• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. KOMISI E /KESRA

1. Rapat-Rapat Komisi

Rapat-rapat Komisi lebih kurang berjumlah sekitar 10 kali antara lain sebagai berikut :

a) Membicarakan agenda dan program kerja komisi E baik dalam jangka pendek untuk setiap bulan juga jangka panjang untuk setiap tahunnya. b) Membicarakan masalah-masalah intern komisi.

c) Membicarakan dan membahas surat-surat masuk, baik yang datang dari masyarakat maupun dari Dinas/Instansi/Badan/Lembaga Pemerintah, Parpol, LSM dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya dan ini boleh dikatakan sudah ditindaklanjuti melalui Pimpinan Dewan.

d) Membicarakan masalah-masalah yang erat kaitannya dengan bidang tugas Komisi E, seperti:

1. Bidang Pendidikan 2. Bidang Kesehatan

3. Bidang Keluarga Berencana 4. Bidang Agama

5. Bidang Kepemudaan dan Olah Raga 6. Bidang Sosial dan Budaya

7. Bidang Tenaga Kerja/Transmigrasi 8. Bidang Peranan Wanita

e) Membicarakan rencana kunjungan kunjungan kerja, baik dalam daerah maupun luar Propinsi.

f) Membicarakan dan menindaklanjuti hal-hal yang ditemui dilapangan 2. RAPAT KERJA/RAPAT DENGAR PENDAPAT/PERTEMUAN.

a) Tanggal 8 Januari 2004 Komisi E mengadakan rapat dengar pendapat dengan Anggota Badan Pengawas Kelancaran Proses Belajar Mengajar AKBP, STIE “KBP” Padang, senat STIE “KBP” Padang dan Ketua Koopertis Wilayah X dalam rangka membicarakan sehubungan dengan masalah pemilihan Ketua STIE yang telah habis masa tugasnya dan hal ini erat kaitannya dengan perseteruan antara kedua kubu Indra Cs dengan Bachtiar Buyung yang sampai saat ini kasus hukumnya belum juga selesai. Kesimpulan dari pertemuan tersebut, Komisi E minta pada pihak Kopertis Wilayah X untuk sungguh-sungguh menyelesaikan masalah dimaksud dengan baik, demi untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.

b) Tanggal 10 Januari 2004 Komisi E mengadakan konsultasi dengan pihak Dept. Agama Propinsi Sumatera Barat, sehubungan rencana Pembangunan Perguruan Islam Unggulan di Sumatera Barat. Setelah mendengarkan paparan dari Dept. Agama Propinsi Sumatera Barat dan diiringi dengan usul dan saran dari peserta rapat, dari beberapa masukan tersebut, akhirnya rapat sepakat dengan beberapa kesimpulan :

1. Prinsipnya pihak Departemen Agama Propinsi Sumatera Barat, setuju untuk didirikannya sebuah Perguruan Islam Unggulan yang representatif di Sumbar.

2.

Tinggal lagi lokasi yang tepat dan juga termasuk status tanahnya. c) Tanggal 6, 7 dan 10 Februari 2004 Komisi E mengadakan rapat kerja

Nota Keuangan Gubernur dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun 2004 khususnya yang menjadi bidang tugas Komisi E, antara lain meliputi seperti Sektor pendidikan, sektor tenaga kerja/transmigrasi, Sektor Kesehatan, Sektor Agama dan Sektor Sosial dan Budaya, dengan tujuan untuk mendapatkan kejelasan dan kesamaan persepsi mengenai latar belakang serta kebijaksanaan mengenai nota keuangan dan RAPBD Propinsi Sumatera Barat, terutama yang berkaitan dengan ruang lingkup dan bidang tugas Komisi E. Kemudian setelah seluruh materi di bahas, dikaji dan diuji secara cermat dan seksama, maka Komisi E berkesimpulan sepakat untuk menerima nota keuangan dan RAPBD Propinsi Sumatera Barat Tahun 2004 dengan beberapa usulan sebagai berikut :

1. Dinas Pendidikan, pada sektor ini perlu kiranya dianggarkan dana untuk Pesantren Kilat Siswa yang jumlahnya sebesar Rp. 500.000.000,-dan untuk Pesantren Kilat Guru-guru sebesar Rp. 500.000.000,-.

2. Dinas Nakertrans.

a) Sesuai dengan TUPOKSI Dinas Nakaertrans yang membawahi delapan UPTD Transmigrasi yang ada di Kabupaten/Kota perlu dianggarkan dana untuk tenaga-tenaga honor yang ada di UPTD tersebut.

b) Perlu dianggarkan dana untuk tenaga kerja terlatih yang sifatnya bergulir sebesar Rp. 5.000.000.000,- sehingga dengan sendirinya mereka terbantu dalam pengirimannya keluar negeri

3. Dinas Sosial.

a) Sektor ini juga perlu dianggarkan dana sebesar Rp. 75.000.000,-untuk penelitian terhadap peningkatan jumlah anak jalanan, 75.000.000,-untuk mendapatkan solusinya pada masa-masa yang akan datang, anggaran tersebut di poskan pada Balitbangda.

b) Untuk menghargai dari jasa para pahlawan, perlu kiranya dianggarkan dana untuk Badan Pembina Pahlawan Daerah yang jumlahnya sebesar Rp. 30.000.000,- untuk merangsang pemunculan tokoh Sumatera Barat menjadi Pahlawan Nasional. 4. Perpustakaan Daerah.

a) Untuk melayani masyarakat dengan mobil Pustaka Keliling yang ada saat ini dengan jumlah 11 unit harus diperbaiki, walaupun belum bisa membeli kendaraan yang baru, namun setidak-tidaknya bisa terbantu masyarakat yang ada disetiap daerah yang ada di Kabupaten/Kota dengan anggaran dana sebesar Rp.

