• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.5.1. Rencana Kawasan Permukiman

Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pengembangan A.

57 Kebijakan dan strategi pembangunan dan pen gembangan kawasan permukiman ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan pencapaian target berdasarkan prinsip pembangunan permukiman serta peran

pemerintah dalam pembangunan permukiman. Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan permukiman melip uti kebijakan umum terkait pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Tur-Bin- Was) yang berlaku untuk semua tipologi permukiman serta kebijakan khusus meliputi pelaksanaan pembanguanan pada tipologi permukiman perkotaan,

perdesaan dan kawasan permukiman khusus. Kebijakan dan strategi tersebut dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu:

Kebijakan dan Strategi Umum Pembangunan dan Pengembangan

Permukiman

Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pengembangan

Permukiman Perkotaan

Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pen gembangan

Permukiman Perdesaan

Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pengembangan

Permukiman Khusus

Kebijakan dan Strategi Umum Pembangunan dan Pengembangan a.

Permukiman

Kebijakan 1: Penyusunan dan penyiapan landasan penyelenggaraan kawasan permukiman.

Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah: Menyiapkan peraturan perundang- undangan (PP, Peraturan Menteri, dan lain sebagainya) dan Pedoman

Pembangunan dan Pengembangan Permukiman (NSPK) sebagai landasan penyelenggaraan kawasan permukiman.

Landasan penyel enggaraan kawasan permukiman ini antara lain juga meliputi:

Regulasi dan aturan main yang harus tersedia sebagai acuan bagi a.

Pemerintah dan terutama pemerintah daerah dalam penyelenggaraan kawasan permukiman;

58 Kebijakan 2: Peningkatan kapasitas kelembagaan untuk penanganan

permukiman.

Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah: Melakukan peningkatan dan penguatan kelembagaan dan SDM penyelenggara dan pengelola

permukiman (pemerintah, lembaga masyarakat, dan masyarakat/individu) melalui pelatihan, pendampingan, bimbingan/bantuan teknis.

Pembangunan dan pengembangankawasan permukiman membutuhkan dukungan seluruh pelaku yang berjalan dalam sistem yang disepakati bersama. Terkait aspek kelembagaan ini, maka akan dibutuhkan:

Kesepahaman bersama antarpelaku;

Komitmen dari seluruh pelaku;

Kemitraan antar pelaku: antar bidang pembangunan, kemitraan antara

pemerintah pusat dengan daerah, kemitraan antara pemerintah – dunia usaha – masyarakat, kemitraan dengan lembaga donor , kemitraan dengan praktisi, dan kemitraan dengan pelaku lainnya.

Dalam hal ini, upaya membangun dan memperkuat kapasitas pemerintah daerah dilakukan agar pemerintah daerah mampu menjalankan perannya sebagai nakhoda yang menentukan keberhasilan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman. Peningkatan kapasitas Pemda dilakukan kepada:

Kepala daerah yang memiliki visi dan kemampuan menjalankan visinya;

Seluruh SKPD terkait dalam penyelenggaraan kawasan permukiman

59 Kebijakan 3: Pengelolaan sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem informasi daerah.

Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah: M embangun dan mengelola sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem informasi daerah dan dimutakhirkan secara berkala.

Sistem informasi ini akan dimanfaatkan untuk:

Mengukur perkembangan pencapaian target setiap tahun;

Pertukaran informasi yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku, baik

di tingkat pusat maupun daerah;

Menjadi sistem informasi komunikasi sebagai alat pengembangan

pengetahuan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan pemerintah daerah, serta sebagai sarana berbagi informasi ketersediaan sumberdaya di antara pelaku.

Kebijakan 4: Pengawasan secara berkala penyelenggaraan kawasan permukiman di pusat dan daerah.

Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut:

Melakukan pengendalian perencanaan melalui monitoring pere ncanaan 1)

dan pemrograman;

Melakukan pengawasan (pemantauan, evaluasi, pelaporan) 2)

pembangunan untuk menjamin tercapainya target RPJMN;

Memfasilitasi daerah dalam melaksanakan pengendalian pemanfaatan 3)

hasil pembangunan.

Kebijakan dan Strategi Implementasi Pe mbangunan dan b.

