• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peningkatan

Sig. (2-tailed) Keputusan

Pretest Posttest

1 Kontrol 2,31 2,63 13,41 0,000 Berbeda 2 Eksperimen 2,42 2,87 20,83 0,000 Berbeda

Berdasarkan hasil analisis data tersebut ditemukan bahwa besar Sig. (2- tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,000 atau < 0,05, maka Hnull ditolak.

Artinya terdapat perbedaan skor pretest dan posttest yang signifikan pada

kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi kenaikan skor yang signifikan dari

pretest ke posttest pada kemampuan mengevaluasi kelompok kontrol. Kenaikan

yang terjadi sebesar 13,4%.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut ditemukan bahwa besar Sig. (2- tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,000 atau < 0,05, maka Hnull ditolak.

Artinya terdapat perbedaan skor pretest dan posttest yang signifikan pada

kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kemampuan mengevaluasi kelompok eksperimen.

Kenaikan yang terjadi sebesar 20,83%.

4.1.1.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest ke Posttest

Uji perbedaan selisih skor pretest ke posttest bertujuan untuk mengetahui

apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan

mengevaluasi. Hasil analisis statistik uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

pada uji perbedaan selisih skor pretest ke posttest kemampuan mengevaluasi

Tabel 12. Hasil uji normalitas perbedaan selisih skor pretest ke posttest

kemampuan mengevaluasi (lihat lampiran 24)

No Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Selisih skor kelompok kontrol 0,038 Tidak normal 2 Selisih skor kelompok eksperimen 0,157 Normal

Berdasarkan tabel hasil uji normalitas kemampuan mengevaluasi

ditemukan bahwa selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol, data

terdistribusi secara tidak normal dan pada kelompok eksperimen, data terdistribusi secara normal, maka analisis statistik yang digunakan selanjutnya adalah statistik nonparametrik dalam hal ini adalah Mann-Whitney Test dengan tingkat

kepercayaan 95%.

Hipotesis statistik yang diajukan adalah:

Hnull : Tidak terdapat perbedaan selisih skor pretest ke posttest yang signifikan

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Terdapat perbedaan selisih skor pretest ke posttest yang signifikan pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05,Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata

lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata

lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi.

Tabel 13. Perbedaan selisih skor pretest ke posttest kemampuan mengevaluasi

(lihat lampiran 25)

Hasil selisih Nilai

Sig. (2-tailed)

Keterangan Selisih kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,346 Tidak berbeda

Skor para siswa di kelas eksperimen yang menggunakan metode inkuiri (Mdn = 0,2500) tidak berbeda secara signifikan dari skor rata-rata para siswa di

kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah (Mdn = 0,2500) yang

ditunjukkan dengan harga U = 428,5, Z = -0,943, ns, p > 0,05. Di mana Mdn =

median, U = harga U dari uji Mann-Whitney Test, Z = harga Z dari uji Mann- Whitney Test, dan p = probabilitas.

Hasil analisis statistik pada uji selisih skor rata-rata pretest ke posttest

menunjukkan bahwa besar harga Sig. (2-tailed) adalah 0,346. Nilai Sig. (2-tailed)

tersebut > 0,05 maka Hnull diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan selisih skor

pretest ke posttest yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi.

Perbedaan selisih skor pada kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

Gambar 7. Selisih skor pada kemampuan mengevaluasi

4.1.1.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri (Effect Size)

Uji besar pengaruh bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi. Besar koefisien korelasi r pada

kelompok eksperimen dihitung berdasarkan rumus (Field, 2009:332) 0.3226 0.4225 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45

Selisih Kontrol Selisih Eksperimen Kemampuan Mengevaluasi

dengan mengubah harga t menjadi harga r = 0,6175 sedangkan pada kelompok

kontrol yaitu 0,5986. Berdasarkan kriteria r = 0,10 (efek kecil), r = 0,30 (efek

menengah), dan r = 0,50 (efek besar) (Field, 2009:57,179), maka besar pengaruh (effect size) penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki efek

besar dan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan

mengevaluasi juga memiliki efek besar. Harga r pada kelompok eksperimen lebih

besar yaitu 0,6175 dibandingkan dengan harga r pada kelompok kontrol yaitu

0.5986.

Harga r pada kelompok eksperimen yaitu 0,62 sedangkan pada kelompok

kontrol yaitu 0,60. Besar persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri kelompok eksperimen yaitu 38,13% sedangkan penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol yaitu 35,83%.

