• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA RAPAT :

Terima kasih kami sampaikan kepada Juru Bicara dari Fraksi Kebangkitan Bangsa.

Berikutnya kami persilahkan juru bicara ketujuh dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, yang terhormat Saudara ABOE BAKAR AL-HABSY untuk menyampaikan Pendapat Fraksinya. Kami persilahkan.

F-PKS (ABOE BAKAR AL-HABSY) :

PENDAPAT FRAKSI

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP

RUU USUL INISIATIF DPR-RI TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

DAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

ENERGI

Disampaikan oleh : Aboe Bakar Al-Habsy Nomor Anggota : A – 279

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan yang terhormat; serta Hadirin yang berbahagia,

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan karunia, kekuasaan dan kemuliaan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallalahu alaihi

wasallam beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.

Sebelum menyampaikan Pendapat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera terhadap Rancangan Undang-Undang Usul Inisiatif Anggota DPR-RI, yaitu RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan RUU tentang Energi menjadi RUU DPR-RI, perkenankanlah kami mengemukakan pandangan sebagai berikut :

RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum.

Untuk mewujudkan pemilihan umum yang demokratis dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat guna menghasilkan kepemimpinan negara yang adil, para wakil rakyat yang berwibawa dan tatanan Pemerintah yang kuat, maka praktek pelaksanaan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil harus disertai dengan asas integritas, professional dan akuntabilitas.

Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 22E ayat (2) ditegaskan bahwa pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih Anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden dan Anggota DPRD. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga menetapkan para pejabat negara dari lembaga legislatif maupun eksekutif, tingkat nasional maupun daerah, dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Pasal 6A mengatur pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan dilakukan secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Pasal 18 ayat (3) mengatur pemilihan Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota oleh rakyat melalui pemilihan umum. Pasal 19 ayat (1) mengatur pemilihan Anggota DPR oleh rakyat melalui pemilihan umum. Pasal 22C ayat (1) mengatur pemilihan Anggota DPD oleh rakyat melalui pemilihan umum.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 22E ayat (5) juga menegaskan bahwa pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. Dengan demikian, adanya institusi penyelenggaraan Pemilu yang kuat, berwibawa, tetap dan mandiri merupakan keniscayaan. Institusi penyelenggaraan Pemilu harus independent, bebas dari intervensi dan kepentingan pragmatis serya partisan. Catatan pelaksanaan pemilihan umum

tahun 2004 yang berjalan lancar ternyata masih memiliki kekurangan, kelemahan dan praktik yang carut marut, terutama yang berkenaan dengan penanganan tender atau pengadaan logistic Pemilu, sehingga melahirkan tindakan kolusi dan korupsi yang mencoreng citra dan nama baik institusi Komisi Pemilihan Umum. Oleh karena itu, format penyelenggara Pemillu masa depan harus meliputi antara Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Pengawas Pemilu (Kowaslu), dan Sekretariat KPU.

Dalam penyelenggaraan pemilihan umum masa depan, penting juga memperhatikan pemilahan kewenangan antara pembuat aturan; pelaksana dan pengawas; adanya struktur kelembagaan yang efektif dan efisien; kejelasan tugas dan fungsi yang definitif dan terpadu; peningkatan partisipasi masyarakat; efisiensi anggaran; mekanisme penjaringan dan penentuan calon Anggota KPU dan Komisi Pengawas yang benar-benar independen, kredibel dan kapabel, optimalisasi, maksimalisasi dan penguatan serta pemberdayaan keberadaan posisi Komisi Pengawas Pemilu juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Komisi Pengawas mesti mendapat tempat yang sejajar dengan KPU, jelas, legal, independen, professional, terbuka dan akuntabel, sehingga Komisi Pengawas Pemilu lebih memiliki nyali dan keberanian.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memang telah mengatur secara umum tentang Pemilihan Umum. Kita juga telah memiliki UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Akan tetapi peraturan perundang-undangan yang telah ada belum memasukkan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai pemilihan umum, walaupun secara substansiseluruh asas dan proses penyelenggara pemilihan umum masih tersebar dalam beberapa Undang-Undang yang memiliki sejumlah kelemahan dan kekurangan. Karena itu diperlukan Undang-Undang tersendiri yang utuh, integral, terpadu dan komprehensif untuk mengatur lebih rinci tentang hakikat sebenarnya penyelenggara pemilihan umum.

Undang-Undang Penyelenggara Pemilihan Umum tentu bukanlah satu-satunya solusi untuk mewujudkan demokrasi dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat di negara Indonesia tercinta ini, akan tetapi juga membutuhkan upaya integral dan kerja keras secara komprehensif dan holistic yang melibatkan berbagai elemen-elemen terkait dan bidang serta sumber daya manusia yang memiliki semangat juang tinggi, integritas, moralitas, profesionalitas dan akuntabilitas untuk membangun demokrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun demikian, paling tidak Undang-Undang ini akan menjadi entry point yang signifikan bagi iupaya integral dan komprehensif tersebut.

