• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKOMENDASI STRATEGI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR LIMBAH 1 Pulau Sumatera

Dalam dokumen Policy Paper (Halaman 90-97)

DAFTAR PusTAKA

REKOMENDASI STRATEGI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR LIMBAH 1 Pulau Sumatera

Kajian Dasar Saintifi k Rekomendasi untuk Alternatif Strategi

Mitigasi

Prioritas Program Pulau Sumatera

Inventarisasi GRK Status Emisi 2010 – 2014 2015 – 2019 2020 – 2024 2024 – 2029

- Emisi GRK dari sektor

limbah padat perkotaan

berupa metana (CH4)

yang dihasilkan dari

TPA dan CO2 yang

dihasilkan dari kegiatan pembakaran terbuka.

- Tingkat timbulan

sampah domestik

sebesar 0,6 kg/orang/ hari untuk perkotaan dan 0,3 kg/orang/hari untuk pedesaan.

- Secara keseluruhan,

hanya 21% dari total limbah padat tersebut yang ditrasportasikan ke TPA (Dep PU, 2009).

- Potensi timbulan sampah

domestik yang dihasilkan Pulau Sumatera pada tahun 2010 (8.893 Gg/tahun), 2015 (10.930 Gg/tahun), 2020 (13.138 Gg/tahun), 2025 (16.388 Gg/tahun), dan 2030 (19.091 Gg/tahun). - Berdasarkan Skenario Business

As Usual (BAU), potensi emisi CO2 ekuivalen di Pulau

Sumatera pada tahun 2010 (9,3 juta ton), 2015 (11,4 juta ton), 2020 (13,7 juta ton), 2025 (17,1 juta ton) dan 2030 (19,9 juta ton)

- Melaksanakan kajian inventarisasi

GRK dari sektor limbah padat yang lebih lengkap dan sempurna dengan disertai rencana pengurangan GRK yang sistematis.

- Menerapkan kebijakan

pembangunan infrastruktur

bidang persampahan berwawasan lingkungan yang didukung oleh

pengembangan dan penelitian

teknologi terapan berwawasan

lingkungan.

- Mengembangkan penerapan

kebijakan lingkungan hidup untuk prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dalam pengelolaan persampahan.

- Mengembangkan pembangunan

infrastruktur yang berkelanjutan (dengan menjaga keseimbangan 3 pilar pembangunan, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan) dengan mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dan meningkatkan penyerapan karbon

- Menyelenggarakan pembangunan

infrastruktur bidang persampahan yang lebih memperhatikan aspek

peningkatan kapasitas (capacity

building) SDM dan institusi termasuk kompetensi dan kemandirian pemda dalam pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan serta mendorong peran sektor swasta dan masyarakat.

- Mengembangkan teknologi

pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan antisipatif terhadap perubahan iklim.

- Mengembangkan teknologi

peningkatan kualitas landi ll: (1) Controlled Landi ll (CLF)

untuk kota kecil dan menengah,

(2) Sanitary Landi ll (SLF)

untuk kota besar dan kota metropolitan

(3) Penghentian Open

Dumping.

- Mengembangkan penerapan EPR

(Extended Producer Responsibility) untuk produsen dan importir limbah B3

Kelompok program inventarisasi data dan perencanaan

- Kajian inventarisasi dan pengurangan GRK dari sektor

limbah padat.

Kelompok program regulasi dan kebijakan

- Penguatan pendekatan kebijakan lingkungan hidup untuk

pengelolaan dan standardisasi persampahan (stepwise

approach).

- Penerbitan produk pengaturan pengembangan

persampahan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

- Penyelesaian peraturan di bidang persampahan

- Penyiapan NSPM bidang persampahan.

- Pengaturan, pembinaan, pengawasan, pengembangan

sumber pembiayaan dan pola investasi dalam pengelolaan persampahan

- Penyediaan pedoman pengawasan persampahan.

- Pembuatan NSPK bidang persampahan

- Penyediaan Bantek, Bimtek dan pendampingan (SSK)

pengelolaan persampahan

Kelompok program implementasi

- Pelaksanaan KPS pengembangan persampahan di

kabupaten/kota.

- Pengelolaan persampahan di TPAS dari open dumping

menjadi controlled landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary

landi ll di kota besar dan metropolitan sebesar 10%.

