• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. SLIP MELTING POINT (SMP)

VII. REKOMENDASI

Hasil karakterisasi SFC pencampuran antara minyak sawit dan olein sawit diharapkan dapat digunakan untuk menciptakan produk baru bagi PT SMII. Selain itu, pencampuran lebih lanjut dapat dilakukan dengan mencampurkan lebih dari dua jenis minyak, seperti stearin, minyak kelapa, maupun minyak kedelai, hal tersebut akan menambah variasi dari karakter oil blend yang dihasilkan.

40

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009. Fatty acid. http://en.wikipedia.org/wiki/Fatty_acid. [2 Juli 2011]. 08:06 WIB [AOCS]. 1993. Official Methods and Recommended Practices of the AOCS. 5th ed. AOCS.

USA

[AOCS]. 2005. Official Methods and Recommended Practices of the AOCS. AOCS. USA Arghi, K. 2008. Minyak sawit. arghanic.wordpress.com/2008/11/21/minyak-sawit/ [22 Juni

2011]. 02:32 WIB.

Basiron Y. 2005. Palm oil. Di dalam: Fereidoon, Shahidi (ed). Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. Sixth Edition, Volume 2. Hoboken, New Jersey Wiley-Interscience: John Wiley & Sons, Inc., pp 333-429

Bailey, A.E. 1994. Melting and Solidification of Fats. Interscience Published Inc. New York [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar Nasional Indonesia untuk Margarin. SNI

01-3541-2002. Jakarta: BSN

[CFR]Code of Federal Regulations.1994. 21 CFR 101.56. Washington, D.C.; Office of the Federal Register, National Archives and Records Administration

Chrysam MM. 1996. Margarines and Spreads. Di dalam: Y. H. Hui (ed). Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. Fifth Edition, Volume 3. New York: John Wiley & Sons, Inc., pp 123-147

Eckey, S. W. 1955. Vegetable fat and oil. Di dalam: Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press. Jakarta.

Fennema, O. R. 1996. Food Chemistry. third edition. Marcel Dekker Inc. New York.

Gunstone, F.D. 2005. Vegetable oils. Di dalam: Fereidoon Shahidi (ed). Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. Sixth Edition, Volume 1. Hoboken, New Jersey Wiley- Interscience: John Wiley & Sons, Inc. hal. 213-267

Gunstone, F. D. dan F. A. Norris. 1983. Lipids in Foods Chemistry, Biochemistry, and Technology. Pergamon Press. Oxford

Gunstone, F. D. dan F. B. Padley. 1997. Lipid Technologies and Application. Marcel Dekker Inc. New York.

41 Hasrini, R. F. 2008. Interstifikasi Enzimatik dengan Lipase pada Campuran Minyak sawit

Kasar dengan Metode Kromatografi Kolom Adsorpsi [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Hendrikse PW, Harwood JL, Kates M. 1994. Analytical methods. Di dalam: Gunstone FD, Harwood JL, Padley FB. The Lipid Handbook. 2nded. London: Chapman & Hall, pp 321-325

Hui Y.H. 1996. Bailey’s Industrial Oil and Fat Product 5th Edition. John Wilay and Sons, Inc., New York.

[IUPAC]. 1992. Standard Methods for the Analysis of Oils, Fats, and Dervatives : 1st Supplement to the 7th Revised and Enlarged Edition. Blackwell Scientific Publication. Oxford.

Johnson, A. R. dan J. B. Davenport. 1971. Biochemistry and Methology of Lipids. Willey- Interscience. New York.

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press. Jakarta

Ketaren, S. 1996. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

Kifli, H. dan Krishnan S. 1987. Proceedings of the PORIM International Oil Palm/Palm Oil Conference: Progress and Prospects, PORIM, Kuala Lumpur, pp. 304–315.

Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit di Indonesia. Sugraf Offset. Marihat.

Nielsen S.S. 1998. Food Analysis 2nd edition. Kluwer Academic Publishers Group. London. O’Brien RD. 2004. Fats and Oils; Formulating and Processing for Applications. 2nded.

London: CRC Press LLC

Ong, A. S. H., Choo, Y. M., dan C. K. 1990. Development in palm oil. Di dalam: Hamilton, R. J. (ed.). Development in Oil and Fats. Blackie Academic Professional. New York. Pahan, Iyung. 2006. Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar

Swadaya. Jakarta.

