• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rapat Koordinasi Pembangunan Pertanian Provinsi Bengkulu

VI INTISARI HASIL KEGIATAN

6.1. Kegiatan Koordinasi

6.1.2. Rapat Koordinasi Pembangunan Pertanian Provinsi Bengkulu

Sosialisasi kegiatan BPTP dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Akselerasi Pembangunan Pertanian Provinsi Bengkulu Tahun 2011 pada tanggal 28 Februari 2011 bertempat di Gedung Serba Guna Pemda Provinsi Bengkulu, dengan memperhatikan arahan Gubernur, materi dari narasumber serta respon peserta dan dinamika pada forum diskusi, dihasilkan rumusan sebagai berikut :  Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Akselerasi Pembangunan Pertanian Provinsi

Bengkulu Tahun 2011 diselenggarakan dengan tujuan untuk melakukan review program dan kegiatan pembangunan pertanian tahun 2010, serta melakukan percepatan program dan kegiatan pembangunan pertanian tahun 2011 di Provinsi Bengkulu.

 Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan Bakorluh pada saat Panen Raya perlu membahas langkah-langkah persiapan kegiatan untuk mendukung kegiatan musim tanam selanjutnya, seperti : ketersediaan saprodi, alat mesin pertanian dan alat pasca panen.

 Tahun 2011 diminta dilakukan perubahan-perubahan mendasar, antara lain: (1) merubah cara merencanakan kegiatan dikaitkan dengan musim dan target capaian produksi, (2) merubah cara bekerja dengan melakukan percepatan

realisasi fisik di lapangan, sehingga pada akhir semester-I 2011 realisasi fisik dapat mencapai 50 % dan atau realisasi anggaran minimal 50% dimana pada bulan Maret sudah terserap 20 %, serta (3) merubah cara melakukan pengendalian dan pemantauan di lapangan ke arah yang lebih efektif sesuai dengan siklus produksi pertanian. Untuk itu perlu dibuat penjadualan di setiap Dinas/SKPD Provinsi dan Dinas/Instansi Kabupaten/Kota agar target tersebut dapat dicapai.

 Kegiatan-kegiatan yang telah tertuang dalam DIPA 2011 agar didorong dapat berdampak pada pencapaian target EMPAT SUKSES Kementrian Pertanian, antara lain dengan: peningkatan produksi lima komoditas utama pada tahun 2011 di tingkat nasional yaitu padi 70,6 juta ton, jagung 22 juta ton, kedelai 1,56 juta ton, gula 3,87 juta ton dan daging sapi 0,44 juta ton.

 Konsumsi beras Nasional diharapkan menurun sekurang-kurangnya 1,5% per tahun dengan sasaran konsumsi beras 98,1 kg/kapita/tahun, serta Pola Pangan Harapan (PPH) meningkat dari 86,4 % tahun 2010 menjadi 88,1% pada tahun 2011. Sasaran komoditas tersebut dijabarkan ke dalam target provinsi dan kabupaten/kota untuk menjadi indikator keberhasilannya dan selanjutnya dilaksanakan percepatan-percepatan pelaksanaan di lapangan.

 Kepala Dinas/Badan lingkup pertanian Provinsi agar mengkoordinasikan dalam proses perencanaan, evaluasi dan pelaporan di daerah, mengawal pelaksanaan anggaran dan mensinergiskan program dan kegiatan dari berbagai sumber pembiayaan yang ada di daerah. Penghematan dana 10 %, dapat dikembalikan ke Kemtan dan hanya dapat digunakan untuk peningkatan produksi Padi / Beras tahun 2011.

 Tantangan dan masalah aktual di sektor pertanian : a) Perubahan iklim, ketidak pastian iklim, iklim ekstrem, b) Menurunnya stok pangan dunia, c) Meningkatnya harga pangan ditingkat global dan lokal, d) Peningkatan permintaan, e) Kegiatan bisnis pertanian semakin maju dan berkembang, f) Pergerakan informasi sangat cepat, dan g) Regulasi dan anggaran harus semakin berimbang.

 Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan di Provinsi Bengkulu ditempuh melalui: Peningkatan Produktivitas, Perluasan Areal Tanam, Pengamanan Produksi dan Penguatan Kelembagaan dan Pembiayaan.

