• Tidak ada hasil yang ditemukan

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

9.3. Rekomendasi

Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang diuraiakn diatas, maka dapat dirumuskan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi LSM

a. perlu meningkatkan basis pengetahuan dasar, pemahaman, dan kompetensi dalam program PHBM,

b. perlu mengembangkan jaringan (networking) yang lebih luas, c. perlu memperluas dampak positif dari pelaksanaan program PHBM,

d. perlu mengembangkan sumber dana mandiri untuk mengurangi ketergantungan pada lembaga donor, dan

e. perlu menyusun dan mengembangkan instrumen evaluasi kinerja dari pelaksanaan program-programnya

2. Bagi Pemerintah

a. perlu meningkatkan kualitas pelayanan, kompetensi dan partisipasi,

b. perlu membuat kebijakan mendukung hutan lestari & masyarakat sejahtera c. perlu memberikan akses ke hutan bagi masyarakat yang terbukti lestari 3. Bagi Lembaga Donor

a. perlu meningkatkan perhatian pada peran LSM dan pemerintah daerah dan b. perlu membuat strategi keberlanjutan program

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hamid ; Mimin Rukmini (editor). 2004a. Kritik dan Otokritik LSM : Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia. Piramedia, Jakarta.

___________ . 2004b. Akuntabilitas dan Transparansi LSM : Problem dan Ikhtiar dalam Abidin, Hamid ; Mimin Rukmini (editor). Kritik dan Otokritik LSM : Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia. Piramedia, Jakarta.

Abidin, Hamid, dkk. 2004a. Menggalang Dana Menuju Perubahan Sosial. Seri Penggalangan Dana Advokasi. Piramedia. Jakarta.

Afiff, Suraya dan R. Yando Zakaria (eds). 2007. Hutan dan Masyarakat: Mendorong Pengelolaan Hutan oleh Rakyat. KARSA kerjasama dengan SGPPTF UNDP – EC – SEAMEO. Yogyakarta

Alimaturahim. 2002. Pengelolaan Pembangunan yang Akuntabel : Pengalaman Ornop di Lapangan dalam Laporan Lokakarya Akuntabilitas Publik Ornop : Isu dan Prakteknya. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta.

Arifin, Johar. 2005. Aplikasi Excel dalam Statistik dan Riset Terapan. Elex Media Komputindo. Jakarta

Bappenas. 2003. Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020, IBSAP (Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan) Dokumen Nasional, Pemerintah Republik Indonesia. Bappenas. Jakarta.

Baswir, Revrisond. 2004. Problematika LSM di Indonesia dalam Abidin, Hamid ; Mimin Rukmini (editor). Kritik dan Otokritik LSM : Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia. Piramedia, Jakarta.

Bayunanda, Aditya. 2008. Analisis Kinerja Terpadu Dengan Balanced Scorecard (BSC) Pada Organisasi Nirlaba: Studi Kasus Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI). Bogor

Brown, T. 2004. Analisys of Population and Poverty in Indonesia’s Forest. Draf. Natural Resources Management Program Report, Jakarta in Wolenberg, Eva dkk. 2004. Mengapa kawasan hutan penting bagi penanggulangan kemiskinan di Indonesia? Governance Brief, Desember 2004, Nomor 4 (i).

C Korten, David. 1993. Menuju Abad ke-21 Tindakan Sukarela dan Agenda Global. Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Culla, Adi Suryadi. 2006. Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia dan LP3ES. Jakarta

Departemen Kehutanan. 2003. Data Statistik Kehutanan Tahun 2007. Badan Planologi Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2004. Belajar dari Praktisi Lokal. Direktorat Bina Hutan Kemasyarakatan, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial kerjasama dengan Ford Foundation. Jakarta

Departemen Kehutanan. 2005. Kumpulan Laporan Studi Lapang Praktik-Praktik Social Forestry. Direktorat Bina Hutan Kemasyarakatan, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan bekerjasama dengan The Ford Foundation. Departemen Kehutanan. 2007. Data Statistik Kehutanan Tahun 2007. Badan Planologi

Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.

Djohani, Rianingsih. 2003. Partisispasi, Pemberdayaan, dan Demokrastisasi Komunitas: Reposisi Participatory Rural Appraisal (PRA) dalam Program Pengembangan Masyarakat. Studio Driya Media untuk Konsorsium Pengembangan Masyarakat Nusa Tenggara (KPMNT). Bandung

Eldridge, Philip. 2006. Ornop dan Negara dalam Culla, Adi Suryadi. Rekonstruksi Civil Society : Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia. LP3ES, Jakarta.

