Keterbukaan informasi proyek dilakukan selama persiapan, baik melalui situs web, publikasi umum dan konsultasi masyarakat. Tabel di bawah ini memberikan uraian singkat mengenai tindakan yang telah dilakukan serta tindakan yang akan diambil untuk menerapkan Rencana Keterlibatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Engagement Plan, SEP) ini.
Proyek akan mendapat masukan lebih lanjut melalui pendekatan pelibatan pemangku kepentingan yang lebih luas melalui: i) konsultasi dan peran serta masyarakat selama pelaksanaan proyek; ii) mekanisme penanganan keluhan dan pengaduan (feedback and grievance redress mechanisms, FGRM) yang transparan dan; iii) penjangkauan komunikasi, kampanye publik dan pembangunan kapasitas; dan iv) pengembangan proses dan keterlibatan pengelolaan risiko yang dipersyaratkan di bawah Kerangka Kerja Lingkungan Hidup dan Sosial (Environmental and Social Framework, ESF) Bank Dunia.
Tingkat dan pendekatan untuk pelibatan pemangku kepentingan akan bergantung pada tingkat risiko dan pengaruh yang dimiliki setiap pemangku kepentingan, dan kapasitas mereka untuk mengelola risiko lingkungan hidup dan sosial yang diantisipasi secara memadai. Pertimbangan penting lainnya adalah keterlibatan untuk meningkatkan manfaat proyek dan penerimaan sosial dengan meningkatkan pelaksanaan proyek menjadi partisipatif, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. SEP ini akan dilaksanakan sedini mungkin pada tahap perencanaan agar peran serta masyarakat dan umpan balik awal mereka dapat diintegrasikan sepenuhnya sebagai bagian dari pendekatan pelaksanaan secara keseluruhan.
Kegiatan keterlibatan akan mempertimbangkan risiko kesehatan masyarakat, khususnya dalam konteks COVID-19. COVID-19 tetap menjadi risiko kesehatan masyarakat di Indonesia dan akan menghadirkan ancaman bagi pekerja dan calon pemangku kepentingan, termasuk masyarakat. Di bawah proyek ini, keterlibatan akan menjunjung tinggi langkah-langkah keselamatan dan kesehatan masyarakat sebagaimana didefinisikan dalam prinsip Keselamatan ESMF proyek, yang berarti bahwa penyesuaian terhadap rencana keterlibatan harus dipertimbangkan dengan hati-hati, termasuk preferensi atas sarana virtual bila memungkinkan dan kepatuhan yang ketat terhadap tindakan Pengendalian Pencegahan Infeksi (PPI) sebagaimana dirinci dalam ESMF, yang
28
sejalan dengan peraturan Pemerintah Indonesia dan praktik baik internasional lainnya, termasuk pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di bawah proyek ini, konsultasi publik berfungsi sebagai salah satu platform keterlibatan pemangku kepentingan untuk membahas desain proyek dan komponen utama dan telah diselenggarakan untuk kegiatan di mana pandangan pemangku kepentingan yang luas sangat penting untuk meningkatkan desain dan pelaksanaan proyek. Konsultasi ini telah dilakukan secara paralel dengan kegiatan keterlibatan lain yang didukung oleh proyek, termasuk fasilitasi masyarakat untuk perencanaan dan mobilisasi, komunikasi dan pemantauan pemangku kepentingan proyek sehari-hari, rapat koordinasi reguler, konsultasi ad-hoc, pelaksanaan FGRM, dll. Oleh karena itu, hal-hal berikut ini memberikan rencana awal konsultasi utama yang diharapkan selama persiapan dan pelaksanaan proyek.
Proyek ini akan mempekerjakan dan melatih Fasilitator Masyarakat (FM) yang akan memastikan bahwa harapan masyarakat sesuai dengan hasil yang dapat diberikan oleh proyek yang diusulkan secara realistis. FM adalah orang-orang yang direkrut dari masyarakat setempat yang peran utamanya adalah untuk bertindak sebagai penghubung budaya, di mana mereka mengartikulasikan keprihatinan masyarakat kepada staf UPT/ Kelompok Kerja Teknis (sebagai badan pelaksana lokal), dan pada gilirannya dilatih untuk menjelaskan visi dan tujuan dari proyek kepada masyarakat dalam bahasa setempat dalam pengaturan formal dan informal. Mereka adalah pelaku instrumental dalam berkomunikasi dan menanggapi setiap keluhan terhadap proyek.
Dalam bekerja dengan dan di wilayah masyarakat adat, Proyek mematuhi protokol adat untuk mengunjungi masyarakat melalui komunikasi reguler dengan titik pumpun (focal point) yang sesuai dari Subdirektorat Masyarakat Adat di tingkat pusat, bersama dengan Kelompok Kerja Teknis (UPT), dan dinas perikanan di tingkat provinsi dan kabupaten untuk memberikan informasi mengenai sifat dan tujuan kegiatan kami. Spesialis sosial dan/atau Masyarakat Adat akan dipekerjakan untuk membantu persiapan teknis dan kegiatan keterlibatan dengan Masyarakat Adat di wilayah sasaran.
