• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Reduksi data

Berikut merupakan deskripsi data pekerjaan siswa dan wawancara yang disajikan dalan tabel. Data lengkap pekerjaan siswa dan dilihat pada lampiran bagian C dan data lengkap wawancara dapat dilihat pada lampiran bagian D.

a) Soal nomor 1

Tabel 4.1 Analisis Pekerjaan Siswa Soal Nomor 1

Siswa Pekerjaan Deskripsi Data Deskripsi wawancara

S1 Siswa menggunakan

gambar untuk menyimbolkan kerangka tower. Siswa merepresentasikan tinggi persegi panjang dengan gambar persegi panjang dan tinggi segienam dengan gambar segienam. Siswa menggambar persegi panjang ditambah segienam sama dengan tujuh. Kemudian siswa menemukan tinggi persegi panjang sama dengan dua dan tinggi segienam samadengan lima. Sehingga tinggi tower yang terdiri dari dua persegi panjang dan satu segienam sama dengan sembilan. Namun, proses menemukan tinggi persegi panjang dan segienam, siswa tidak

Ketika wawancara, siswa mampu menjelaskan proses berpikirnya. Persegi panjang dan segienam dianggap satu pasangan. Sehingga tower I terdiri dari 3 pasang. Tinggi tower I dibagi tiga, didapatkan tinggi satu pasang 7 m. Tinggi persegi panjang dicari dari selisih tinggi tower I dan II. Tinggi segienam didapat dari tinggi satu pasang dikurangi 2. Siswa lebih senang menggunakan logika dan cara langsung daripada memisalkan dengan variabel. Menurut siswa, jika menggunakan gambar akan lebih terlihat nyata. Diakhir wawancara, peneliti juga menanyakan jika soal

menuliskannya. diubah menjadi soal cerita, apakah siswa akan menyelesaikan dengan SPLDV. Siswa menjawab akan mengerjakan dengan nalar terlebih dahulu. Tetapi jika di sekolah, siswa akan mengerjakan dengan SPLDV.

S2 Siswa menuliskan tower I

sama dengan 21 cm dibagi 3 sama dengan 7 cm. Tujuh sentimeter terdiri dari segienam dan persegi panjang. Namun, siswa masih kurang teliti dalam penulisannya. Siswa salah menulis, seharusnya pada tower I, siswa menulis tinggi tower I dibagi 3. Begitu juga pada kata dalam kurung. Siswa seharusnya tinggi segienam ditambah tinggi persegi panjang . Untuk mencari tinggi persegi panjang, siswa mencari selisih antara tinggi tower I dan tower II. Kemudian siswa

Siswa lebih senang berpikir dengan nalar daripada dengan cara SPLDV karena ketika UN nanti lebih mudah menggunakan nalar. Siswa menganggap tinggi persegi panjang dan segienam adalah satu pasang sehingga tower I terdiri dari 3 pasang kemudian siswa 21 m menjadi 3. Hasilnya akan ketemu tinggi persegi panjang dan segienam, yaitu 7 m. Ketika dikonfirmasi satuan tinggi tower, siswa baru menyadari kesalahannya. Seharusnya satuan tinggi

menemukan tinggi tower III dengan menjumlahkan tinggi persegi panjang dan tinggi persegi panjang+segienam. Sehingga ditemukan tinggi tower III adalah sembilan. Siswa kurang teliti dalam memberikan satuan. Seharusnya meter tetapi siswa menulis dengan sentimeter.

Kemudian siswa menjelaskan proses berikutnya. Tinggi persegi panjang dicari dari selisih tower I dan II, yaitu 2 m. Karena tower III terdiri dari satu pasang dan satu persegi panjang maka tinggi tower III adalah 9 m. Diakhir wawancara, peneliti juga menanyakan jika soal diubah menjadi soal cerita, apakah siswa akan menyelesaikan dengan SPLDV. Siswa menjawab akan mengerjakan dengan SPLDV karena sudah terbiasa. S3 Siswa menuliskan

informasi yang tidak tepat. Seharusnya siswa menuliskan tinggi tower I tetapi siswa hanya menyingkat menjadi I. Siswa juga tidak tepat dalam membuat kalimat matematika. Namun, hasil akhirnya benar.

