• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PROGRAM REKOLEKSI SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN REMAJA DI LINGKUNGAN

F. Rencana Pelaksanaan Program Pendampingan

Tema : Menjadi motor yang kreatif bagi Lingkungan

Tujuan : Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari diri sendiri sebagai murid Kristus dan bagian dari umat di Lingkungan, sehingga peserta terdorong untuk semakin terlibat dalam kegiatan di Lingkungan, dan mengembangkan daya kemampuan kreativitasnya yang dimiliki sebagai anugerah dari Allah.

Peserta : Remaja Lingkungan Santo Martinus, Blendung. Model : Pendampingan

Metode : - Informasi

- Sharing kelompok - Tanya jawab Sarana : - Kitab Suci

- Benda-benda bersejarah di Museum Misi Muntilan – Pusat Animasi Misioner (M3-PAM).

- Teks lagu “Tegap Langkah, Yuk Terlibat, Kita Gereja Tubuh Kristus, dengan hening aku berdoa, dan Lingkungan”.

Sumber Bahan : - Kitab Suci Perjanjian Baru: Matius 5:13-17

- kumpulan Olah Lagu dan Dramatisasi “Terlibat Biar Hebat”, Tim Edukasi M3-PAM 2008.

- Kebijakan-kebijakan Dasar KAS tentang Lingkungan Tim Edukasi M3-PAM 2007.

- Pengembangan peran menyeluruh, Tim Edukasi M3-PAM 2008. - Pendidikan Katolik Model van Lith, Tim Edukasi M3-PAM 2008.

Yogyakarta: Pustaka Nusatama. - Olahan dari hasil peserta.

Pemikiran Dasar

Perkembangan dan kemajuan Gereja masa depan adalah tanggung jawab anggotanya dan itu tidak bisa dipungkiri. Keberadaan Gereja di masa yang mendatang tergantung seberapa banyak orang katolik menaburkan benih iman kepada generasi muda, juga seberapa dalam mereka peduli terhadap tumbuh kembangnya iman anak saat ini. Dalam kehidupan di masyarakat, anak-remaja sedang belajar dan mengolah kedewasannya sebagai proses pengembangan imannya. Pada masa yang menyenangkan ini pula, anak-remaja sedang dalam proses pencarian jati dirinya. Dalam proses itu mereka sedang mengembangkan diri dan memilah-milah dalam memilih mana yang terbaik bagi dirinya. Hanya dari pengaruh yang baik dari kehidupan disekitar perkembangan anak-remaja bisa semakin terolah dengan baik. Orang yang lebih tua, harus bisa memberikan contoh yang baik dalam bertindak, tidak hanya mengajak dan menyuruh, tetapi harus bisa juga memberikan contoh dan terlibat bersama anak-remaja. Hal semacam ini akan menjadi dukungan yang berarti demi masa depan mereka dan kemantapan mereka sebagai murid Kristus. Baik disadari, bahwa anak-remaja zaman sekarang berbeda jauh dengan kehidupan waktu muda orangtua mereka. Permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi semakin

beraneka macam seperti: Sibuk dengan kegiatan sekolah, kegiatan bermain/kumpul bersama teman, suka melihat acara televise (pengaruh media), asyik bermain chating/internet, dan sebagainya.

Sesuai dengan permasalahan yang mereka alami dan libati dalam kehidupan sehari-hari, semakin banyak kendala mereka untuk mengembangkan imannya supaya tidak goyah. Dalam Nota Pastoral KAS dikatakan: Namun yang paling terasa yaitu berkembangnya berbagai arus zaman menjadikan anak dan remaja tidak mudah memilih nilai yang bermakna dan berguna bagi hidup mereka (Nota Pastoral KAS, hlm. 4). Hal ini juga dirasakan dalam pengembangan iman remaja di lingkungan Paroki Sedayu, dimana anak-remaja banyak terbawa arus perubahan jaman. Hanya sebagian kecil anak-remaja yang terlibat ikut kegiatan bina iman umat. Keterlibatan anak-remaja sebagai masa depan Gereja untuk mengikuti kegiatan gerejani makin luntur karena arus zaman. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan lingkungan, jarang anak-remaja ikut ambil bagian, seperti dalam latihan koor, Doa Rosario, Doa Novena, Perayaan hari besar maupun hari pesta St. pelindung lingkungan, Doa lingkungan, dan sebagainya.

