• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitas yang terdapat pada tapak disesuaikan dengan aktivitas wisata yang dilakukan pada tiap ruang maupun pada keseluruhan tapak. Peletakan fasilitas pada tapak disesuaikan dengan keadaan perkampungan Portugis pada kawasan Kampung Tugu menurut denah tahun 1940 (Lampiran 1). Lokasi rumah-rumah asli penduduk Tugu saat itu, digantikan dengan fasilitas yang sesuai dengan aktivitas sejarah untuk mendukung kegiatan interpretasi. Kondisi rumah asli masyarakat Tugu direalisasikan dengan membuat replika namun dengan fungsi sebagai fasilitas penunjang wisata sejarah.

Kegiatan wisata yang saat ini dilakukan pada tapak belum memiliki pengelolaan serta fasilitas operasional yang sesuai, karena kawasan ini baru akan dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Jakarta Utara sebagai salah satu objek tujuan wisata bersejarah di Jakarta Utara. Oleh karena itu, masih banyak fasilitas serta sarana dan prasarana penunjang aktivitas wisata yang masih sangat kurang bahkan belum tersedia sama sekali. Seluruh fasilitas memiliki desain yang disesuaikan dengan konsep tapak.

Adapun rencana penambahan dan pengembangan fasilitas dijabarkan, sebagai berikut:

1. Gerbang, pintu masuk, dan gapura

Seluruh fasilitas ini terletak pada sub unit penerimaan, dimana gerbang memiliki fungsi untuk membatasi antar ruang yang berada di dalam tapak dengan ruang yang berada di luar tapak (Gambar 52). Saat ini, fasilitas gerbang dan pintu masuk telah tersedia pada tapak, namun keberadaannya kurang diperhatikan oleh pengelola. Kurangnya pemeliharaan terhadap fasilitas ini menyebabkan hilangnya arsitektur asli dari gerbang dan pintu masuk. Oleh karena itu, perlu adanya pemeliharaan serta perbaikan pada gerbang dan pintu masuk menuju tapak. Arsitektur gerbang dan pintu masuk dipertahankan, serta perlu perbaikan lebar pintu masuk agar sesuai dengan standar. Selain itu, perlu adanya penambahan fasilias berupa gapura untuk menunjukkan letak tapak serta sebagai salah satu fasilitas pendukung penerimaan wisatawan. Seluruh fasilitas ini berada pada kompleks Gereja Tugu dan rumah tua.

2. Area parkir

Area parkir yang terdap fungsi yang disesuaikan den oleh wisatawan untuk menc parkir untuk bis, parkir un parkir dibedakan berdasarka sub unit penerimaan bagian berada pada dua area yaitu Gereja Tugu, sedangkan are Gereja Tugu.

Tipe parkir yang dipilih tipe parkir jenis ini palin sirkulasi dua arah, selain membutuhkan waktu 11-20 dan Koppelman, 1989). Area area parkir yang telah tersed sisi kanan dan kiri area park tidak menggenangi area park

Gambar 5

dapat pada sub unit penerimaan, dibagi atas beb dengan kemungkinan kendaraaan yang akan digun

ncapai tapak. Pembagian area parkir ini dibagi me untuk mobil, dan parkir untuk motor. Sedangkan rkan jenis kendaraan, area parkir untuk bis berada an timur kawasan Gereja Tugu, area parkir untuk m itu pada kawasan rumah tua dan bagian utara kawa

rea parkir bagi motor berada pada bagian utara kawa

ih yaitu parkir tegak lurus atau 900(Gambar 53), k ling efisien dan memungkinkan kendaraan mem

in itu tipe parkir tegak lurus bagi mobil rata 0 detik untuk melakukan maneuver saat parkir (C Area parkir yang akan direncanakan pada tapak meng edia yaitu dengan menggunakan aspal dan drainase

rkir, agar air hujan dapat mengalir menuju drainas arkir.

r 52. Ilustrasi gerbang utama pada tapak

eberapa unakan menjadi an area da pada k mobil awasan awasan , karena emiliki ata-rata (Chiara ngikuti se pada ase dan

3. Pusat informasi

Pusat informasi merupa mendapatkan berbagai infor tapak. Terdapat dua pusat kawasan rumah tua, agar pen maupun ruamh tua mendap objek dan atraksi wisata la antara lain peta interpretasi budaya, jadwal kegiatan keb pelayananan untuk menjawa tapak.