Siswa lebih senang menggunakan nalar daripada SPLDV karena SPLDV caranya panjang. Ketika wawancara, siswa dapat menjelaskan proses pekerjaannya tetapi bingung penulisannya. Maksud dari baris ketiga, tower II terdiri dari dua pasang dan satu

tinggi satu pasang dan 5 merupakan tinggi segienam. Diakhir wawancara, peneliti juga menanyakan jika soal diubah menjadi soal cerita, apakah siswa akan menyelesaikan dengan SPLDV. Siswa menjawab akan mengerjakan dengan SPLDV karena sudah terbiasa. S4 Siswa menyelesaikan

masalah dengan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Siswa memisalkan segienam dengan x dan persegi panjang dengan y (siswa kurang teliti dalam membuat pemisalan seharusnya siswa memisalkan tinggi persegi panjang dan tinggi segienam). Selanjutnya siswa membuat persamaan tower I dan tower II. Kemudian mencari nilai x dan y dengan metode eliminasi dan substitusi.

Siswa menggunakan SPLDV karena siswa merasa kesulitan jika dinalar dan lebih mudah menggunkan SPLDV. Jika menggunakan nalar siswa kesulitan untuk menuliskan proses penalarannya.

b) Soal nomor 2

Tabel 4.2 Analisis Pekerjaan Siswa Soal Nomor 2

Sis- wa

Pekerjaan Deskripsi Data Deskripsi wawancara

S1 Siswa mencari volume

akuarium lama kemudian dikali 8 untuk mencari volume akuarium baru. Dari volume akuarium baru tersebut diakar pangkat tiga untuk mencari panjang rusuk akuarium baru. Siswa hanya menemukan satu penyelesaian saja, yaitu panjang rusuk akurium yang baru 60 cm sehingga bentuk akuarium yang baru adalah kubus.

Siswa dapat memahami soal tetapi hanya menemukan satu penyelesaian saja. Ketika siswa dipancing untuk menemukan

penyelesaian lain, siswa tetap tak bisa dengan alasan tidak diketahui tinggi, lebar, dan panjang. Siswa juga diperkenankan untuk menggambar tetapi siswa tetap tidak bisa dengan alasan tidak biasa dan tidak bisa menggambar. Siswa lebih senang menggunakan kalimat matematika.

S2 Siswa menuliskan dengan langkah- langkah yang cukup jelas. Siswa menulis diketahui, ditanya, dan jawab. Namun, siswa tidak menuliskan cara ditemukan s baru dan hanya menemukan satu penyelesaian. Siswa dapat menjelaskan proses pemecahan masalah. Siswa menganggap bentuk akuarium barunya juga berbentuk kubus. Ketika siswa ditanya apakah bisa berbentuk balok, siswa menjawab bisa jika diketahui tinggi, lebar, dan panjang. Siswa juga diberi kesempatan dengan cara menggambar tetapi siswa tidak bisa dan menurutnya jika digambar akan semakin bingung. Siswa diberi kesempatan untuk mencari ukuran balok. Siswa hanya