220.000.000,-b) Karena telah ada perjanjian antara pihak Gubernur dan Kepala Perpustakaan Nasional serta Walikota Bukittinggi untuk mendirikan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, maka harus dianggarkan pula dana untuk tahun ini yang jumlahnya Rp. 1.500.000.000,-. 5. Biro Pemberdayaan Perempuan.

a) Hendaknya anggaran untuk bantuan LSM Perempuan perlu ditambah dananya menjadi Rp. 150.000.000,-.

b) Untuk pelatihan manajemen dan kepemimpinan Bundo Kanduang juga perlu penambahan dana dari Rp. 25.000.000,- menjadi sebesar Rp.

100.000.000,-6. Kanwil Depag Propinsi Sumbar dan BKKBN Propinsi Sumbar

Hendaknya ditingkatkan koordinasi Pemerintah Daerah dengan Instansi-instansi vertikal yang ada di Sumatera Barat, khususnya Kanwil Dept. Agama dan BKKBN yang berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat, seperti program kembali ka Surau, pelatihan guru MDA, guru didikan subuh, pengurus mesjid.

c) Tanggal 20 Februari 2004 Komisi E mengadakan hearing dengan Badan Kesenian Sumbar berkaitan dengan masalah program kerja Badan Kesenian, dengan harapan agar kiranya program dengan melalui proposalnya dapat diperjuangkan dalam RAPBD Tahun 2004. Namun kesimpulan dari hearing tersebut, setelah mempelajari secara mendalam maka akhirnya Komisi E berjanji akan memperjuangkannya.

d) Pada hari yang sama yaitu tanggal 20 Februari 2004 Komisi E juga didatangi oleh beberapa orang anggota senat STIE “KBP” Padang sehubungan dengan masalah tentang pengajuan calon Ketua STIE “KBP” yang tak kunjung selesai. Pada saat itu setelah mendengarkan paparan dari pihak senat tersebut, maka Komisi E berjanji akan menindaklanjutinya dengan memanggil pihak Kopertis Wilayah X dan pihak-pihak tertentu bersama anggota Badan Pengawas Proses Kelacaran Belajar Mengajar STIE “KBP” Padang.

e) Tanggal 12 Maret Komisi E mengadakan rapat kerja dengan pihak Dept. Agama Propinsi Sumatera Barat, dalam rangka membicarakan rencana Pembangunan Perguruan Islam Unggulan di Suamtera Barat. Kesimpulan

Agama Propinsi Sumatera Barat sangat merespon, dalam rapat tersebut diputuskan beberapa hal :

1) Pihak DPRD menyiapkan TOR Pembangunan Perguruan Islam Unggulan tersebut.

2) Pertemuan dengan Gubernur Sumatera Barat tanggal 15 Maret 2004 3) Pertemuan dengan Walikota Padang tanggal 18 Maret 2004

4) Alternatif lokasi adalah sbb. :

(a) Dilokasi Pesantren Siti Manggopoh Kabupaten Agam.

(b) Tanah bekas proyek PLN Asam Pulau Lubuk Alung Padang Pariaman.

(c) Tanah yang diajukan Walikota Padang Panjang untuk alternatif pembangunan PPIM.

(d) Sebidang tanah di Anak Aia Kota Koto Tanggah Kota Padang f) Tanggal 15 Maret 2004 Komisi E bersama dengan Kanwil Dept. Agama

Propinsi Sumatera Barat, Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat, Asisten III Kesejahteraan Sosial dan Kepala Biro Sospora mengadakan hearing/silaturahmi dengan Wakil Gubernur Sumbar. Adapun maksud dan tujuannya adalah untuk menyampaikan beberapa hal yang menyangkut dengan rencana Pembangunan Perguruan Islam Unggulan di Sumatera Barat. Pada prinsipnya Saudara Wakil Gubernur menyambut dengan baik, namun ada beberapa saran/usul dari Saudara Wakil Gubernur, sehubungan dengan pembangunan Perguruan Islam Unggulan di Sumatera Barat ini, kalau bisa ada semacam perjanjian dengan pihak Menteri Agama dan bila perlu sampai ke Presiden, sehingga rencana ini jangan berhenti ditengah jalan. Dan berikutnya andaikata tak terwujud langkah kedua kalau bisa kita kembangkan dari salah satu pesantren yang terbaik di daerah kita ini.

g) Tanggal 18 Maret 2004 Komisi E bersama dengan Kanwil Det. Agama, Dinas Pendidikan, Asisten III/Kesejahteraan Sosial juga mengadakan pertemuan dengan Walikota Padang, pertemuan ini juga menyangkut dengan rencana Pembangunan Perguruan Islam Unggulan di Sumatera Barat. Hasil dari pertemuan tersebut, dimana pada prinsipnya pihak Walikota Padang untuk pendidikan tidak berfikir dua kali, artinya sepanjang menyangkut dengan pendidikan perlu direspon, apalagi sehubungan dengan rencana pembangunan Perguruan Islam Unggulan di Sumatera Barat, satu-satunya perguruan yang akan bisa dibanggakan kepada anak cucu kita dibelakang hari.

Dokumen terkait