Sesuai dengan Nota Pastoral DKP-KAS (Dewan Karya Pastoral-Keuskupan Agung Semarang), Keuskupan Agung Semarang mengajak anak-remaja terlibat dalam mengelola berbagai kegiatan bersama umat. Dengan terlibat dalam kehidupan umat, anak dan remaja sejak dini dipupuk semangatnya untuk ikut bertanggungjawab dalam hidup umat. Pembinaan seperti ini diharapkan dapat menumbuhkan keyakinan, bahwa hidup adalah anugerah, panggilan, dan perutusan (Nota Pastoral KAS, hlm. 5).

Pelibatan anak-remaja disetiap kegiatan lingkungan menjadikan anak merasa diberi tanggungjawab karena merasa dibutuhkan. Selain itu anak juga tidak merasa bosan setiap mengikuti kegiatan lingkungan karena mendapatkan bagian dalam kegiatan tersebut, seperti halnya memimpin doa rosario, membaca kitab suci, mengisi pendalaman iman sesuai kreativitas anak, dan sebagainya. Pencairan suasana akan membuat anak semakin nyaman dalam mengikuti kegiatan. Umumnya pemimpin pendalaman iman dalam menyampaikan pembinaan amat monoton, yang membuat bosan anak-remaja. Hanya dengan diberi kesempatan dan kepercayaan anak-remaja dapat terlibat dan menjadi bagian sebagai umat di lingkungan, karena umat lingkungan tidak hanya terdiri dari orang tua saja, tetapi termasuk anak sampai orang tua. Didalam lingkungan juga semua umat setara dalam bertanggungjawab kepada ketua lingkungan sebagai koordinator.

Dari pertemuan ini, remaja diharapkan akan semakin mampu melibatkan diri dalam kegiatan di Lingkungan, sehingga bisa ikut mengembangkan umat bersama umat yang lain dalam kehidupan sehari-hari dengan meneladani ajaran-ajaran Yesus Kristus.

G.Langkah-Langkah

1. Sub Tema: Asyik kan, Berkumpul Bersama? Sabtu: 16.30-17.00

a. Pembukaan

Teman-teman yang terkasih dalam Kristus “Berkah Dalem Gusti?” (peserta secara langsung menjawab sama). Kita berkumpul di tempat ini karena kasih Allah yang berlimpah. Bagaimana dengan perjalanan kesini lancaar dan tidak ada kendala? Sekarang kita berkumpul di Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner untuk belajar bersama dan lebih mendalami peran kita di Lingkungan sebagai umat Keuskupan Agung Semarang yang di percaya untuk mengembangkan iman Katolik terutama di Lingkungan. Dengan demikian dalam pertemuan ini kita berharap semakin sadar untuk menjawab panggilan Tuhan terhadap kita selaku bagian dari umat Lingkungan Keuskupan Agung Semarang .

b. Lagu pembukaan:

“Tegap Langkah” dengan kreasi gerakan (Teks Lihat lampiran I) Tegap langkah anak remaja semangat baja.

Bangun habitus baru ‘tuk masa depan bangsa dan Greja. Tegap langkah anak remaja jiwa terbuka.

Bergandeng tangan kembangkan umat blajar bermasyarakat Ingatlah sabda “jangan halangi mreka datang pada Tuhan”. Anak remaja pola beriman empunya Sorga.

Tegap langkah anak remaja segar ceria

Teguh beriman tak bimbang zaman maju berjuang.

d. Membuat doa pembukaan bersama:

Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, bersama pendamping kelompok membuat doa pembukaan dengan dua kalimat tiap kalimat terdiri dari sebelas suku kata. Setelah itu dihafalkan dengan lagu “Di Lordes Di Gua Sunyi Terpencil” yang diganti liriknya, dilanjutkan dengan Reff: Tuhan….Tuhan…Kabulkanlah Doaku. Tuhan….Tuhan…Dengar kabulkan Doaku

Dari Pendamping,

Ya Tuhan yang Maha baik, kami bersyukur dan berterima kasih atas rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami sampai saat ini. Kami ucapkan banyak teriakasih atas penyertaan-Mu, saat ini kami bersama-sama akan mendalami dan merefleksikan sejauh mana kami sungguh menghayati panggilan kami sebagai bagian dari umat di Lingkungan. Bimbinglah dan hantarlah kami agar semakin mampu terus memperbaiki dan memperkembangkan diri kami demi membantu perkembangan iman umat yang telah Engkau percayakan kepada kami. Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami dapat mengikuti acara ini dengan baik dari awal hingga akhir nanti. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Diteruskan hasil doa tiap kelompok peserta dengan lagu “Di Lordes Di Gua Sunyi Terpencil” yang diganti liriknya, dilanjutkan dengan:

