• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola merupakan corak, model, system, cara kerja, bentuk (struktur yang tetap dan rencana). Pola rekrutmen adalah konstansi berbagai praktek rekrutmen oleh partai politik.Sungguhpun pada dasarnya setiap partai harus berprinsip untuk terbuka bagi kelompok sosial manapun, namun pada level parktis.Kerapkali sulit dihindari bahwa tiap kecenderungan tipe partai menstrukturkan perbedaan dalam menatap konsep rekrutmen yang dianggap ideal bagi partainya.

Adapun mekanisme rekrutmen politik partai yang dikemukakan oleh Rush dan Althoff adalah: “…proses pengrekrutan politik memiliki dua sifat yaitu: (1) sifat tertutup; adalah suatu sistem pengrekrutan administratif yang didasarkan atas patronase. (2) sifat terbuka; adalah sistem yang berdasarkan pada ujian-ujian terbuka”.24

Proses pengrekrutan partai memiliki sifat khusus dalam tafsirannya, misalnya untuk pengrekrutan administratif diperlukan suatu dasar patronase (lindungan) dalam proses pengrekrutannya, dalam arti faktor kedekatan seseorang dapat dijadikan acuan untuk memperoleh pengaruh terutama ketika proses pemilihan pemimpin partai. Rekrutmen politik meliputi aspek: subyek politik dalam arti manusia, dan obyek politik dalam arti partai politik. Rekrutmen politik partai dapat dilakukan dengan cara-cara yang diinginkan partai baik secara terbuka maupun tertutup.

24 Michael Rush dan Phillip Althoff. 2007. Pengantar Sosiologi Politik: Alih Bahasa oleh Kartini Kartono.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal.247.

Gambar 1.1. Model Rekrutmen Politik

Pengadaan meliputi proses daya penyediaan dan permintaan sumber daya manusia, apakah pengadaan melampaui atau justru berada dibawah permintaan.

Daya penyediaan dan permintaan dipengaruhi oleh badan seperti agensi perekrutan politik. Agensi membuat kriteria, untuk melihat sejauh mana proses pengadaan itu dapat dikontrol pelaksanaannya. Badan-badan agensi perekrutan akan mempersiapkan dan menetapkan berbagai ragam kriteria, meliputi karakter dan ketrampilan yang mereka anggap layak dan harus dikuasai. Kriteria ini tentu saja akan mencerminkan permintaan dan juga untuk memenuhi tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dengan memiliki karakteristik dan ketrampilan khusus tadi.

Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur rekrutmen yang berbeda. Anggota kelompok yang direkrut adalah yang memiliki suatu

Pengadaan agensi kriteria kontrol tuntutan

Sumber: Michael Rush dan Phillip Althoff. 2007. Pengantar Sosiologi Politik: Alih Bahasa oleh Kartini Kartono. PT Raja Grafindo Persada..Jakarta.hal.248

kemampuan atau bakat yang sangat di butuhkan untuk suatu jabatan politik.

Setiap partai juga memiliki pola rekrutmen yang berbeda.

Sistem rekrutmen politik menurut Rush dan Althoff dibagi menjadi dua cara. Pertama rekrutmen terbuka, yakni dengan menyediakan dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga Negara untuk ikut bersaing dalam proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan syarat-syarat yang telah ditentukan melalui pertimbangan-pertimbangan yang objektif rasional. Dimana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi. Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk menduduki jabatan politik tidaklah sama setiap warga negara artinya hanya individu-individu tertentu yang dapat menduduki jabatan politik25

Secara umum pengertian partai politik didefinisikan sebagai kumpulan orang yang membentuk sebuah partai yang bertujuan untuk merebut kekuasaan, mempertahankan kekuasaan dengan cara yang legitimasi melalui pemilihan umum.

. 1.6.5. Kaderisasi dalam Partai Politik di Indonesia

26

25 Hesel Nogi Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta :Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. Hal.188

26 K.Ramanathan. 2000. Konsep Azas Politik. Jakarta: ALMS Digital Enterprise. hal. 167

Menurut Pof. Miriam Budiardjo partai politik adalah sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan

politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional, untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.27

Pengertian kader menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang diharapkan atau dipersiapkan untuk dapat memegang jabatan atau pekerjaan penting dalam pemerintahan, partai atau sebagainya.

Salah satu fungsi partai politik salah satunya adalah melakukan rekrutmen politik seperti yang telah dijelaskan diatas, dimana fungsi ini berkaitan erat dengan masalah kaderisasi dan seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih luas. Untuk kepentingan internalnya, setiap partai politik memerlukan dilakukannya kaderisasi karena setiap partai butuh kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kualitas kader partai suatu partai dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengembangkan diri.

28

Pengertian kader menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer adalah:29

1. Kader adalah orang yang dicalonkan untuk memegang pekerjaan penting dalam pemerintahan, partai, perusahaan, dan sebagainya.

