• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Medan Desember Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara RENCANA STRATEGIS BTP SUMBAGUT TA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Medan Desember Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara RENCANA STRATEGIS BTP SUMBAGUT TA."

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Rencana Strategis (Renstra) Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara tahun 2020-2024 disusun dengan mencau kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengan (RPJM) Nasional 2020-2024 yang merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun dan melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana Strategis (Renstra) Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara tahun 2020-2024 memuat sasaran, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, target dan indikator sesuai tugas dan fungsi Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara dalam membangun sektor transportasi di Indonesia dalam kurun waktu 2020-2024. Rencana Strategis (Renstra) Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara tahun 2020-2024 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Mentri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019.

Rencana Strategis (Renstra) Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara tahun 2020-2024 ini digunakan sebagai acuan dalam merencanakan perencanaan pembangunan perhubungan dalam lingkup wilahan Sumatera Bagian Utara mencakup Propinsi Nanggore Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, dan Propinsi Riau. Dokumen renstra ini menjadi acuan bagi seluruh jajaran Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara setiap tahunnya sampai dengan tahun 2020.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara tahun 2020-2024. Dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta usaha yang maksimal, saya mengajak kepada semua pihak untuk saling bersinergi dalam menyelenggarakan pembangunan perhubungan guna tercapainya sasaran pembangunan perhubungan yang telah ditetapkan.

Medan Desember 2019

Kepala BalaiTeknikPerkeretaapian Sumatera Bagian Utara

(3)

iii

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 KONDISI UMUM I-1

1.1.1 Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara I-1 1.1.2 Kondisi Perkeretaapian Dalam Lingkup Kerja Balai Perkeretaapian

Sumatera Bagian Utara I-4

1.1.3 Kawasan Strategis Nasional dalam Lingkup Kawasan Balai Teknik

Perkeretaapian Sumatera I-8

1.1.4 Tugas dan Fungsi Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera

Bagian Utara I-10

1.1.5 Posisi dokumen Renstra Balai Teknik Perkeretaapian 2020-2024 I-12 1.1.6 Evaluasi Pencapaian Pembangunan Perkeretaapian Tahun 2015-2019 I-13

1.1.7 Capaian Konektivitas I-15

1.1.8 Capaian Konektivitas dengan Moda Transportasi lain I-19

1.1.9 Capaian Kapasitas Prasarana I-19

1.1.10 Capaian Pelayanan KA I-20

1.1.11 Capaian Keselamatan dan Keamanan I-22

1.1.12 Realisasi Kinerja Keuangan I-24

1.1.13 Evaluasi Kinerja Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara I-24

1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN I-29

1.2.1 Permasalahan I-29

1.2.2 Potensi I-31

BAB 2 VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1 Visi Dan Misi Presiden, Serta Sasaran Pembangunan Nasional II-1

2.1.1 Visi Dan Misi Presiden II-1

(4)

2.2.2 Sasaran Kementerian Perhubungan II-2 2.3 Tujuan dan Sasaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian II-2 2.4 Sasaran Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera

Bagian Utara Tahun 2020-2024 II-3

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi III-1

3.1.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional III-1

3.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Perkeretaapian III-4 3.1.3 Arah Kebijakan dan Strategi Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera

Bagian Utara III-6

3.1.4 Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Sumatera Bagian Utara

Tahun 2020-2024 III-16

3.2 Kerangka Regulasi Balai Perkeretaapian di Wilayah Sumatera

Bagian Utara III-17

3.3 Kerangka Kelembagaan Balai Perkeretaapian Wilayah Sumatera

Bagian Utara III-21

BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja IV-1

4.1.1 Target Kinerja Program (Outcome) IV-1

4.1.2 Target Kinerja (Output) Kegiatan IV-7

4.2 Kerangka Pendanaan Perkeretaapian Sumbagut IV-10

4.2.1 Kebutuhan Pendanaan Penyelenggaraan Perkeretaapian IV-10 4.2.2 Skema Pendanaan Penyelenggaraan Perkeretaapian IV-10 4.2.3 Pendanaan Program/ Kegiatan Strategis 2020-2024 IV-10

4.2.3.1 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan bidang Sarana

Perkeretaapian IV-11

4.2.3.2 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan bidang Lalu Lintas

(5)

v

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

4.2.3.3 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas

Pendukung Kereta Api IV-12

4.2.3.4 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan bidang Keselamatan

Perkeretaapian IV-16

4.2.3.5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya IV-16

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan V-1 5.2 Arahan Pimpinan V-1 5.3 Mekanisme Evaluasi V-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Target Pencapaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2020-2024