Reff: Tuhan….Tuhan…Kabulkanlah Doaku. Tuhan….Tuhan…Dengar kabulkan Doaku

2. Sub Tema: Apa Itu Lingkungan? Sabtu: 17.30-19.00

a. Pengungkapan pengalaman: Peserta dibagi dalam kelompok dan diajak untuk sharing dalam kelompok, dengan tuntunan pertanyaan sebagai berikut:

1) Jika mendengar kata Lingkungan apa yang muncul dalam pikiran pertama kali? (Tiap kelompok menemukan tiga yang di unggulkan)

2) Umat Lingkungan itu terdiri dari siapa saja? Apa nama Santo pelindung Lingkungan kita? Termasuk bagian dari Paroki, Kevikepan, dan Keuskupan mana?

b. Rangkuman

Dari hasil tiap kelompok pengertian tentang Lingkungan adalah ………(hasil dari peserta), itu semua tidak jauh beda dari pengertian teman-teman yang telah diketemukan. Buku Gereja dalam jemaat lingkungan mengatakan, Lingkungan adalah persekutuan umat yang dengan semangat persaudaraan Injili berada langsung membaur dalam masyarakat sekitar. Oleh karenanya jemaat lingkungan hanya ada dalam posisi menggarami masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk sungguh-sungguh menggarami, jemaat lingkungan masih perlu berusaha agar hidup dan posisinya dihayati sesuai dengan ajaran Injil. (P3KJ-KAS dicetak ulang MMM PAM, 2007, 4).

Sedangkan pada hakikatnya umat lingkungan adalah persaudaraan Injili yang memiliki posisi strategis menjadi garam, ragi, dan terang masyarakat (Mat. 5:13, 15). Umat lingkungan merupakan “bagian kongkrit Gereja, persekutuan umat beriman yang dijiwai semangat persaudaraan Injili dan penuh-penuh melibatkan diri dalam masyarakat”. Kegiatannya tidak terbatas pada bagian kegiatan internal yang meliputi

liturgi dan tata organisasi, tetapi juga mengembangkan kegiatan eksternal kemasyarakatan (bdk. PDDP, 2004 ps.8).

Karena lingkupnya yang kecil, umat lingkungan dapat memberi kesempatan bagi dan remaja sebagai bagian dari umat. Ini adalah suatau pengalaman yang sangat penting untuk mengembangkan iman dan remaja itu sendiri. Dalam pertemuan doa-doa lingkungan remaja dapat dilibatkan untuk membaca Kitab Suci serta membawakan doa dan nyanyian. Bahkan tidak tertutup kemungkinan memberi kesempatan bagi remaja untuk merencanakan pertemuan doa lingkungan, dengan ungkapan doa dan nyanyian yang sesuai dengan semangat remaja. (Nota Pastoral KAS, 2008: 38).

Umat Lingkungan Martinus Blendung termasuk Paroki St. Theresia Sedayu, dan termasuk Kevikepan Yogyakarta bagian dari Keuskupan Agung Semarang. Umat di Lingkungan itu terdiri dari orang tua, anak, remaja, dan mudika.

3. Sub Tema: Menjadi Garam Dan Terang Dunia a. Pembukaan :

b. Doa pembukaan:

Allah yang penuh Kasih, kasih-Mu berlimpah penuh dengan rahmat, tiap hari Engkau selalu menunjukan kasih-Mu melalui sapaan orang-orang terdekat di dalam kehidupan kami. Pada kesempatan hari ini, kami ingin mendalami bersama apa itu Lingkungan? Bukalah mata hati kami agar kami mampu meneladani karya Yesus, sehingga kami dapat menjadi utusan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami kini dan sepanjang segala abad, Amin.

c. Pengantar:

Teman-teman yang terkasih, pada pertemuan ini kita akan mengenal lebih dekat hati Yesus didalam diri kita. Tanpa tauladan dari Yesus Kristus, kita tidak akan bisa

mengerti bahasa cinta kasih dan menjadi garam dan terang dunia. Kita dapat bertemu Yesus dalam diri kita sebagai rupa apa? Maka marilah kita menggali bersama-sama.

d. Olah pengalaman (pengungkapan pengalaman hidup faktual)

Marilah kita meluangkan waktu sejenak untuk menciptakan suasana hening, dimana kita sudah merasakan kesenangan, bercanda ria bersama, tertawa haa..hii, pada waktu ini mari luangkan untuk Tuhan. Dengan menyanyikan lagu:

“Dengan Hening Aku Bedoa” (D. Bambang Sutrisno, Pr.) Dengan hening aku berdoa

Dengan doa aku beriman Dengan iman aku mengasih Dengan kasih aku melayani

Dengan melayani, dengan melayani kualami kedamaian.

