• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan manajemen rantai pasokan dalam penciptaan nilai, profitabilitas, dan keunggulan bersaing dari perspektif pembeli, didekati melalui konsep jaringan yang memfokuskan pada keterhubungan pemasok-pemasok secara kooperatif. Pemasok satu dan lainnya yang bergabung dalam satu jaringan saling bertukar informasi, sehingga lebih memahami kebutuhan pembeli dan pencapaian tujuan dibandingkan apabila dilakukan sendiri.

Kkarakteristik jaringan yang menekankan pada hubungan antar pihak menurut Choi et al. (2002); Barba et al. (1998) mempersyaratkan perilaku: kemauan bekerja bersama secara erat, berbagi keahlian, pengetahuan teknologi, aset maupun sumber daya yang akhirnya memberikan kepuasan bagi pelanggan yang menjadi tujuan pasokan.

Teori jaringan yang telah dibangun oleh peneliti terdahulu, direkayasa pada sistem pasokan bahan baku agroindustri farmasi dimana rantai pasokan distruktur ulang sehingga memungkinkan terjalin keterhubungan horisontal antar pemasok dan selanjutnya secara vertikal menjalin hubungan dengan pembeli industri. Jaringan diharapkan menyatukan sumber daya yang terpisah-pisah, keragaman kemampuan petani, menjadi kegiatan yang mencakup aspek pemasaran, produksi, pembiayaan, legalitas sehingga mampu menjawab tantangan usaha. Mengingat terdapatnya orang-orang, fasilitas, aliran fisik dan informasi maka diperlukan pengorganisasian aktivitas, sehingga jaringan juga ditinjau dari aspek organisasi.

Hakekat berjejaring bukan dilandasi oleh semangat siapa memanfaatkan siapa, tetapi memadukan berbagai kekuatan yang dimiliki masing-masing anggota untuk menutup setiap kelemahan yang dimiliki. Kondisi masyarakat jaringan akan membentuk komposisi yang semula ruang hubungan manusia direstruktur menjadi jaringan socio technological akibat peningkatan pemahaman kehidupan ekonomi modern dan sosial (Murdoch, 2000).

6.1. Aliran Bahan Baku

Bahan baku mengalir dari petani melalui satu hingga tiga pedagang pengumpul pada rantai pasokan sebelum sampai ke industri (lihat tabel 15). Walaupun terdapat spesialisasi pengumpulan bahan baku tanaman obat, tetapi rata-rata pengumpul memperdagangkan aneka tanaman obat jenis rimpang, akar, daun, maupun buah. Daerah pengumpulan tergantung kemampuan masing-masing pengumpul dalam menjangkau desa sumber pasokan hingga lokasi terpencil.

Dengan kehadiran jaringan, bahan baku mengalir dari petani ke industri sesuai dengan pengaturan dari pusat lembaga guna memenuhi kebutuhan industri. Kendala kemampuan petani yang terbatas untuk mencukupi permintaan industri dipecahkan dengan menghimpun sejumlah petani yang berdekatan yang berhimpun dalam satu kelompok.

Tabel 15 Aliran bahan baku pada rantai pasokan

Aktor Kondisi saat ini Keterangan Rekayasa sistem

Petani Bahan segar, dengan

harga lokasi petani, bahan belum terklasifikasi Pengumpul

desa (P1)

Bahan segar bersih kotoran – tanah.

Pedagang (P2)

h

Bahan segar

terklasifikasi/kering

Pedagang (P3)

h

Jenis bahan

(segar,kering,serbuk),

grading, kualitas lebih tinggi. Industri - Eksportir

1.Produk jamu/fitofarmaka 2.Bahan kering/serbuk terkemas H bahan segar

h

h

= perbedaan harga

6.2. Analisis Kualitas dan Elemen Kunci Jaringan 6.2.1. Hasil analisis harapan konsumen

Harapan konsumen tanaman obat terlebih dahulu dipelajari agar bahan baku diproses sesuai yang dikehendaki. Pendekatan quality function deployment, diawali dengan memperoleh informasi persyaratan kualitas tanaman obat melalui wawancara responden. Dari hasil wawancara, diperoleh tujuh atribut kualitas yakni : pemenuhan persyaratan kadar air dan kebersihan bahan baku, kontinuitas, jumlah pasokan, kandungan metabolit sekunder bahan baku. Adapun ketersediaan alat pemrosesan, dan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki pemasok merupakan persyaratan pelengkap yang apabila dipenuhi akan memberikan nilai lebih baik dibanding pemasok lain dan keyakinan kepada pembeli.

