat maka jumlah kalium akan semakin besar (Khairani, 2002).

Semakin besar kadar abu suatu bahan makanan maka semakin tinggi mineral yang terkandung didalamnya (Winarno, 1992).

d. Diameter dan tebal tablet

Hasil pengukuran diameter dan tebal tablet disajikan pada Tabel 11. Alat untuk mengukur diameter dan tebal tablet adalah jangka sorong.

Tabel 11. Hasil pengujian diameter dan tebal tablet effervescent Konsentrasi effervescent mix Diameter (cm) Tebal (cm)

40% 0.70a 2.79a

45% 0.69b 2.81a

50% 0.65b 2.81b

55% 0.70c 2.84a

Keterangan : superskrip yang berbeda pada kolom menunjukkan berbeda nyata (p<0,05).

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa diameter tablet effervescent berkisar 2.79 - 2.84 cm. Nilai tersebut masih sesuai dengan kontrol yang memiliki diameter tablet sebesar 2.53 cm.

Analisis ragam (Lampiran 8a) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap diameter tablet (p < 0.05).

Dengan uji lanjut Duncan (Lampiran 8b), diperoleh hasil bahwa diameter tablet pada konsentrasi 40% berbeda nyata dengan semua variasi konsentrasi effervescent mix, konsentrasi 45% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 50% dan konsentrasi 55% berbeda nyata dengan semua konsentrasi effervescent mix. Hal ini dapat disebabkan karena pengolesan Mg-stearat pada bagian dalam cetakan yang dilakukan dengan tangan.

Tebal tablet effervescent yang diperoleh dari hasil pengujian berkisar 0.65 - 0.70 cm. Nilai tersebut masih sesuai dengan kontrol yaitu 0.66 cm. Analisis ragam (Lampiran 9a) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap tebal tablet (p < 0.05). Dengan uji lanjut Duncan (Lampiran 9b) diperoleh hasil bahwa konsentrasi 50% berbeda nyata dengan konsentrasi 40%, 45% dan 55%. Ketebalan tablet dipengaruhi tekanan pada saat mencetak tablet. Alat yang digunakan untuk mencetak tablet dibantu dengan tekanan tangan. Perbedaan diameter dan tebal tablet yang dihasilkan apabila dilihat dari segi fisik atau secara kasat mata tidak terlalu berpengaruh terhadap bentuk tablet.

e. Kekerasan

Kekerasan bahan didefinisikan sebagai daya tahan terhadap deformasi. Sifat ini dipengaruhi oleh kadar air, suhu dan umur bahan.

Hubungan kekerasan dan daya hancur serta kecepatan melarut obat sangat dekat. Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai kekerasan tablet berkisar 0.06 - 0.16/g.mm.dtk.

Analisis ragam (Lampiran 10a) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap nilai

kekerasan. Berdasarkan uji lanjut Duncan (Lampiran 10b) dapat diketahui bahwa konsentrasi 55% berbeda nyata dengan konsentrasi 40%, 45% dan 50%.

Nilai kekerasan tertinggi terdapat pada konsentrasi effervescent mix 55% dan nilai kekerasan terendah terdapat pada konsentrasi effervescent mix 40%. Nilai tersebut di atas standar kontrol yaitu sebesar 0 (keras). Grafik pengujian kekerasan tablet effervescent disajikan pada Gambar 13.

Konsentrasi effervescent mix (%)

Kekerasan (/g.mm.dtk)

Keterangan : superskrip yang berbeda pada grafik menunjukkan berbeda nyata (p<0,05).

Gambar 13. Grafik pengujian kekerasan tablet effervescent Perbedaan kekerasan dapat disebabkan karena perbedaan tekanan pada saat pencetakan tablet. Tablet effervescent daun belimbing wuluh dibuat dengan menggunakan cetakan manual yang ditekan dengan tangan sebanyak 10 kali untuk masing-masing tablet. Semakin tinggi konsentrasi effervescent mix, semakin lunak tablet yang dihasilkan.

Tablet effervescent yang dihasilkan harus memiliki nilai kekerasan yang minimal agar dapat meningkatkan kecepatan melarut tablet (Said, 2005). Perbedaan nilai kekerasan tablet juga dapat disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi effervescent mix maka air yang terserap oleh tablet juga semakin banyak sehingga tablet menjadi lunak.

f. Waktu larut

Waktu larut menunjukkan banyaknya waktu yang dibutuhkan oleh tablet dalam suatu ukuran saji (serving size) untuk dapat larut sempurna dalam volume tertentu air. Waktu larut tablet effervescent berkisar 4 - 5 menit.

Analisis ragam (Lampiran 11a) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap daya larut tablet effervescent. Pada uji lanjut Duncan (Lampiran 11b), diperoleh hasil bahwa konsentrasi 40% berbeda nyata dengan konsentrasi 55%.

Pada konsentrasi effervescent mix 40% memiliki waktu larut tercepat dan waktu larut terlama terdapat pada konsentrasi effervescent mix 55%. Waktu larut yang diperoleh termasuk lambat dibanding dengan kontrol (2.24 menit). Hasil pengujian waktu larut tablet effervescent disajikan pada Gambar 14.