1) Syair lagu disairkan dari pokok-pokok kerohanian Beata Theresia dari Calcuta. 2) Dinyanyikan dengan model “Taize” untuk mengantar renungan pribadi. Dari keras

melembut hingga dilantunkan dalam hati. a) Renungan bersama dengan bantuan arahan:

Mari teman-teman kita merenungkan baptis kita. Setelah kita menerima Sakamen Baptis entah itu sewaktu bayi atau dewasa janganlah melupakan arti dari Sakamen Baptis. Sakamen Baptis merupakan sakaramen pertama yang diterima sebelum sakramen-sakramen lain. dengan menerima Sakamen Baptis, orang dilahirkan kembali sebagai anak Allah, menjadi murid Kristus, dan menjadi anggota Gereja. Baptis memberi tanda kepadanya bahwa ia menjadi milik Kristus untuk

selamanya karena secara rohani memperoleh meterai kekal, tanda yang selamanya tak terhapus. Marilah kita merenungkan aktivitas kita sebagai anggota Gereja, khususnya sebagai anggota Lingkungan Santo Martinus Blendung.

Sekarang mari kita sharing sejenak bersama teman-teman yang lain dalam kelompok untuk saling cerita pengalaman sewaktu dibaptis dewasa atau bayi, yang akan dipandu oleh pendamping tiap kelompok. Dengan bantuan pertanyaan:

1) Siapa nama baptis anda, kenalkah anda dengan kisah hidup Santo/Santa kalian? 2) Sebagai anggota Gereja di Lingkungan Santo Martinus Blendung, bagaiman

keterlibatan anda di Lingkungan?

3) Kenalkah anda dengan dengan Kisah kehidupan Santo Martinus, pelindung Lingkungan anda?

e. Rangkuman sharing peserta (Refleksi kritis dan sharing):

Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan arahan rangkuman singkat:

Dari pengalaman teman-teman yang telah diungkapkan, ternyata teman-teman yang telah mencoba ikut dalam kegiatan di Lingkungan mendapatkan banyak pengalaman. Teman-teman, sebagai murid Kristus yang merupakan bagian dari Umat Di Lingkungan teman-teman juga diajak untuk menjadi pewarta dan pengembang iman akan Kristus, karena umat lingkungan itu terdiri dari anak-anak, remaja, mudika, dan orang tua.

Dengan menerima Sakamen Baptis, orang telah menyatakan pertobatan dan kepercayaannya kepada Tuhan Yesus. Karena itulah menjadi murid Kristus itu keberanian menjadi terang bagi sesama yang di dalamnya terkandung kelemah lembutan dan keramahan untuk berani terlibat di Lingkungan.

f. Mendengarkan Sabda Yesus melalui Injil Mat. 5: 13-17 “Garam Dan Terang Dunia”, yang dibacakan peserta secara bergantian. (Menggali pengalaman iman Kristiani)

Menyanyikan lagu:

“Garam dan Terang Dunia” (D. Bambang Sutrisno, Pr.) Kamu garam dunia, kamu jangan tawar

Kamu harus berguna bagi siapa saja. Kamu terang dunia, kau harus bersinar Allah nampak mulia, bila kau berjasa b) Peneguhan atau rangkuman:

Tidak itu saja teman-teman juga diajak untuk berani menjadi garam dan terang dunia seperti yang tertulis dalam Injil Matius 5: 13-17. Pada bab 13 tertulis bahwa kamu adalah garam dunia, jika garam itu tawar dengan apakah diasinkan? Oleh sebab itu kita harus benar-benar menjadi garam yang menjadi pemberi rasa bagi siapa saja, jangan sampai kita yag masih muda sudah tidak lagi berguna. Sebagai pengikut Yesus kita harus berani menjadi garam dan jangan sampai tawar, karena jika sudah tawar dengan apa mengasinkannya terkecuali hanya diinjak-injak. Dari maksud yang mau disampaikan dalam bab 13 ini kita diajak menjadi orang yang dapat berguna bagi siapa saja melalui kelebihan-kelebihan yang kita miliki, misalnya: saya mempunyai suara yang bagus maka saya menjadi solis atau ikut koor, saya sangat senang membantu Romo maka saya menjadi putra altar, senang membaca maka saya akan membacakan Kitab Suci atau sebagai lektor, dsb. Hanya melalui niat dan keinginan dari diri kita supaya kemampuan yang kita miliki dapat dirasakan untuk orang lain juga, tidak hanya kita sendiri yang mempunyai. Oleh sebab itu dalam bab 14 kita juga diminta oleh Tuhan untuk dapat menjadi terang dunia bagi sesama terutama disekitar kita. Hanya melalui perbuatan-perbuatan baik kita terhadap sesama, kita dapat menjadi garam dan terang bagi sesama. Setiap perjalanan hidup