- Pengurangan limbah padat domestik (reduce) dari

sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebesar 20%.

- Peningkatan metoda pengelolaan gas sampah (landi ll gas – LFG) melalui pengumpulan dan pembakaran atau melalui

penerapan energy recovery system sebanyak 5%.

- Pengadaan replikasi bantek pengembangan persampahan

di kabupaten/kota.

- Penyediaan infrastruktur persampahan di 41 kab/kota di

Pulau Sumatera.

- Penyediaan fasilitasTPA CDM di 6 kota metropolitan

- Penyediaan fasilitas pengelolaan persampahan sebanyak

411 unit

- Pengangkutan sampah di 41 kota/kab di Pulau Sumatera.

- Pengangkutan sampah di Pulau Sumatera sebesar 30%.

- Pembangunan TPST 3R di semua kota/kab di Pulau

Sumatera.

Kelompok program capacity building (penguatan institusi pemda, swasta, dan masyarakat)

- Penguatan kemitraan pemerintah dan masyarakat.

- Penguatan institusi pemerintah daerah dalam pengelolaan persampahan.

- Pengadaan kegiatan monev kinerja pengembangan

pengelolaan persampahan

- Pengadaan fasilitas bagi kegiatan pengembangan sumber

pembiayaan dan pola investasi bidang persampahan melalui kerjasama pemerintah dunia usaha dan masyarakat

Kelompok program regulasi dan kebijakan

- Pengawasan dan pengembangan

sumber pembiayaan dan pola

investasi dalam pengelolaan

persampahan

- Pengawasan produk pengaturan

pengembangan persampahan

oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

Kelompok program implementasi

- Peningkatan pengelolaan

persampahan di TPAS dari open dumping menjadi controlled landi ll di kota kecil dan menengah;

sanitary landi ll di kota besar dan

metropolitan sebesar 20%

- Pengurangan limbah padat

domestik (reduce) dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebanyak 30%.

- Peningkatan metoda pengelolaan

gas sampah (landi ll gas – LFG)

melalui pengumpulan dan

pembakaran atau melalui

penerapan energy recovery system

sebanyak 20%. - Pembangunan proyek percontohan (3R, CDM, biogas) - Penyediaan infrastruktur persampahan di 86 kab/kota. - Pembangunan fasilitas pengelolaan persampahan sebanyak 453 unit

- Pembangunan fasilitas TPA

CDM di 2 Kota Metropolitan

- Pengangkutan sampah di 86

kota/kab

- Pengangkutan sampah di Pulau

Sumatera sebesar 45%.

- Pemeliharaan TPST 3R di

semua kab/kota di Pulau Sumatera.

Kelompok program regulasi dan kebijakan

- Perancangan peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan

kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dalam pengelolaan persampahan

- Pengawasan dan evaluasi produk

pengaturan pengembangan persampahan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

Kelompok program implementasi

- Peningkatan pengelolaan persampahan

di TPAS dari open dumping menjadi

controlled landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary landi ll di kota besar

dan metropolitan sebesar 30%

- Pengurangan limbah padat domestik

(reduce) dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebanyak 40%.

- Peningkatan metoda pengelolaan gas

sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system

sebanyak 30%.

- Pemeliharaan infrastruktur

dan peningkatan pelayanan persampahan di 41 kab/kota di Pulau Sumatera.

- Pembangunan fasilitas TPA CDM

di 3 Kota besar

- Pengadaan fasilitas pengelolaan

persampahan sebanyak 498 unit

- Pengembangan pelayanan

pengangkutan sampah di 41 kab/kota di Pulau Sumatera.

- Pengangkutan sampah di Pulau

Sumatera sebesar 60%.

- Evaluasi, pemeliharaan, dan

pengembanganproyek percontohan (3R, CDM, biogas)

Kelompok program capacity building (penguatan institusi pemda, swasta, dan masyarakat)

- Pembentukan iklim yang kondusif

bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperanserta secara aktif dalam memberikan pelayanan persampahan, baik dalam handling-transportation

maupun dalam pengelolaan TPA.

Kelompok program regulasi dan kebijakan

- Pengawasan dan evaluasi produk

pengaturan pengembangan persampahan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

- Evaluasi implementasi peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dalam pengelolaan persampahan.