Hasil pengolahan menggunakan teknik QFD sebagaimana gambar 14 menunjukkan kadar air memiliki bobot paling tinggi, diikuti dengan persyaratan kebersihan dari cemaran. Kondisi dimaksud menunjukkan kadar air merupakan persyaratan bahan baku yang sangat diminta konsumen. Kadar air simplisia kering umumnya ditetapkan 10 %. Bilamana kadar air bahan baku lebih tinggi akan mempercepat kerusakan bahan baku selama penyimpanan karena rawan ditumbuhi mikroba. Agroindustri farmasi biasanya membeli bahan baku dalam jumlah besar kemudian disimpan untuk masa enam bulan atau lebih sampai saat pengolahan.

Atribut kualitas yang diperoleh, kemudian dianalisis berpasangan dengan aspek proses pengolahan. Hasil olahan keterkaitan antara kriteria kualitas dan aspek proses menunjukkan nilai tingkat kepentingan (TK) proses pengeringan tertinggi 102 diikuti pemilahan 98. Nilai relatif karateristik proses yang merupakan pembagian antara tingkat kepentingan proses dibagi jumlah total nilai kepentingan masing-masing, diperoleh hasil 0,15 untuk aspek pengeringan. Hasil QFD memberikan kesimpulan bahwa pengeringan

dan pemilahan bahan baku harus dikendalikan agar kualitas bahan baku terwujud.

Hasil perhitungan rasio target pencapaian kualitas dan kenyataan menunjukkan kandungan nilai rasio persyaratan kualitas metabolit sekunder 1,33, kontinuitas pasokan 1,33 dan kebersihan/kemurnian 1,25. Hasil tersebut menunjukkan kinerja pasokan bahan baku saat ini masih belum memenuhi harapan.

Analisis perbandingan berpasangan antar proses satu dan lainnya dimaksudkan untuk mengkaji keeratan korelasi satu proses dan lainnya. Dengan pengertian terdapat keluaran dari satu proses yang akan langsung berakibat pada proses berikut.

Hasil perbandingan antar proses perajangan dan pengeringan berkorelasi sangat erat (++). Kondisi ini menyimpulkan proses perajangan mempengaruhi pengeringan sehingga perlu dikendalikan. Setiap keluaran proses perajangan yang tidak memenuhi kriteria proses pengeringan berkibat pengeringan tidak berjalan sempurna. Sebagai contoh : perajangan yang terlalu tebal berakibat pengeringan berlangsung lebih lama. Perajangan yang terlalu tipis mendorong tingkat kehilangan lebih tinggi karena lebih mudah hancur.

Ketepatan perajangan membantu lama proses pengeringan secara alamiah. Ketebalan pengirisan dan luas penampang irisan menjadi penting. Irisan dengan ketebalan yang tepat, rata dan lebar membantu sinar matahari atau panas pengering buatan mengenai seluruh bidang secara merata. Mengingat umumnya industri membeli dalam bentuk irisan kering, maka proses perajangan yang tepat perlu diturunkan kepada anggota jaringan sehingga keluaran dari masing- masing proses memiliki kualitas hasil yang sama. Proses perajangan dilakukan oleh buruh perajang secara manual atau menggunakan alat bantu.

Proses yang menunjukkan berkorelasi erat ditandai dengan kode + yakni :

- pembersihan dan pencucian,

- pemeriksaan dan pengemasan,

- pemilahan dan pemerikaan

- pengelolaan lahan dan dana.

Proses pembersihan berkorelasi erat dengan pencucian dengan penjelasan bahwa bahan baku lepas panen harus dipisahkan dari tanah, sulur, daun, dan akar kemudian dicuci menggunakan air bertekanan atau dalam bak pencucian. Pembersihan dimulai saat tanaman obat selesai dipanen dan dibersihkan oleh petani.

Petani adalah pihak pertama yang mengolah tanaman obat segar. Bahan baku yang tidak bersih akan mempercepat tumbuhnya mikroba yang mengganggu proses berikutnya. Bahan baku yang mengandung kontaminan selain berakibat dikenakan peningkatan potongan pinalti, juga menurunkan kepercayaan pembeli. Proses pemeriksaan berhubungan dengan pengemasan untuk mencegah bahan baku tidak sesuai standar, tidak lolos kepada pembeli.

