• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Harian Kepala Ruang, Kepala Tim dan Perawat Pelaksana Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift yang

Dalam dokumen BAB I-VI Laporan MPKP Jiwa (Halaman 98-104)

BAB IV ANALISA DATA

MANAGEMENT APPROACH 1.Perencanaan a. Wawancara

A. KESENJANGAN TEORI

4. Rencana Harian Kepala Ruang, Kepala Tim dan Perawat Pelaksana Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift yang

dilakukan oleh perawat asosiet/perawat pelaksana, perawat primer/ketua tim dan kepala ruangan. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference.

a. Rencana harian kepala ruangan

Isi kegiatan harian kepala ruangan meliputi semua kegiatan yang dilakukan oleh seluruh SDM yang ada di ruangan dalam rangka menghasilkan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas. Kepala ruangan harus mengetahui kebutuhan ruangan dan mempunyai hubungan keluar dengan unit yang terkait untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian pula dengan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai narasumber utama atau konsultan untuk menjamin terlaksananya asuhan keperawatan pada semua tim di ruangan.Berikut isi rencana harian kepala ruangan meliputi :

1) Asuhan keperawatan

2) Supervisi Katim dan perawat pelaksana 3) Supervisi tenaga selain perawat

4) Kerja sama dengan unit yang terkait b. Rencana Harian Ketua Tim

Isi rencana harian ketua tim antara lain adalah:

1) penyelenggaraan asuhan keperawatan pada pasien di timnya,

2) Melakukan supervisi perawat pelaksana untuk menilai kompetensi secara langsung dan tidak langsung, serta on the job trainning yang dirancang,

3) Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya.

4) Ketua tim sebaiknya hanya dinas pagi, karena pada pagi hari banyak kegiatan atau tindakan yang dilakukan dan merencanakan kegiatan sore dan malam.

c. Rencana Harian Perawat Pelaksana

Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah klien yang dirawat pada shif dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference. Perawat pelaksana akan membuat rencana yang ditujukan pada tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya.

Rencana Catatan harian Perawat Pelaksana/Assosiet (PP/PA) pada shift sore dan malam agak berbeda jika hanya 1 (satu) orang dalam satu tim. Perawat tersebut akan berperan sebagai ketua tim dan PA/PP, sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference

Kesenjangan data dengan teori

Berdasarkan hasil observasi didapatkan nilai sebesar 100%, hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembuatan rencana harian perawat di ruang Shinta sudah baik. Beberapa hal yang masih memerlukan perbaikan antara lain:

1) Pembuatan rencana harian yang masih perlu disosialisasikan kepada perawat yang belum memahami cara pembuatannya.

2) Pemberian reward kepada perawat yang sudah konsisten dengan pembuatan rencana harian.

3) Melakukan kontrol dan monitor terhadap pembuatan rencana harian pada masing-masing individu perawat.

B. ANALISIS

a. Pre dan Post Conference

Tabel 4.2 Pelaksanaan Pre Conference Ruang Shinta RSJD Surakarta

No VARIABEL YANG DINILAI OBSERVASI

SL SR KD TP

1. Menyiapkan tempat untuk pre coference √

2. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawab

3. Menjelaskan tujuan dilakukan post conference √

4. Memandu pelaksanaan pre conference √

5. Menjelaskan masalah keperawatan pasien dan rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya

√ 6. Membagi tugas pada PA sesuai kemampuan yang

dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan kerja

√ 7. Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan

keperawatan pasien/tindakan

√ 8. Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan

penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan 9. Mengklarifikasikan kesiapan PA untuk melaksanakan

asuhan keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

10 Memberikan reinforcemen positif pada PA √

11 Menyimpulkan hasil post conference √

JUMLAH 0 3 3 5

Tabel 4.3 Pelaksanaan Post Conference Ruang Shinta RSJD Surakarta

No VARIABEL YANG DINILAI

OBSERVASI S

L SR KD TP

1. Menyiapkan tempat untuk post coference √

2. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung

jawab

3. Menjelaskan tujuan dilakukan post conference √

4. Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan/hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan

√ 5. Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan dalam

memberikan askep pada pasien dan mencari upaya penyelesaian masalah

6. Memberi reinforcemen pada PA √

7. Menyimpulkan hasil post conference √

8. Mengklarifikasi pasien sebelum melakuakan operan tugas jaga shift berikutnya (melakukan ronde keperawatan)

JUMLAH 0 2 5 1

1) Faktor Pendukung

a)Kerjasama dan dukungan yang baik dari pihak Ka. Ru, Ka.Tim dan staf ruangan

b)Tingkat pendidikan sebagian besar perawat di Ruang Shinta D III Keperawatan

c) Model asuhan keperawatan yang sudah diterapkan menggunakan MPKP model MTM

2) Faktor Kendala

a) Antusiasme KaRu, KaTim dan Staf dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan kurang

b) Kedisiplinan perawat yang kurang berkaiatan dengan jam datang dan pulang kerja.

c) Kurangnya kesadaran dari beberapa perawat tentang pentingnya pre conference dan post conference

d) Belum adanya standar operasional pre conference dan post conference yang ditetapkan oleh rumah sakit

3) Kesinambungan

a)Perlunya komitmen dan persamaan persepsi dari bidang keperawatan untuk penggunaan standar operasional pre conference dan psot conference yang akan dipakai RSJ Daerah Surakarta

b)Perlunya komitmen dan persamaan persepsi seluruh perawat khususnya ruang Shinta tentang pre conference dan post conference

c) Perlu peningkatan kesadaran dan kemauan untuk melaksanakan pre conference dan post conference pada tiap shift

d)Perlunya panduan, sosialisasi dan bimbingan dalam pelaksanaan pre conference dan post conference

e)Perlunya monitoring dan evaluasi terhadap pre conference dan post conference secara periodic.

2. Pendelegasian

Tabel 4.2 Pelaksanaan Pendelegasian Ruang Shinta RSJD Surakarta

No Pernyataan Pendelegasian Skor

Karu Katim Katim 1

Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas

4 3 3

2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum

melakukan pendelegasian 4 4 4

3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga dilimpahkan 3 4 4

4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan 3 3 3

5 Apabila si pelaksana tugas mengalami kesulitan, Karu, Katim memberikan arahan untuk mengatasi masalah

3 3 3

6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan 2 3 3

Sub Total 19 20 20

a. Faktor Pendukung dan Kendala Pelaksanaan Pendelegasian

1) Faktor

Pendukung

a) Kerjasama dan dukungan yang baik dari pihak Ka. Ru, Ka.Tim dan staf ruangan

b) Tingkat pendidikan sebagian besar perawat di Ruang Shinta D III Keperawatan

c) Model asuhan keperawatan yang sudah diterapkan menggunakan MPKP model MTM

2) Faktor Kendala

a) Adanya agenda yang tidak terduga

b)Kesibukan individu dan ruangan untuk menjalankan rapat evaluasi hasil kegiatan pendelegasian

c) Surat pendelegasian biasanya diberikan hanya untuk kegiatan di luar Rumah Sakit saja.

3) Kesinambungan

a) Perlunya komitmen dan persamaan persepsi dari bidang keperawatan untuk penggunaan surat pendelegasian yang akan dipakai RSJ Daerah Surakarta

b) Perlunya komitmen dan persamaan persepsi seluruh perawat khususnya ruang Shinta tentang adanya rapat evaluasi hasil setiap kegiatan yang didelegasikan.

c) Perlu peningkatan kesadaran dan kemauan untuk melaksanakan pendelegasian secara resmi, dengan menggunakan surat pendelegasian.

3. Survey Kepuasan Pasien dan Keluarga

Dalam dokumen BAB I-VI Laporan MPKP Jiwa (Halaman 98-104)