Konsentrasi effervescent mix (%)

Waktu Larut (menit)

Keterangan : superskrip yang berbeda pada grafik menunjukkan berbeda nyata

(p<0,05).

Gambar 14. Hasil pengujian waktu larut tablet effervescent

Waktu larut yang lambat dapat disebabkan pada saat penambahan cairan pengikat selama proses granulasi telah terjadi reaksi karbonasi sehingga menyebabkan daya effervescing berkurang.

Kelembaban udara disekitar tablet setelah dibuka kemasannya saat diuji juga akan menyebabkan menurunnya kualitas yang cepat dari produk terutama daya larut tersebut. Kekerasan tablet juga

maka akan semakin lama daya larutnya. Perbedaan waktu larut tablet effervescent dapat disebabkan oleh semakin tinggi konsentrasi effervescent mix maka menyebabkan semakin banyak air yang terserap oleh tablet sehingga waktu larutnya menjadi lambat.

g. Warna

Secara kuantitatif, pengukuran warna tablet effervescent dengan menggunakan colorimeter dapat dilihat pada Tabel 12. Pengujian warna kromatik bertujuan untuk mengetahui warna sampel secara teoritis. Nilai L menyatakan parameter kecerahan yang memiliki nilai 0 (hitam) sampai 100 (putih). Nilai a menyatakan campuran warna merah sampai hijau dengan nilai +a (0 sampai +100) untuk warna merah dan nilai –a (0 sampai -100) untuk warna hijau. Nilai +100) untuk warna kuning dan b negatif (0 sampai -100) untuk warna biru.

Tabel 12. Hasil pengujian warna (colorimeter) Konsentrasi

Nilai L dari hasil pengukuran berkisar antara 61.97-66.07. Hasil ini menunjukkan bahwa kecerahan warna tablet effervescent semakin rendah dengan semakin tingginya konsentrasi effervescent mix. Dari hasil pengukuran, nilai a yang diperoleh berkisar 12.50-14.54.

Peningkatan konsentrasi effervescent mix memberikan nilai a yang semakin besar. Nilai a yang positif ini menunjukkan bahwa warna tablet didominasi warna merah. Nilai b yang didapatkan dari hasil pengukuran berkisar antara 69.61-83.77. Nilai b semakin besar dengan meningkatnya konsentrasi effervescent mix. Nilai b positif menunjukkan bahwa warna tablet didominasi warna kuning. Nilai

oHue tablet effervescent berkisar 79.03-80.61 yang menghasilkan warna yellow red (Tabel 4). Nilai oHue didefinisikan sebagai warna

yang terlihat baik yang terdiri dari satu warna maupun campuran warna. Berdasarkan penampakan tablet (Gambar 10) juga dapat diketahui bahwa tablet effervescent yang dihasilkan didominasi oleh warna kuning.

3. Uji Organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik (kesukaan) pada tablet effervescent dengan perbedaan konsentrasi effervescent mix. Uji organoleptik ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan kesukaan panelis terhadap penampakan umum tablet, warna, aroma dan rasa seduhan tablet effervescent. Format penilaian uji kesukaan dapat dilihat pada Lampiran 12.

a. Penampakan tablet

Penampakan umum tablet didasarkan pada semua permukaan tablet baik bentuk maupun teksturnya. Rekapitulasi nilai kesukaan terhadap penampakan umum tablet disajikan pada Lampiran 13.

Analisis statistik non-parametrik Friedman (Lampiran 14a), menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap penampakan tablet (p < 0.05).

Analisis frekuensi kesukaan (Lampiran 14b) menunjukkan bahwa konsentrasi effervescent mix 40% mendapatkan nilai kesukaan tertinggi (sangat suka) sedangkan konsentrasi 55% mendapatkan nilai kesukaan terendah. Histogram uji kesukaan terhadap penampakan tablet disajikan pada Gambar 15.

0%

Gambar 15. Histogram uji kesukaan terhadap penampakan tablet effervescent

Perbedaan kesukaan terhadap penampakan tablet dapat disebabkan panelis lebih suka dengan tablet yang halus permukaan dan warnanya seragam. Penampakan tablet yang dihasilkan memiliki warna yang kurang seragam dan teksturnya kurang padat. Oleh karena itu, panelis lebih menyukai tablet pada konsentrasi effervescent mix 40% karena tablet yang dihasilkan memiliki warna yang seragam dan permukaan yang halus.

b. Warna

Penilaian warna digunakan dalam pengujian organoleptik karena warna mempunyai peranan penting terhadap tingkat penerimaan produk secara visual. Rekapitulasi nilai kesukaan terhadap warna tablet dapat dilihat pada Lampiran 15. Analisis statistik non-parametrik Friedman (Lampiran 16a) terhadap warna seduhan tablet effervescent

Penilaian warna digunakan dalam pengujian organoleptik karena warna mempunyai peranan penting terhadap tingkat penerimaan produk secara visual. Rekapitulasi nilai kesukaan terhadap warna tablet dapat dilihat pada Lampiran 15. Analisis statistik non-parametrik Friedman (Lampiran 16a) terhadap warna seduhan tablet effervescent

Dokumen terkait