Melalui hubungan berpasangan antar dua proses, membantu anggota memahami pentingnya pengendalian yang menjamin setiap keluaran proses sesuai dengan persyaratan proses berikutnya. Melalui pendekatan QFD, tergambar secara jelas korelasi harapan pelanggan dan proses sehingga jaringan perlu memperhatikan dalam menjabarkan pada langkah-langkah operasional.

6.2.2. Analisis elemen kunci pembentukan jaringan

Guna menstrukturikan jaringan, elemen–elemen kunci dikaji menggunakan Intrepretative Structural Modeling - ISM yang mencakup tujuan sistem rantai pasokan, kendala, dan aktivitas dalam pembentukan sistem, serta perubahan yang diharapkan. Dari setiap elemen dibagi menjadi sejumlah sub-elemen dalam jumlah memadai yang menggambarkan situasi. Penelaahan setiap sub-elemen akan memberikan pengertian mendalam pembentukan jaringan guna mencapai pemecahan terbaik.

1. Tujuan Pembentukan Jaringan

Struktur berjenjang dari elemen tujuan terbagi menjadi sejumlah sub-elemen yang dikaji hubungan kontekstual. Penjenjangan struktur diperlukan untuk lebih menjelaskan hal yang dikaji (Eriyatno, 1999). Sub-elemen tujuan yang terletak pada hirarki lebih tinggi beroperasi dengan jangka waktu yang lebih lambat dan mencakup tujuan pada tingkat yang lebih rendah. Terdapat tujuh sub- elemen tujuan jaringan berdasarkan masukan petani sebagaimana diuraikan pada Tabel 16.

Harapan utama petani adalah perbaikan pendapatan sehingga memberikan peluang terwujudnya kesejahteraan. Untuk mencapai tujuan kesejahteraan dimaksud, terdapat sub-sub elemen tujuan lainnya yang harus diperhatikan.

Tabel 16 Elemen tujuan

Kode Sub-elemen Deskripsi

E1 Kesejahteraan petani Kemampuan jaringan untuk memberikan manfaat bagi petani secara finansial. E2 Kelangsungan

hubungan anggota

Lama periode bertahan petani sebagai anggota dan aktif memberikan kontribusi. Dengan kata lain, petani merasakan manfaat bergabung.

E3 Kelangsungan hubungan pembeli

Lama waktu pembeli memanfaatkan produk jaringan dalam memenuhi kebutuhan pasokan tanaman obat

E4 Perluasan pasar Merupakan kemampuan pertambahan jumlah pembeli yang tersebar di beberapa tempat.

E5 Operasionalisasi fungsi jaringan

Sejauh mana jaringan mampu melaksanakan fungsinya seperti pengadaan/pengumpulan, pembinaan, pemasaran, dan pengelolaan.

E6 Tercapainya kualitas pengelolaan

Adalah kesanggupan organisasi dalam mengelola kepercayaan anggota, dan manajemen anggota.

E7 Terwujudnya sistem organisasi

Adalah kesanggupan membuat prosedur dan tata cara pengorganisasian yang efektif .

Berdasarkan hasil olahan hubungan kontekstual tersusun

Structural Self Interaction Matrix (SSIM) menggunakan simbol V, A, X dan O dan pada tabel reachability matrix simbol dimaksud diganti menjadi bilangan 1 dan 0 dimana simbol 1 terdapat hubungan kontekstual dan simbol 0 tidak terdapat hubungan kontekstual. Hasil SSIM final yang memenuhi syarat transivity rule dengan pengecekan aturan lingkaran sebab akibat dari hubungan kontekstual yang telah dikoreksi diwujudkan dalam bentuk matriks tertutup, sebagaimana Tabel 17.

