ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Misi 1 1. Mewujudkan Pelayanan Prasarana Dan Sarana Perkeretaapian Yang Tepat, Aman Dan Terukur
3.1.4 Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Sumatera Bagian Utara Tahun 2020-2024
Rencana Strategis Pembangunan Transportasi Perkeretaapian untuk tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Jalur KA antara Medan – Banda Aceh, Medan – Duri (Riau)
2. Pengembangan KA akses kawasan pariwisata diantaranya Siantar Prapat (Danau Toba 3. Pembangunan Jalur dan mengaktifkan akses ke Bandara, Pelabuhan dan kawasan Industri Gambaran secara umum proyek strategis nasional yang akan dilaksanakan tahun 2020-2024untuk perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Sarana dan Prasarana Kereta api Trans Sumatera segmen: a. Aceh
Biereun – Lhoksumawe (spoor 1435) Sigli – bireuen – Lhoksumawe (spoor 1067) Banda aceh – Sigli
Lhoksumawe – Langsa Langsa – Sei Liput b. Sumatera Utara
Sei Liput – Besitang
Rantau Prapat – Pondok S2 Pondok S2 – Kota Pinang Kota Pinang – Batas Sumut Pematang Siantar – Danau Toba Medan – Binjai – Deliserdang LRT Medan
Medan – Belawan
Araskabu – Tebing Tinggi – Siantar Perlanaan – Kisaran
Kisaran – Rantau Prapat c. Riau
Konteks regulasi dalam penyelenggaraan perkeretaapian di wilayah Sumatera Bagian Utara menganalisis berbagai peraturan Nasional, Propinsi dan kabupaten/Kota. Peraturan secara nasional mengacu pada Visi Misi Presiden dan RPJMN 2020-2025 dalam rangka mencapai Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2015-2025. Kebijakan nasional tersebut diturunkan dalam renstra Kementrian perhubungan Bidang perkeretaapian 2020-2024 dan Rencan induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) 2030.
Untuk tingkat provinsi dan kabupaten kota, terdapat peraturan Nasional yang mengatur pembangunan daerah dalam bentuk Kawasan Strategis Nasional (KSN), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI).
Kebijakan tersebut juga harus sinergis dengan peraturan tingkat daerah yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah di Propinsi dan kabupaten/koto dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah / Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di tingkat Provinsi dan kabupten kota. Hubungan kerangka regulasi tersebut secara sederhana dapat dilihat dalam skema 3.1 berikutini:
Gambar 3.1 Skema Kerangka Regulasi dalam Penyusunan Renstra BTP Sumbagut
Regulasi memiliki 3 fungsi utama yakni:
1. Fungsi perubahan, untuk mendukung perbuhan konsep penyelenggaraan perkeretaapian sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.
2. Fungsi stabilisasi, untuk memberikan kepastian tentang ketentuan teknis dan prosedural/ administratif untuk melaksanak setiap item kegiatan penyelenggaraan yang diatur UU no. 23 tahun 2007.
3. Fungsi Fasilitasi, untuk memfasilitasi kebutuhan ataupan peran stakeholders dalam proses maupun hasil penyelenggaraan kereta api.
Tabel 3.5 Agenda Penguatan Regulasi 2020-2024 di Dirjen KA
FUNGSI REGULASI MANDAT UU 23/2007 KEBUTUHAN PENGUATAN REGULASI
Fungsi Perubahan Perubahan dari monopoli
kepada multi operator Pembentukan Badan usaha PenyelenggaraMilik Pemerintah Pedoman Kerjasama, penentuan biaya dan pola operasi dalam skema multi operator Perubahan ketergantungan
kepada kemandirian dalam investasi dan teknologi
Road Map teknologi Perkeretaapian Nasional
Kebijakan Pemberdayaan Industri Perkeretaapian Nasional
Fungsi Stabilitas Standarisasi teknis sarana dan prasarana, serta kompetensi SDM Perkeretaapian
Akreditasi Badan Hukum atau Lembaga Pengui Sarana dan Prasarana
Perkeretaapian
Standar dan spesifikasi teknis dan sertifikasi sarana prasarana dan sertifikasi
kopetensi/kecakapan SDM untuk teknilogi eksisting maupun penerpan teknologi baru (monorel, MRT, Trem, Kereta gantung, HST) Standar Kompetensi Penguji SDM
Perkeretaapian Fungsi Fasilitasi Fasilitasi peran swasta dan
pemda Mekanisme memberikan bantuan dariPemerintah Pusat bagi daerah dalam pembangunan pengoperasian Kereta Apidi daerah.
Mekanismie KPBU dan alternative financing bidang perkeretaapian
Kebijakan fasiltisi dalam pengadaansarna dan prasarana perkeretaapian
Fasilitasi kepada setiap lapisan masuaralat (secara fisik, ekonomi dan sosial)
Standar dan spesifikasi tekknik fasilitas bagi penggna kereta api berkebutuhan khusus Pengadaan sarana keretaapi kelas ekonomi
oleh Pemerintah.