Emrich, K.R. 1997. Participation: Cure or White Wash dalam Inayatullah (ed). Approach to Rural Development: Some Asian Experiences. ADPAC. Kuala Lumpur.

Fakih, Mansour. 1996. Masyarakat Sipil untuk Transformasi Sosial : Pergolakan Ideologi LSM Indonesia. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

FWI/GFW. 2001. The state of the forest : Indonesia. Bogor, Indonesia : Forest Watch Indonesia and Washington D.C. : Global Forest Watch

GEF SGP. 2007. Sumbangan Rakyat Membangun Masa Depan: Pengalaman Mengelola Dana Kecil untuk Lingkungan. Global Environment Facility Small Grants Programme. Jakarta. Hadar, Ivan A. 2004. LSM: Lobi bagi Akar Rumput dalam Dharmawan, HCB. LSM:

Menyuarakan Nurani Menggapai Kesejahteraan. PT Kompas Media Nusantara. Jakarta Hadiwinata, B.S. 2003. The Politics of NGOs in Indonesia: Developing Democracy and

Managing a Movement. London. Routhedge Curzon.

Halim, Pahir (2000). Mencermati Dinamika Pergerakan Ornop Sulsel dalam Prosiding Seminar Wawasan tentang LSM Indonesia : Sejarah, Perkembangan, serta Prospeknya. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta.

Herlina, Lusi. 2005. KPPM, Refleksi Pembelajaran Good NGO Governance dalam Majalah

GALANG, Edisi 2 tahun IV, Desember 2004 – Februari 2005. Hermawan, Dedy. 2004. Kontrol Publik terhadap LSM dalam Abidin, Hamid ; Mimin

Rukmini (editor). Kritik dan Otokritik LSM : Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia. Piramedia, Jakarta.

Ibrahim, Rustam ; Abdi Suryaninghati ; Tom Malik. 2004. Governance dan Akuntabilitas LSM Indonesia. Diterbitkan untuk Pembentukan Kelompok Kerja Akuntabilitas Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), Jakarta.

Ibrahim, Rustam. 2000. Direktori Organisasi Sumberdaya Masyarakat Sipil: Indonesia. The Synergos Institute. Series on Foundation Building in Southeast Asia.

Ibrahim, Rustam; Abdi Suryaninghati; dan Tom Malik. 2004. Governance dan Akuntabilitas LSM Indonesia. Diterbitkan untuk Pembentukan Kelomok Kerja Organisasi Masyarakat Sipil. Jakarta.

Kas, Bachtiar. 2005. Menuju LSM yang Transparan dan Akuntabel dalam Majalah GALANG, Edisi 2 tahun IV, Desember 2004 – Februari 2005.

Kertati, Indra dkk. 2007. Pengelolaan Kawasan Sabuk Hijau Berbasis Masyarakat Pantai. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumberdaya Pembangunan (LPPSP). Semarang.

Korten, David. 1993. Menuju Abad ke-21 Tindakan Sukarela dan Agenda Global. Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Kusumanto, T., E. E. Yuliani., P. Macoun., Y. Indriatmoko., and H. Adnan. 2006. Learning to Adapt: managing Forest together in Indonesia. CIFOR. Bogor.

Kuswardono, Pantoro Tri. 2004. Pengerahan Sosial dari Utara ke Selatan: Kebun Binatang atau Eksperimen Sosial? Dalam Wacana Edisi 16 Tahun IV 2004.

LEI. 1998. Naskah Akademis Sistem Sertifikasi Pengelolaan Hutan Alam ProduksiLestari. Lembaga Ekolabel Indonesia. Bogor.

LEI. 2001. Naskah Akademis Sistem Sertifikasi Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari. Lembaga Ekolabel Indonesia. Bogor.

Lembaga Demos. 2004. Majalah Tempo edisi 13 Desember 2004. Macetnya Sistem Perwakilan Politik. Jakarta

Li, Tania M. 2001. Masyarakat adat, difference, and the limits of recognition in Indonesia’s forest zone, Modern Asian Studies 35 (3): 645-676 dalam Afiff, Suraya dan R. Yando Zakaria (eds). 2007. Hutan dan Masyarakat: Mendorong Pengelolaan Hutan oleh Rakyat. KARSA kerjasama dengan SGPPTF UNDP – EC – SEAMEO. Yogyakarta LP3ES. 2001. Direktory of Funding Agencies in Indonesia. Jakarta.