mengawang, karena bingung

menuliskannya. Siswa mampu menemukan 2 ukuran akuarium yang baru. Yang pertama

didapatkan dari 0,3 dikali 8. Yang kedua 0,6 x 1,2 x 0,3, untuk menemukan yang kedua ini, siswa mencari faktor dari 8, yaitu 2 dan 4 kemudian dikali 0,3 sehingg ketemu 0,6 dan 1,2. S3 Siswa hanya mengerjakan hingga menemukan volume akuarium baru. Siswa mencari volume akuarium lama kemudian dikalikan delapan untuk menemukan volume akuarium baru. Pada awalnya siswa salah menuliskan satuan kemudian dibenarkan ketika wawancara. Siswa tidak menangkap maksud ukuran yang ditanyakan. Siswa hanya menyelesaikan sampai volume akuarium baru. Siswa juga beranggapan bentuk akuarium baru hanya berbentuk kubus. Siswa diberi kesempatan untuk mencari penyelesaiaan lainnya dengan cara apapun. Tetapi siswa hanya mengawang

saja. Siswa juga diberi kesempatan untuk menggambar tetapi siswa hanya

belum disusun. Setelah diberi beberapa pertanyaan pancingan, siswa mendapatkan bayangan bentuk akuarium baru adalah balok dengan menyusun kubus. Tetapi tidak tahu cara menemukan

ukurannya.

S4 Siswa menuliskan

langkah-langkah dengan jelas tetapi siswa kurang teliti dalam penulisan. Siswa mengubah satuan meter menjadi sentimeter.

Selanjutnya mencari volume akurium lama kemudian volume akurium lama dikali delapan tetapi menuliskan

samadengan dibawah volume akurium baru sehingga menjadi salah. Pada kesimpulan, siswa menyimpulkan ukuran Siswa mampu menjelaskan ulang proses pekerjaanya. Siswa juga hanya berpikiran bentuk akuarium yang baru merupakan kubus. Menurut siswa, bentuk akuarium baru tidak ada kemungkinan bentuk lainnya karena ukurannya cuma satu. Peneliti memberikan pertanyaan pancingan supaya menemukan penyelesaian yang lain. Siswa juga diberikan kesempatan untuk menggambar.

akuarium baru adalah 60 cm. Berarti siswa hanya menemukan satu penyelesaian.

menggambar bentuk akuairum baru dengan menyusun 8 kubus sehingga siswa dapat menemukan ukuran akuarium baru, yaitu 0,3 x 0,6 x 1,2.

c) Soal nomor 3

Tabel 4.3 Analisis Pekerjaan Siswa Soal Nomor 3

Sis- wa

Pekerjaan Deskripsi Data Deskripsi wawancara

S1 Siswa tidak

memahami soal. Siswa membagi luas foto dengan luas potongan kertas untuk mencari banyaknya potongan kertas.

Pada awalnya siswa menganggap bingkai foto merupakan alas foto. Ketika dikonfirmasi ulang, siswa baru menyadari kesalahannya. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan ulang tetapi siswa hanya mengawang.Siswa menghitung banyaknya potongan kertas dengan menghitung keliling foto saja tanpa menambah 4.

S2 a. Siswa menjumlahkan panjang sisi-sisi foto kemudian ditambah 4. b. Siswa membagi

dua panjang sisi- sisi fotokemudian menjumlahkan kemudian ditambah 4. c. Siswa menjelaskan persamaan dengan teks tertulis. Namun, kaliamt siswa tidak jelas.

Ketika wawancara, siswa tidak merasa menggunakan konsep keliling dan tidak terpatok rumus. Menurutnya,

menggunakan nalar lebih cepat daripada menggunakan rumus dan jika digambar akan tidak sesuai karena tidak memakai ukuran yang pasti. Ketika dikonfirmasi bagian c, siswa dapat menjelaskan tetapi tidak menyadari kesalahannya. Siswa diberi kesempatan untuk menuliskan kalimatnya ke dalam kalimat matematika. Kemudian siswa mengeceknya dengan memasukkan apa yang diketahui, ternyata berbeda. Dari situ siswa menyadari kesalahannya.

Seharunya keliling

sisi potongan kertas. S3 a. Siswa menjumlahkan panjang sisi-sisi foto kemudian ditambah 4. b. Siswa membagi

dua panjang sisi- sisi foto kemudian ditambah 4.

c. Siswa menjelaskan persamaan dengan teks tertulis.