[PORIM]. 1995. PORIM Test Methods. Palm Oil Research Institute of Malaysia. Kuala Lumpur.

Ravigadevi S, Kalyana S, Yew-Ai Tan. 2000. Chemistry and biochemistry of palm oil. Progress in Lipid Research 39: 507-558.

42 Sahri MM, Idris NA. 2010. Palm stearin as low trans hard stock for margarine. Sains

Malaysiana 39(5): 821-827

Salunkhe, D. K. 1992. World Oil Seeds : Chemistry, Technology, and Utilization. Champman & Hall. London.

Scrimgeour C. 2005. Chemistry of fatty acids. Di dalam: Fereidoon Shahidi (ed). Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. Sixth Edition, Volume 1. Hoboken, New Jersey Wiley-Interscience: John Wiley & Sons, Inc. hal. 1-43

Steidley KR, List GR, Palmquist D, Adlof RO. 2004. Determination of Solid Fat by Dilatometry and Pulsed Nuclear Magnetic Resonance. Presentation in AGFD (AOCS): Edible Applications of Edible Oils. National Center for Agricultural Utilizaton Research, Agricultural Research Services, USDA, Peoria, IL, IL.

Timms RE. 1994. Physical chemistry of fats. Di dalam: Moran DPJ, Rajah KK (eds). Fats in Food Products. Blackie Academic and Professional, Glasgow. hal. 4-21

Wan, PJ. 2000. Properties of Fats and Oils. Di dalam: Richard D. O’ Brien, Walter E. Farr, Peter J. Wan (eds). Introduction to Fats and Oils Technology. 2nd Editio. Champaign, Illinois: AOCS Press. pp 20-48

Winarno, F. G. 1998. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia. Jakarta

Young, FVK, Poot C, Biernoth E, Krog N, Davidson NGJ, Gunstone FD. 1994. Processing of fats and oils. Di dalam: Gunstone FD, Harwood JL, Padley FB. The Lipid Handbook. 2nded. London: Chapman & Hall. hal. 288-325

43

LAMPIRAN

44 Lampiran 2. Layout Pabrik PT SMII

45 Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan SFC dan SMP

KARAKTERISTIK CAMPURAN MINYAK SAWIT DAN OLEIN SAWIT PADA

BERBAGAI PROPORSI DI PT SINAR MEADOW INTERNATIONAL

INDONESIA

SKRIPSI

MAS ARIEF FAZRY

F24070104

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

CHARACTHERISTICS OF OIL BLEND FROM PALM OIL AND PALM OLEIN

IN VARIOUS PROPORTION IN PT SINAR MEADOW INTERNATIONAL

INDONESIA

Mas Arief Fazry, Dian Herawati, and Payaman Pandiangan

Department of Food Science and Technology, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO BOX 220, Bogor, West Java, Indonesia

Phone: +62 856 9751 7951, E-mail: ariefazry@ymail.com

ABSTRACT

Margarine and shortening are the main products of PT Sinar Meadow International Indonesia. Those products are made from several types of oil that is blended and it is called oil blend. The main aim of oil blending was to make desired characteristics of fat that suitable for margarine and shortening. The desired characteristics of end products were measured using two parameters, they were solid fat content (SFC) using low-resolution Nuclear Magnetic Resonance (NMR) and slip melting point (SMP). This research used palm oil and palm olein as the object. The aim of the research is to determine the characteristics of oil blend in term of SFC and SMP. Several formula combinations were conducted with ratio of palm oil: 1st palm olein or 2nd palm olein (1:1, 1:0, 1:9, 2:8, 3:7, 4:6, 6:4, 7:3, 8:2, 9:1 ,0:1). The SFC of oil blend from those combinations were observed in four points of temperatures, 10ºC, 20ºC, 30ºC, and 40ºC. The SFC of oil blend charactheristics tended to have inapropriate in 10ºC, stable and can be predicted well in 20ºC, 30ºC, and 40ºC. SFC relation 10ºC, 20ºC, and 30ºC tended to create linear curves however in 40ºC tended to create polynomial curve. The second formulation that used the second palm oil had larger gap then the first one. The melting point of each formulation was influenced by the melting point of the raw material. If more palm olein is added, the curve is will be more decreased. The result of each temperature represents the purpose of end products such as stick margarine, soft tube margarine, whipped tub margarine, liquid margarine, and industrial margarine.