Lubis, Z. B. 2000. Menyelaraskan Pola dan Ruang Pengelolaan Sumberdaya Milik Komunal. Seri Kajian Komuniti Forestri. Seri III/Tahun 2, Februari 2000. LATIN. Bogor.

Malik, Ichsan. 2004. Pasang Surut LSM di Indonesia dalam Dharmawan, HCB (editor). 2004. Lembaga Swadaya Masyarakat Menyuarakan Nurani Menggapai Kesetaraan. PT Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Masduki, Teten. 2002. Public Accountability Ornop dalam Laporan Lokakarya Akuntabilitas Publik Ornop : Isu dan Prakteknya. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta.

Ostrom, Elinor. 1990. Governing the Commons: The Evolution of Institution for Collective Action. Cambridge University Press dalam Afiff, Suraya dan R. Yando Zakaria (eds). 2007. Hutan dan Masyarakat: Mendorong Pengelolaan Hutan oleh Rakyat. KARSA kerjasama dengan SGPPTF UNDP – EC – SEAMEO. Yogyakarta

Prayitno, Subagio Budi. 2005. Mengembangkan Akuntabilitas Jaringan OMS dalam Majalah GALANG, Edisi 2 tahun IV, Desember 2004 – Februari 2005.

Prihatna, Andy Agung dan Kurniawati. 2005. Peduli dan Berbagi : Pola Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Berderma. Hasil Survei di 11 Kota (2000 – 2004). PIRAMEDIA, Jakarta.

Raharjo, D. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berbasis Masyarakat: Wacana atau Pilihan?. Makalah Seminar ‘’Hutan Desa: Alternatif Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat, 23 April 2003. Yayasan Damar. Yogyakarta.

Rochman, Meuthia Ganie. 2002. An Uphill Struggle: Advocacy NGOs Under Soeharto¢s New Order. Lab. Sosio FISIP. UI. Depok

Sadewo, B Wahyu. 2005. Mengukur Tingkat Transparansi dan Akuntabilitas LSM : Sejarah Perkembangan Instrumen TANGO dalam Majalah GALANG, Edisi 2 tahun IV, Desember 2004 – Februari 2005.

Saidi, Zaim. 2004a. Menuju Keberlanjutan Lembaga Nirlaba dalam Lisa Cannon. 2004. Menjadi Ornop Mandiri. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Saidi, Zaim. 2004b. Lima Persoalan Mendasar dan Akuntabilitas LSM dalam Abidin, Hamid ; Mimin Rukmini (editor). Kritik dan Otokritik LSM : Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia. Piramedia, Jakarta.

Saidi, Zaim; As’ad Nugroho; dan Hamid Abidin. 2004a. Merebut Hati Lembaga Donor. Kiat Sukses Pengembangan Program. Manual dan Panduan Menyusun Pproposal dengan Teknik Analisis Kerangka Logis. Piramedia. Jakarta.

Saidi, Zaim; Hamid Abidin; dan Kurniawati (Penyunting). 2004 b. Membangun Kemandirian Berkarya: Potensi dan Pola Derma serta Penggalangannya di Indonesia. PIRAC didukung dengan Ford Foundation. Jakarta

Santika, Adhi. 2004. Akuntabilitas dan Transparansi LSM : Beberapa Sumbangan Pemikiran dalam Abidin, Hamid ; Mimin Rukmini (editor). 2004. Kritik dan Otokritik LSM : Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia. Piramedia, Jakarta.

Setiawan, Bonnie. 2000. Perjuangan Demokrasi dan Masyarakat Sipil: Reposisi dan Peran Ornop/LSM di Indonesia. INFID.

SGPPTF. 2005. Pendanaan Kecil untuk Menunjang Pelestarian Hutan Tropis di Indonesia: Pemanggilan Proposal. Searca–EU-UNDP. Jakarta.

SKEPHI. 2007. Press Release: Refleksi Akhir Tahun 2007: Perusakan Hutan Gagal Dicegah dan Dikurangi dalam http://www.beritabumi.or.id/?g=beritadtl&mediaID=M0001&ikey=2

diakses tanggal 9 Februari 2008.

