• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Assosiete Nurse (AN ):

Dalam dokumen BAB I-VI Laporan MPKP Jiwa (Halaman 42-50)

a) Kebenaran asuhan keperawatan meliputi kajian diagnosis, rencana tindakan keperawatan

b) Kebenaran dan ketepatan pelayanan dan asuhan keperawatan yang komprehensif dan prima

c) Kelengkapan bahan dan peralatan kesehatan d) Kebenaran isian rekam keperawatan

e) Kebenaran infomasi/bimbingan/penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga

f) Ketepatan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif 12) Wewenang Assosiete Nurse (AN) :

a) Memeriksa kelengkapan dan alat yang diperlukan

b) Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas

c) Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa dan perencanaan keperawatan bagi pasien baru pada saat PN tidak bertugas sore, malam, dan hari libur

d) Melakukan asuhan keperawatan pasien

e) Melaporkan asuhan keperawatan pasien ke Pj tugas jaga dan Perawat Primer (PN)

e. Actuating

Actuating/directing tidak lepas dari kemampuan manajer/pimpinan untuk bisa mengarahkan stafnya ataupun bawahannya untuk menjalankan fungsi masing-masing dengan baik (Adikoesoema, 1994).

Adikoesoema (1994) menjelaskan beberapa cara manajer merangsang bawahannya agar pelaksanaan kegiatan meningkat dalam rangka mencapai tujuan organisasi :

1) Motivasi

Motivasi atau memotivasi merupakan proses dengan apa seseorang manajer merangsang bawahannya untuk bekerja dalam rangka mencapai sasaran organosatoris. Teori model motivasi yang perlu diterapkan dalam rangka mencapai sasaran organisasi adalah :

a) Model tradisional: menaikkan sistem upah untuk memotivasi para karyawan

b) Model hubungan antar manusia: kontak sosial yang dialami karyawan baik di alam kerja maupun di luar jam kerja juga mempunyai arti penting

2) Kemampuan Individu

Untuk memajukan organisasi/perusahaan disamping motivasi juga penting untuk menelaah kemampuan individu. Bila sudah menjadi karyawan tentu tugas manajer meng-upgrade, mengadakan training, kursus dan sebagainya secara berkelanjutan untuk memajukan pengetahuannya. Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di Rumah Sakit tugas Kepala ruang sebagai penggerak dan pelaksanaan (P2) terdiri dari :

a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.

b) Menyusun jadual/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di RS.

c) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga lain yang akan kerja di ruang rawat.

d) Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek. e) Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi:

fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari.

f) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar.

g) Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.

h) Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala instalasi/kepala bidang perawatan.

i) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijaksanaan RS.

j) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap pakai.

k) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien. l) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di

ruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan.

m)Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar, hal ini penting untuk tindakan keperawatan.

n) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan di ruang rawat.

o) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat.

p) Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien berdasarkan macam dan jenis makan pasien.

q) Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai dengan program dietnya.

Teori pengarahan SDDM: a) Teori X

Teori ini menganggap karyawan adalah orang yang malas hingga harus diarahkan dengan paksaan bahkan dengan ancaman atau hukuman.

b) Teori Y

Teori ini menganggap bahwa rata-rata karyawan senang bekerja asal diberi rangsangan dan dihargai, mempunyai kemauan dan dedikasi yang tinggi asal diajak komunikasi yang baik serta imbalan yang baik.

c) Teori Z

Teori ini menyatakan bahwa peran serta semua jajaran karyawan merupakan kunci suksesnya produktivitas dari suatu organisasi. Untuk mencapai sasaran tersebut, perlu 3 hal penting: Motivasi, Kemampuan individu dan Sistem manajemen.

Nursalam (2002), pengawasan melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Kegiatan supervise meliputi:

1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga

2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.

3) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

4) Audit keperawatan

Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di RS bahwa, tugas kepala ruang yaitu sebagai Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) meliputi :

a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.

b) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan.

c) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya.

d) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan.

e) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan tim pengendalian mutu asuhan keperawatan.

Untuk keperluan mengevaluasi hasil kerja diperlukan terlebih dahulu persiapan:

1) Standard operation procedure.

2) Standar/pedoman diagnosis dan terapi. 3) Indikator penilaian penampilan

Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Ada 3 macam pengawasan yaitu : 1) Pengendalian pendahuluan, yaitu pengendalian ini dipusatkan

pada permasalahan pencegahan timbulnya penyimpangan-penyimpangan dari bawahan terhadap kinerja pemberi pelayanan keperawatan, baik sumber daya, SDM, bahan/alat maupun dana. 2) Concurent control, pengendalian ini berlangsung saat pekerjaan

berlangsung guna memastikan sasaran tercapai.

3) Feedback control. Pengendalian ini untuk mengontrol terhadap hasil dari pekerjaan yang telah diselesaikan, jika ada penyimpangan akan merupakan pelajaran untuk aktifitas yang sama di masa yang akan datang.

C. OUTPUT

1. Efisiensi Ruang Rawat

Efisiensi pelayanan meliputi 4 indikator mutu pelayanan kesehatan yang meliputi (BOR, LOS, TOI, BTO)

a. BOR (Bed Occupancy Rate), merupakan indikator untuk menilai seberapa efektifitas pemakaian tempat tidur yang ada di suatu ruangan atau rumah Sakit dalam jangka waktu tertentu. Standar internasional yang baik adalah 80-90%, sedangkan standar nasional adalah 70-80%.

b. ALOS (Length Of Stay), adalah rata-rata lama hari seorang pasien dirawat. Indikator ini selain memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan jika diterapkan pada diagnosis tertentu yang masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Secara umum ALOS yang ideal antara 6-9 hari.

c. TOI (Turn Over Internal), penghitungan lama tempat tidur tidak terisi.

TOI adalah rata-rata jumlah hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi hingga saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan

LOS = Jumlah Lama hari perawatan pasien keluar Jumlah pasien keluar hidup atau mati BOR = Jumlah hari perawatan x 100%

Jumlah Tempat Tidur x hari perawatan

TOI= jumlah total kapasitas tempat tidur- hari perawatan Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya, tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 minggu.

Dalam dokumen BAB I-VI Laporan MPKP Jiwa (Halaman 42-50)