2. Kader adalah orang yang diharapkan bakal mampu memangku jabatan yang penting dikemudian hari.

27 Miriam Budiardjo. 1998. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Buku Obor. hal. 16

28Umichulsum. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Kashiko Press

29 Peter Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English

Pengertian kader menurut Kamus Umum adalah sama dengan pengkaderan yakni proses, cara, mendidik atau membentuk seorang kader . Pengertian kader menurut Kamus Umum, khsusnya bidang hukum dan politik adalah tenaga binaan untuk dijadikan pimpinan suatu organisasi, partai dan sebagainya.30

Kaderisasi adalah suatu bagian dari kegiatan rekrutmen politik dimana adanya proses penyiapan sumber daya manusia (SDM) agar kelak mereka menjadi para pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi organisasi secara lebih bagus dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik, kaderisasi sebagai suatu proses yang berhubungan dengan individu-individu atau kelompok individu yang dilantik dalam peran-peran politik aktif.31

Kaderisasi di partai politik merupakan urat nadi bagi suatu partai. Kaderisasi adalah proses penyiapan sumber daya manusia agar kelak mereka menjadi para pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi organisasi secara lebih bagus. Ini merupakan bentuk pendidikan politik, dimana selama ini peran tersebut

Kaderisasi ini berlangsung dalam suatu tatanan politik yang jelas. Tatanan ini membutuhkan kontinuitas institusional. Namun kontinuitas ini juga mengandung pengertian terjadinya pergeseran/penggantian pada tingkat personal, karenanya kaderisasi memiliki fungsi memelihara sistem sekaligus sebagai saluran bagi terjadinya perubahan.

30 Zainul Bahri. 1996. Kamus Umum: Khususnya Bidang Hukum dan Politik. Bandung: Angkasa Bandung

31 Koirudin. Op.Cit. hal.113

terabaikan. Para pemimpin partai politik yang besar di Indonesia kerap berasal bukan dari kualifikasinya, melainkan dari unsur “kebangsawanan” tertentu.

Kemampuan sebuah partai untuk melakukan “pengemblengan” atau pematangan terhadap sumber daya manusianya sangatlah dipengaruhi oleh kemampuan para pengurusnya untuk memfasilitasi pengadaan pendidikan dan pelatihan secara lebih intensif di bidang-bidang tertentu terhadap kader-kadernya.

Hal ini dilakukan sejauh menyangkut peningkatan kemampuan simultan dan terencana pada semua tingkatan kepengurusan partai. Bagaimanapun partai membutuhkan kaum muda terdidik yang berkualitas untuk menjadi sasaran pengkaderan ini. Kaum muda sangat menentukan masa depan dan kualitas sebuah partai politik di masa mendatang.

Setiap anggota partai belum tentu otomatis menjadi kader partai. Bagi anggota yang tertarik untuk menjadi kader partai, terlebih dahulu haruslah mengikuti proses seleksi menjadi kader. Kemudian setelah lulus seleksi, anggota tersebut harus mengikuti proses pengkaderan, calon kader, itu akan mendapatkan pendidikan politik kader.

Peran kader partai politik sangat vital untuk membangun suatu kepemimpinan partai yang berkualitas. Bagaimanapun wajah partai politik kedepan sangat ditentukan oleh kualitas kader-kader yang dimilikanya,yang ada gilirannya akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Meskipun peran dan fungsi partai politik sudah demikian bebas disbanding zaman sebelumnnya, namun

masalah kaderisasi ini menjadi persoalan serius. Masih banyak partai politik yang belum mampu melakukan pengkaderan yang baik sehingga mereka melakukannya dengan asal comot.

Dalam sejarah bangsa ini, kaderisasi adalah fungi yang terabaikan semanjak awal kehidupan partai politik sampai masa pasca Orde Baru sekarang ini. Pada masa lalu, kaderisasi dilakukan bukan oleh partai politik tapi oleh ormas-ormas yang menjadi underbow partai. Pimpinan partai tinggal menerima kader-kader yang telah di hasilkan oleh ormas-ormas tersebut.

Pada masa orde baru, dengan pemberlakuan undang-undang yang mengharuskan proses fusi partai-partai politik yaitu PDI, PPP, dan Golkar, maka tangan kekuasaan untuk mengontrol dan mengendalikan proses kepemimpinan dalam partai politik yang ada semakin lebih mudah dilakukan. Argumennya ketika dilkukan fusi,maka pemerintah Orde Baru semata-mata bergerak hanya demi stabilitas politik untuk pembangunan ekonomi. Pemerintah memandang bahwa kehidupan partai politik perlu dikendalikan dan diatur agar tidak mengundang hadirnya kebebasan liberal seperti di era multi partai sebelumnya, yang terbukti gagal menghadirkan demokrasi dan pembangunan ekonomi yang baik.

Pada masa demokratisasi sekarang ini, pimpinan partai politik seharusnya melakukan pendidikan kader secara berjenjang dan berkesinambungan untuk menghasilkan kader-kader partai politik yang akan menjadi pimpinan nasional di

masa mendatang. Kaderisasi para pemimpin partai politik sangat tergantung pada sistem kepolitikan yang dibangun.

Dokumen terkait