Pengembangan Permukiman Perkotaan

Kebijakan 1: Penanganan permukiman kumuh perkotaan terkait dengan upaya penurunan kumuh perkotaan menjadi 0% melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan dan pelayanan prasarana dan sarana dasar permukiman dengan pendekatan kegiatan fisik maupun non-fisik.

60

Kebijakan 2: Pengembangan permukiman baru dan perkotaan layak huni terkait dengan upaya pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Inkubasi Kota Baru.

Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah:

Pemenuhan SPP bagi kawasan permukiman perkota an yang mengacu 1)

pada rencana kawasan permukiman;

Perintisan/inkubasi Kota Baru sebagai best practice kota publik 2)

berkelanjutan, meliputi kegiatan pemenuhan SPP, penerapan pendekatan Kota Hijau, dan penerapan Kota Cerdas Berdaya Saing.

Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan c.

Pengembangan Permukiman Perdesaan

Kebijakan 1: Percepatan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar permukiman perdesaan.

Adapun strategi dalam mengimplementasikan kebijakan ini adalah: Menyediakan sarana dan prasar ana permukiman sesuai dengan SPM Perdesaan. Sarana dan prasarana dasar permukiman ini meliputi

penyediaan air minum, pembangunan jalan lingkungan dan drainase lingkungan, penyediaan pelayanan pengeolaan persampahan serta peningkatan akses sanitasi yang lay ak bagi masyarakat di kawasan perdesaan. Penyediaan ini dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan dilakukan berdasarkan rencana aksi yang telah disusun sebelumnya.

61

Kebijakan 2: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang berkualitas yang mendukung peningkatan produktivitas kawasan perdesaan.

Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut:

Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas umum permukiman yang 1)

memenuhi SPM, baik melalui pengembangan dan pembangunan kawasan transmigrasi maupun kawasan non-transmigrasi.

Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi di 2)

kawasan perdesaan sesuai dengan komoditas unggulannya. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi ini antara lain berupa terminal agro, pasar agro untuk kawasan agropolitan, atau dermaga, tambatan perahu dan tempat pelelangan ikan (TPI) pada kawasan permukiman pesisir/minapolitan.

Menyediakan sarana dan prasarana pendukung peningkatan 3)

konektivitas kegiatan antar desa maupun antar desa-kota. Sarana dan prasarana ini antara lain berupa jalan usaha tani dan jalan poros desa.

Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan d.

Pengembangan Permukiman Khusus

Kebijakan 1: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang berkualitas untuk me ndukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan.

Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut: Menyediakan sarana dan prasarana pendukung meningkatnya 1)

produktivitas kawasan perbatasan berbasis komoditi unggulan, terutama di 10 PKSN.

Saranadanprasaranapendukungkegiatanproduksiiniuntuk PKSNnon- perkotaan antara lain berupa terminal agro, pasar agro untuk kawasan agropolitan, atau dermaga, tambatan perahu dan tempat pelelangan ikan (TPI) pada kawasan permukiman pesisir/minapolitan. Selain itu

62 Ketentuan mengenai sarana prasarana pendukung kegiatan perbatasan mengacu pada Permendagri No. 18 Tahun 2007 tentang Standardisasi Sarana, Prasarana, dan Pelayanan Lintas Batas Antar Negara.

Kebijakan 2: Percepatan pe nyediaan sarana dan prasarana permukiman perbatasan memenuhi SPM.

Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah menyediakan sarana dan prasarana permukiman sesuai dengan SPM dan karakteristik permukiman (daratan dan pesisir). Sarana dan prasarana dasar permukiman ini meliputi penyediaan air minum, pembangunan jalan lingkungan dan drainase

lingkungan, penyediaan pelayanan pengelolaan persampahan serta peningkatan akses sanitasi yang layak bagi masyarakat.

Kebijakan 3: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang memiliki ketahanan terhadap bencana.

Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut: Mengurangi ancaman bencana melalui pembangunan dan 1)

pengembangan permukiman pada lokasi yang aman sesuai RTRW dan mitigasi. Dalam hal ini pembangunan dan pengembangan permukiman dilakukan dengan didasarkan pada analisis risiko bencana dan melakukan mitigasi yang diperlukan.