MAS ARIEF FAZRY. F24070104. Karakteristik campuran minyak sawit dan olein sawit pada berbagai proporsi di PT Sinar Meadow International Indonesia. Di bawah bimbingan Dian Herawati dan Payaman Pandiangan. 2011

RINGKASAN

Margarin dan shortening adalah produk utama dari PT Sinar Meadow International Indonesia (SMII). Kedua jenis produk tersebut terbuat dari beberapa jenis minyak yang dicampur dan disebut minyak campuran (oil blend). Tujuan utama dari pencampuran minyak adalah untuk membuat karakteristik minyak yang diinginkan untuk produksi margarin dan shortening. Karakteristik oil blend

yang diformulasikan diukur dengan dua parameter, yaitu kandungan lemak padat atau Solid Fat Content (SFC) menggunakan alat Nuclear Magnetic Resonance (NMR) dan Slip Melting Point (SMP) menggunakan tabung kapiler. Penelitian ini menggunakan kelapa sawit dan olein sawit. Ada dua jenis olein sawit yang digunakan dan keduanya memiliki SMP yang berbeda karena perbedaan kualitas fraksinasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik SFC dan SMP campuran minyak antara minyak sawit dan dua jenis olein yang berbeda. Kombinasi formula dengan rasio kelapa sawit : olein sawit 1 atau kelapa sawit : olein sawit 2 adalah 1:0, 1:9, 2:8, 3:7, 4:6, 1:1, 6:4, 7:3 , 8:2, 9:1, dan 0:1. Kombinasi formulasi tersebut diamati pada empat suhu observasi, yaitu pada suhu 10ºC, 20ºC, 30ºC dan 40ºC. Selain itu, dilakukan pengukuran SMP pada semua kombinasi.

Pengukuran SFC menunjukkan bahwa karakteristik yang dihasilkan dari hasil pencampuran tersebut cenderung memiliki data yang melebihi nilai perhitungan teori pada 10ºC, stabil dan dapat diprediksi dengan baik di suhu 20ºC, 30ºC dan 40ºC. Data di suhu observasi 10ºC, 20ºC dan 30ºC cenderung membentuk kurva linier, sedangkan pada suhu 40ºC cenderung membentuk kurva polinomial. SMP yang terbentuk dari masing-masing formulasi dipengaruhi oleh SMP dan komposisi asam lemak bahan baku. Kurva hubungan antara peningkatan proporsi olein sawit membentuk garis kurva menurun akibat dari semakin banyaknya asam lemak tak jenuh yang ada pada formulasi seiring bertambahnya olein sawit. Sedangkan hasil pengukuran SMP menunjukkan bahwa semakin bertambahnya proporsi olein sawit, maka SMP akan semakin menurun. Hasil SFC dan SMP menentukan penggunaan pengaplikasian produk akhir seperti margarin padat, margarin semi padat, margarin cair, dan margarin industri.

1

I.

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Margarin dan shortening merupakan produk pangan yang diproduksi oleh PT Sinar Meadow International Indonesia (SMII). Kedua jenis produk tersebut merupakan produk turunan minyak nabati yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari. Aplikasi dari keduanya memiliki kemampuan serbaguna dan beragam sehingga dapat menghasilkan berbagai macam produk akhir yang bervariasi. Margarin merupakan produk makanan berbentuk emulsi padat atau semi padat yang dibuat dari lemak nabati dan air (SNI 01-3541-2002) yang memiliki kandungan lemak tidak kurang dari 80% dan 15,000 IU vitamin A tiap pound nya (CFR 1994). Sedangkan shortening disebutkan sebagai produk turunan lemak atau minyak yang mengandung 100% lemak dan umumnya diasosiasikan untuk keperluan lain selain baking (O’Brien, 2004).

Margarin dan shortening tertentu diproduksi dari campuran berbagai jenis minyak yang disebut dengan oil blend. Komposisi oil blend yang digunakan akan menentukan kandungan padatan dan pembentukan kristal pada produk yang kemudian akan mempengaruhi karakteristik fisik produk yang dihasilkan. Karakteristik fisik dapat dilihat untuk menentukan kualitas suatu minyak atau lemak yang digunakan. Karakter fisik margarin sendiri sebagian besar dikendalikan oleh kandungan padatan lemak, misalnya karakteristik SMP, konsistensi, kekompakan, spreadability serta mouth feel. (Young,

et. al., 1994).