penuh dengan rintangan tetapi kita juga harus ingat dengan segala kebaikan Tuhan yang sudah diberikan kepada kita. Oleh sebab itu kita juga harus membalas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan Tuhan dengan menjadi garam dan terang dunia. Perbuatan-perbuatan baik itu dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, berarti kita mau keluar dari kebiasaan buruk kita untuk menuju yang lebih baik dengan meluangkan waktu untuk Lingkungan. Oleh sebab itu, jika kita berani menjadi garam yang dapat memberikan rasa yang sedap dalam pengembangan iman, maka kita juga harus berani menjadi terang dunia bagi keluarga, lingkungan sekitar kita, Gereja, serta bangsa.

4. Sub Tema: Belajar Dari Tokoh Misionaris van Lith Demi Keterlibatan Baru Di Lingkungan

Minggu: 07.30-10.00

a. Belajar dan menyanyikan lagu:

“Kita Gereja Tubuh Kristus” (D. Bambang S., Pr.) Bila kita saling berkumpul didalam Tuhan

Kristus ada ditengah kita, kita jadi Gereja Kristus itu kepala kita, kita tubuhnya kita memang menjadi satu

namun macam ragam

b. Bersama pemandu melihat barang-barang sejarah di M3-PAM, lalu mengunjungi makam para Misionaris di Kerkof Muntilan.

c. Pendamping memberikan penjelasan dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan, dengan gagasan sebagai berikut: Supaya remaja mempunyai gambaran tokoh yang dapat menjadi tauladan dalam kehidupannya perlu dikenalkan kepada mereka seorang tokoh misioner pengembang agama katolik di Tanah Jawa, berupa “pengembalian” seorang tokoh historis Gereja dan bangsa Indonesia, yaitu Romo Fransiscus van Lith ke dalam hidup dan karyanya di dunia pendidikan di Pulau Jawa. Dalam hubungan antara iman, pendidikan dan perubahan sosial dapat kita lihat dalam sejarah Romo Fransiscus van Lith mengenai penghayatan hidup beriman Kristiani, dengan perubahan sosial yang diperjuangkan, dan karya pendidikan yang dijalankan. Romo van Lith sebagai pengemban misi ditanah jawa telah berjuang untuk kebebasan masyarakat yang tertindas atas jajahan Belanda. Dimana Romo van Lith juga mengangkat derajat wong cilik yang dulunya dianggap manusia bodoh, diangkat melalui pendidikan. Penghayatan hidup beriman Romo van Lith juga ditegaskan dalam membela hak dan kepentingan rakyat kecil yang tertindas. Dia juga mempraktekan toleransi kepada umat lain dengan menerima sebagai siswa bukan hanya anak-anak Katolik menjadi orang-orang yang terdidik. Penghayatan hidup beriman Romo van Lith di dalam teladannya merupakan faktor yang sangat menentukan dengan mengajarkan kerja keras, hidup sederhana, punya rasa kemanusiaan, bersikap jujur dan berani membela hak dan kepentingan rakyat kecil yang tertindas.

Perubahan sosial yang dipandang sesuai dengan visi transformatif yang membebaskan orang-orang yang ditindas dan dihisap. Dengan sikap yang tegas Romo van Lith berpihak dan berdiri pada pihak golongan pribumi dengan mengubah gambaran Gereja Katolik di tengah-tengah masyarakat sebagai kekuatan yang berdiri di luar nasionalisme Belanda. Beliau berjuang melalui pendidikan sebagai pendorong usaha dan kerja guna pembebasan perkembangan dan kemakmuran di tanah Jawa. Dengan perjuangannya membela wong cilik sebagai cita-cita kemanusiaan, keadilan, dan persaudaran, beliau juga mengecam penguasa, penjajah, penindas, dan penghisap