Pada bagian a dan b, awalnya siswa ingin menghitung luas tetapi tidak mungkin sehingga siswa mencoba untuk menggambar. Dari situ siswa berpikir untuk menggunakan konsep keliling. Pada bagian c, siswa kesulitan menuliskan ke kalimat matematika, siswa harus dituntun untuk membuat persamaan matematikanya.

S4 Pada bagian a dan b, siswa tidak tepat dalam menggunakan simbol matematika. Seharusnya siswa menggunakan simbol

“sama dengan” bukan simbol “maka”. Siswa

menghitung keliling foto ditambah empat kemudian dibagi dengan panjang sisi potongan kertas. Sedangkan bagian c, siswa kurang jelas dalam memberi alasan. Siswa menggunakan penalarannyan untuk menyelesaikan masalah. Ketika dikonfirmasi hasil pekerjaannya bagian a dan b, siswa menyadari kesalahannya. Seharusnya 4 tidak dibagi dengan panjang sisi potongan kertas. Ditambah 4 ketika keliling foto sudah dibagi panjang sisi potongan kertas. Sedangkan pada bagian c, siswa hanya asal menjawab. Siswa tidak memahami bagian c. Kemudian peneliti memberikan pertanyaan pancingan agar siswa dapat membuat

persamaannya dengan melihat pola pada baian a dan b. Siswa kesulitan menemukan pola dan harus

menemukan persamaannya.

d) Soal nomor 4

Tabel 4.4 Analisis Pekerjaan Siswa Soal Nomor 4

Sis- wa

Pekerjaan Deskripsi data Deskripsi wawancara

S1 Siwa langsung

menuliskan

jawabannya tanpa langkah dan alasan.

Siswa belum diajarkan peluang. Siswa memahami peluang sebagai kemungkinan. Siswa lupa alasan mengapa memilih kantong pertama yang memiliki peluang terbesar terambilnya kelereng biru.

S2 Siswa mencari peluang dengan

membandingkan jumlah kelereng biru dan merah. Kemudian siswa menuliskan alasan memilih kantong kedua. Siswa memilih kantong kedua karena kelereng merahnya paling sedikit. Ketika wawancara, siswa dapat menjelaskan ulang pekerjaannya. Siswa lebih memilih menggunakan perbandingan karena bingung jika menggunkan persentase. Siswa memilih perbandingan yang paling besar, yaitu 1:3 karena menurutnya peluang adalah kesempatan dan yang ditanyakan adalah peluang terbesar. Siswa merasa menjelaskan dengan kalimat biasa lebih mudah daripada dengan kalimat matematika.

S3 Siswa mencari peluang dengan

membandingkan jumlah kelereng biru dan merah. Kemudian siswa menuliskan alasan memilih kantong kedua. Siswa memilih kantong kedua karena kelereng merahnya paling sedikit. Siswa membalik perbandingan tetapi dengan menggunakan simbol “maka”. Siswa membalik perbandingan karena kelereng biru yang ditanyakan dan memudahkan siswa untuk mengira-ngira. Siswa memilih pecahan yang paling besar karena yang ditanyakan peluang yang paling besar. Siswa merasa menjelaskan dengan kalimat biasa lebih mudah daripada dengan kalimat matematika.

S4 Siswa langsung menjawab kantong pertama dan ketiga yang memiliki peluang paling besar terambilya kelereng biru karena jumlah kelereng biru paling banyak. Ketika dikonfirmasi hasil pekerjaannya, siswa menyadari kesalahannya. Kemudian peneliti memberikan kesemptan untuk mengerjakan ulang. Siswa menggunakan perbandingan dan siswa menentukan kantong kedua yang memiliki peluang paling besar. Memilih kantong kedua karena selisih jumlah kelereng merah dan biru paling sedikit.

Dokumen terkait