 Tahun 2006 – 2010 target peningkatan produksi padi di Provinsi Bengkulu telah dapat dicapai dengan rata-rata 8,48 persen per tahun, dan untuk tahun 2011 – 2015 produksi padi ditargetkan meningkat sebesar 7 persen per tahun, untuk kebutuhan benih padi BLBU di Kabupaten/Kota agar segera disampaikan ke Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, yang dilengkapi dengan CP/CL, jadwal kebutuhan benih.

 Tahun 2011 (MT 2010/2011 dan MT 2011) sasaran indikatif luas tanam padi Provinsi Bengkulu seluas 141.487 Ha, dengan perincian per Kabupaten/Kota: Bengkulu Utara 18.013 Ha, Bengkulu Tengah 13.578 Ha, Mukomuko 14.101 Ha, Bengkulu Selatan 16.666 Ha, Seluma 25.070 Ha, Kaur 12.346 Ha, Rejang Lebong 18.285 Ha, Kepahiang 6.639 Ha, Lebong 12.158 Ha, dan Kota Bengkulu 4.631 Ha.

 Tahun 2011 (MT 2010/2011 dan MT 2011) sasaran indikatif luas panen padi Provinsi Bengkulu seluas 134.412 Ha, dengan perincian per Kabupaten/Kota : Bengkulu Utara 17.112 Ha, Bengkulu Tengah 13.578 Ha, Mukomuko 13.403 Ha, Bengkulu Selatan 15.832 Ha, Seluma 23.815 Ha, Kaur 11.727 Ha, Rejang Lebong 17.369 Ha, Kepahiang 6.306 Ha, Lebong 11.550 Ha, dan Kota Bengkulu 4.369 Ha.

 Sasaran produksi padi Provinsi Bengkulu tahun 2011 (MT 2010/2011 dan MT 2011) sebanyak 613.209 ton GKG, dengan perincian per Kabupaten/Kota: Bengkulu Utara 68.718 ton, Bengkulu Tengah 49.426 ton, Mukomuko 54.167 ton, Bengkulu Selatan 65.769 ton, Seluma 96.875 ton, Kaur 45.926 ton, Rejang Lebong 71.488 ton, Kepahiang 26.247 ton, Lebong 48.039 ton, dan Kota Bengkulu 21.100 ton.

 Strategi Kebijakan Pengembangan Hortikultura ditempuh melalui 6 pilar, yaitu: Pengembangan Kawasan, Penataan Rantai Pasokan, Penerapan GAP dan SOP, FATIH, Pengembangan Kelembagaan Usaha, serta Peningkatan Konsumsi dan Akselerasi Ekspor.

 Masalah dan tantangan Ketahanan Pangan di Provinsi Bengkulu yaitu : Alih Fungsi Lahan, Global Warming, Pertumbuhan Penduduk yang tidak terkontrol, dan rusaknya infrastruktur pertanian, Lumbung Pangan, dan Distribusi. Untuk

mengantisipasi alih fungsi lahan sudah diterbitkan Instruksi Gubernur Bengkulu No 1 Tahun 2010.

 Sasaran pemantapan ketahanan pangan masyarakat Bengkulu tahun 2011– 2016 yaitu menurunnya konsumsi beras sebesar 1,5 persen per tahun,

pemantapan stabilitas harga dan pasokan pangan serta menurunnya jumlah penduduk rawan pangan sebesar 1 persen per tahun.

 Kebutuhan beras Provinsi Bengkulu Tahun 2011 sebanyak 195.424 ton, dengan tingkat konsumsi 111,2 kg/kapita/tahun lebih rendah dari tahun 2010 sebesar 113,8 kg/kapita/tahun.

 Surat MENDAGRI No: 027/317/SJ tentang Pengadaan Beras Dalam Negeri berisi: a. Melaksanakan Rakor untuk melakukan Gerakan Peningkatan Produksi Beras

Nasional (P2BN) di Provinsi/Kab/Kota.

b. Membentuk Pos Komando di Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan dan Desa sebagai simpul Gerakan P2BN.

c. Membuat rencana kerja dan melaporkan secara berjenjang setiap satu bulan sekali dari Kades sampai Gubernur.

d. Gubernur melaporkan ke Mendagri dan tembusan disampaikan kepada Menko Perekonomian, Menteri Pertanian.

