• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Aksi

Dalam dokumen danau limboto (Halaman 44-48)

a. Visi dan Misi Danau Limboto

Dalam rangka pengelolaan dan pelestarian Danau Limboto secara berkelanjutan di Provinsi Gorontalo, maka perlu ditetapkan Visi dan Misi. Visi dan Misi Danau Limboto adalah sebagai berikut:

Visi

“ Danau Limboto lestari tahun 2015” Misi

Mengembalikan dan mempertahankan fungsi-fungsi danau secara lestari untuk kesejahteraan rakyat.

Membangkitkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan danau.

Mewujudkan koherensi kebijakan pengelolaan danau. b. Strategi

b.1. Lingkup Pengelolaan

Lingkup kesatuan wilayah ekosistem perairan danau meliputi badan air danau dan lingkungan di kawasan daerah tangkap airnya, sehingga sistem pengelolaan lingkungan perairan Danau Limboto harus merupakan bagian dari sistem pengelolaan Wilayah Sungai Limboto-Bolango-Bone. Sebagai contoh Dalam pengembangan konsep pengelolaan sumberdaya perikanan FAO menyarankan untuk membagi wilayah pengelolaan kawasan wilayah sungai kedalam tiga klaster, yaitu pengelolaan kawasan pedesaaan, pengelolaan kawasan sub DAS atau klaster orde sungai, serta pengelolaan DAS secara keseluruhan. Mengikuti konsep demikian pengelolaan lingkungan perairan danau dapat ditempatkan pada konteks pengelolaan kawasan pedesaan atau kawasan sub DAS, dimana keterlibatan masyaraakat lokal sangat diperlukan sebagai subjek sekaligus juga objek dari pengelolaan itu sendiri mengikuti aturan-aturan pengelolaan yang lebih luas di tingkat DAS secara keseluruhan.

Berdasarkan cara pandang perairan danau sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat umum secara berkelanjutan menempatkan kepentingan sektor-sektor sebagai matrik sasaran pengelolaan dengan sektor lingkungan sebagai faktor pengikatnya. Dengan demikian pengelolaan perairan danau juga harus meliputi upaya-upaya koordinasi untuk pencapaian sasaran-sasaran sektoral secara optimal dengan memperhatikan batasan daya dukung lingkungan perairan danau. Informasi dan pengetahuan mengenai ekosistem perairan danau, meliputi struktur komponen dan proses ekologi serta sosial ekonomi masyarakat sangat diperlukan, baik untuk menentukan batasan daya dukung lingkungan maupun untuk penetapan nilai kepentingan setiap sektor yang terlibat.

b.2. Kelembagaan

Strategi kelembagaan pada dasarnya untuk mendorong pengembangan kelembagaan pengelolaan perairan danau yang bersifat partisipatif. Peran

pemerintah melalui departemen atau dinas, misalnya Dinas Pekerjaan Umum atau Balai Pengelola Wilayah Sungai sangat diharapkan untuk bertindak sebagai fasilitator pengembangan kelembagaan pengelolaan partisipatif tersebut. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

Pembentukan forum untuk pertemuan-pertemuan koordinatif yang melibatkan semua pemangku kepentingan untuk penyusunan kerangka kelembagaan, meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, serta strategi-strategi pengelolaan, termasuk di dalamnya program-pogram implementasi kebijakan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Pertemuan demikian juga harus menyepakati bentuk kelembagaan serta yang akan dibentuk beserta struktur organisasi di dalamnya;

Memperjuangkan aspek legal kesepakatan pengelolaan yang telah ditetapkan untuk dijadikan undang-undang, peraturan pemerintah, atau peraturan daerah yang bersifat mengikat;

Untuk implementasi kebijakan serta strategi pencapaian sasaran selanjutnya disusun master plan kawasan perairan danau. Penyusunan master plan juga memerlukan keterlibatan masyarakat, pemangku kepentingan, serta pemerintah, ditambah tenaga-tenaga ahli terkait yang dapat memberikan masukan-masukan informasi untuk pengambilan keputusan yang akurat. Suatu tim ad hoc perlu dibentuk untuk maksud tersebut, dan karena memerlukan dana yang cukup besar kegiatan penyusunan master plan kawasan danau ini sebaiknya difasilitasi oleh pemerintah. Penetapan zona-zona peruntukan yang telah disusun sebagai bagian laporan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan utama dalam penyusunan master plan kawasan danau ini. Master plan selanjutnya harus digunakan sebagai dasar pengembangan kawasan perairan danau;

Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi peraturan-peraturan pengelolaan danau, pencerahan aspek fungsi lingkungan danau, informasi teknolgi penangkapan, pengolahan hasil tangkap, dan status terkini pasar, serta pelaksanaan insentif pembangunan masyarakat berbasis sumberdaya perairan danau yang berkelanjutan;

Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi lingkungan danau yang diintegrasikan dengan sistem informasi lingkungan danau. Dana dan informasi tentang lingkungan danau, meliputi aspek biofisik dan sosial ekonomi masyarakat sangat penting untuk acuan dalam pengambilan keputusan pengelolaan danau. Demikian juga keterbukaan akses data dan informasi tersebut melalui suatu sistem informasi sangat penting untuk pemberdayaan masyarakat serta masukan-masukan ilmiah serta kepemerintahan yang baik.

c. Kelembagaan

Kecenderungan pengelolaan lingkungan perairan secara berkelanjutan yang populer saat ini adalah yang bersifat co-management atau partisipatif, yaitu sistem pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah yang bertindak sebagai fasilitator sementara prakarsa-prakarsa tindakan pengelolaan diserahkan kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan melalui mekanisme permusyawarahan. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam implementasi pengelolaan partisipatif tersebut, yaitu :

Keberadaan masyarakat lokal/nelayan berdasar kepentingan dan kapasitas yang dimiliki didorong untuk menjadi pelaku aktif dalam implementasi sistem pengelolaan, termasuk di dalamnya upaya pendanaan sistem pengelolaan sehingga dapat bersifat mandiri;

Mekanisme pemecahan konflik kepentingan melalui forum musyawarah dan pengembangan kriteria-kriteria pengelolaan sumberdaya perairan danau yang disepakati oleh semua fihak;

Keberadaan pemerintah untuk mengakomodasi dan fasilitas aspek legal sistem pengelolaan yang disepakati melalui pembentukan peraturan-peraturan pemerintah dan penegakan hukum, serta insentif atau bantuan lain.

Badan air danau merupakan bagian integral dari sistem aliran sungai secara keseluruhan, sehingga sistem pengelolaan perairan danau harus merupakan bagian dari kesatuan pengelolaan wilayah aliran sungai secara terpadu.

d. Program

Program penyelamatan Danau Limboto merupakan program yang sangat penting bagi masyarakat di Provinsi Gorontalo, khususnya masyarakat di pesisir Danau Limboto. Danau Limboto merupakan sumberdaya alam yang sangat terkait dengan hajat hidup masyarakat. Secara ekologis danau merupakan habitat dari berbagai biota air, juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Secara ekonomi Danau Limboto merupakan sumber mata pencaharian petani dan nelayan di sekitarnya, juga berfungsi sebagai sarana transportasi dan obyek wisata. Dalam upaya penyelamatan Danau Limboto perlu dilakukan kajian

lingkungan eksternal dan internal sehingga upaya yang dilakukan tersebut efektif dalam mencapai sasaran. Kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal dan internal perlu dianalisis sehingga dapat diketahui dampak penting ditimbulkan dan dapat ditetapkan rencana-rencana strategis yang mungkin dapat dilakukan. d.1. Pendekatan

Pelaksanaan program dilakukan berdasarkan beberapa pendekatan yaitu:

Pendekatan ilmiah, dalam setiap kegiatan diterapkan inovasi teknologi untuk memecahkan masalah.

Pendekatan partisipatif, masyarakat terlibat langsung dalam pelaksanaan program dengan pengawalan dan pengawasan dari instansi terkait.

Pendekatan integratif dan koordinatif, program dilakukan secara terpadu oleh berbagai stakeholders.

d.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Program penyelamatan Danau Limboto terdiri atas 4 sub program dengan 14 kegiatan. Rincian kegiatan disajikan pada Lampiran 1.

A. Program Penataan Kawasan Danau Limboto

Dalam dokumen danau limboto (Halaman 44-48)

Dokumen terkait