Kelompok program implementasi

- Peningkatan pengelolaan persampahan di

TPAS dari open dumping menjadi controlled

landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary

landi ll di kota besar dan metropolitan sebesar 50%

- Pengurangan limbah padat domestik

(reduce) dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebanyak 50%.

- Peningkatan metoda pengelolaan gas

sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system sebanyak 50%.

- Pemeliharaan infrastruktur dan

peningkatan pelayanan persampahan di 86 kab/kota

- Pembangunan fasilitas TPA CDM di 3

kota besar

- Pengadaan fasilitas pengelolaan

persampahan sebanyak 548 unit

- Pengembangan pelayanan pengangkutan

Sampah di 86 kota/kab.

- Peningkatan metoda pengelolaan gas

sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system sebanyak

70%.

- Evaluasi, pemeliharaan, dan

pengembangan m,proyek percontohan (3R, CDM, biogas)

- Pengangkutan sampah di Pulau Sumatera

sebesar 75%.

Kelompok program capacity building (penguatan institusi pemda, swasta, dan masyarakat)

- Peningkatan kesadaran seluruh

stakeholders terhadap pentingnya

peningkatan pelayanan persampahan.

- Pengembangan iklim yang kondusif

bagi dunia usaha (swasta) untuk turut

berperanserta secara aktif dalam

memberikan pelayanan persampahan, baik dalam handling-transportation maupun dalam pengelolaan TPA.

- Peningkatan peranserta seluruh

stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan persampahan.

ICCSR -

SektoR LImbah

2. Pulau Jawa, Pulau Madura, Pulau Bali

Kajian Dasar Saintifi k Rekomendasi untuk Alternatif Strategi Mitigasi

Prioritas Program Pulau Jawa, Madura, dan Bali

Inventarisasi GRK Status Emisi 2010 – 2014 2015 – 2019 2020 – 2024 2024 – 2029

฀ Emisi GRK dari sektor limbah padat

perkotaan berupa metana (CH4) yang

dihasilkan dari TPA dan CO2 yang

dihasilkan dari kegiatan pembakaran terbuka.

฀ Tingkat timbulan sampah domestik

sebesar 0,6 kg/orang/hari untuk perkotaan dan 0,3 kg/orang/hari untuk pedesaan.

฀ Secara keseluruhan, hanya 21% dari

total limbah padat tersebut yang ditrasportasikan ke TPA (Dep PU, 2009).

฀ Potensi timbulan sampah domestik

yang dihasilkan Pulau Jawa, Madura, Bali pada tahun 2010 (24.754 Gg/ tahun), 2015 (29.569 Gg/tahun), 2020 (34.588 Gg/tahun), 2025 (41.940 Gg/tahun) dan 2030 (47.455 Gg/tahun).

฀ Berdasarkan Skenario Business As Usual (BAU), potensi emisi CO2 di

Pulau Jawa, Madura, Bali pada tahun 2010 (25,8 juta ton), 2015 (30,8 juta ton), 2020 (36,1 juta ton), 2025 (43,7 juta ton).dan 2030 (49,5 juta ton).

฀ Melaksanakan kajian inventarisasi

GRK dari sektor limbah padat yang lebih lengkap dan sempurna dengan disertai rencana pengurangan GRK yang sistematis.

฀ Menerapkan kebijakan pembangunan

infrastruktur bidang persampahan berwawasan lingkungan yang didukung oleh pengembangan dan penelitian teknologi terapan berwawasan lingkungan.

฀ Mengembangkan penerapan kebijakan

lingkungan hidup untuk prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dalam pengelolaan persampahan.

฀ Mengembangkan pembangunan

infrastruktur yang berkelanjutan (dengan menjaga keseimbangan 3 pilar pembangunan, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan) dengan mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dan meningkatkan penyerapan karbon

฀ Menyelenggarakan pembangunan

infrastruktur bidang persampahan yang lebih memperhatikan aspek peningkatan kapasitas (capacity building) SDM dan institusi termasuk kompetensi dan kemandirian pemda dalam pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan serta mendorong peran sektor swasta dan masyarakat.

฀ Mengembangkan teknologi

pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan antisipatif terhadap perubahan iklim.