2. Peta Pencapaian Pembangunan Jalur Kereta Api Sumbagut Tahun 2020 3. Peta Pencapaian Pembangunan Jalur Kereta Api Sumbagut Tahun 2021 4. Peta Pencapaian Pembangunan Jalur Kereta Api Sumbagut Tahun 2022 5. Peta Pencapaian Pembangunan Jalur Kereta Api Sumbagut Tahun 2023 6. Peta Pencapaian Pembangunan Jalur Kereta Api Sumbagut Tahun 2024 7. Pembagian Kegiatan dan Perkiraan Pendanaan BTP Sumbagut 2020-2024 8. Casecading Sasaran Unit Organisasi BTP Sumbagut

(6)

Gambar 1.1 Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara di era sebelum

Kemerdekaan I-3

Gambar 1.2 Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara setelah

Kemerdekaan I-4

Gambar 1.3 Data Kawasan Strategis dalam Lingkup Kegiatan Penyusunan

Renstra BTP Sumbagut I-9

Gambar 1.4 Kedudukan Renstra BTP Sumbagut dalam Agenda Pembangunan

Nasional I-13

Gambar 1.5 Panjang Jalur KA Terabngun (Km’sp) I-16

Gambar 1.6 Jumlah Stasiun Baru dibangun I-16

Gambar 1.7 Jumlah Stasiun Reaktifasi I-17

Gambar 1.8 Jumlah Penumpang KA I-20

Gambar 1.9 Volume Angkutan Barang I-21

Gambar 1.10 Kinerja Pelayanan KA Penumpang Tahun 2015-2018 I-22 Gambar 1.11 Kinerja Pelayanan KA Penumpang Tahun 2015-2018 I-22 Gambar 1.12 Kejadian Kecelakaan Transportasi KA I-23

Gambar 1.13 Jumlah Gangguan Keamanan I-23

Gambar 1.14 Grafik Realisasi dan Persentasi Keuangan 2015-2019 I-24 Gambar 2.1 Cascading sasaran unit organisasi Balai Teknik Perkeretaapian II-5 Gambar 3.1 Cascading sasaran unit organisasi Balai Teknik Perkeretaapian III-12 Gambar 3.2 Skema Kerangka Regulasi dalam Penyusunan Renstra BTP

Sumbagut III-14

Gambar 4.1 Isu Strategis Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara ... IV-4 Gambar 4.2 Cascading tujuan dan sasaran BTP Sumbagut dari Sasaran program . IV-10

(7)

vii

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lintasan dan Panjang Rel Kereta Api Deli Tahun 1883-1940 I-1 Tabel 1.2 Rencana Program Pembangunan Kereta Api 2011-2030 I-5 Tabel 1.3 Rencana Program Pembangunan Kereta Api Sumatera

Utara 2011-2030 I-7

Tabel 1.4 Rencana Program Pembangunan Kereta Api Riau 2011-2030 I-8 Tabel 1.5 Kawasan Strategis Nasional dalam Lingkup Kawasan Balai

Perkeretapian Sumatera Bagian Utara (Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Sumatera Utara dan Riau) I-8

Tabel 1.6 Tugas dan Fungsi Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara I-10 Tabel 1.7 Pencapaian Aset Transportasi Perkeretaapia Tahun 2015-2019 I-14 Tabel 1.8 Capaian Pembangunan Transportasi Perkeretapian Tahun 2015-2019

di Sumatera Bagian Utara I-15

Tabel 1.9 Capaian Pelayanan dan Keselamatan Transportasi Perkeretaapian Tahun

2015-2019 di Sumatera Bagian Utara I-15

Tabel 1.10 Daftar Nama Stasiun dalam Lingkup Balai Perkeretaapian Sumatera

Bagian Utara I-17

Tabel 1.11 Capaian Kapasitas Prasarana I-19

Tabel 1.12 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-1 Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra

Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 I-25 Tabel 1.13 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-2

Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra

Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 I-25 Tabel 1.14 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-3

Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra

Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 I-25 Tabel 1.15 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-4

Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra

Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 I-26 Tabel 1.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-5

(8)

Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 I-26 Tabel 1.17 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-6 dan ke7

Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra

Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 I-26 Tabel 1.18 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-8

Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra

Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 I-27 Tabel 1.19 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-9

Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra

Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 I-27 Tabel 1.20 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Kepangkatan I-28 Tabel 1.21 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan I-29 Tabel 1.22 Komposisi Pegawai Berdasarkan Lokasi Kerja I-29 Tabel 1.23 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan I-29 Tabel 1.24 Permasalahan dalam Pelakasanaan Rencana Strategis Perkeretaapian di

