• Tidak ada hasil yang ditemukan

Regresi dengan Variabel-Variabel Tunggal

Variabel Variabel Prasarana

Tabel 4 memperlihatkan hasil yang diperoleh dengan melakukan regresi terhadap empat ukuran berbeda dari pertumbuhan terhadap variabel-variabel kontrol dan variabel-variabel tata kelola infrastruktur yang tunggal. Untuk pertumbuhan PDB termasuk minyak dan gas, persepsi perusahaan-perusahaan terhadap kualitas infrastruktur jalan, lampu, air, dan listrik tidak memiliki pengaruh yang secara statistik signifikan. Namun, jika minyak dan gas tidak diperhitungkan, persepsi perusahaan-perusahaan tentang kualitas jalan dan hubungan telepon memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan, sementara, dan ini mengherankan, pada daerah-daerah yang perusahaan-perusahaanya memiliki persepsi yang lebih negatif tentang kualitas perlistrikan, cenderung berkembang lebih cepat.

Namun, persepsi-persepsi tentang kualitas infrastruktur muncul dari dalam mereka sendiri untuk kemudian dikembangkan. Oleh karena itu kami memasukkan satu set variabel yang lebih konkrit tentang kualitas pelayanan infrastruktur. Hasilnya menyatakan bahwa, dengan hal-hal lainnya tetap sama, maka daerah-daerah di mana permasalahan menyangkut air diatasi lebih cepat ternyata cenderung memiliki angka pertumbuhan PDB yang lebih tinggi. Selain itu, daerah-daerah yang mengalami pemadaman listrik lebih jarang juga bertumbuh lebih cepat. Akhirnya, perusahaan-perusahaan ditanya tentang seberapa pentingnya permasalahan infrastruktur mereka rasakan sebagai suatu kendala. Daerah-daerah di mana perusahaan-perusahaannya mengindikasikan bahwa permasalahan infrastruktur merupakan kendala yang penting, pertumbuhannya lebih lambat.

Dirasakan akan bermanfaat apabila indikasi tentang besaran dari pengaruh- pengaruh tersebut di atas dapat diperoleh. Hasil-hasil studi ini menyatakan bahwa jika angka keseluruhan dari infrastruktur suatu daerah ditingkatkan dari rata-rata ke kuartil tertinggi, maka akan diperoleh penambahan sekitar 0.3% dari pertumbuhan PDB per kapita setiap tahunnya. Peningkatan pertumbuhan lebih jauh sebesar 0.35% dapat diperoleh dengan menaikkan suatu daerah yang semula berada pada kuartil bawah karena pemadaman listrik ke tampilan median.

Namun, hampir tidak satupun dari hasil-hasil studi ini dapat dibawa ke kedua macam ukuran pertumbuhan kami yang lain – pertumbuhan manufaktur dan pertumbuhan dalam pengeluaran per kapita. Memang, waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah perlistrikan kelihatannya berkaitan secara positif dengan ukuran-ukuran pertumbuhan ini – yaitu, daerah-daerah di mana masalah-masalah seperti itu perlu waktu lebih lama untuk diatasi, tumbuh lebih cepat. Hal ini ganjil – namun ini karena angka pertumbuhan yang tinggi pada sejumlah kecil daerah dengan kendala yang signifikan dalam supply listrik. Pemadaman listrik yang lebih sering tetap akan memperlambat pertumbuhan.

Tabel 4: Regresi dengan Variabel-Variabel Infrastruktur

Pertumb

PDB Pertumb PDB Manufaktur Pengeluaran Trmsk

minyak Bukan minyak Pertumb PDB Pertumb Variabel-Variabel Kontrol

Pendapatan Awal 2001* -0.010094*** -0.008732*** -0.002879 -0.034508***

[0.003] [0.003] [0.002] [0.011]

Jumlah Penduduk tercatat 2001 0.006162*** 0.006100*** 0.005584 0.002239

[0.002] [0.001] [0.004] [0.002]

Proporsi Penduduk dgn

pendidikan setingkat SLTP (2001) 0.068201* 0.062403* 0.030682 0.099320**

[0.038] [0.036] [0.071] [0.047]

Akses telpon per Rumah Tangga

(2000) 0.004591 0.012994 -0.044244 0.073543** [0.023] [0.022] [0.036] [0.034] Kontribusi Pertambangan terhadap PDB (2001) -0.031349** 0.003999 -0.021662 0.005308 [0.015] [0.009] [0.017] [0.008] Variabel Infrastrutur Kualitas Jalan 0.000142 0.000287** 0.000104 0.000013 [0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Kualitas Penerangan Jalan 0.000122 -0.000012 0.000031 0.000279*