INSAN TERANG LAUTRA tidak akan membiayai kegiatan yang mensyaratkan adanya Persetujuan Atas Dasar Informasi di Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA) sesuai dengan ESS 7 Bank Dunia. Bank Dunia mensyaratkan PADIATAPA jika proyek menghasilkan (a) dampak terhadap lahan dan sumber daya alam yang secara tradisional dimiliki, digunakan, atau ditempati oleh Masyarakat Adat; (b) menyebabkan pemindahan Masyarakat Adat; atau (c) berdampak signifikan terhadap warisan budaya Masyarakat Adat. LAUTRA tidak mengantisipasi tiga keadaan yang mensyaratkan adanya PADIATAPA.
29
Rencana konsultasi publik berikut ini akan diselenggarakan secara inklusif, partisipatif, dan transparan, yang dapat mencakup pilihan modalitas keterlibatan, produksi dan penyebaran informasi, penggunaan Menganisme Penanganan Keluhan (GRM), dan langkah-langkah afirmatif kepada kelompok rentan. Hal ini dirinci di dalam Tabel di bawah ini.
30
Tabel 3. Rencana Ketelibatan Pemangku Kepentingan
Tahapan Proyek Topik konsultasi Metode Kelompok Sasaran Kerangka Waktu Penanggungjawab Sebelum di tingkat pusat dan lokal Sosial, termasuk IIPF, GRM, LMP, Ekspoitasi dan surat, email, dan grup pesan WhatsApp
ruang lingkup dan kegiatan, mencari contoh
kekhawatiran dan pendapat masyarakat sasaran atas desain umum proyek
31
Tahapan Proyek Topik konsultasi Metode Kelompok Sasaran Kerangka Waktu Penanggungjawab Konsultasi publik di tingkat
pusat, penyebaran informasi, dan sosialisasi untuk mendapatkan umpan balik dari para pemangku kepentingan utama atas desain proyek, komponen dan kegiatan proyek secara umum
Lokakarya/konsultasi pemangku kepentingan (virtual dan hibrida dengan tatap muka, tergantung
Konsultasi proyek di tingkat daerah, penyebaran informasi dan sosialisasi untuk mendapatkan umpan balik dari para pemangku kepentingan daerah (virtual, tatap muka, dan hibrida), pertemuan
Rapat koordinasi Badan pengelola WPP dan
32
Tahapan Proyek Topik konsultasi Metode Kelompok Sasaran Kerangka Waktu Penanggungjawab Konsultasi dengan
masyarakat pesisir di lokasi target sebagai bagian dari proses pemilihan lokasi, tingkat desa untuk desain teknis, perencanaan, pelaksanaan kegiatan konservasi dan perumusan rencana pengelolaan desa untuk Komponen 1 tentang kegiatan pengelolaan Terumbu Karang dan KKP dan Komponen 2 tentang perluasan peluang ekonomi (di dalam dan sekitar KKP terpilih) (WRI), Pusat Penelitian dan Inovasi Nasional (kelompok ilmuwan kelautan BRIN), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), The
Rapat; pertemuan satu lawan satu dengan topik khusus (seperti dengan
33
Tahapan Proyek Topik konsultasi Metode Kelompok Sasaran Kerangka Waktu Penanggungjawab National Conservancy, penilaian dampak, dan uji tuntas yang diperlukan
Dalam konteks di mana kepemimpinan adat kuat, proyek harus berkonsultasi dengan para pemimpin dan kepala masyarakat,
termasuk para tetua yang dihormati, seperti tetua adat dan dengan fasilitasi dari mereka, mendapatkan persetujuan dari anggota masyarakat yang lebih luas.
Lembaga adat/para
34
Tahapan Proyek Topik konsultasi Metode Kelompok Sasaran Kerangka Waktu Penanggungjawab bisnis setempat untuk
manfaat, dll). Dalam hal kegiatan tersebut
melibatkan komersialisasi warisan budaya,
masyarakat yang terkena dampak harus diberitahu tentang: i ) hak-hak mereka menurut hukum negara; ii) ruang lingkup dan sifat pengembangan komersial dan potensi dampaknya;
dan iii) pilihan potensial untuk ekowisata yang
35
Tahapan Proyek Topik konsultasi Metode Kelompok Sasaran Kerangka Waktu Penanggungjawab kegiatan apa pun pencaharian di tingkat desa
Konsultasi
masyarakat/forum desa, FGD dan kunjungan dari rumah ke rumah jika diperlukan FGD dan kunjungan dari rumah ke rumah jika diperlukan Kerangka Biru Nasional dan persiapan pelaksanaan strategi investasi jangka panjang untuk sektor ekonomi biru prioritas yang diidentifikasi dalam
36
Tahapan Proyek Topik konsultasi Metode Kelompok Sasaran Kerangka Waktu Penanggungjawab Laporan Insan Terang dengan sesi tanya jawab), catatan GRM dan
konsultasi publik di tingkat pusat dan daerah
37