Tabel 17. Hasil reachability matrix final elemen tujuan E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 DEP DRP E1 1 0 0 0 0 0 0 7 1 E2 1 1 0 1 1 1 0 6 5 E3 1 1 1 1 1 1 0 2 6 E4 1 1 0 1 1 1 0 6 5 E5 1 1 0 1 1 1 0 6 5 E6 1 1 0 1 1 1 0 6 5 E7 1 1 1 1 1 1 1 1 7

DRP Driver Power * Elemen Kunci

DEP Dependence

Hasil pengolahan reachibility matriks yang telah memenuhi aturan

transivity tersebut tersusun struktur berjenjang dari elemen tujuan sebagaimana dinyatakan pada Gambar 15 dimana E7 struktur dan sistem organisasi jaringan berada pada tingkat paling bawah hirarki dan dinyatakan sebagai sub-elemen kunci.

E5 = Operasionalisasi Fungsi Jaringan E6 = Kualitas pengelolaan E4 = Perluasan pasar anggota

E3 = Kelangsungan hubungan pembeli E7 = Struktur dan Sistem E2 = Kelangsungan hubungan

anggota

E 1 KESEJAHTERAAN PETANI E 2 KELANGSUNGAN HUBUNGAN ANGGOTA E 4 PENCAPAIAN PERLUASAN PASAR E 5 FUNGSI JARINGAN E 6 KUALITAS PENGELOLAAN ANGGOTA E 3 KELANGSUNGAN HUBUNGAN PEMBELI E 7

STRUKTUR & SISTEM ORGANISASI

E1 E3

E7

E2, E4, E5, E6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 sektor I sektor II sektor III sektor IV Dependence D r i v e r p o w e r

Sub-elemen struktur jaringan menetapkan siapa yang menjadi anggota, garis komunikasi, prosedur dan pengorganisasian yang memungkinkan anggota berinteraksi dalam berbagi pengetahuan, keterampilan, informasi akses pasar atas prinsip kepercayaan.

Gambar 15 Struktur hirarki dari elemen tujuan.

Sub-elemen sistem organisasi jaringan mengatur keterhubungan proses dan tingkatannya, pembagian tanggungjawab proses kepada anggota sesuai keahlian dan pengetahuan teknologi yang dimiliki.

Penetapan sistem berimplikasi pada pengaturan aliran bahan baku, informasi, uang, pengetahuan. Dengan kata lain, sinkronisasi proses mendorong mengalirnya fisik material, informasi dan sumber daya lainnya guna memenuhi preferensi konsumen. Hak kepemilikan anggota, konvensi atau aturan yang jelas mengajarkan anggota cara beroganisasi, berbagi manfaat bersama, sehingga anggota aman bergabung di dalam jaringan.

Sub-elemen kunci struktur dan sistem pada disertasi ini berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh Barba et al. (1998) yang menekankan kepemimpinan sebagai elemen kunci. Transparansi dan kejelasan menjadi penting dalam membangun kepercayaan untuk mencegah kondisi oportunistik salah satu pihak. Akibatnya, terjadi perubahan kepemilikan informasi menjadi pembagian informasi.

Merujuk pada uraian Evans dan Danks (1998), faktor yang mempengaruhi manajemen rantai pasokan adalah : strategi sumber, pengelolaan permintaan dan penawaran serta integrasi pasokan yang akan membentuk struktur dan variabilitas yang berciri sesuai dengan aliran bahan baku. Mekanisme pengelolaan bahan baku dilakukan dengan menganalisis informasi permintaan dan kemudian diturunkan kepada anggota melalui kelompoknya.

Permintaan bahan baku dari agroindustri farmasi kemungkinan mempunyai persyaratan spesifik seperti menyebutkan asal daerah sumber bahan baku yang diinginkan. Dengan demikian akan terdapat variasi aliran permintaan dan pasokan. Pengaturan operasional pembagian permintaan untuk setiap anggota diselesaikan dengan fasilitasi fasilitator agar pemenuhan permintaan cepat dan sesuai.

Struktur jaringan diatur fleksibel yang memungkinkan anggota berkreasi menjawab dinamika di lapangan dan tidak mengalami hambatan birokrasi. Fleksibilitas dicapai ketika pasokan dapat mengalir dari lokasi

sumber langsung menuju gudang tujuan berdasarkan pertimbangan biaya dan efektivitas atau mungkin melalui pemrosesan terlebih dulu di luar lokasi sumber.

Hasil ISM menyatakan bahwa posisi sub-elemen kesejahteraan anggota yang berada pada hirarki level pertama dinilai mudah mengalami goncangan bilamana elemen pada hirarki sebelumnya kurang diperhatikan. Sub-elemen pada level kedua dari elemen tujuan adalah kelangsungan hubungan (E2), perluasan pasar (E4), operasionalisasi fungsi jaringan (E5), dan kualitas pengelolaan anggota (E6).