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Kualitas Supply Air Bersih -0.000131 -0.000163* -0.000186 -0.000184

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Kualitas Listrik -0.000223 -0.000395** 0.000136 0.000202

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Kualitas Telpon 0.000230* 0.000352*** -0.000074 -0.000223

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Waktu perbaikan jalan tercatat+ 0.000106 0.000043 -0.000022 0.000118

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Waktu perbaikan penerangan

jalan tercatat+ -0.000244 -0.000124 0.000007 -0.000208

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Waktu perbaikan supply air bersih

tercatat + 0.000322** 0.000268** 0.000151 0.000231

Waktu perbaikan listrik tercatat+ -0.000109 -0.000059 -0.000555*** -0.000454**

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Waktu perbaikan telepon tercatat+ -0.000171 -0.000193* 0.000239 0.000265

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Kepemilikan sebuah generator+ -0.000028 0.000016 -0.000097 -0.000101

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Frekuensi pemadaman listrik+ 0.000233* 0.000268** 0.000402** 0.000253*

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Kendala infrastruktur secara

keseluruhan 0.000163** 0.000173*** 0.000012 -0.000111 [0.000] [0.000] [0.000] [0.000] Konstanta 0.072957 0.048976 0.034380 0.391874*** [0.053] [0.048] [0.041] [0.136] Observasi 184 184 184 184 R-squared 0.34 0.33 0.11 0.22

Standard errors yang kuat dalam kurung

* signifikan pada 10%; ** signifikan pada 5%; *** signifikan pd 1%

* Pendapatan awal adalah PDB per kapita pada 2001 untuk regresi PDB; PDB bukan-minyak per kapita pada 2001 untuk regresi PDB bukan-minyak; PDB manufaktur per kapita pada 2001 untuk regresi manufaktur; dan pengeluaran per kapita pada 2001 untuk regresi pengeluaran.

+ Variabel ini telah dibalik oleh karena itu nilai yang lebih tinggi menandakan kinerja yang lebih baik.

Variabel-Variabel Integritas

Integritas dan kompetensi pejabat-pejabat daerah diukur melalui enam variabel yang berkaitan dengan persepsi dari perusahaan-perusahaan di daerah mengenai:

- pemahaman kepala daerah mengenai permasalahan-permasalahan di bidang bisnis

- penunjukan pejabat-pejabat daerah dengan keterampilan yang sesuai - apakah kepala daerah melakukan tindakan tegas terhadap korupsi - apakah kepala daerah sendiri melakukan korupsi

- penilaian secara keseluruhan tentang sejauh mana permasalahan yang berkaitan dengan integritas dan kompetensi dari pejabat-pejabat daerah mempengaruhi kinerja bisnis.

Tabel 5 memperlihatkan hasil-hasil studi termasuk masing-masing dari seluruh variabel tersebut pada regresi-regresi pertumbuhan yang kami susun.

Patut dicatat, tidak satupun dari variabel-variabel tersebut memiliki hubungan yang secara statistik signifikan dengan pertumbuhan PDB pada kurun waktu yang ditentukan, baik dengan atau tanpa memasukkan variabel minyak. Namun, tidak demikian halnya jika melihat pada pertumbuhan manufaktur dan pertumbuhan pengeluaran per kapita. Untuk kedua jenis ukuran pertumbuhan tersebut, kami memeriksa efek-efek yang nampaknya bertentangan dari integritas. Pertama, terdapat hubungan positif antar seorang kepala daerah yang mengambil tindakan tegas melawan korupsi dengan pertumbuhan manufaktur di daerah. Namun, pada saat yang sama kami melihat adanya hubungan yang negatif antara persepsi perusahaan terhadap integritas kepala daerah dan pertumbuhan manufaktur daerah (yaitu daerah-daerah di mana perusahaan- perusahaan mempunyai persepsi kepala daerah lebih korup, tumbuh lebih cepat). Untuk pertumbuhan pengeluaran per kapita kami juga melihat adanya hubungan negatif pada persepsi perusahaan mengenai kekuatan seorang kepala daerah, yaitu kepala daerah yang lebih kuat dihubungkan dengan pertumbuhan yang lebih lambat. Hasilnya, daerah-daerah di mana sebagian besar perusahaan melaporkan bahwa isu-isu integritas dan kompetensi merupakan kendala yang signifikan bagi mereka, memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dalam pengeluaran per kapita dibandingkan dengan daerah-daerah di mana kendala- kendala tersebut dirasakan tidak begitu penting.