dengan mengucapkan:”Apa yang ada, tidak akan tetap ada. Apa yang lemah akan menjadi kuat; yang kuat menjadi lemah. Apa yang sekarang berjalan, akan berhenti dan apa yang sekarang berdiri akan jatuh. Zaman baru mulai menyingsing. Siapa bijaksana bersiap-siap menyongsong kedatanganNya”. Visi van Lith sendiri bertujuan memberi pendidikan yang tinggi kepada pemuda-pemudi Jawa sehingga kedudukannya di masyarakat baik, memberikan pendidikan kristiani dan menyebarkan di seluruh Pulau Jawa. Melalui sekolah membuka jalan kearah pembebasan dan transformasi struktural dimana penindasan dan penghisapan dilenyapkan.

d. Peserta diberi waktu untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenung. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok, tiap kelompok diminta menemukan tiga kehebatan yang mau dicontoh dari Romo van Lith, dengan dibantu beberapa pertanyaan, sbb:

1) Apa yang menjadi kehebatan dari tokoh Misionaris Romo van Lith? Mengapa? (pertanyaan renungan pribadi)

2) Sikap-sikap baik mana yang ingin dicontoh? di pilih tiga yang paling penting dari kelompok. (pertanyaan renungan kelompok)

e. Membuat persiapan doa permohonan:

Hasil dari tiga temuan kelompok tentang sikap-sikap yang mau dicontoh dari Romo van Lith digabungkan dalam bentuk doa permohonan yang diikuti tiga Salam Maria. Hasil tiap kelompok dibuat dengan kreasi bersama pendamping kelompok

(dalam bentuk lagu, puisi, deklamasi, dan lain sebagainya). Hasil dari tiap kelompok dipakai dalam doa permohonan di sesion berikutnya.

5. Sub Tema: Membangun Keterlibatan Baru Minggu: 10.15-10.45

Belajar dan menyanyikan lagu:

“ Terlibat Lingkungan” (Tim Edukasi MMM-PAM) Yo teman marilah bersama, terlibat di lingkungan kita Bersama yang tua dan muda, berkumpu kita jadi Gereja.

Yo ayo ayo, YOK! Kita bersama. Membangun Gereja, YES! Lingkungan kita. • Memikirkan niat-niat dan bentuk keterlibatan kita yang baru dalam keterlibatan

di Lingkungan (pribadi dan bersama):

1) Niat apa yang hendak dilakukan agar semakin terlibat dalam kegiatan di Lingkungan?

2) Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam mewujudkan niat-niat tersebut? (pendukung dan penghambat untuk mengikuti kegiatan di Lingkungan)

a. Mohon kekuatan dari Tuhan Minggu: 10.45-11.00

Pengantar:

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, setelah kita bersama-sama menggali pengalaman dan belajar bersama membuat persiapan dalam kegiatan di lingkungan dengan gaya anak remaja, kita diajak untuk membuat persiapan kedepan, langkah apa yang akan kita buat untuk semakin terlibat ikut dalam kegiatan di Lingkungan. Berkat tauladan Romo van Lith mari kita sebagai penerus Gereja masa depan berani tampil di Lingkungan. Bersama umat yang lain di Lingkungan berusaha semakin akrab dalam mengembangkan iman Kristiani. Dalam seluruh perjalanan panggilan hidup, kita senantiasa perlu menyadari bahwa Yesus selalu ada bersama kita dan selalu meneguhkan kita, jadi jangan takut untuk menjadi garam dan terang dunia. Marilah kita satukan doa kita ini dalam doa permohonan berikut ini.

• Doa permohonan tiga Salam Maria lalu dilanjutkan doa spontan yang diawali oleh pendamping lalu diteruskan oleh peserta, akhir doa umat disatukan dalam doa Bapa Kami 2x.

b. Rencana tindak lanjut dalam kelompok dan pribadi: • Rencana kelompok

Minggu: 11.00-12.15

Peserta diajak untuk membuat rencana keterlibatan di Lingkungan, minimal satu bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan serta kapan dilaksanakan bersama orang

tua, mudika, remaja, dan anak-anak. Agar masukan yang diperleh selama rekoleksi lestari dan dapat membuahkan yang bermanfaat bagi Lingkungannya.

• Lagu pembukaan:

“Lingkungan” (Ant. Tri Usada Sena)

Bentuk Gereja paling terasa paguyuban namanya Umat jadi satu saudara bersatu dengan dunia

Dokumen terkait