BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi
1) Rata-rata Nilai Tukar Pelaku Usaha Perikanan
Pelaku Usaha Perikanan (Pembudidaya, Pemasar/Pengolah, Nelayan) Indeks 109,65 109,60 108,55
2 Produksi Perikanan Ton 71.042,60 70.321,69 68.227.88
- Perikanan Budidaya Ton 69.372,25 68.651,40 66.531,73
- Perikanan Tangkap Ton 1.670,35 1.670,28 1.696,15
1) Rata-rata Nilai Tukar Pelaku Usaha Perikanan
Nilai tukar pelaku usaha perikanan atau Nilai Tukar Perikanan (NTP) merupakan indikator kesejahteraan pembudidaya, pengolah, pemasar dan nelayan yang bergerak di
LKIP 2019 65
sektor perikanan. NTP di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2019 mencapai 108,55 atau menurun sebesar 1,10% dari tahun 2019. Kondisi tersebut menunjukkan adanya penurunan daya beli nelayan dan pembudidaya ikan serta sektor usaha perikanan. Menurunnya usaha perikanan dipicu oleh adanya penurunan produksi dan nilai produksi Outcome perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Dalam mendorong peningkatan produksi dan nilai produksi tersebut pemerintah telah memfasilitasi beberapa program pada Tahun 2019 yaitu dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 2.238.308.410,- dari APBD Kabupaten dan APBD Propinsi. Adapun program yang dilaksanakan adalah 1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan; 2) Program Pengembangan Perikanan Tangkap dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir; 3) Peningkatan Usaha Perikanan. 2) Produksi Perikanan
Produksi perikanan di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2019 mencapai 68.227.88 ton atau menurun sebesar 11,75% dari tahun 2018, dan mencapai target daerah dalam produksi ikan yaitu 98%.
a) Produksi Ikan Budidaya.
Produksi ikan budidaya di Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 12,03 % dari tahun 2018. Produksi ikan budidaya didominasi oleh komoditas Ikan Mas, Nila dan Nilem yang diOutcomekan oleh para pembudidaya ikan dengan kolam intensif maupun semi intensif.
Gambar 4.15
Distribusi Produksi per Komoditas Ikan Budidaya mas nila nilem gurame tawes lele tambakan udang vaname
LKIP 2019 66
Penurunan produksi ikan budidaya dipicu oleh semakin menurunnya ketersediaan benih ikan unggul budidaya perikanan terutama dalam pembenihan dan pembesaran serta pakan, sehingga mempengaruhi dalam peningkatan produksi dan efisiensi usaha budidaya perikanan. Upaya dan fasilitasi dari Pemerintah Kabupaten melalui APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN (DAK) dalam mendorong peningkatan produksi ikan budidaya selama tahun 2019 antara lain melalui pemberian bantuan benih/induk, pakan dan peralatan budidaya ikan pada masyarakat, peningkatan sarana dan prasarana budidaya perikanan serta pembinaan dan peningkatan keterampilan pembudidaya, pengolah dan pemasar ikan melalui berbagai program dan kegiatan yaitu : 1) Pengembangan Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan; 2) Pengembangan Agribisnis Perikanan; 3) Penguatan UPTD Balai Benih Ikan; 4) Pengembangan Budidaya Udang Vanname; 5) Pembangunan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pokok Unit Pembenihan;.
b) Produksi Perikanan Tangkap.
Produksi perikanan tangkap tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1,20% dibanding tahun 2018 serta mencapai target daerah yaitu sebesar 100,00%. Produksi perikanan tangkap terdiri dari produksi Outcome tangkap laut dan produksi Outcome tangkap perairan umum daratan (danau, situ, sungai, embung dll).
Gambar 4.16
Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2017-2019 200,00 400,00 600,00 800,00 1.000,00 1.200,00 1.400,00 1.600,00 1.800,00 Tangkapan Laut (ton) Tangkapan Perairan Umum (ton) Total (ton) 2016 2017 2018 2017 2018 2019
LKIP 2019 67
Produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan sejalan dengan adanya penambahan sarana penangkapan pada kelompok nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pamayangsari Cipatujah. Pada tahun 2019 melalui DAK bidang Kelautan dan Perikanan telah dilaksanakan penyaluran bantuan perahu dan motor tempel sebanyak 5 paket, serta melalui dana APBD Kabupaten berupa alat tangkap dan alat bantu penangkapan sebanyak 12 paket. Disamping itu juga telah disebarkan benih ikan nila dan nilem di 25 perairan umum di 25 desa (situ, cekdam, sungai dll) di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 5.200.000 ekor.
c. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan urusan kelautan dan perikanan, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Ketahanan Pertanian Kabupaten Tasikmalaya menghadapi berbagai permasalahan. Adapun permasalahan sebagai berikut:
1) Fungsi UPT pembenihan ikan belum optimal dalam penyediaan benih ikan unggul disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu kondisi air dilingkungan UPT yang sudah tidak mendukung untuk budidaya ikan yang baik dan keterbatasan SDM pegawai yang mengelola UPT. Penurunan kondisi/kualitas air dapat menyebabkan masa pemeliharaan ikan semakin lama, Ikan lebih mudah terkena penyakit, Konversi pakan makin tinggi (boros pakan), Produktivitas budidaya perikanan akan menurun, sehingga biaya produksi akan meningkat dan dalam jangka panjang kegiatan usaha perikanan budidaya menjadi tidak menarik lagi.
2) Sarana Prasarana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) belum memadai. Kondisi PPI tersebut menyebabkan penggunaan armada perikanan masih didominasi oleh kapal berukuran kecil, yaitu perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal ikan berukuran 0,5 sampai 3 gross tonnage (GT), sehingga produksi perikanan tangkap saat ini hanya mampu mencapai 13% dari potensi yang ada, sedangkan kewenangan untuk membangun PPI sejak tahun 2017 merupakan kewenangan Pemerintah Propinsi. 3) Kondisi SDM masyarakat nelayan dan masyarakat pesisir pada umumnya masih kurang
memadai. . Hal ini disebabkan oleh rendahnya pendidikan formal yang sebagian besar disebabkan oleh sulitnya sekolah atau akses di daerah pesisir. Kurangnya pendidikan ini
LKIP 2019 68
berdampak sulitnya masyarakat nelayan untuk menerima transfer ilmu maupun transfer teknologi, sehingga sulit untuk meningkatkan kapasitas usaha penangkapannya.
Solusi pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Ketahanan Pertanian Kabupaten Tasikmalaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu:
1) Memperkuat unit pembenihan rakyat (UPR) maupun UPTD Balai Benih Ikan milik Pemerintah dalam membudidayakan induk dan calon induk, serta memperbaiki kondisi sarana prasarana dan infrastruktur budidaya ikan di kawasan perikanan budidaya UPR maupun UPT, serta mengoptimalkan budidaya di kawasan budidaya yang lain. Dalam upaya meningkatkan produksi calon induk dan benih perlu ditingkatkan kerjasama dengan UPT Pusat maupun propinsi dalam seleksi penyediaan benur/benih berkualitas; Upaya peningkatkan produksi perikanan tangkap dilakukan melalui pengembangan sarana dan prasarana PPI serta memfasilitasi nelayan dan masyarakat pesisir melalui berbagai pelatihan baik pelatihan penangkapan ikan, kewirausahaan dan pelatihan pengolahan, bantuan alat penangkapan, Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Bidang Perikanan Tangkap, pengembangan sarana dan prasarana penangkapan ikan, pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir, dan fasilitasi pelatihan penangkapan ikan.