Seluruh sub-elemen tujuan tersebut dinilai sama penting ditandai dengan tanda panah bolak balik yang menunjukkan keempat elemen pada level dua mempunyai tingkatan yang sama dan saling berpengaruh. Pengelolaan fungsi jaringan sebagaimana tertera pada hirarki kedua, dapat meningkatkan kesanggupan memenuhi harapan pelanggan sebagaimana telah diuraikan pada analisis QFD.

Ditinjau dari matriks driver power-dependence pada Gambar 16, struktur dan sistem jaringan (E7) berada pada sektor independent, sehingga dinilai sebagai sub-elemen pendorong yang kuat sedangkan sub- elemen kesejahteraan petani (E1) merupakan sub-elemen dependen yang dipengaruhi oleh pencapaian tujuan lainnya. Sub-elemen (E2,E4,E5,E6) berada pada sektor linkage yang memberi pemaknaan sebagai peubah pengait sistem. Setiap tindakan pada sub-elemen tersebut akan menghasilkan keberhasilan atau kegagalan jaringan. Gangguan terhadap hubungan anggota akan mempengaruhi pencapaian pengumpulan bahan baku. Demikian pula bilamana pengelolaan anggota tidak terlaksana dengan baik, akan mengganggu kelangsungan fungsi jaringan yang mewakili kepentingan anggota.

2. Kendala Sistem

Rekayasa sistem pasokan berbasis jaringan membutuhkan pengorganisasian untuk mengatur permintaan, penawaran pasokan, informasi, dan uang. Mengubah perilaku petani dari semula terbiasa pada

mekanisme pedagang pengumpul yang lebih lentur, ke arah tuntutan jaringan pada pemberdayaan diri dan pemenuhan persyaratan yang ketat dalam empat bidang tersebut di atas memungkinkan timbulnya kendala.

Analisis kendala sistem penting untuk mengkaji kemungkinan terjadi dan sub-elemen apa yang memberikan pengaruh. Terdapat tujuh penjabaran sub-elemen kendala dalam membangun jaringan dengan deskripsi sebagai berikut :

a. Fasilitas jaringan

Fasilitas yang terkait pada budidaya, pengolahan pascapanen, penyimpanan maupun distribusi diperlukan untuk menghasilkan bahan baku berkualitas sesuai harapan konsumen. Pengadaan fasilitas menjadi faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing jaringan. Pembeli akan menilai sejauh mana kredibilitas pemasok memenuhi persyaratan. Selain itu ketersediaan fasilitas ini penting dalam mendukung proses untuk menghasilkan bahan baku berkualitas maupun bagi keperluan penyimpanan.

b. Meyakinkan anggota

Alasan memasukkan sub-elemen ini sebagai salah satu kendala, mengingat petani terbiasa berhubungan dengan pengumpul sehingga kemungkinan terpola suatu pandangan tersendiri. Suatu pendekatan baru dan belum dikenal akan memunculkan pertanyaan, fase membandingkan apa yang yang ditawarkan oleh jaringan dengan pedagang pengumpul. Anggota akan menimbang sejauh mana manfaat diperoleh, dan keyakinan berjalannya sistem. Penjelasan mengenai pengertian, manfaat dan fungsi jaringan secara distinktif memperjelas apa yang menjadi tujuan, mekanisme dan manfaat yang diperoleh sehingga muncul dorongan untuk bergabung.

c. Permodalan

Kendala permodalan umum dihadapi petani dan kelembagaan desa. Kurangnya perhatian dan peraturan birokrasi lembaga pembiayaan dari aspek kondisi, kolateral, penilaian kapasitas calon

pencari kredit menahan turunnya aliran kredit pinjaman atau menyurutkan calon nasabah untuk mengajukan kredit. Ketidakmampuan menyediakan modal kerja maupun investasi akan menghambat aktivitas jaringan dalam membeli dan menyalurkan bahan baku. Di sisi lain, jaringan memerlukan tahapan sosialisasi ke sentra – sentra pasokan untuk menyakinkan petani, dan menyiapkan fasilitas dimana seluruh aspek tersebut memerlukan dana investasi. Dengan demikian sub-elemen permodalan menjadi penting untuk dikaji.