Komposisi yang tepat masing-masing minyak nabati tersebut akan sangat menentukan karakteristik margarin yang dihasilkan. Perhitungan secara teliti harus dilakukan terhadap solid fat content (SFC) untuk memperoleh karakteristik yang diinginkan, mengingat setiap jenis minyak akan memberikan kontribusi yang berbeda-beda sesuai dengan karakter asalnya.

Kandungan SFC pada oil blend sendiri tidak dapat diprediksi sehingga memerlukan percobaan untuk menentukan nilai SFC tersebut (Young et. al., 1994). Hal ini tentu saja akan menyulitkan pelaku lapang yang akan memformulasikan oil blend sesuai spesifikasi sebagai bahan dasar pembuatan margarin. Jika terdapat ketidaksesuaian dengan spesifikasi SFC yang diinginkan, maka hal tersebut kemungkinan akan berimbas negatif pada produksi margarin itu sendiri. Sebagai contoh jika oil blend yang dihasilkan terlalu keras dari spesifikasi yang diinginkan, maka akan dilakukan modifikasi formula dengan proses yang meningkatkan biaya produksi.

Salah satu bahan baku yang tidak mudah diprediksi adalah oil blend yang dibuat dari campuran minyak sawit (RBDPO) dan olein sawit. Minyak sawit disusun oleh berbagai jenis asam lemak yang memiliki keragaman SMP dari rendah hingga tinggi. Adanya keragaman ini membuat turunan minyak sawit mempunyai berbagai karakteristik tergantung kepada jenis asam lemak yang mendominasi.

Minyak sawit dapat secara efektif difraksinasi menjadi olein sawit (bagian cair 55%) dan stearin (bagian padat 45%) (Birker dan Padley 1987). Fraksi olein didominasi oleh asam lemak tidak jenuh seperti asam lemak oleat, linoleat, dan linolenat yang mempunyai SMP yang rendah dan bersifat cair pada suhu kamar. Sedangkan fraksi stearin didominasi oleh asam lemak berantai jenuh seperti stearat dan palmitat yang mempunyai titik leleh tinggi sehingga bersifat padat pada suhu ruang.

Fraksi olein sawit di setiap pabrik yang melakukan fraksinasi minyak sawit dapat berbeda tergantung pada produk akhir yang dituju. Olein sawit yang ditujukan untuk produk minyak goreng memiliki SMP yang lebih rendah dibandingkan dengan olein sawit yang ditujukan untuk campuran pada pembuatan margarin. Hal ini dapat terjadi karena olein sawit yang ditujukan untuk minyak

2 goreng merupakan hasil dari fraksinasi yang dilakukan lebih dari satu kali dan disebut fraksi super olein.

Olein sawit yang digunakan untuk oil blend pada pembuatan margarin dirancang untuk memiliki tekstur lunak namun tidak mudah mencair pada suhu ruang. Campuran minyak sawit dengan olein sawit dalam oil blend pada berbagai kombinasi akan menghasilkan kisaran SFC yang cukup luas dan berdampak jenis karakter produk margarin/shortening yang beragam pula seperti margarin padat, margarin semi padat, margarin cair, dan margarin industri.

Olein sawit yang digunakan di PT SMII berasal dari dua supplier, yaitu supplier primer dan

supplier sekunder. Olein sawit yang dibeli dari salah satu supplier memiliki SMP yang lebih rendah dan setara dengan kualitas minyak goreng. Sedangkan PT SMII saat ini hanya memproduksi jenis produk margarin dan shortening. Oleh karena itu, perlu dilakukan karakterisasi campuran minyak yang berasal dari berbagai perbandingan olein sawit dan minyak sawit dari sumber olein sawit yang berbeda. Karakter utama yang perlu dilihat adalah SFC dari campuran kedua jenis bahan baku tersebut. Selain itu, karakteristik SMP perlu dilohat untuk melengkapi data yang dibutuhkan bagi pengembangan produk margarin dan shortening.

Hasil karakterisasi dari campuran dua jenis minyak ini diharapkan akan menjadi masukan yang positif bagi pihak SMII untuk dapat meminimalisasi ketidaksesuaian hasil SFC oil blend dan memberi tambahan bahan pustaka bagi bagian Research and Development PT SMII untuk dapat berinovasi mengembangkan produk.