Tabel 14. Besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi

(lihat lampiran 26)

No Kelompok t df r R2 % Keterangan

1 Kontrol 4,094 30 0,60 0,36 36 Efek besar 2 Eksperimen 4,371 31 0,62 0,38 38 Efek besar 4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh

Data uji retensi pengaruh diperoleh dari skor posttest I dan posttest II.

Tujuan uji retensi pengaruh ini yaitu untuk mengetahui apakah pengaruh yang ditimbulkan masih kuat seperti pada posstest I. Uji retensi dilakukan dengan cara

melakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah

dilakukan (lihat lampiran 27) baik data pada kelompok kontrol maupun eksperimen terdistribusi secara normal. Analisis statistik yang digunakan adalah

paired-samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hipotesis statistik yang diajukan adalah:

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan yang signifikan antara

skor posttest I ke skor posttest II pada kemampuan mengevaluasi.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II.

Dengan kata lain terjadi penurunan yang signifikan antara skor posttest I

ke skor posttest II pada kemampuan mengevaluasi.

Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan yang signifikan

antara skor posttest I dan skor posttest II pada kemampuan mengevaluasi.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II. Dengan kata lain terdapat penurunan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II pada kemampuan mengevaluasi.

Tabel 15. Perbedaan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengevaluasi (lihat

lampiran 28)

No Kelompok Mean (%)

Penurunan

Sig. (2-tailed) Keputusan

Posstest I Posttest II

1 Kontrol 2,63 2,60 1,14 0,880 Tidak berbeda 2 Eksperimen 2,87 2,81 2,09 0,677 Tidak berbeda

Berdasarkan hasil uji paired-samples t-test dengan tingkat kepercayaan

95%, pencapaian skor posttest I ke posttest II kemampuan mengevaluasi pada

kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri ditunjukkan dengan harga M = 0,055 dan SE = 0,131, t(31) = 0,421, p > 0,05 atau 0,677. Sedangkan

pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah memiliki harga M =

0,242 dan SE = 0,159, t(30) = 0,152, p > 0,05 atau 0,880.

Berdasarkan tabel perbedaan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengevaluasi di atas, harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol 0,880 atau >

0,05 dan pada kelompok eksperimen 0,0677 atau > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke

posttest II pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain bahwa tidak terjadi

penurunan skor posttest I ke posttest II yang signifikan baik pada kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen. Perbedaan skor Pretest, Posttest I ke Posttest II dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 8. Hasil Pretest, Posttest I ke Posttest II Kemampuan Mengevaluasi

Gambar di atas menunjukkan tidak terjadi penurunan yang signifikan skor

posttest I ke posttest II kemampuan mengevaluasi baik kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen. Skor pada kelompok kontrol dari posttest I ke posttest II

memiliki harga M = 2,63 ke M = 2,60 dengan selisih M = 0,03. Sedangkan skor

kelompok kontrol pada posttest I ke posttest II memiliki harga M = 2,87 ke M =

2,81 dengan selisih M = 0,06. Berdasarkan data yang telah diperoleh, baik

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak mengalami penurunan yang signifikan.

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mencipta

4.1.2.1 Uji Perbedaan Skor Pretest

Uji perbedaan skor pretest bertujuan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kemampuan mencipta. Berdasarkan hasil uji normalitas data yang terdapat

pada tabel 10 halaman 36, analisis data perbedaan skor pretest yang digunakan

2.31 2.63 2.60 2.42 2.87 2.81 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50

Pretest Posttest1 Posttest2

Kontrol Eksperimen

adalah statistik non parametrik dalam hal ini adalah Mann-Whitney Test dengan

tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang diajukan adalah:

Hnull : Tidak terdapat perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Terdapat perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok

kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen. Dengan demikian

kemampuan awal kedua kelompok tersebut sama.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol

dan skor pretest kelompok eksperimen. Dengan demikian kedua kelompok

tersebut mempunyai kemampuan awal yang berbeda.

Berdasarkan hasil analisis uji Mann-Whitney test skor para siswa di kelas

eksperimen yang menggunakan metode inkuiri (Mdn = 23,27) berbeda secara

signifikan dari skor para siswa di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah (Mdn = 410,02) yang ditunjukkan dengan harga U = 216,5, z = -3,99, ns,

p < 0,05. Di mana Mdn = median, U = harga U dari uji Mann-Whitney Test, Z =

harga Z dari uji Mann-Whitney Test, dan p = probabilitas. Hasil perbedaan skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mencipta dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16. Perbedaan skor pretest kemampuan mencipta (lihat lampiran 29)

Hasil pretest Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,000 Berbeda

Hasil analisis perbedaan skor pretest memiliki nilai Sig. (2-tailed) 0,000.