SMERU. 2000. Prosiding Seminar Wawasan tentang LSM Indonesia : Sejarah, Perkembangan, serta Prospeknya. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta.

Suharjito, D. 2006. Berbagi Pengalaman Pendampingan Masyarakat Desa dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan. Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat, Fakultas Kehutanan IPB bekerjasama dengan Debut Press Jogjakarta.

Suharjito, D., K. Aziz., W.A. Djatmiko,. M.T. Sirati., dan S. Evelyna. 2000. Karakteristik Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat. FKKM dan Ford Foundation. Jakarta

Sumarto, Hetifah Sj. 2003. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Sunderlin, W.D., Resosudarmo, I.A.P., Rianto, E. and Angelsen, A. 2000. The Effect of Indonesia’s Economic Crisis on Small Farmers and Natural Forest Cover in the Outher Islands. Occasional Paper 28 (E). Bogor, CIFOR.

SUSANTO, RONI DWI. 2003. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA: TIPS

MEMILIH INDIKATOR KINERJA DALAM WWW.BAPPENAS.GO.ID/INDEX.PHP?MODULE=FILEMANAGER&FUNC=

DOWNLOAD&PATHEXT=CONTENTEXPRESS/&VIEW=411/ DIAKSES TANGGAL 1 DESEMBER 2008.

Tambun, W et.al. 2007. Community-based Forest management Practices: Local Effect with Global Impacts throught Contributions for Climate Change Mitigation and Adaptation. Ministry of Forestry, SMCP GTZ and Partneship for Governance Reform in Indonesia. The Asia Foundation (TAF). 2008. dalam www.asiafundation.org

Tim Fasilitasi LP3ES untuk Kode Etik. 2004. Mengapa LSM Membutuhkan Kode Etik ? dalam Abidin, Hamid ; Mimin Rukmini (editor). Kritik dan Otokritik LSM : Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia. Piramedia, Jakarta.

Tim Karsa. 2007. Inisiatif Lokal dalam Mozaik Kehutanan Indonesia. Karsa bekerjasma dengan SGP PTF UNDP-EC-SEAMEO SEARCA. Yogyakarta.

Tonny, Fredian. 2007. Metodologi Kajian Pembangunan Daerah. Bahan Kuliah SEP300. Manajemen Pembangunan daerah. Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor

Widjajanti, Darwina. 2006. Rencana Strategis Fundraising: 10 Langkah Praktis dalam Menyusun Dokumen Rencana Strategis Penggalangan Dana bagi Organisasi Nirlaba. Piramedia. Jakarta.

Wirasapoetra, Koesnadi. 2004. Interaksi Donor-donor Kalimantan Timur dalam WACANA Edisi 16, Tahun IV 2004.

Yapim. 2006. Direktori Funding Agency. Malang.

Yayasan Tifa. 2006. Mengukur Transparansi dan Akuntabilitas LSM: Suatu Metode Partisipatif. Edisii Revisi. Jakarta

Lampiran 1. Identifikasi fokus proyek dari LSM Kehutanan yang Menjadi Mitra SGPPTF UNDP periode 2005 - 2007

No Nama LSM Wilayah Isu pokok (fokus proyek)

1 LPPSP Jawa Tengah Konservasi di sabuk hijau mangrove 2 Lembah Jawa Timur Konservasi di lahan milik dan hutan lindung 3 Mitra Bentala Lampung Konservasi mangrove di hutan lindung

4 Persepsi Jawa Tengah Pendampingan teknis sertifikasi ekolabel di lahan milik 5 Paramitra Jawa Timur Pendampingan teknis pola kemitraan di lahan milik dan

hutan produksi

6 SHK Lestari Lampung Pendampingan teknis ekowisata di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman

7 OPANT Sulawesi Tengah Pendampingan teknis tentang pengembangan kapasitas perempuan di Taman Nasional Lore Lindu

8 Jambata Sulawesi Tengah Pendampingan teknis tentang pemanfaatan hasil hutan non kayu (HHNK) di Taman Nasional Lore Lindu 9 FKKM Sulteng Sulawesi Tengah Pendampingan teknis melalui agroforestry di daerah

penyangga Taman Nasional Lore Lindu 10 YBL Masta Jawa Tengah Advokasi tanah simpen di hutan produksi