RUU tentang Energi

Secara khusus kami menyampaikan rasa simpati sedalam-dalamnya kepada seluruh rakyat Indonesia yang sedang dilanda depresi berat karena kesulitan ekonomi oleh harga-harga dan biaya transportasi yang terus meningkat sebagai akibat kenaikan harga BBM yang meningkat secara tajam serta pengangguran yang bertambah. Semoga melalui amal ibadah ramadhan yang lalu Allah SWT menunjuki jalan-jalan keluar dari semua kesulitan ini.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan yang terhormat; serta Hadirin ang berbahagia,

Krisis energi yang menimpa bangsa-bangsa Eropa dan Amerika sebagai embargo minyak bumi oleh negara-negara Timur Tengah pada tahun 70-an telah menyadarkan mereka akan kelemahannya. Kejadian-kejadian di atas jelas menjadi pelajaran bagi suatu bangsa yang berpikiran maju. Mereka kemudian melakukan kebijakan-kebijakan yang bersifat proaktif dengan cara menguasai sumber-sumber energi dunia, usaha-usaha diversifikasi energi dan tidak kalah pentingnya usaha-usaha penghematan energi, Jepang juga tidak ketinggalan, mereka terus melakukan usaha diversi energi pada produk-produk transportasi mereka, sehingga pada akhirnya bangsa-bangsa di atas dapat terus leading dalam percaturan politik dan ekonomi dunia.

Kita sebagai bangsa yang besar, yang telah merdeka selama 60 tahun, dikaruniai Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sumber daya alam yang melimpah. Semua itu disadari betul oleh para the founding father bangsa ini, sehingga mereka menuangkannya dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 : “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat “, sehingga secara normatif bangsa ini telah memiliki

frame yang jelas dan gamblang untuk mengelola dan mengoptimalikan sumber daya alamnya, yang sebagian darinya adalah berupa sumber daya energi. Namun realita yang ada menunjukkan hal yang berbeda secara diametral dari frame yang mumpuni di atas. Problema ekonomi yang terjadi sekarang, dimana inflasi yang tinggi, rendahnya daya beli rakyat, pengangguran yang terus meningkat adalah jelas akibat kesalahan dalam mengelola sumber daya alam dan energi secara khusus dalam mengelola sumber energi minyak bumi, gas dan batubara.

Ketika jumlah penduduk Indonesia maupun dunia terus meningkat, sarana dan prasarana teknologi yang juga semakin meningkat dalam jumlah dan variasinya serta semakin canggih, globalisasi yang terus bergulir, persaingan antara bangsa dan negara semakin ketat, pembangunan yang tidak boleh berhenti, maka untuk keberlangsungan semua ini memerlukan dukungan sumber daya energi yang semakin besar pula. Sementara itu, cadangan sumber energi unrenewable (sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi, gas dan batubara) yang terus menipis. Sumber energi renewable (sumber energi yang dapat diperbaharui, seperti sumber energi angina, sinar matahari, biodisel dan biometanol dan lain-lain) yang belum dioptimalkan. Oleh karenanya, sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi bangsa yang besar ini untuk menata ulang pengelolaan sumber daya energinya yang terserak di persada Republik Indonesia ini melalui suatu institutional frame yang solid dan efektif.

Sebagai sebuah bangsa yang besar, kita bangsa Indonesia dan anak cucu kita, tidak ingin seperti ayam yang mati di lumbung padi karena ketidakmampuan atau terlambat dalam mengelola sumber daya energi yang melimpah. Sudah saatnya kita berdiri di atas tanah air dan kaki kita sendiri melalui pengelolaan sumber dan sumber daya energi yang dimiliki sendiri,

sebagai karunia besar dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, seperti yang diamanahkan oleh UUD 1945 dalam mukadimahnya.

Satu hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah ketika bangsa yang besar ini mampu memanfaatkan sumber daya energi untuk berbagai keperluan kita, maka kita harus mampu melakukannya secara efisien dan efektif melalui suatu cara konversi energi yang andal melalui kewajiban “audit energi” bagi setiap pengguna energi, karena kalau tidak maka kita akan mengelola sumber daya energi secara boros itu. Sementara itu perilaku boros itu adalah perilaku syetan : “ Innal mubadziriina kanuu ikhwanasyayatiin “ (QS Al –Isra, 17 : 27).

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan yang terhormat; serta Hadirin yang berbahagia,

Maka, dengan senantiasa bertawakal kepada Allah subhanahu wa

ta’ala seraya memohon ampun kepada-Nya, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahiim, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia menyetujui Rancangan Undang-Undang Usul Inisiatif Komisi VII dan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tentang RUU Penyelenggara Pemilihan Umum dan RUU Energi menjadi Rancangan Undang-Undang usul Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Tidak lupa kami sangat berterima kasih kepada semua pihak terutama kepada teman-teman Anggota Komisi VII dan Komisi II yang telah mengajukan RUU tersebut. Selanjutnya apabila sudah disetujui sebagai RUU Usul DPR-RI, maka kami serahkan kepada Badan Musyawarah DPR-RI untuk menetapkan alat kelengkapan mana yang akan melakukan pembahasan bersama Pemerintah.

Kami berharap dengan sangat, RUU ini dapat segera dibahas antara DPR-RI bersama dengan Pemerintah. Karena lahirnya Undang-Undang tersebut sangat dinanti-nantikan untuk menjadi pedoman dalam upaya menghadirkan kemakmuran di tengah-tengah masyarakat.

Atas perhatian kami sampaikan terima kasih. Semoga Allah subhanahu

wa ta’ala senantiasa melindungi, membimbing serta memberkati bangsa dan

negara Indonesia.

Billahi Taufiq Wal Hidayah,

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, 12 Syawal 1426 H

Dokumen terkait