Mengurangikerentananfisik (bangunandan PSU). 2)

Langkahyangdilakukanadalah dengan menerapkan standar bangunan dan lingkungan yang sesuai dengan tipe bahaya; melakukan penataan bangunan dan lingkungan untuk memperkecil ancaman dan

63 meningkatkan ketahanan; atau melakukan pemindahan lokasi

permukiman yang berisiko tinggi ke kawasan yang aman dari bencana. Meningkatkan kapasitas (peraturan, masyarakat, lembaga). Langkah 3)

yang dilakukan adalah menyediakan NSPK untuk berbagai tipe bencana sesuai karakteristik ancaman bencana; meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah mengenai

pembangunan tanggap bencana serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar menjadi masyarakat tangguh bencana. Meningkatkan kualitas/rehabilitasi permukiman di kawasan pasca 4)

bencana. Pelaksanaan penanganan pasca bencana dimulai dari masa tanggap darurat melalui pemulihan kondisi serta rehabilitasi dan rekonstruksi.

Rencana Strategis Pengembangan Kawasan Permukiman B.

Ditjen Cipta Karya juga menyelenggarakan kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Kawasan Permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman. Adapun indikator kinerja program Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman adalah meningkatnya kontribusi penanganan kawasan permukiman di kawasan kumuh perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus, dengan sasaran kegiatan dan indikator yaitu:

Layanan Perkatoran dengan indikator terselenggaranya pelayanan 1)

pendukung kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan pengembangan kawasan permukiman selama 60 bulan;

Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman dengan indikator 2)

tersusunnya 10 NSPK bidang pengembangan kawasan permukiman;

Pembinaan dan pengawasan pengembangan kawasan permukiman dengan 3)

indikator terselenggaranya pembinaan dan pengawasan pengembangan permukiman di 507 kab/kota;

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan dengan indikator 4)

64 pengembangan Kota Layak Huni dengan indikator terselenggaranya fasilitasi di 18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan dan 744 kota/kawasan perkotaan; Perintisan inkubasi kota baru dengan indikator terselenggaranya perintisan 9)

inkubasi di 10 kota baru.

Adapun pengelompokan kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman berdasarkan strategi pendekatan pembangunan bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10. Sasaran Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman

Strategi Sasaran Kegiatan

Membangun Sistem Permukiman

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman di Perkotaan

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman di Perdesaan

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman di Kawasan Khusus

Fasilitasi Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota

Layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengambangan Kawasan Permukiman

Pengaturan Pengembangan Kawasan Permukiman Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman

Perintisan Inkubasi Kota Baru Memberdayakan

Masyarakat

Pendampingan Pemberdayaan Masyaraakat

S

SAASSAARRAANN IINNDDIIKKAATTOORR KKIINNEERRJJAA SSAATTUUAANN

T

TAARRGGEETT RREENNSSTTRRAA

22001155 22001166 22001177 22001188 P

65

Layanan Perkantoran

Jumlah bulan layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan pengembangan kawasan Bulan Layanan 12 12 12 12 Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman Jumlah NSPK bidang pengembangan kawasan permukiman yang tersusun

NSPK 2 2 2 2 Pembinaan dan pengawasan pengembangan kawasan permukiman Terselenggaranya pembinaan, dan pengawasan pengembangan permukiman di 507 kab/kota Kab/Kota 507 507 507 507 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan Meningkatnya kualitas permukiman di 38.341 Ha di daerah perkotaan Ha 2.680 9.300 9.500 8.900

Fasilitasi Kota dan Kawasan Perkotaan dalam Pemenuhan SPP dan Pengembangan Kota Layak Huni Terselenggaranya fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni di 18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan dan 744 kota/kawasan perkotaan Kab/Kota/ Kawasan - - 6 kota, 4 kawasan perkotaan metropolita n, 365 kota/ kawasan perkotaan 6 kota, 4 kawasan perkotaan metropolita n, 194 kota/ kawasan perkotaan Perintisan inkubasi kota Terselenggaranya perintisan inkubasi di 10 kota baru Kab/Kota 0 2 3 3 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan Meningkatnya kualitas permukiman di 78.384 Ha daerah perdesaan Ha 47.530 7.683 7.501 7.835 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus Meningkatnya kualitas permukiman di 3.099 kawasan khusus Ha 266 500 667 833 Penataan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat Terselenggaranya penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat di 11.067 kelurahan Kelurahan 11.067 11.067 11.067 11.067

3.2.5.2. Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

Dokumen terkait