4. Papan informasi dannam Fasilitas ini memiliki keseluruhan tapak serta let informasi terbagi menjadi, y - Peta kawasan

Peta kawasan berisikan objek dan atraksi wisata, pe Gambar 53. Ilus

pakan tempat pelayanan bagi para wisatawan u formasi yang berhubungan dengan aktivitas wisata

at informasi, yaitu pada komplek Gereja Tugu pengunjung baik yang berasal dari kawasan Gereja dapatkan informasi yang sesuai mengenai kebera lainnya. Informasi yang disediakan pada fasilita asi dan tapak, pamflet mengenai informasi sejarah kebudayaan, informasi mengenai pemandu wisata,

wab pertanyaan wisatawan seputar aktivitas wisata

ame sign

ki fungsi untuk memberikan informasi men letak setiap objek, atraksi, dan fasilitas wisata. P , yaitu:

an informasi mengenai letak tapak keseluruhan peta kawasan diletakkan pada bagian depan tapak lustrasi area parkir mobil tipe tegak lurus 900

untuk ta pada gu dan ja Tugu eradaan itas ini, rah dan ta, serta ta pada engenai . Papan n serta ak serta

pada bagian ruang lain, seperti pada ruang inti dan ruang trasnsisi, dengan isi peta disesuaikan dnegan kebutuhan tiap ruang.

- Papan interpretasi

Papan interpretasi berisikan tentang latar belakang sejarah dan budaya yang terdapat pada setiap objek dan atraksi wisata (Gambar 54). Papan interpretasi merupakan fasilitas pendukung dari kegiatan interpretasi yang diletakkan pada jalur interpretasi maupun pada setiap objek wisata yang termasuk dalam jalur interpretasi.

- Papan penunjuk arah

Papan penunjuk arah (Gambar 55) berfungsi untuk menunjukkan tata letak setiap objek, atraksi, maupun fasilitas lainnya, terutama pada perjalanan menuju tapak. Papan penunjuk arah sangat dibutuhkan agar pengunjung mengetahui arah yang tepat menuju tapak. Fasilitas ini sebaiknya diletakkan pada setiap pertigaan, lampu merah atau belokan-belokan besar pada aksessibilitas yang akan dilalui kendaraan menju tapak.

Sedangkan, fasilitas name sign (Gambar 56) merupakan fasilitas pendukung aktivitas wisata yang diletakkan pada setiap objek, bangunan, serta fasilitas lain untuk meberikan informasi kepada para wisatawan mengenai nama setiap objek dan fasilitas pendukung agar tidak terjadi kesalahan.

(b) Papan penunjuk arah menuju tapak (a) Papan penunjuk arah didalam tapak

Gambar 55. Ilustrasi papan penunjuk arah

5. Pusat registrasi dan penjulan tiket

Fasilitas ini terletak pada setiap sub unit pelayanan yang terdapat pada kawasan Gereja Tugu maupun kawasan rumah tua. Pusat registrasi dan penjualan tiket (Gambar 57) merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai tempat memperoleh tiket masuk, serta pusat registrasi bagi para wisatawan. Pada fasilitas ini terdapat pula ruang serbaguna untuk mengumpulkan wisatawan yang mengikuti kegiatan wisata secara berkelompok, untuk diberikan pengarahan singkat oleh pemandu wisata mengenai sejarah dan budaya kawasan sebelum memulai perjalanan wisata.