d. Meyakinkan pihak pembeli

Sebagai pemasok baru yang belum tercatat terdaftar sebagai pemasok industri memerlukan usaha untuk menjelaskan kemampuan agar terbangun. Kegagalan pendekatan dan mempromosikan kemampuan jaringan kepada calon pembeli berakibat bahan baku yang telah dihimpun dari anggota menemui kesulitan penyaluran yang pada akhirnya merusak kepercayaan anggota.

e. Persaingan dengan pihak non jaringan

Sub-elemen persaingan dengan pihak non jaringan dimasukkan sebagai kendala dengan pertimbangan kemungkinan munculnya persaingan tidak sehat yang dilakukan oleh pihak yang menganggap keberadaaan jaringan sebagai ancaman. Apabila kondisi tersebut terjadi, berpeluang membatasi gerak jaringan menarik petani sebagai anggota, dan membatasi gerak operasi. f. Perkembangan agroindustri farmasi

Sub-elemen ini berhubungan sebab akibat antara permintaan bahan baku dengan pertumbuhan industri. Agroindustri farmasi yang tumbuh diharapkan dapat menjamin kelangsungan permintaan pasokan bahan baku dari petani. Sebaliknya pertumbuhan industri yang terus menurun akan memberikan efek ikutan kepada petani.

g. Komitmen anggota

Komitmen anggota merupakan kesepakatan untuk memenuhi kewajiban selaku anggota. Kebiasaan hidup mandiri dan bebas mengambil keputusan, kemudian terlibat dalam pola teratur merupakan perubahan bagi petani. Perubahan ini memerlukan adaptasi untuk memahami peran dan bagaimana berperilaku. Komitmen terhadap persyaratan bahan baku yang dipasok dan pertukaran informasi merupakan tuntutan baru bagi petani. Keutuhan jaringan yang ditopang oleh anggota yang aktif turut membangun jaringan yang kuat.

Hasil reachibility matrix final untuk elemen kendala pembentukan sistem rantai pasokan berbasis jaringan dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini, dan struktur hirarki elemen kendala tersaji pada Gambar 17.

Tabel 18 Hasil reachability matrix final elemen kendala

E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 DEP DRP E1 1 1 0 1 0 0 1 4 4 E2 0 1 0 1 0 0 1 6 3 E3 1 1 1 1 1 1 1 1 7 E4 0 0 0 1 0 0 0 7 1 E5 1 1 0 1 1 0 1 3 5 E6 1 1 0 1 1 1 1 2 6 E7 0 1 0 1 0 0 1 6 3 DEP Driver Power DRP Dependence

E 7 = Komitmen anggota E 6 = Pertumbuhan agroindustri farmasi E 5 = Persaingan dengan pedagang E 4 = Meyakinkan pihak pembeli E 3 = Permodalan awal E 2 = Meyakinkan anggota E 1 = Fasilitas jaringan

E 4 MEYAKINKAN PIHAK PEMBELI E 7 KOMITMEN ANGGOTA E 2 MEYAKINKAN ANGGOTA E 1 FASILITAS JARINGAN E 5 PERSAINGAN DENGAN PEDAGANG E 6 PERTUMBUHAN AGROINDUSTRI FARMASI E 3 PERMODALAN Gambar 17 Struktur hirarki kendala.

E1 E2, E7 E3 E4 E5 E6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 sektor II sektor I sektor IV sektor III Dependence D r v e r P o w e r Gambar 18 Matriks DP-D elemen kendala.

Struktur hirarki sub-elemen kendala sistem sebagaimana gambar 17 menunjukkan permodalan menjadi sub-elemen kunci yang perlu ditangani. Fasilitas untuk mendukung kegiatan operasional perlu disediakan baik dengan alternatif sewa maupun beli. Keberadaan fasilitas jaringan berhubungan dengan alat bantu proses yakni : alat rajang, lantai pengeringan, oven pengeringan, kendaraan angkutan, ruang penyimpanan

dan sebagainya. Ketika modal tidak tersedia berakibat gangguan operasional jaringan secara keseluruhan.

Penjabaran elemen kendala, menghasilkan sub-elemen meyakinkan industri (E4 berada pada sektor dependen yang akan dipengaruhi oleh sub- elemen lain seperti permodalan (E3), persaingan dengan pihak pedagang (E5) dan perkembangan agroindustri farmasi (E6). Ketiga sub-elemen dimaksud sebagaimana terlihat pada gambar 18, berada pada sektor 4–

independent yang merupakan peubah bebas yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan pembentukan jaringan.