Ukuran efek-efek tersebut di atas tidak begitu besar, namun tidak berarti remeh. Untuk memperbaiki angka korupsi kepala daerah, yaitu dari median dengan angka 42.9 ke kuartil lebih tinggi dengan angka 49.1, sesuai Tabel 5, akan terkait dengan pertumbuhan dalam pengeluaran per kapita menjadi 0.15% lebih rendah.

Tetapi untuk mencapai perbaikan angka yang sama dalam persepsi perusahaan dengan kepala daerah mengambil langkah tegas melawan korupsi akan meningkatkan pertumbuhan sebanyak 0.38%.

Interpretasi yang masuk akal dari hasil-hasil studi tersebut adalah bahwa perilaku dan kompetensi dari pejabat-pejabat daerah memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap pertumbuhan PDP di daerah mereka, yang terdiri atas sejumlah sangat besar aktivitas, yang kebanyakan di antaranya berada di luar kontrol langsung mereka. Namun demikian, mereka memiliki beberapa pengaruh terhadap pabrik-pabrik manufaktur khusus dan terhadap distribusi keuntungan dari pertumbuhan di daerah mereka. Lebih jauh lagi, langkah-langkah yang kuat yang dilakukan oleh pemempin daerah dalam mencegah korupsi, meningkatkan iklim usaha sedemikian rupa yang mendukung pertumbuhan. Pada waktu yang sama, banyak perusahaan mungkin percaya bahwa pertumbuhan menciptakan pencari-pencari keuntungan dan bahwa hal ini sebagian tidak dapat dihindari oleh kepala daerah, menunjukkan bahwa koefisien negatif pada integritas pemimpin ditentukan secara endogenous.. Apakah dugaan ini tepat atau tidak, tidak dapat diingkari kenyataan bahwa data tersebut tidak mendukung adanya suatu hubungan positif yang kuat dan sederhana antara integritas dengan kompeteni dari pejabat-pejabat daerah (namun hal ini kemungkinan sesuai untuk sejumlah alasan) dan pertumbuhan di tingkat daerah.

Tabel 5: Regresi dengan Menggunakan Variabel-Variabel Integritas

Pertumbuh an

PDB PertumbuhanPDB Manufaktur Pengeluaran Termasuk

minyak Bukan minyak PertumbuhanPDB Pertumbuhan Variabel Pengendali

Pendapatan awal* -0.009102*** -0.008575*** -0.001896 -0.028899***

[0.003] [0.003] [0.002] [0.009]

Jumlah Penduduk tercatat 2001 0.006007*** 0.006007*** 0.000935 0.002143

[0.002] [0.002] [0.003] [0.002]

Jumlah Penduduk dg siswa SLTP(2001) 0.077655* 0.069613* 0.027293 0.108032**

[0.041] [0.040] [0.072] [0.042]

Akses telpon per Rumah Tangga (2000) 0.029333 0.040855** -0.030720 0.085326***

[0.021] [0.020] [0.035] [0.028]

Kontribusi Pertambangan pd PDB (2001) -0.031445** 0.004841 -0.005257 0.010641

[0.014] [0.008] [0.016] [0.007]

Variabel-variabel Integritas

Pemahaman Kepala Drh terhadap

permasalahan di bidang usaha 0.000075 0.000089 -0.000175 0.000157

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Penunjukan Pejabat-Pejabat Terampil -0.000107 -0.000134 0.000044 -0.000068

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Tindakan tegas terhadap korupsi 0.000243 0.000226 0.000307* 0.000418**

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Kepala Daerah kourpsi + -0.000025 0.000045 -0.000368*** -0.000237**

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Pemimpin yang kuat -0.000077 -0.000067 -0.000185 -0.000183*

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Pengaruh keseluruhan dari Integritas 0.000060 0.000048 0.000041 -0.000200*

[0.000] [0.000] [0.000] [0.000]

Konstanta 0.068219 0.058618 0.092318** 0.337563***

[0.051] [0.048] [0.042] [0.111]

Observasi 186 186 186 186

R-squared 0.26 0.21 0.11 0.21

Robust standard errors dalam kurung

* signifikan pada 10%; ** signifikan pada 5%; *** signifikan pada 1%

* Pendapatan awal adalah PDB per kapita pada 2001 untuk regresi PDB, PDB bukan minyak per kapita pada 2001 untuk regresi PDB non-minyak, PDB manufaktur per kapita pada 2001 untuk regresi manufaktur; dan pengeluaran per kapita pada 2001 untuk regresi pengeluaran.

+ variabel ini telah dibalik sehingga sebuah nilai yang lebih tinggi menunjukkan suatu kinerja yang lebih baik.

Pengukuran-Pengukuran Alternatif Tata Kelola Pemerintahan

Dokumen terkait