11 RMI Jawa Barat Advokasi masyarakat adat di Taman Nasional Gunung Salak-Halimun

12 Watala Lampung Advokasi hutan kemasyarakatan di hutan lindung 13 Latin Jawa Barat Advokasi masyarakat sekitar hutan di hutan produksi

Perhutani

14 Peka Indonesia Jawa Barat Advokasi untuk memperoleh hak kelola di hutan koridor Gunung Salak-Halimun

15 Nastari-ICBB Jawa Barat Advokasi untuk memperoleh hak kelola di hutan lindung Sanggabuana, Perhutani

16 Silvagama Jawa Tengah Advokasi masyarakat sekitar hutan di hutan produksi Perhutani

17 Walhi Sumsel Sumatera Selatan Advokasi masyarakat sekitar hutan di hutan produksi bekas pertambangan

18 Walhi Lampung

Lampung Advokasi komunitas desa hutan di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman

19 PMPRD Lampung Advokasi masyarakat krui di kawasan hutan negara dengan tujuan istimewa (KDTI)

20 Kanopi Jawa Barat Advokasi melalui sistem PHBM di Taman Nasional Gunung Ciremai

21 KTH Lembah Seulawah

Aceh Penanaman pohon kemiri di hutan milik [kategori bukan LSM]

22 KTH Flora 2000

Aceh Pembuatan kebun bibit desa di lahan milik [kategori bukan LSM]

23 AMAN Jakarta Penelitian tentang penguatan aspek sosial komunitas adat 24 Huma Jakarta Penelitian tentang tatanan kehutanan yang berkeadilan 25 Karsa Sulawesi Tengah Penelitian tentang konsepsi PHBM

Lampiran 2. Pedoman Pertanyaan Umum untuk LSM

Visi dan Misi

1. Bagaimana pengalaman LSM dalam melakukan program PHBM? 2. Bagaimana relevansi Visi dan Misi lembaga dengan program PHBM? 3. Apakah selama ini pernah terjadi perubahan Visi dan Misi lembaga?

Program

4. Apakah LSM mempunyai kebijakan tentang perencanaan atau desain program PHBM jangka panjang (minimal 3 tahun) yang disusun secara partisipatif dan sesuai dengan persoalan serta kebutuhan yang terjadi di masyarakat?

5. Apakah masyarakat dilibatkan dalam penyusunan proposal untuk program PHBM? 6. Bagaimana upaya LSM agar masyarakat tertarik dengan program PHBM?

7. Mengapa LSM tertarik dengan isu konservasi/pendampingan teknis/advokasi terhadap program PHBM?

8. Bagaimana sistem monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program PHBM? 9. Bagaimana strategi keberlanjutan program PHBM?

Sumber Daya Manusia

10.Berapa orang yang terlibat dalam program PHBM?

11.Bagaimana pengalaman orang yang terlibat dalam program PHBM?

12.Bila orang yang terlibat dalam program PHBM tidak/kurang berpengalaman, bagaimana lembaga menyikapinya?

Keuangan

13.Siapa saja lembaga donor yang mendanai program PHBM?

14.Bagaimana perbandingan anggaran antara kegiatan untuk masyarakat dengan kebutuhan LSM yang digunakan untuk program PHBM?

15.Bagaimana pola penggalangan dana untuk kelanjutan program PHBM?

Governance

16.Apakah LSM menyusun laporan tahunan untuk program dan keuangan? 17.Bila ada, apakah laporan tahunan tersebut dipublikasikan?

PEDOMAN PERTANYAAN UNTUK MASYARAKAT

1. Sejak kapan masyarakat melakukan praktek PHBM?

2. Apakah masyarakat tertarik dengan isu pokok yang diangkat oleh LSM (konservasi/pendampingan teknis/advokasi)?

3. Apakah program PHBM merupakan kebutuhan masyarakat? 4. Apakah masyarakat dilibatkan dalam penyusunan proposal?

5. Apakah masyarakat dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi program PHBM? 6. Apakah program PHBM yang didampingi LSM telah memberikan manfaat bagi

Lampiran 3. Kuesioner untuk Responden Penelitian

PENGANTAR PENELITIAN

Bapak/Ibu/Saudara Yth, Perkenankan saya,

Nama : Wahyu F Riva

Institusi : Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) Alamat : Taman Bogor Baru B IV/12, Bogor

saat ini sedang menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Magister Manajemen Pembangunan Daerah (MPD) Institut Pertanian Bogor (IPB).