Sumatera Bagian Utara I-30

Tabel 1.25 Potensi untuk mencapai sasaran dan target kinerja dalam

Renstra 2020-2024 I-31

Tabel 2.1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama II-4 Tabel 3.1 Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi III-4 Tabel 3.2 Muatan Mandat Penugasan Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian

Utara 2020-2024 III-7

Tabel 3.3 Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi Balai Perkeretaapian

Sumatera Bagian Utara Tahun 2020-2024 III-10

Tabel 3.4 Sasaran Program dan Indikator Kinerja Progam Balai Perkeretaapian

Sumatera bagian Utara tahun 2020-2024 III-14

Tabel 3.5 Agenda Penguatan Regulasi 2020-2024 di Dirjen KA III-18 Tabel 3.6 Mandat Regulasi RIPNAS 2030 dalam wilayah Balai Perkeretaapian

Sumatera Bagian Utara III-18

Tabel 3.7 Mandat Regulasi Nasional dalam wilayah Balai Perkeretaapian

(9)

ix

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

Tabel 4.1 Target Kinerja Sasaran Program, Indikator Kinerja Utama dan Target

Kinerja Balai Perkeretaapian Sumbagut TA 2020-2024 IV-1

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

1.1.1 Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara

Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara memiliki sejarah yang cukup panjang seiring dengan perkembangan perkebunan yang pesat di Sumatera di masa kolonial Belanda. Sejarah Kereta Api di Sumatera Utara awalnya diperuntukan guna pengangkutan komoditas seperti, tembakau, karet, dan teh. Ide tersebut muncul dari Mr Cremer seorang manajer Deli Maatschappij (DSM). Pada tahun 1886 mulai dibuka jaringan kereta api untuk penumpang dengan tarif 3,5 sen per kilometer per orang. Umumnya, para penumpang merupakan kuli perkebunan keturunan China dan Jawa. Kemudian, sisanya berasal dari penumpang Eropa.

Pengusaha dan penguasa kolonial telah merencanakan jaringan kereta api Trans Sumatra yang menhubungkan kota-kota di Sumatra, mulai dari Aceh hingga Palembang. Sumatra Timur (Medan) direncanakan sebagai Pusat perkebunan dan Belawan menjadi Pelabuhan Internasional eksport dan import. Hingga pada tahun 1940, pengusaha Kereta Api Deli (DSM) telah membangun jaringan kereta api di Sumatera Timur sepanjang 553.223 Km

Pembangunan jaringan Kereta Api ini dimungkinkan oleh pemberlakuan UU Agraria Tahun 1870 dimana penguasa kolonial Belanda dimungkinkan untuk menyewa tanah dalam waktu relatif lama yang tidak saja diprioritaskan bagi sektor perkebunan. Disamping itu, berkembangnya Belawan sebagai bandar kapal ekspor hasil perkebunan ke Eropa telah pula mendorong laju percepatan pembangunan jaringan Kereta Api yang menghubungkan daerah-daerah perkebunan di Sumatra Timur.

Berikut ini adalah keseluruhan jaringan kereta api yang dibangun oleh pengusaha DSM di Sumatra Timur (dikutip dari Statiesken Zeven en Veertigste Jaarverslag der NV. Deli Spoorweg Matschappij, 1929), yaitu:

Tabel 1.1 Lintasan dan Panjang Rel Kereta Api Deli tahun 1883-1940

Lintas rel Panjang (Km) Peresmian

Medan-Labuhan 16.743 25 Juli 1886 Medan-Binjai 20.888 01 Mei 1887 Lanjutan..

(11)

Lintas rel Panjang (Km) Peresmian Medan-Delitua 11.249 04 Sep 1887 Labuhan-Belawan 6.162 16 Feb 1888 Medan-Serdang 20.122 01 Jul 1889 Serdang-Parbaungan 17.668 07 Feb 1890 Binjai-Selesai 10.576 19 Des 1890 Kp Baru-Arnhemia 14.872 01 Okt 1907 Pakam-Bangun Purba 27.936 10 Apr 1904 Selesai-Kuala 9.943 5 Nov 1902 Bamban-Perbaungan 30.350 11 Apr 1902 Bamban-Rantau Laban 10.680 02 Mar 1903 Stabat-Rantau Laban 22.428 20 Juni 1903 Stabat-Binjai 24.036 01 Aug 1904 Tanjung Pura-Brandan 19.505 15 Des 1904 Delitua-P. Batu 3.035 01 Des 1915 Brandan-Besitang 14.990 29 Des 1919 Besitang-P. Susu 9.510 01 Des 1921 Tebing-Siantar 48.464 05 Mei 1916 Rt. Laban-Tj. Balai 95.602 06 Aug 1915 Tj. Balai-Tlk. Nibung 4.592 01 Feb 1918 Kisaran-Membang Muda 57.111 19 Aug 1937 Membang Muda-Milano 44.199 19 Aug 1937 Milano-Rt. Prapat 12.562 19 Aug 1937