6. Kantor pengelola dan ruang operasional

Kantor pengelola dan ruang operasional merupakan fasilitas utama dalam pengelolaan tapak. Fasilitas ini terletak pada sub unit pelayanan kawasan Gereja Tugu. Keberadaan gedung P.O.T pada tapak, yang saat ini telah tersedia, dapat dimanfaatkan sebagai kantor pengelolaan dan ruang operasional. Kantor pengelolaan yang berada pada ruang inti seluruhnya dipindahkan pada sub unit pelayanan agar tidak mengganggu aktivitas wisata yang berada pada ruang inti. Ruang operasional berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang pemeliharaan tapak yang juga berfungsi sebagai gudang.

7. Panggung dan stand kebudayaan

Dalam sub unit inti kebudayaan, selain objek kebudayaan dibutuhkan pula wadah sebagai tempat atraksi kebudayaan serta pemutaran slide mengenai film

kebudayaan-kebudayaan masyarakat asli Tugu. Maka dari itu, keberadaan panggung dan stand kebudayaan dibutuhkan untuk menampung aktivitas kebudayaan. Sedangkan, stand kebudayaan merupakan fasilitas bagi kegiatan pengenalan kebudayaan, seperti tempat pembelajaran atraksi budaya (Keroncong Tugu dan tarian Portugis), tempat untuk melihat proses pembuatan makanan khas tugu yang dapat dinikmati pada kafetaria, dan studio foto dengan menggunakan pakaian tradisional Portugis.

8. Museum

Museum merupakan fasilitas yang berfungsi untuk memperkenalkan kepada para wisatawan mengenai benda-benda peninggalan bersejarah yang berkaitan erat dengan sejarah terbentuknya suatu kawasan maupun kebudayaan tertentu. Pada kawasan Kampung Tugu terdapat potensi untuk dibangun museum yang berisikan benda-benda peninggalan bersejarah yaitu pada rumah tua, dimana rumah ini sendiri sudah merupakan salah satu bukti sejarah dari kawasan Kampung Tugu. Pada museum ini nantinya akan diletakkan berbagai benda peninggalan bersejarah dari kawasan Kampung Tugu. Beberapa benda sejarah dan budaya pada museum antara lain alat-alat musik Keroncong Tugu peninggalan dari masa awal pembentukannya, foto-foto kawasan Kampung Tugu yang menceritakan keadaan pada masa lalu, serta baju Portugis dan bukti-bukti kebudayaan portugis lain.

9. Perpustakaan

Pada kawasan Gereja Tugu telah tersedia perpustakaan yang berisikan beberapa buku mengenai sejarah dan pengetahuan lain tentang Kampung Tugu dan Negara Portugal. Namun, keberadaanya yang disatukan dengan kantor sekretariat Ikatan Keluarga Besar Tugu (IKBT). Hal tersebut menjadikan perpustakaan ini kurang dipergunakan dengan baik oleh masyarakat setempat untuk menambah pengetahuan tentang nilai sejarah dan budaya melalui kegiatan studi pustaka. Selain itu, kekurangan dari perpustakaan ini adalah terbatasnya jumlah buku, sebagian besar buku pada perpustakan merupakan hasil pemberian dari keduataan besar Negara Portugal. Keterbatasan ruang serta ketersediaan buku merupakan faktor penghambat dari efektifitas penggunaan perpustakaan yang

seharusnya memiliki manfaat yang besar bagi pengenalan nilai sejarah kepada masyarakat.

Oleh sebab itu, perpustakaan sebagai fasilitas pendukung dalam perencanaan akan dipindahkan pada rumah pendeta yang telah ada saat ini, dimana rumah tersebut telah memiliki kekhasan arsitektural Betawi (Gambar 58). Sedangkan untuk keberadaan aktivitas yang berada pada rumah pendeta akan dipindahkan pada kawasan pemukiman penduduk yang memungkinkan.

10. Kios cinderamata dan kafetaria

Kios cinderamata berada pada satu kawasan dengan kafetaria, yaitu pada sub unit pelayanan bagian depan dari kawasan Gereja Tugu. Kafetaria didesain dengan bentuk bangunan semi terbuka, agar dapat menikmati suasana yang berada di sekitar. Makanan dan minuman yang disajikan adalah makanan khas Kampung Tugu untuk memperkenalkan kekayaan kuliner Kampung Tugu. Selain itu, penyajian makanan khas kepada pengunjung diharapkan dapat menghidupkan kembali beberapa makanan dan minuman khas yang sudah hampir menghilang bahkan yang sudah tidak ada lagi.