Untuk kepentingan tersebut, saya sedang mengadakan penelitian tentang Analisis Kinerja Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Indonesia (Studi Kasus di Wilayah Jawa dan Lampung). Penelitian ini melibatkan 9 LSM Kehutanan yang tersebar di 4 propinsi yaitu di Jawa Tengah:

Persepsi, LPPSP, dan YBL Masta; di Jawa Barat: RMI; di Jawa Timur: Paramitra dan Lembah; di Lampung: SHK Lestari, Mitra Bentala, dan Watala.

Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan proyek SGPPTF UNDP yang dilakukan antara tahun 2005 – 2007 dengan tema Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berbasis Masyarakat Terpadu. Untuk itu, saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian saya ini dengan mengisi kuisioner ini secara lengkap dan benar.

Demikian dari saya, atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terimakasih.

Bogor, Desember 2008 Salam hormat,

Wahyu F Riva

Mahasiswa Program Magister MPD – IPB Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) - Bogor

LEMBAR KUESIONER Tanggal Penilaian : ……….. Penilai : ……….. A. Bidang Umum Nama Lembaga Alamat Lembaga

Sejarah berdirinya Lembaga (sebelum dan/atau sesudah mendapatkan akta notaries) Visi Lembaga

Misi Lembaga

Tujuan Lembaga

Status Lembaga saat ini Yayasan/Perkumpulan/….

Wilayah Kerja Ketua/Direktur saat ini Jumlah Karyawan

Jumlah pelaksana proyek SGPPTF Sumber dana dan tahun mulai terlibat dalam program PHBM sebelum proyek SGPPTF

Sumber dana dan periode tahun yang mendukung program PHBM setelah proyek SGPPTF

B. Bidang Khusus

I. ELEMEN VISI DAN MISI

1. Bagaimana orientasi kepentingan lembaga terhadap perumusan visi, misi, dan tujuan lembaga? a. untuk LSM dan anggotanya saja

b. untuk LSM dan kelompok dampingannya saja

c. untuk LSM, kelompok dampingan dan masyarakat luas (stakeholder)

Alasan/Keterangan: _________________________________________________________________ 2. Apakah fungsi Visi dan Misi lembaga telah sesuai dengan program pengembangan PHBM?

a. tidak sesuai

b. sudah sesuai tapi belum dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan program PHBM c. sudah sesuai dan sudah dijadikan acuan dalam pelaksanaan program PHBM

Alasan/Keterangan: _________________________________________________________________ 3. Apakah sejak berdirinya lembaga ini ada perubahan Visi dan Misi?

a. tidak ada b. ada rencana c. ada

Alasan/Keterangan: _________________________________________________________________ 4. Sudah berapa lama lembaga terlibat dalam program PHBM secara umum?

a. 1 - 3 tahun b. 3 – 5 tahun c. Lebih dari 5 tahun

Alasan/Keterangan: _________________________________________________________________ II. ELEMEN TATA LAKSANA

1. Bagaimana mekanisme pengambilan keputusan (misalnya, bila ada masalah penting dilapangan yang harus diselesaikan) dalam proyek SGPPTF?

a. belum ada aturan lembaga

b. sudah ada aturan lembaga tapi belum dilakukan secara konsisten c. sudah ada aturan lembaga dan dilakukan secara konsisten

Alasan/Keterangan: _________________________________________________________________ 2. Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban dan aksesibilitas laporan tahunan program dan keuangan untuk

proyek SGPPTF?

a. ada laporan bulanan dan tahunan program dan keuangan, namun belum berkala

b. ada laporan bulanan dan tahunan program dan keuangan secara berkala namun hanya untuk kalangan terbatas (misalnya, hanya untuk lembaga donor)

c. ada laporan bulanan dan tahunan program dan keuangan secara berkala untuk publik

Alasan/Keterangan: ________________________________________________________________ 3. Bagaimana kondisi ketersediaan ruang bagi lembaga dalam mempublikasikan pertanggungjawaban laporan

tahunan program dan keuangan proyek SGPPTF kepada publik? a. tidak tersedia ruang untuk pertanggungjawaban publik

b. tersedia ruang untuk pertanggungjawaban publik, namun belum dikelola baik

Petunjuk:

1. Berikan tanda (warna atau huruf tebal) pada jawaban yang paling tepat dan paling sesuai dengan

kondisi lembaga Bpk/Ibu/Sdr. Mohon memberikan alasan/keterangan pada jawaban yang dipilih.