฀ Mengembangkan teknologi

peningkatan kualitas landi ll:

(4) Controlled Landi ll (CLF)

untuk kota kecil dan menengah,

(5) Sanitary Landi ll (SLF)

untuk kota besar dan kota metropolitan (6) Penghentian Open

Dumping.

฀ Mengembangkan penerapan EPR

(Extended Producer Responsibility) untuk produsen dan importir limbah B3

Kelompok program inventarisasi data dan perencanaan

฀ Kajian inventarisasi dan pengurangan GRK

dari sektor limbah padat.

Kelompok program regulasi dan kebijakan

฀ Penguatan pendekatan kebijakan lingkungan

hidup untuk pengelolaan dan standardisasi persampahan (stepwise approach).

฀ Penerbitan produk pengaturan

pengembangan persampahan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

฀ Penyelesaian peraturan di bidang

persampahan

฀ Penyiapan NSPM bidang persampahan.

฀ Pengaturan, pembinaan, pengawasan,

pengembangan sumber pembiayaan dan pola investasi dalam pengelolaan persampahan

฀ Penyediaan pedoman pengawasan

persampahan.

฀ Pembuatan NSPK bidang persampahan

฀ Penyediaan Bantek, Bimtek dan

pendampingan (SSK) pengelolaan persampahan

Kelompok program implementasi

฀ Pelaksanaan KPS pengembangan

persampahan di kabupaten/kota.

฀ Pengelolaan persampahan di TPAS dari open dumping menjadi controlled landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary landi ll di kota besar dan metropolitan sebesar 10%.

฀ Pengurangan limbah padat domestik (reduce)

dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebesar 20%.

฀ Peningkatan metoda pengelolaan gas sampah (landi ll gas – LFG) melalui pengumpulan dan

pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system sebanyak 5%.

฀ Pengadaan replikasi bantek pengembangan

persampahan di kabupaten/kota.

฀ Penyediaan infrastruktur persampahan di 42

kab/kota di Pulau Jawa, Bali, dan Madura

฀ Penyediaan fasilitasTPA CDM di 12 kota

metropolitan

฀ Penyediaan fasilitas pengelolaan

persampahan sebanyak 411 unit

฀ Pengangkutan sampah di 42 kota/kab di

Pulau Jawa, Bali, dan Madura

฀ Pengangkutan sampah di Pulau Jawa, Bali,

dan Madura

฀ sebesar 30%.

฀ Pembangunan TPST 3R di semua kota/kab

di Pulau Jawa, Madura, Bali.

Kelompok program capacity building (penguatan institusi pemda, swasta, dan masyarakat)

฀ Penguatan kemitraan pemerintah dan

masyarakat.

฀ Penguatan institusi pemerintah daerah dalam

pengelolaan persampahan.

฀ Pengadaan kegiatan monev kinerja

pengembangan pengelolaan persampahan

฀ Pengadaan fasilitas bagi kegiatan

pengembangan sumber pembiayaan dan pola investasi bidang persampahan melalui kerjasama pemerintah dunia usaha dan masyarakat

Kelompok program regulasi dan kebijakan

฀ Pengawasan dan pengembangan sumber

pembiayaan dan pola investasi dalam pengelolaan persampahan

฀ Pengawasan produk pengaturan

pengembangan persampahan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

Kelompok program implementasi

฀ Peningkatan pengelolaan persampahan

di TPAS dari open dumping menjadi controlled landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary landi ll di kota besar dan metropolitan sebesar 20%

฀ Pengurangan limbah padat domestik

(reduce) dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebanyak 30%.

฀ Peningkatan metoda pengelolaan gas

sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system sebanyak 20%.

฀ Pembangunan proyek percontohan (3R,

CDM, biogas)

฀ Penyediaan infrastruktur persampahan di

65 kab/kota.

฀ Pembangunan fasilitas pengelolaan

persampahan sebanyak 453 unit

฀ Pembangunan fasilitas TPA CDM di 5

Kota Metropolitan

฀ Pengangkutan sampah di 65 kota/kab

฀ Pengangkutan sampah di Pulau Jawa,

Madura, Bali sebesar 45%.