Persaingan dengan pedagang misalnya, ketika memberikan efek mengganggu maka akan mengurangi efektivitas sosialisasi untuk menarik petani menjadi anggota. Komitmen anggota (E7) berada pada sektor dependen, yang berarti peubah tidak bebas di mana kendala tersebut akan tergantung dari sub-elemen yang lain.

3. Aktivitas Perekayasaan Sistem

Diperlukan beberapa aktivitas untuk membangun jaringan. Elemen aktivitas ini dianalisis secara seksama dengan mempertimbangkan elemen kendala yang telah dibahas sebelumnya. Terdapat enam sub-elemen aktivitas yakni :

a. Sosialisasi program

Pengertian sub-elemen sosialisasi program adalah kegiatan untuk menginformasikan keberadaan organisasi, keunggulan, dan manfaat kepada calon anggota maupun pembeli. Aktivitas ini penting untuk mengenalkan sistem baru yang lebih baik dibandingkan dengan sistem rantai pasokan konvensional.

Keunggulan sistem yang menghubungkan para anggota atas dasar kepercayaan dan pengintegrasian proses, perlu dijelaskan terlebih dahulu. Sosialisasi program kepada petani juga termasuk manfaat finansial terlibat di jaringan. Kesalahan pendekatan akan menghasilkan persepsi negatif terhadap keberadaan jaringan. Dengan demikian, sub-elemen sosialisasi penting dianalisis.

b. Penyiapan sumber daya manusia

Sistem berfungsi bilamana anggota saling berinteraksi dan melakukan pertukaran informasi dan material. Kemampuan memadukan unsur teknologi dan bisnis ini memerlukan penyiapan sumber daya manusia dari sisi pengelola maupun anggota. Pengaturan orang, aliran bahan baku, pemahaman kondisi pasar dan pemasaran maupun kegiatan sosialisasi memerlukan tokoh yang memiliki wawasan terhadap usaha tanaman obat, kehidupan petani selain sebagai pribadi yang dapat dipercaya. Sub-elemen sumber daya manusia ini menjadi sub-elemen yang layak diperhatikan.

c. Pencarian akses pasar industri

Sub-elemen pencarian pasar industr imencakup aktivitas memetakan prospek pembeli, identifikasi kebutuhan, pola pembelian, kapasitas pasokan, sumber-sumber pasokan yang sudah terdaftar dan bahan baku substitusi sehingga menjadi masukan potensi pasar bagi jaringan. Sebagai pendatang baru, jaringan perlu berupaya mengenalkan keberadaan jaringan mengingat industri telah memiliki pemasok.

d. Penyiapan fasilitas

Sub-elemen penyiapan fasilitas mencakup pengadaan, dan penataan fasilitas dalam rangka mendukung operasional. Fasilitas yang dimaksud tidak saja bagi kegiatan pengolahan tetapi juga penyimpanan. Penyiapan fisik fasilitas dimaksud mencakup keputusan fasilitas yang dibutuhkan, berapa banyak, kapasitas dan penentuan lokasi keberadaan, pengadaan dan penataan yang memerlukan waktu. Sehingga sub-elemen aktivitas ini penting dikaji.

e. Penyiapan organisasi

Mengingat terdapat kumpulan orang, maka diperlukan penataan, pengelolaan, penciptaan sistem kerja, legalitas, dan cara yang memungkinkan dilaksanakannya pengorganisasian aktivitas secara tertib. Penyiapan organisasi ini menjawab sub-elemen kunci pada tujuan yakni struktur dan sistem organisasi yang harus ditetapkan

terlebih dulu. Sebagaimana organisasi lainnya, diharapkan dapat terwujud tertib administrasi dan tertib kerja dari seluruh pendukung organisasi.

f. Survei lokasi pasokan

Merupakan aktivitas pemetaan dan pencarian desa sumber pasokan yang berpotensi terdapat petani untuk menjadi anggota. Dengan diketahuinya peta sumber, maka kegiatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Peta sumber dimaksud sekaligus mendata kekuatan di masing-masing daerah dan kekuatan petani mencakup jumlah,

Dokumen terkait