2. Bila terdapat kondisi dimana jawaban berada diantara 2 pilihan (antara a dan b, atau b dan c), maka

mohon memberikan jawaban yang paling mendekati diantara kedua kondisi itu.

3. Mohon memberikan alasan/argumen untuk setiap jawaban, termasuk bila terjadi kondisi seperti yang

dijelaskan dalam point 2 diatas.

c. tersedia ruang untuk pertanggungjawaban publik dan dikelola dengan baik

Alasan/Keterangan: _________________________________________________________________ III. ELEMEN ADMINISTRASI

1. Apakah ada uraian tugas (job description) untuk setiap pelaksana yang menjalankan proyek SGPPTF? a. Tidak ada, namun sudah ada kesepakatan tidak tertulis

b. Ada, namun belum dijalankan secara konsisten c. Ada dan sudah dijalankan secara konsisten

Alasan/Keterangan: ________________________________________________________________ 2. Apakah secara periodik lembaga melakukan rapat koordinasi dalam menjalankan proyek SGPPTF?

a. Ada rapat, namun tidak dilakukan secara periodik (insidental)

b. Ada rapat dan dilakukan secara periodik, namun hanya melibatkan pimpinan lembaga dan pelaksana proyek

c. Ada rapat, dilakukan secara periodik dengan melibatkan pimpinan dan staf

Alasan/Keterangan: _________________________________________________________________ 3. Apakah lembaga telah mendokumentasikan data-data seperti data internal, data program, data kegiatan, dan

data keuangan untuk proyek SGPPTF? a. Tidak didokumentasikan

b. Sudah didokumentasikan, namun belum dikelola dengan baik

c. Sudah didokumentasikan dan dikelola dengan baik serta digunakan sebagai bahan dalam perencanaan, analisis dan penyusunan laporan

Alasan/Keterangan: _________________________________________________________________ 4. Bagaimana publik mendapatkan kemudahan dalam mengakses data dan informasi hasil pelaksanaan proyek

SGPPTF?

a. Data dan informasi hanya untuk kalangan internal

b. Data dan informasi tersedia di lembaga dan dapat diakses oleh publik

c. Data dan informasi telah disebarluaskan kepada publik (misalnya melalui website)

Alasan/Keterangan: _________________________________________________________________ 5. Bila pelaksana proyek SGPPTF adalah orang baru, bagaimana sistem perekrutannya?

a. Tidak ada sistem perekrutan staf yang baku

b. Sudah ada sistem perekrutan staf yang baku namun belum dilakukan secara konsisten c. Sudah ada sistem perekrutan staf yang baku dan telah dilakukan secara konsisten

Alasan/Keterangan: ________________________________________________________________ 6. Bagaimana lembaga menjalankan program pengembangan SDM bagi lembaga dan/atau pelaksana proyek

dalam proyek SGPPTF?

a. Tidak memiliki program pengembangan SDM

b. Sudah memiliki program pengembangan SDM namun belum diterapkan secara konsisten c. Sudah memiliki program pengembangan SDM dan telah diterapkan secara konsisten

Alasan/Keterangan: ________________________________________________________________ 7. Apakah lembaga mempunyai kebijakan tentang sistem evaluasi kinerja pelaksana proyek SGPPTF?

a. Tidak ada

b. Sudah ada namun belum diterapkan secara konsisten c. Sudah ada dan diterapkan secara konsisten

Alasan/Keterangan: ________________________________________________________________

IV. ELEMEN PROGRAM

1. Apakah lembaga mempunyai kebijakan tentang perencanaan atau desain program PHBM jangka panjang (minimal 3 tahun) yang sesuai dengan persoalan dan kebutuhan yang terjadi di masyarakat?

a. Belum ada

b. Sudah ada namun belum diterapkan secara konsisten c. Sudah ada dan diterapkan secara konsisten

Alasan/Keterangan: ________________________________________________________________ 2. Apakah lembaga mempunyai kebijakan tentang bagaimana mengintegrasikan proyek SGPPTF dengan

program-program yang lain? a. Belum ada

b. Sudah ada namun belum diterapkan secara konsisten c. Sudah ada dan diterapkan secara konsisten

Alasan/Keterangan: ________________________________________________________________ 3. Sebelum adanya proyek SGPPTF, sudah berapa lama lembaga bersama masyarakat terlibat dalam program