Berdasarkan analisis tersebut, nilai Sig. (2-tailed) yang dimiliki < 0,05 maka Hnull

ditolak. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang tidak sama.

4.1.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest

Uji perbedaan skor pretest ke posttest bertuan untuk mengetahui apakah

terjadi kenaikan skor pretest ke posttest yang signifikan baik kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol. Analisis perbedaan skor pretest ke posttest

pada kelompok kontrol menggunakan statistik parametrik dalam hal ini paired- samples t-test. Sedangkan pada kelompok eksperimen, analisis perbedaan

kenaikan skor menggunakan statistisk nonparametrik dalam hal ini Wilcoxon.

Kedua test tersebut menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang diajukan adalah:

Hnull : Tidak terdapat perbedaan skor pretest dan posttest yang signifikan pada

kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.

Hi : Terdapat perbedaan skor pretest dan posttest yang signifikan pada kelompok

kontrol atau kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05,Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest. Dengan

kata lain tidak terdapat kenaikan yang signifikan antara skor pretest dan posttest.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest. Dengan

kata lain terdapat kenaikan yang signifikan antara skor pretest dan posttest.

Berdasarkan analisis statistik, skor para siswa di kelas eksperimen yang menggunakan metode inkuiri (Mdn = 1,500) dan ditunjukkan dengan harga Z = -

3,92, p < 0,05 berbeda secara signifikan dibandingkan dengan para siswa pada

kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah mencapai skor harga M = -

0,23, SE = ,15, t(30) = -1,57, p > 0,05. Di mana Mdn = median, Z = harga Z dari

Tabel 17. Perbedaan skor pretest ke posttest kemampuan mencipta (lihat lampiran 29) No Kelompok Tes (%) Peningkatan Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest Posttest

1 Kontrol 2,2 2,4 9,09 0,127 Tidak Berbeda 2 Eksperimen 1,4 2,7 92,86 0,000 Berbeda

Berdasarkan hasil analisis data yang ditujukkan pada tabel 17 ditemukan bahwa besar harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,127 atau >

0,05, maka Hnull diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi

kenaikan yang signifikan skor pretest ke posttest pada kemampuan mencipta

kelompok kontrol. Kenaikan yang terjadi sebesar 9,09%.

Berdasarkan hasil analisis data yang ditujukkan pada tabel 17 ditemukan bahwa besar Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,000 atau < 0,05,

maka Hnull ditolak. Artinya terdapat perbedaan skor pretest dan posttest yang

signifikan pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi kenaikan yang signifikan skor pretest ke posttest pada kemampuan mencipta kelompok

eksperimen. Kenaikan yang terjadi sebesar 92,86%. 4.1.2.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest ke Posttest

Uji perbedaan selisih skor pretest ke posttest bertujuan untuk mengetahui

apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta.

Uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui apakah selisih skor rata-rata

pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan mengevaluasi terdistribusi secara normal atau tidak yaitu uji Kolmogorov- Smirnov. Hasil analisis uji normalitas selisih skor pretest ke posttest kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan mencipta dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 18. Hasil uji normalitas perbedaan selisih skor pretest ke posttest

kemampuan mencipta (lihat lampiran 32)

No Aspek Nilai

Sig. (2-tailed)

Keterangan 1 Selisih skor kelompok kontrol 0,410 Normal 2 Selisih skor kelompok eksperimen 0,528 Normal

Berdasarkan tabel hasil uji normalitas perbedaan selisih skor kelompok kontrol kemampuan mencipta ditemukan bahwa besar harga Sig. (2-tailed) adalah

0,410 dan > 0,05. Maka data tersebut terdistribusi secara normal. Sedangkan pada kelompok eksperimen, besar harga Sig. (2-tailed) adalah 0,528 > 0,05. Maka data

terdistribusi secara normal. Karena kedua data terdistribusi secara normal, maka analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini adalah

independent-samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hipotesis statistik yang diajukan sebagai berikut:

Hnull : Tidak terdapat perbedaan selisih skor pretest dan posttest yang signifikan

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Terdapat perbedaan selisih skor pretest dan posttest yang signifikan pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata

lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata

lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta.

Hasil analisis dengan independen-samples test memiliki harga Levene’s

0,003 atau < 0,05. Harga Levene’s < 0,05 tersebut menunjukkan bahwa varian tidak homogen, dengan tingkat kepercayaan 95%. Para siswa mencapai skor yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri dengan nilai M = 1,35, SE = 0,24 dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan

menggunkan metode ceramah yang memiliki nilai M = 0,23, SE = 0,83, t(51,179)

Tabel 19. Perbedaan selisih skor pretest ke posttest kemampuan mencipta (lihat

Dokumen terkait