Penyelenggaraan layanan kereta api perintis dan PSO/Bersubsidi
Tabel 3.6 Mandat Regulasi RIPNAS 2030 dalam wilayah Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara:
No. Program 2020-2024Tahap III
1. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Antarkota Banda Aceh - Sigli
Sigli - Bireun - Lhokseumawe Lhokseumawe - Langsa - Besitang Binjai - Besitang
Rantau Prapat - Duri - Dumai
Sei mangkei - Bandar Tinggi - Kuala Tanjung Pematang Siantar - Danau Toba
Rantau Prapat - Duri - Dumai Duri - PekanBaru
Pekanbaru - Muaro Pekanbaru - Rengat
2. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Regional Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo)
3. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Perkotaan Banda Aceh
Medan
4. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kreta Api Bandara (Kota Menuju Bandara)
Kualanamu (Medan)
5. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Menuju Pelabuhan (menghubungkan wilayah sumberdaya alam dan kawasan produksi dengan pelabuhan)
Lhokseumawe (NAD)
Kuala Tanjung (Sumatera Utara)
6. Peningkatan Kapasitas Jaringan KA Melalui Pembangunan Elektrifikasi Jalur KA
Medan - Araskabu - Kualanamu
7. Reaktivitasi dan Peningkatan (Revitalisasi) Jalur KA Binjai - P.Brandan - Besitang
Belawan - Gabion
8.Pengembangan Layanan Kereta Api Perintis di pulauSumatera - Jawa Belawan - Gabion
9. Pengembangan Layanan Kereta Api Perintis di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua
10.Pengembangan kawasan stasiun menjadi kawasan berbasisTOD 11. Penyelenggaraan Subsidi Angkutan Umum Dalam Bentuk
Layanan KA Perintis dan Publik Service Obligation (PSO) 12. Pengadaan Sarana Perkretaapian
13. Pengembangan sistem penyimpanan (termasuk pergudangan) material serta peralatan pengujian dan perawatan prasarana perkretaapian di pulau Jawa dan Sumatera
Sumber : Keputusan Mentri Perhubungan Indonesia KP 2128 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
Berikut Mandat Regulasi Nasional dalam wilayah Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara:
Tabel 3.7 Mandat Regulasi Nasional dalam wilayah Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara
No Mandat Regulasi Penerapan Regulasi Kebutuhan Penguatan
Regulasi
1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2017 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe
1. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Antarkota target selesai di tahun 2020-2024
Banda Aceh - Sigli Sigli - Bireun –
Lhokseumawe
Lhokseumawe Langsa -Besitang
2. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Menuju Pelabuhan (menghubungkan wilayah sumberdaya alam dan kawasan produksi dengan pelabuhan) Lhoksumawe
Mekanisme Percepatan Pembebasan dan Pengadaan lahan
2 PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan (Perpres 62/2011) Kawasan Strategis Nasional Mebidangro
Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Regional di kawasan Meibdangro.
Berdasarkan PP no. 62 tahun 2011, Pasal 33, adanya Stasiun Kota, Belawan, Labuhan, Kampung Besar, Titi papan Mabar, Pulo Brayan, Medan Pasar, Kebon Pisang, Sei Sikambing, Medan Sunggal, Bamdar kalipah, Batang Kuis, Aras Kabu, Lubuk Pakam, Galang, Delitua, Diski, Binjai
1.Pengkajian Ulang Kebijakan.
2.Studi kelayakan 3.Mekanisme Percepatan Pembebasan dan Pengadaan lahan. 3 NOMOR 29 TAHUN 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei
Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Menuju Pelabuhan (menghubungkan wilayah sumberdaya alam dan kawasan produksi dengan pelabuhan) di Kuala Tanjung
Pembebasan dan Pengadaan lahan
4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba Dan Sekitarnya (KSPN Danau Toba)
Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Pematang Siantar - Prapat
Pembebasan dan Pengadaan lahan
Studi Kelayakan Amdal
DED Sumber: data diolah
Struktur organisasi BTP SUMBAGUT tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam rangka menghadapi tantangan penyelenggaran perkeretaapian di periode 2020-2024 serta memperhatikan kinerja kelembagaan eksisting dalam menyelenggarakan perkeretaapian periode Renstra 2015-2019 maka diperlukan beberapa rekomendasi penguatan kelembagaan diantaranya:
1. Pembagian Bidang teknis berdasarkan bidang kerja di Dirjen perkeretaapian yaitu : a. Lalu lintas
b. Sarana c. Prasarana d. Keselamatan
1.Pengevaluasi Persyaratan Teknis dan Laik Jalan :
2.Analis Teknik Jalur dan Bangunan KA :
3.Analis Persinyalan KA : 4.Pemroses Data dan Laporan
1.Pengevaluasi Kinerja Pelayanan Kereta Api
2.Penyidik Pegawai Negeri Sipil 3.Analis Data dan Informasi Jaringan
Pengadministrasi Data Sarana dan Prasarana
Penyusun Evaluasi dan Laporan Peningkatan Keselamatan Pemroses Data dan Laporan
SEKSI LALU LINTAS, SARANA DAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN SEKSI PRASARANA PERKERETAAPIAN
Pengelola Ketata Usahaan Pengelola Kepegawaian Pengelola Keuangan / Anggaran
Pengelola Keuangan Penyusunan LAKIP Pengelola Data BMN
Penelaah Kehumasan dan Publikasi Pengelola Urusan Kerumahtanggaan
a. Petugas Keamanan b..Pengemudi Balai
SUBBAGIAN TATA USAHA