• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.5.3. Rencana Sanitasi Kota (SSK)

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Penyehatan Lingkungan A.

Permukiman

Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan penyehatan lingkungan permukiman diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman berdasarkan Permen PUPR No.15/ PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun tugas

72 berikut:

Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah;

Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan; dan

Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Drainase Lingkungan.

Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah a.

Kebijakan 1. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat

Kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan akses prasarana dan sarana air limbah melalui sistem setempat dan terpusat. Strategi dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat adalah sebagai berikut:

Pembangunan infrastruktur air limbah sistem setempat melalui hibah dan 1)

DAK sanitasi;

Penerapan kriteria infrastruktur air limbah layak dalam pengajuan Izin 2)

Mendirikan Bangunan (IMB);

Pembangunan dan rehabilitasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) 3)

terintegrasi dengan program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT);

Pembangunan infrastruktur air limbah sistem terpusat skala komunal, 4)

kawasan dan kota melalui dana APBN.

Peningkatan kapasitas dan skala penanganan sistem pengelolaan air 5)

limbah skala komunal dan kawasan;

Peningkatan teknologi pada sistem pengelolaan air limbah terpusat 6)

73 Kebijakan 2. Peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam pembangunan air limbah permukiman.

Arah kebijakan ini adalah untuk meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/ swasta dalam pembangunan air limbah permukiman yang diterapkan melalui strategi sebagai berikut:

Peningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan 1)

air limbah permukiman melalui pemicuan;

Pelaksanaan pembangunan infrastruktur air limbah berbasis masyarakat; 2)

Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha/swasta dalam pengelolaan air 3)

limbah permukiman.

Kebijakan 3. Pengembangan peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.

Arah kebijakan ini adalah untuk melengkapi perangkat peraturan perundangan terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman. Strategi dalam pengembangan perangkat peraturan perundangan, antara lain:

Penyusunan peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air 1)

limbah permukiman;

Penyebarluasan informasi peraturan perundangan terkait penyelenggaraan 2)

pengelolaan air limbah permukiman; Penerapan peraturan perundangan. 3)

Kebijakan 4. Penguatan kelembagaan pengelolaan air limbah permukiman.

Kebijakan ini diarahkan untuk memperkuat fungsi regulator dan

operator dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman. Strategi dalam penguatan kelembagaan adalah sebagai berikut:

Fasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola air 1)

limbah permukiman ditingkat masyarakat;

Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola air 2)

limbah permukiman di daerah;

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola air 3)

74 Arah kebijakan ini adalah untuk meningkatkan alokasi dana pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman dalam rangka mempercepat pencapaian akses universal air limbah. Strategi dalam peningkatan kapasitas pembiayaan, antara lain:

Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan 1)

air limbah permukiman;

Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam 2)

mengembangkan sistem air limbah perkotaan dengan proporsi pembagian yang disepakati bersama.

Peningkatan kemitraan dalam penyelenggaraan pembangunan air limbah 3)

permukiman.

Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan b.

Kebijakan 1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya. Arah kebijakan ini dimaksudkan untu k mengurangi volume sampah yang harus diangkut dan dibuang ke TPA dan memanfaatkan semaksimal mungkin material yang dapat di daur ulang. Adapun strategi yang diterapkan dalam rangka pengurangan sampah dari sumber adalah sebagai berikut:

Meningkatkan pemahaman masyarakat akan 3R (Reduce-ReuseRecycle); 1)

Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan 2)

disinsentif dalam pelaksanaan 3R;

Mendorong koordinasi lintas sektor terutama perindustrian dan perdagangan. 3)

75 Kebijakan 2. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas pengelolaan. Arah kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan air limbah dan kualitas pengelolaan sehingga dapat mecapai target akses universal bidang persampahan. Adapun strategi yang diterapkan untuk meningkatkan cakupan pelayan serta kualitas pengelolaan persampahan yaitu:

Meningkatkan pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan; 1)

Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan; 2)

Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan; 3)

Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary landfill; 4)

Mengembangkan Pengelolaan TPA Regional; 5)

Menerapkan teknologi penanganan persampahan tepat guna 6)

dan berwawasan lingkungan.

Kebijakan 3. Peningkatan peran aktif masyarakat sebagai mitra pengelolaan. Arah kebijakan peningkatan peran aktif masyarakat dimaksudkan untuk menggalang potensi dari masyarakat agar dapat berpartisipasi secara langsung dalam pembangunan sektor persampahan.

Adapun strategi yang diterapkan dalam rangka meningkatkan peran aktif masyarakat yaitu :

Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini 1)

melalui pendidikan bagi anak usia sekolah;

Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada 2)

masyarakat umum;

Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan 3)

dalam pengelolaan sampah;

Mendorong pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. 4)

Kebijakan 4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan. Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka strategi yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola; 1)

Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan; 2)

76 Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkan yaitu:

Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia 1)

usaha/swasta

Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan. 2)

Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Drainase Lingkungan c.

Kebijakan 1. Peningkatan keterpaduan penanganan pengendalian genangan berdasarkan keseimbangan tata air

Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkan yaitu:

Mendorong rencana induk sistem drainase yang terpadu antara sistem 1)

drainase lingkungan dengan sistem drainase utama serta pengaturan dan pengelolaan sungai;

Mengembangkan sistem drainase yang berwawasan lingkungan yang 2)

mendukung upaya konservasi air;

Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam pengelolaan 3)

drainase

Kebijakan 2. Pemanfaatan sistem yang ada, peningkatan/pemeliharaan, pengembangan dan pembangunan baru.

Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkan yaitu:

Pengembangan kapasitas operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana 1)

77 sistem drainase yang terbangun;

Penyiapan prioritas optimalisasi drainase lingkungan; 2)

Pembangunan baru terutama di kawasan strategis perkotaan di kota 3)

metropolitan dan besar.

Kebijakan 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola prasarana dan sarana drainase dan peran serta masyarakat

Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkan yaitu:

Mendorong pembentukan institusi pengelola drainase; 1)

Meningkatkan kinerja institusi pengelola; 2)

Melakukan perkuatan kapasitas institusi pengelola; 3)

Peningkatan kapasitas SDM Pemda. 4)

Kebijakan 4. Penguatan peraturan dan perundangan pengelolaan drainase lingkungan

Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkan yaitu:

Menyiapkan peraturan dan produk hukum (NSPK) untuk penanganan 1)

drainase;

Menyebarluaskan informasi terkait produk hokum (NSPK) 2)

pengelolaaan drainase lingkungan;

Mendorong penerapan sanksi hokum untuk pengelolaan drainase lingkungan. 3)

Kebijakan 5. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan

Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi ditetapkan yaitu:

Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadappentingnya pengelolaan 1)

drainase lingkungan;

Mendorong pengelolaan drainase lingkungan berbasis masyarakat. 2)

78 Direktorat Pengembangan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Adapun indikator kinerja programnya adalah meningkatnya kontribusi pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat yang terdiri dari pelayanan air limbah, pelayanan persampahan, dan pelayanan drainase. Sedangkan sasaran kinerja diukur melalui indikator:

Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dengan 1)

indikator terselenggaranya 15 NSPK peraturan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman;

Pembinaan, Fasilitasi, Pengawasan dan Kampanye serta Advokasi 2)

dengan indikator terselenggaranya pembinaan dan pengawa san pengembangan penyehatan lingkungan permukiman di 507 kabupaten/kota;

Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kota, Kawasan 3)

dan Komunal dengan indikator jumlah kabupaten/ kota yang dibangun infrastruktur air limbah sistem terpusat skala kota sebanyak 12 kabupaten/kota, jumlah kabupaten/kota yang dibangun infrastruktur air limbah sistem terpusat skala komunal sebanyak 4.694 kawasan di 438 kabupaten/kota, dan jumlah kabupaten/kota yang dibangun infrastruktur air limbah sistem terpusat skal a kawasan sebanyak 200 kawasan di 150 kabupaten/kota;

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dengan indikator terbangunnya 4)

IPLT di 222 kabupaten/kota;

Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dengan indikator 5)

terbangunnya TPA di 163 kabupaten/kota;

Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R dengan indikator 6)

79 terbangunnya TPST/3R di 850 kawasan di 334 kabupaten/kota;

Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Akhir Sampah dengan indikator 7)

terbangunnya FPAS di 41 kabupaten/kota;

Infrastruktur Drainase deng an indikator luas genangan yang tertangani 8)

seluas 4.500 Ha di 192 kabupaten/kota.

Adapun pengelompokan kegiatan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman berdasarkan strategi pendekatan pembangunan bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12. Sasaran Kegiatan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Strategi Pendekatan Sasaran Kegiatan

Membangun Sistem

Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kawasan

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir

Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Akhir Sampah Infrastruktur Drainase

Fasilitasi Pemda

Provinsi/Kabupaten/Kota

Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Pembinaan dan Pengawasan Pengem bangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Memberdayakan Masyarakat

Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Komunal

Infrastruktur TPST/3R

S

SAASSAARRAANN KEGIATAN

IINNDDIIKKAATTOORR KKIINNEERRJJAA SSAATTUUAANN

T

TAARRGGEETT RREENNSSTTRRAA

22001155 22001166 22001177 22001188 P

PEENNGGAATTUURRAANN,, PPEEMMBBIINNAAAANN,, PPEENNGGAAWWAASSAANN,, PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN,, SSUUMMBBEERR PPEEMMBBIIAAYYAAAANN DDAANN PPOOLLAA IINNVVEESSTTAASSII,, SSEERRTTAAPPEENNGGEELLOOLLAAAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN IINNFFRRAASSTTRRUUKKTTUURR SSAANNIITTAASSII DDAANN PPEERRSSAAMMPPAAHHAANN

Layanan Perkantoran

Jumlah Bulan Layanan Pendukung Kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bulan 12 12 12 12 Peraturan Pengembagan Penyehatan Lingkungan Jumlah NSPK Peraturan Pengembagan Penyehatan Lingkungan Permukiman NSPK 3 3 3 3 Pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan kampanye serta advokasi

Jumlah Pembinaan & Pengawasan Pengembagan Penyehatan Lingkungan Permukiman

80

a Jumlah Kab/kota yang

dibangun infrastruktur air limbah sistem terpusat skala kawasan Kawasa 77 11 58 37 Kab/Kota 67 11 31 24 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Jumlah Kab/kota yang dibangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Kab/Kota 40 24 65 52

Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Regional

Jumlah Kab/Kota yang

dibangun TPA Regional Kab/Kota 3 3 4 5

Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Jumlah Kab/kota yang

dibangun TPA Kab/Kota 75 40 16 20

3.2.5.4. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Dokumen terkait