Kios cinderamata didesain dalam sebuah bangunan dengan arsitektur rumah khas Tugu dengan beberapa kekhasan untuk membedakan dengan bangunan peninggalan yang telah ada saat ini. Pada kios cinderamata nantinya akan dijual beberapa souvenir yang dapat didapatkan oleh para pengunjung sebagai kenang-kenangan setelah mereka berwisata ke kawasan Kampung Tugu.

11. Toilet

Toilet merupakan fasilitas pendukung yang sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan. Toilet akan diletakkan pada beberapa bagian yang strategis dan tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan wisatawan akan kenyamanan pada tapak. Jumlah dan besar toilet akan disesuaikan dengan standar serta luas tapak.

12. Pos keamanan

Pos keamanan sudah tersedia pada tapak, namun keberadaannya kurang memperhatikan ukuran standar. Selain itu, letak dari pos keamanan kurang diperhatikan, karena terdapat akses masuk yang tidak memiliki pos kemanan. Oleh karena itu, diperlukan penambahan jumlah pos keamanan sesuai dengan jumlah akses menuju tapak. Pos keamanan juga harus memenuhi ukuran standar, serta memperhatikan bentuk arsitektural.

13. Site furniture(lampu, tempat duduk, tempat sampah, gazebo, dan shelter) Keberadaansite furniture (Gambar 59) pada tapak merupakan pelengkap bagi seluruh aktivitas wisata. Lampu sebagai penerangan utama pada kawasan di luar gedung diletakkan pada posisi yang sesuai serta mengutamakan peletakkan lampu pada sirkulasi pada tapak. Tempak duduk dan gazebo diletakkan pada posisi sitting area dan rest area yang merupakan tempat pertemuan dari seluruh objek wisata dan tempat yang sesuai untuk menikmati good view pada tapak. Shelter diletakkan pada sisi sirkulasi yang membutuhkan perlindungan dari sinar matahari dan hujan, seperti padaopen spaceyang terletak diantara jalur sirkulasi serta area lain pada tapak. Sedangkan, tempat sampah harus memperhatikan lokasi serta jumlahnya agar dapat memadai bagi seluruh aktivitas dan kebutuhan wisatawan akan kebersihan, seperti penempatan pada sekitar rest area, sitting area, dan kafetaria.

(a) Bangku taman (b) Shelter

(c) Lampu Taman

Tabel 13. Rencana Ruang, Aktivitas, dan Fasilitas Wisata

Ruang Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasilitas

Inti Sejarah Memperkenalkan

nilai sejarah Mengamati dan mempelajari nilai sejarah, interpretasi, melihat-lihat objek sejarah, foto, merasakan suasana, berziarah, dan beribadat Papan informasi, papan dan jalur interpretasi, rest area, museum, perpustakaan, name sign, dan tempat duduk

Penyangga/ Transisi

Ruang transisi dan ruang penghubung Jalan-jalan, menikmati suasana, beristirahat, foto, dan menikmati pemandangan. Shelter, tempak duduk, jalan dan papan informasi

Pengembangan Pelayanan Ruang pelayanan bagi wisatawan Membeli cinderamata, istirahat, duduk-duduk, menikmati suasana, mencari informasi, makan dan minum, dan menikmati atraksi pendukung Kafetaria, stand cinderamata, fasilitas untuk atraksi pendukung, pusat informasi, papan informasi, tempat duduk, dan toilet Penerimaan Ruang penyambutan Memarkir kendaraan, registrasi, mencari informasi mengenai atraksi dan objek wisata, jalan-jalan, dan menikmati suasana Area parkir, stand registrasi, papan informasi, pos jaga, pintu gerbang, gapura, kantor pengelola, dan ruang operasional

Dokumen terkait