 Peran BPTP Bengkulu dalam Strategi Operasional sesuai 4 sukses KEMTAN yaitu: Adaptasi dan pengembangan teknologi untuk peningkatan produktivitas, diversifikasi produk lokal, kelembagaan petani, serta percepatan adopsi teknologi oleh para pengguna.

 Tahun 2011 BPTP Provinsi Bengkulu akan melaksanakan kegiatan pendampingan dalam bentuk : 1) Pendampingan SLPTT Padi, Jagung, Kacang Tanah; 2) Model pengembangan pertanian perdesaan melalui inovasi (M-P3MI); 3) Pendampingan Program PSDSK; 4) Pendampingan program hortikultura; dan 5) Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).

 Kegiatan diseminasi oleh BPTP Provinsi Bengkulu tahun 2011: 1) Gelar

Teknologi; 2) Pameran Inovasi Teknologi; 3) Temu Informasi Teknologi; 4) Sosialisasi Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Bengkulu; dan 5) Visitor plot

 Untuk pencapaian target sasaran peningkatan produksi pertanian serta ketahanan pangan masyarakat diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian antara lain dilakukan melalui penyuluhan pertanian secara integratif dan partisipatif. Fokus penyuluhan pertanian di Provinsi Bengkulu tahun 2011–2015 adalah memperkuat kelembagaan petani, memberdayakan usaha petani, serta mewujudkan petani yang berjiwa wirausaha, agribisnis dan berwawasan global.

 Program Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian: 1) Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian 2) Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian, 3) Revitalisasi Sistem Pendidikan Pertanian, 4) Dukungan Manajemen dan Teknis

 Rencana Aksi Penyuluhan: 1) Perumusan mekanisme dan tata hubungan kerja antara kelembagaan teknis pertanian, kelembagaan Litbang dan kelembagaan penyuluhan; 2) Pendampingan tenaga penyuluh bersama POPT dan mantri tani di lokasi SL-PTT; 3) Pendampingan penyuluh pada sentra produksi padi, jagung, kedelai, tebu dan daging sapi; 4) Pertemuan penyuluh, peneliti dan petani di sentra produksi; 5) Penyebaran materi penyuluhan kepada penyuluh melalui

Cyber Extension, 6) Penyebaran materi penyuluhan melalui media audio visual, 7) Penyebaran materi penyuluhan melalui media cetak, 8) Pemberian penghargaan bagi Kepala Kaerah, penyuluh dan petani yang berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas

 Rencana aksi Pelatihan Pertanian: 1) Diklat Teknis Agribisnis Padi, Jagung, Kedelai, Tebu dan Daging Sapi bagi Penyuluh; 2) Diklat Teknis dan Kewirausahaan Agribisnis bagi Petugas Teknis; 3) Magang bagi Widyaiswara; 4) Diklat Teknis dan Kewirausahaan Agribisnis bagi Pelaku/Non Aparatur.

 Program pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 adalah peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan. Program ini dilaksanakan melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi dengan didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana produksi, serta perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha.

 Sasaran pengembangan perkebunan rakyat melalui revitalisasi perkebunan di Provinsi Bengkulu dengan fokus intensifikasi tanaman kakao, peremajaan kelapa

sawit dan karet rakyat. Kegiatan peremajaan kelapa sawit (Bansos) tahun 2011 di Kabupaten Bengkulu Selatan seluas 100 Ha, Kab. Seluma 95 Ha, dan Kab Mukomuko 100 Ha. Di Kab. Bengkulu Utara terdapat kegiatan replanting dengan teknologi alternatif seluas 20 Ha.

 Melalui APBD Provinsi Bengkulu tahun 2011 akan dilakukan kegiatan penyediaan bibit kelapa sawit sebanyak 57.250 batang, penyediaan bibit karet 138.000 batang, integrasi kopi dan ternak, serta bantuan mesin potong rumput 1.280 unit.

 Peran Karantina dalam perlindungan mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang berbahaya ke dan dari dalam wilayah RI dalam rangka mendukung kelestarian sumberdaya pertanian untuk mendukung swasembada dan swasembada berkelanjutan.

 Dalam operasional, Karantina meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait yang memiliki kewenangan perizinan / persetujuan pemasukan dan pengeluaran tumbuhan dan hewan.

Dokumen terkait