B.

TUJUAN

1.

Tujuan umum

a.

Menentukan kandungan lemak padat (SFC) dari campuran minyak sawit dan olein sawit pada berbagai proporsi dan dari dua sumber olein sawit.

b.

Menentukan SMP (SMP) dari campuran minyak sawit dan olein sawit pada berbagai proporsi dan dari dua sumber olein sawit.

2.

Tujuan Khusus

a.

Membantu PT SMII menyesuaikan formulasi oil blend sesuai dengan spesifikasi mutu perusahaan menggunakan bahan baku yang tersedia.

C.

MANFAAT

Manfaat khusus dari kegiatan magang ini adalah dapat tersedianya profil karakter SFC dan SMP dari minyak campuran minyak sawit dan olein sawit yang dapat digunakan oleh PT SMII untuk mengembangkan inovasi dalam membuat margarin dan shortening.

3

II.

PROFIL PERUSAHAAN

A.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

PT Sinar Meadow International Indonesia (PT SMII) bergerak di bidang manufaktur pengolahan lemak dan minyak nabati. PT SMII adalah sebuah perusahaan patungan (joint venture) antara Sinar Mas Group melalui PT Ivo Mas Tunggal dengan Goodman Fielder International Ltd., melalui Meadow Lea Food yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Australia, tetapi saat ini saham Goodman Fielder International telah diambil alih oleh perusahaan Born Philp.

PT SMII berdiri tanggal 11 Agustus 1990 dan telah memiliki Izin Usaha Tetap No. 618/T/Industri/1996. Saat ini pabrik PT SMII menempati area ± 2,6 hektar di kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Jakarta Timur. Produksi awal PT SMII dimulai pada tahun 1992 dengan produk utama minyak goreng, margarin, dan shortening. Pasar yang dituju adalah pasar lokal (industrial) dan pasar ekspor (eceran dan industrial).

Sebagai bukti bahwa PT SMII peduli dengan kesehatan dan kualitas produk, PT SMII telah mendapatkan sertifikat HACCP/ISO 22000:2005 dan juga sertifikat ISO 9001:2000. Selain itu juga PT SMII juga telah mendapatkan sertifikasi Halal dari LP POM MUI. Berikut merupakan Logo PT SMII.

Gambar 1. Logo PT Sinar Meadow International Indonesia

a.

LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

PT SMII berada di kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), yaitu di Jl. Pulo Ayang I No. 6, Jakarta dan menempati area seluas 2,6 hektar. Lokasi PT SMII cukup strategis sehingga memudahkan transportasi bahan baku Crude Palm Oil (CPO) yang tiba di pelabuhan Tanjung Priok karena jarak yang tidak terlalu jauh dan juga memudahkan pemasaran produk di daerah Jakarta.

Secara umum tata letak pabrik ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian produksi (manufacturing) dan bagian perkantoran (office). Bagian produksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemurnian (refinery) dan bagian pengemasan (packing). Untuk proses permunian minyak dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemurnian minyak secara fisika dengan sistem kontinyu (continuous refinery), dan pemurnian secara kimia dengan sistem batch (batch refinery). Ruang pengemasan juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu packing room 1 untuk pengemasan minyak goreng, dan

4 packing room 2 untuk pengolahan dan pengemasan margarin, shortening, dan pastry. Pada Februari 2011, packing room 1 tidak digunakan lagi karena bagian produksi tidak memproduksi minyak, dan hanya dikhususkan untuk produk margarin, shortening, dan pastry.

Di dekat bagian produksi terdapat laboratorium pengendalian mutu atau Quality Control

(QC), laboratorium jaminan mutu atau Quality Assurance (QA), laboratorium Research & Development (R&D), dan laboratorium mikrobiologi. Ruang laboratorium QA, QC, dan R&D terletak saling berdekatan, sementara itu laboratorium mikrobiologi letaknya terpisah dari laboratorium-laboratorium yang lain untuk mencegah terjadinya kontaminasi mikrobiologi.

Untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan sekitar PT SMII juga memiliki unit pengolahan limbah (effluent plant) yang terdapat di area tersendiri di belakang unit batch refinery.