฀ Pemeliharaan TPST 3R di semua kab/kota

di Pulau Jawa, Bali, dan Madura

Kelompok program regulasi dan kebijakan

฀ Perancangan peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dalam pengelolaan persampahan

฀ Pengawasan dan evaluasi produk

pengaturan pengembangan persampahan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

Kelompok program implementasi

฀ Peningkatan pengelolaan persampahan di

TPAS dari open dumping menjadi controlled landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary landi ll di kota besar dan metropolitan sebesar 30%

฀ Pengurangan limbah padat domestik

(reduce) dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebanyak 40%.

฀ Peningkatan metoda pengelolaan gas

sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system sebanyak 30%.

฀ Pemeliharaan infrastruktur dan

peningkatan pelayanan persampahan di 42 kab/kota di Pulau Jawa, Madura, Bali.

฀ Pembangunan fasilitas TPA CDM di

15 Kota besar

฀ Pengadaan fasilitas pengelolaan

persampahan sebanyak 498 unit

฀ Pengembangan pelayanan

pengangkutan sampah di 42 kab/kota di Jawa, Bali, dan Madura

฀ Pengangkutan sampah di Pulau Jawa,

Madura, Bali sebesar 60%.

฀ Evaluasi, pemeliharaan, dan

pengembanganproyek percontohan (3R, CDM, biogas)

Kelompok program capacity building (penguatan institusi pemda, swasta, dan masyarakat)

฀ Pembentukan iklim yang kondusif

bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperanserta secara aktif dalam memberikan pelayanan persampahan, baik dalam handling-transportation maupun dalam pengelolaan TPA.

Kelompok program regulasi dan kebijakan

฀ Pengawasan dan evaluasi produk

pengaturan pengembangan persampahan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

฀ Evaluasi implementasi peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dalam pengelolaan persampahan.

Kelompok program implementasi

฀ Peningkatan pengelolaan persampahan

di TPAS dari open dumping menjadi controlled landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary landi ll di kota besar dan metropolitan sebesar 50%

฀ Pengurangan limbah padat domestik

(reduce) dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebanyak 50%.

฀ Peningkatan metoda pengelolaan gas sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system sebanyak 50%.

฀ Pemeliharaan infrastruktur dan

peningkatan pelayanan persampahan di 65 kab/kota

฀ Pembangunan fasilitas TPA CDM di 4

kota besar

฀ Pengadaan fasilitas pengelolaan

persampahan sebanyak 548 unit

฀ Pengembangan pelayanan

pengangkutan Sampah di 65 kota/kab.

฀ Peningkatan metoda pengelolaan gas sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system sebanyak 70%.

฀ Evaluasi, pemeliharaan, dan

pengembangan m,proyek percontohan (3R, CDM, biogas)

฀ Pengangkutan sampah di Pulau Jawa,

Bali, dan Madura

฀ sebesar 75%.

Kelompok program capacity building (penguatan institusi pemda, swasta, dan masyarakat)

฀ Peningkatan kesadaran seluruh

stakeholders terhadap pentingnya peningkatan pelayanan persampahan.

฀ Pengembangan iklim yang kondusif

bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperanserta secara aktif dalam memberikan pelayanan persampahan, baik dalam handling-transportation maupun dalam pengelolaan TPA.

฀ Peningkatan peranserta seluruh

stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan persampahan.

ICCSR -

SektoR LImbah

3. Pulau Kalimantan

Kajian Dasar Saintifi k

Rekomendasi untuk Alternatif Strategi Mitigasi Prioritas Program Pulau Kalimantan

Inventarisasi GRK Status Emisi 2010 – 2014 2015 – 2019 2020 – 2024 2024 – 2029

฀ Emisi GRK dari sektor

limbah padat perkotaan

berupa metana (CH4) yang

dihasilkan dari TPA dan CO2

yang dihasilkan dari kegiatan pembakaran terbuka.

฀ Tingkat timbulan sampah

domestik sebesar 0,6 kg/ orang/hari untuk perkotaan dan 0,3 kg/orang/hari untuk pedesaan.

฀ Secara keseluruhan, hanya

21% dari total limbah

padat tersebut yang

ditrasportasikan ke TPA (Dep PU, 2009).

฀ Potensi timbulan sampah

domestik yang dihasilkan Pulau Kalimantan pada tahun 2010 (2.381 Gg/tahun), 2015 (2.975 Gg/tahun), 2020 (3.631 Gg/ tahun), 2025 (4.583 Gg/tahun) dan 2030 (5.394 Gg/tahun).

