• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

7. Debt Ratio (X7)

Debt Ratio memiliki hubungan tanda negatif, hal sesuai dengan

pernyataan Luciana Spica Almilia (2003) bahwa Debt Ratio memiliki

financial distress. Semakin besar rasio ini maka semakin besar

kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Uji Wald

menunjukkan bahwa Debt Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap kondisi financial distress suatu perusahaan (Tabel 4.10). Hasil

penelitian ini mendukung penelitian Luciana Spica Almilia dan Kristijadi

(2003) yang menunjukkan bahwa Debt Ratio tidak memiliki pengaruh

yang signifikan. 4.5.1. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat memberikan implikasi yang berarti bagi pihak-pihak sebagai berikut : manajemen, para analis keuangan, pemegang saham atau kreditur, BAPEPAM, dan IAI dalam

menilai dan memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diharapakan penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan bagi perusahaan tentang keadaan kinerja keuangan, keadaan finansial perusahaan,berguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak

manajemen, dan sebagai early warning system agar manajemen

perusahaan dapat segera melakukan tindakan korektif untuk kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang, dan bagi investor diharapkan dapat memberikan gambaran pada investor untuk mengetahui apakah perusahaan tempat berinvestasi merupakan perusahaan yang sehat dan

mampu untuk memberikan tingkat return yang diinginkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi yang

dihasilkan telah cocok untuk menguji pengaruh variabel current ratio (X1),

working capital to total assets (X2), struktur aktiva (X3), return on

investment (X4), return on equity (X5), net profi margin (X6), dan debt

ratio (X7) terhadap variabel kondisi financial distress (Y), hal ini

ditunjukkan dengan hasil penilaian Hosmer and Lemeshow test dengan X2

yang dihasilkan sebesar 0,000 dengan nilai tingkat signifikansi 1,000 >

0,05 maka hasilnya adalah H0 diterima yang artinya model sesuai (tidak

ada perbedaan antara hasil observasi dengan kemungkinan prediksi model). Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi (2003) bahwa rasio keuangan yang digunakan dapat digunakan untuk sebagai model, dimana hasil pengujian yang diperoleh adalah sebesar 0,008 dengan taraf signifikan sebesar 1,000

untuk variabel current ratio (X1), -0,277 dengan taraf signifikan sebesar

0,999 untuk variabel working capital to total assets, -0,035 dengan taraf

signifikan sebesar 1,000 untuk variabel struktur aktiva, -2,148 dengan taraf

signifikan sebesar 0,999 untuk variabel return on investment, 0,501

dengan taraf signifikan sebesar 0,998 untuk variabel return on equity,

0,022 dengan taraf signifikan sebesar 1,000 untuk variabel net profit

margin, dan -0,050 dengan taraf signifikan sebesar 1,000 untuk variabel

debt ratio. Namun, ternyata secara umum hasil penelitian sekarang tidak

konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Ketidakkonsistenan ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan karateristik

perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini. Sebagai contoh diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi (2003) yang mengambil sampel dengan karakteristik perusahaan yang beberapa

tahun mengalami laba bersih operasi (net operating income) negatif dan

selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden sedangkan penelitian sekarang peneliti mengambil karakteristik perusahaan yang mengalami laba bersih dan nilai buku ekuitas negatif selama dua tahun berturut-turut.

4.5.3. Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang

Selain hasil penelitian, perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada objek penelitian dan variabel penelitian. Berikut ini rangkuman perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang :

Tabel 4.14 : Rangkuman persamaan dan Perbedaan Penelitilian Terdahulu Dengan penelitian sekarang

No. Peneliti Objek Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Platt dan Platt (2002) Financial distress,profit margin,likuiditas, Efisiensi,financial leverage, profitabilitas,posisi kas,pertumbuhan

a.Variabel EBITDA/sales, current assets/current liabilities dan cashflow growh rate memiliki hubungan negatif terhadap kemungkinan perusahaann akan mengalami financial distress. b. Variabel net fixed assets/total assets,

long-term debt/equity dan notes payable/total assets memiliki hubungan positif terhadap kemungkinan

perusahaan akan mengalami financial distress. 2 Almilia dan Kristijadi (2003) Perusahaan di bursa efek jakarta Financial distress,profit margin,likuiditas, Efisiensi,financial leverage, profitabilitas,posisi

Dari keduabelas persamaan regresi yang dibentuk diatas menunjukkan bahwa rasio-rasio

keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan financial distress suatu perusahaan.

kas,pertumbuhan dapat diterima, bahwa rasio-rasio keuangan dapat

digunakan untuk memprediksikan financial distress suatu perusahaan

3 Rayendra K.Brahmana (2006)

rasio keuangan yang

tidak disesuaikan,rasio relatif industri,reputasi auditor,financial

distress

Reputasi auditor kurang akurat dalam memprediksi kondisi financial distress

suatu perusahaan,reputasi auditor kurang dapat dijadikan sebagai variabel penjelas,terdapat 1% yang mengalami gejala financial distress ketika diidentifiaksi dengan rasio keuangan yang tidak disesuaikan

4 Luciana Spica Almilia (2006) Perusahaan yang Terdaftar di BEJ Financial distress,profit margin,likuiditas, Efisiensi,financial leverage, profitabilitas,posisi kas,pertumbuhan

a.Pada model pertama yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi dan neraca menunjukkan bahwa rasio TLTA dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Daya klasifikasi total model ini adalah sebesar 79.0%.

b. Pada model kedua yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang berasal dari laporan arus kas

menunjukkan bahwa rasio CFFOTA dan CFFOCL dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Daya klasifikasi total model ini adalah sebesar 58.0%.

c. Pada model ketiga yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas menunjukkan bahwa rasio CATA,TLTA, NFATA, CFFOCL, CFFOTS dan CFFOTL dapat digunakan untukmemprediksi kondisi financial distress perusahaan. Daya klasifikasi total model ini adalah sebesar 79,6%.

5 Pungky Rionaldy (2010) Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Financial distress,current ratio,working capital to total assets,struktur aktiva, return on investment, return on equity, net profit margin, debt ratio

Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan secara serentak berpengaruh terhadap kondisi financial distress perusahaan yang terdaftar di BEI. Walaupun secara parsial yang dapat dilihat pada uji Wald menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress

perusahaan.

Sumber : Peneliti

Berdasarkan uraian perbedaan tersebut diatas, dapat menjadi masukkan bagi penelitian yang akan datang untuk memperluas atau menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan yang lebih panjang, serta menambah variabel seperti : solvabilitas, pelaporan item-item luar biasa dan/ kontinjensi (ekstra), kualitas sistem pengendalian internal, dan penggunaan komite audit oleh perusahaan.

4.5.4. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi yang

dihasilkan telah cocok untuk menguji pengaruh variabel current ratio,

working capital to total assets , struktur aktiva , return on investment,

return on equity, net profi margin , dan debt ratio terhadap variabel

kondisi financial distress. Sedangakan secara parsial hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel current ratio, working capital to total assets,

dan debt ratio tidak signifikan terhadap variabel kondisi financial distress

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah pengetahuan mengenai komponen-komponen yang mempengaruhi kondisi

financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sebagai bahan referensi yang akan melengkapi temuan-temuan empiris dibidang akuntansi ataupun sebagai informasi yang berguna bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, sehingga hasil dari penelitian ini telah sesuai dengan tujuan dan manfaat

BAB V

Dokumen terkait