Bagian gudang terdiri atas empat bagian yaitu gudang utama (WH1), gudang indegredient (WH2), gudang refinery (WH3), dan gudang finished good (WH4). WH1 berlokasi di dekat packing room

II. WH2 berada di dekat laboratorium mikrobiologi. WH3 berada di bagian refinery. WH4 berada di dekat bagian continuous refinery. Gambaran lokasi dan tata letak pabrik dapat dilihat pada Lampiran 1.

b.

STRUKTUR ORGANISASI

PT SMII merupakan salah satu anak perusahaan Sinar Mas Group yang pimpinan tertingginya dipegang oleh seorang General Manager. Seorang General Manager membawahi tujuh departemen, yaitu Departemen Pemasaran dan Penjualan (Sales and Marketing), Departemen Logistik (Logistic), Departemen Administrasi dan Keuangan, Departemen Produksi (Manufacturing), Engineering & Maintenance Department dan Departemen Ketenagakerjaan (Human Resource Development). Masing-masing departemen ini dipimpin oleh seorang

departement head yang membawahi beberapa manager.

Selain keenam departemen di atas ada bagian yang langsung dibawahi oleh General Manager, yaitu bagian Quality Assurance, bagian Quality Management Representative. Pada Departemen Logistik, ada bagian dari departemen ini yang dapat langsung berkoordinasi dengan

General Manager, yaitu bagian Production Planning and Inventory Control (PPIC). Bagan struktur selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

PPIC bertugas mengatur akan suatu perencanaan produksi dan juga pengontrolan akan persediaan bahan baku. Peran terbesar yang dilakukan PPIC adalah dalam pembuatan MPS (jadwal induk produksi) yang merupakan urutan barang yang harus diproduksi tiap minggunya lengkap dengan keterangan hari produksi dan jam produksinya. hal ini sangat penting di PT SMII mengingat banyaknya jenis produk yang akan dihasilkan, jumlahnya tergantung pesanan pelanggan atau juga permintaan konsumen.

c.

KETENAGAKERJAAN

1.

Tenaga Kerja

Pengelolaan dan pengembangan PT SMII dilakukan bersama antara pengusaha dan pekerja. Jumlah tenaga kerja di PT SMII adalah berjumlah 413 orang. Jumlah tenaga kerja pria lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja wanita lebih banyak ditempatkan di bagian administrasi dan perencanaan serta laboratorium. Tidak adanya tenaga kerja wanita yang ditempatkan sebagai supervisor maupun buruh pabrik pada bagian produksi karena jenis pekerjaannya yang berat dan membutuhkan tenaga kerja yang besar, serta tenaga kerja wanita tidak memungkinkan untuk kerja shift karena alasan keamanan.

5

2.

Jadwal Kerja

Secara umum waktu kerja karyawan adalah lima sampai enam hari seminggu. Pengaturan jadwal kerja bagi karyawan yang bekerja di kantor adalah Senin hingga Jumat dengan jam kerja mulai pukul 08.00-17.00.

Kegiatan produksi pada PT SMII berlangsung 24 jam perhari, sehingga perlu adanya shift

kerja untuk menjaga agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar. Adapun shift yang diberlakukan berjumlah tiga shift. Shift pertama pukul 23.00-07.00, shift kedua pukul 07.00-15.00 dan shift ketiga 15.00-23.00.

3.

Kebijakan di Bidang Sumber Daya Manusia

Standar karyawan untuk di bagian produksi adalah minimal lulusan SMA. Standar karyawan untuk supervisor adalah minimal lulusan D3, sedangkan untuk manager adalah minimal lulusan S1. PT SMII memberikan pelatihan kepada karyawan agar mampu bekerja sesuai standar pada jabatannya masing-masing, yaitu berpedoman pada Standard Operating Procedure (SOP). Biasanya pelatihan ini diadakan sekali dalan setahun. Pelatihan yang dilakukan dapat bersifat internal maupun eksternal.

B.

RUANG LINGKUP USAHA

PT Sinar Meadow International Indonesia (SMII) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri margarin. Perusahaan ini memiliki lebih dari 150 jenis produk margarin dan

shortening yang dipasarkan di dalam maupun luar negeri. Secara garis besar produk PT SMII dibagi menjadi dua jenis, yaitu produk industrial dan produk retail. PT SMII mengekspor sekitar 40% hasil produksinya ke berbagai negara di benua Asia dan Australia. Setidaknya ada empat merek yang

Dokumen terkait