฀ Berdasarkan Skenario Business As Usual (BAU), potensi emisi CO2 di Pulau Kalimantan pada

tahun 2010 (2,5 juta ton), 2015 (3,1 juta ton), 2020 (3,8 juta ton), 2025 (4,8 juta ton) dan 2030 (5,6 juta ton).

฀ Melaksanakan kajian inventarisasi GRK dari

sektor limbah padat yang lebih lengkap dan sempurna dengan disertai rencana pengurangan GRK yang sistematis.

฀ Menerapkan kebijakan pembangunan

infrastruktur bidang persampahan berwawasan lingkungan yang didukung oleh pengembangan dan penelitian teknologi terapan berwawasan lingkungan.

฀ Mengembangkan penerapan kebijakan

lingkungan hidup untuk prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dalam pengelolaan persampahan.

฀ Mengembangkan pembangunan infrastruktur

yang berkelanjutan (dengan menjaga

keseimbangan 3 pilar pembangunan, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan) dengan mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dan meningkatkan penyerapan karbon

฀ Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur

bidang persampahan yang lebih memperhatikan aspek peningkatan kapasitas (capacity building)

SDM dan institusi termasuk kompetensi dan kemandirian pemda dalam pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan serta mendorong peran sektor swasta dan masyarakat.

฀ Mengembangkan teknologi pengelolaan sampah

yang ramah lingkungan dan antisipatif terhadap perubahan iklim.

฀ Mengembangkan teknologi peningkatan kualitas landi ll:

(7) Controlled Landi ll (CLF) untuk kota

kecil dan menengah,

(8) Sanitary Landi ll (SLF) untuk kota

besar dan kota metropolitan

(9) Penghentian Open Dumping.

฀ Mengembangkan penerapan EPR (Extended

Producer Responsibility) untuk produsen dan importir limbah B3

Kelompok program inventarisasi data dan perencanaan

฀ Kajian inventarisasi dan pengurangan GRK

dari sektor limbah padat.

Kelompok program regulasi dan kebijakan

฀ Penguatan pendekatan kebijakan lingkungan

hidup untuk pengelolaan dan standardisasi persampahan (stepwise approach).

฀ Penerbitan produk pengaturan

pengembangan persampahan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

฀ Penyelesaian peraturan di bidang

persampahan

฀ Penyiapan NSPM bidang persampahan. ฀ Pengaturan, pembinaan, pengawasan,

pengembangan sumber pembiayaan dan pola investasi dalam pengelolaan persampahan

฀ Penyediaan pedoman pengawasan

persampahan.

฀ Pembuatan NSPK bidang persampahan ฀ Penyediaan Bantek, Bimtek dan

pendampingan (SSK) pengelolaan

persampahan

Kelompok program implementasi

฀ Pelaksanaan KPS pengembangan

persampahan di kabupaten/kota.

฀ Pengelolaan persampahan di TPAS dari open dumping menjadi controlled landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary landi ll di kota besar

dan metropolitan sebesar 10%.

฀ Pengurangan limbah padat domestik

(reduce) dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebesar 20%.

฀ Peningkatan metoda pengelolaan gas sampah (landi ll gas – LFG) melalui pengumpulan

dan pembakaran atau melalui penerapan

energy recovery system sebanyak 5%.

฀ Pengadaan replikasi bantek pengembangan

persampahan di kabupaten/kota.

฀ Penyediaan infrastruktur persampahan di 41

kab/kota di Pulau Kalimantan.

฀ Penyediaan fasilitas pengelolaan

persampahan sebanyak 411 unit

฀ Pengangkutan sampah di 41 kota/kab di

Pulau Kalimantan.

฀ Pengangkutan sampah di Pulau Kalimantan

sebesar 30%.

฀ Pembangunan TPST 3R di semua kota/kab

di Pulau Kalimantan.

Kelompok program capacity building (penguatan institusi pemda, swasta, dan masyarakat)

฀ Penguatan kemitraan pemerintah dan

masyarakat.

฀ Penguatan institusi pemerintah daerah dalam

pengelolaan persampahan.

฀ Pengadaan kegiatan monev kinerja

pengembangan pengelolaan persampahan

฀ Pengadaan fasilitas bagi kegiatan

pengembangan sumber pembiayaan dan pola investasi bidang persampahan melalui kerjasama pemerintah dunia usaha dan masyarakat

Kelompok program regulasi dan kebijakan

฀ Pengawasan dan

pengembangan sumber

pembiayaan dan pola

investasi dalam pengelolaan persampahan

฀ Pengawasan produk

pengaturan pengembangan

persampahan oleh pemerintah kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

Kelompok program implementasi

฀ Peningkatan pengelolaan

persampahan di TPAS dari

open dumping menjadi controlled

landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary landi ll di kota besar dan metropolitan sebesar 20%

฀ Pengurangan limbah padat

domestik (reduce) dari

sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebanyak 30%.

฀ Peningkatan metoda

pengelolaan gas sampah

(landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system sebanyak 20%.

฀ Pembangunan proyek percontohan (3R, CDM, biogas) ฀ Penyediaan infrastruktur persampahan di 15 kab/ kota. ฀ Pembangunan fasilitas pengelolaan persampahan sebanyak 453 unit ฀ Pengangkutan sampah di 15 kota/kab ฀ Pengangkutan sampah di

Pulau Kalimantan sebesar 45%.

฀ Pemeliharaan TPST 3R di

semua kab/kota di Pulau Kalimantan.

Kelompok program regulasi dan kebijakan

฀ Perancangan peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan

kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dalam pengelolaan persampahan

฀ Pengawasan dan evaluasi produk

pengaturan pengembangan

persampahan oleh pemerintah

kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

Kelompok program implementasi

฀ Peningkatan pengelolaan persampahan

di TPAS dari open dumping menjadi

controlled landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary landi ll di kota besar

dan metropolitan sebesar 30%

฀ Pengurangan limbah padat domestik

(reduce) dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebanyak 40%.

฀ Peningkatan metoda pengelolaan gas sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system

sebanyak 30%.

฀ Pemeliharaan infrastruktur

dan peningkatan pelayanan persampahan di 41 kab/kota di Pulau Kalimantan.

฀ Pembangunan fasilitas ฀ Pengadaan fasilitas pengelolaan

persampahan sebanyak 498 unit

฀ Pengembangan pelayanan

pengangkutan sampah di 41 kab/kota di Pulau Kalimantan.

฀ Pengangkutan sampah di Pulau

Kalimantan sebesar 60%.

฀ Evaluasi, pemeliharaan, dan

pengembanganproyek percontohan (3R, CDM, biogas)

Kelompok program capacity building (penguatan institusi pemda, swasta, dan masyarakat)

฀ Pembentukan iklim yang kondusif

bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperanserta secara aktif dalam memberikan pelayanan persampahan, baik dalam handling-transportation

maupun dalam pengelolaan TPA.

Kelompok program regulasi dan kebijakan

฀ Pengawasan dan evaluasi produk

pengaturan pengembangan

persampahan oleh pemerintah

kabupaten/kota yang sesuai NSPK.

฀ Evaluasi implementasi peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dalam pengelolaan persampahan.

Kelompok program implementasi

฀ Peningkatan pengelolaan persampahan

di TPAS dari open dumping menjadi

controlled landi ll di kota kecil dan menengah; sanitary landi ll di kota besar

dan metropolitan sebesar 50%

฀ Pengurangan limbah padat domestik

(reduce) dari sumbernya sebanyak mungkin, digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle) (3R) sebelum diangkut ke TPA sebanyak 50%.

฀ Peningkatan metoda pengelolaan gas sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system

sebanyak 50%.

฀ Pemeliharaan infrastruktur dan

peningkatan pelayanan persampahan di 15 kab/kota

฀ Pengadaan fasilitas pengelolaan

persampahan sebanyak 548 unit

฀ Pengembangan pelayanan

pengangkutan Sampah di 15 kota/kab.

฀ Peningkatan metoda pengelolaan gas sampah (landi ll gas – LFG) melalui

pengumpulan dan pembakaran atau melalui penerapan energy recovery system

sebanyak 70%.

฀ Evaluasi, pemeliharaan, dan

pengembangan m,proyek percontohan (3R, CDM, biogas)

฀ Pengangkutan sampah di Pulau

Dalam dokumen Policy Paper (Halaman 90-97)