Total Panjang Rel 553.223

Apabila memperhatikan pembangunan jaringan Kereta Api di Sumatra itu, sebenarnya Medan telah direncanakan menjadi kota berstandar internasional dan Sumatra Utara dibentuk sebagai kawasan (pusat) perkebunan di Indonesia.

Upaya untuk menuntaskan jalur Kereta Api Trans Sumatra itu tidak tercapai seiring dengan meningkatnya ketegangan Indonesia dan Belanda pasca tahun 1940. Ironisnya, tidak saja pembangunan jaringan Kereta Api yang terbengkalai, tetapi juga nasib perkebunan mengalami goncangan khususnya setelah takluknya Belanda kepada Jepang yang ditandai oleh turunya sekitar 60.000 pasukan Jepang di Batavia pada tanggal 1 Maret 1942. Sayangnya pula, pemerintah kolonial yang baru itu tidak melanjutkan rencana yang ditetapkan oleh pemerintah kolonial terdahulu. Akibatnya, rencana pembangunan jaringan Kereta Api Trans Sumatra itu hingga kini tidak pernah tercapai. Sejarah perkembangan pembangunan jalur kereta api sebelum kemerdekaan dapat dilihat pada gambar 1.1.

(12)

Gambar 1.1 Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara di era sebelum Kemerdekaan Sumber: data diolah

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan

kereta api yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api”(AMKA) mengambil alih

kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Pasca Indonesia merdeka dan memasuki awal

tahun 1950-an, kabinet pemerintahan Indonesia dibawah kendali Bung Karno melakukan

nasionalisasi aset pemerintah kolonial Belanda menjadi milik pemerintah Indonesia. Inilah yang

melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai hari kereta api di Indonesia, serta

dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). Pada tahun 1971 menjadi PJKA

(Perusahaan Jawatan Kereta Api), di tahun 1991 menjadi PERUMKA (Perusahaan Umum Kereta

Api), kemudian pada tahun 1998 berganti menjadi PT. Kereta Api (Persero) dan terakhir pada

tahun 2010 sampai dengan sekarang ini berganti menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero). PT.

(13)

KAI ini merangkul seluruh perusahaan kereta api yang ada di Indonesia termasuk salah satunya

adalah PT.KA Sumatera Utara.

Gambar 1.2 Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara setelah Kemerdekaan Sumber: data diolah

1.1.2 Kondisi Perkeretaapian Dalam Lingkup Kerja Balai Perkeretapian Sumatera Bagian Utara

Perkertaapian Sumatera Bagian Utara terdiri dari tiga provinsi yaitu: Nanggroe Aceh

Darussalam (NAD), Sumatera Utara dan Riau. Kondisi eksisting regulasi perkeretaapian di

Sumbagut yang dikumpulkan bersumber dari

(14)

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun anggaran yang sedang

berjalan,

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) tahun anggaran yang sedang

berjalan,

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW)

4. Data Badan Pusat Statistik (BPS).

5. Dan Kegiatan survei dilakukan melalui kunjungan langsung dan data online.

Dari pengumpulan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pembangunan Sarana dan Prasarana perkeretapian mengalami perkembangan pesat

dalam lima tahun terakhir di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Sedangkan untuk provinsi

Riau, masih belum ada perkembangan pembangunan fisik.

Dalam rencana pembangunan Daerah, di Sumatera Utara dan Aceh, dapat dilihat

kesesuain arah pembangunan dari Nasional dengan pembangunan di Daerah. Walaupun

dari segi target pelaksanaan, masih cenderung belum tercapai.

Hasil membandingkan RPJMD/RPJPD dan RTRW daerah dengan Rencana Program

Pembangunan Kereta Api 2011-2030 dalam Revieu Renstra Kementrian Perhubungan. Hasil

perbandingan tersebut diuraikan dalam setiap provinsi dalam wilayah BTP Sumatera Bagian

Utara, sebagai berikut:

1.1.2.1 Provinsi NAD

Gambaran pengembangan perkereataapian di NAD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2 : Rencana Program Pembangunan Kereta Api 2011-2030

Sumber: Review Renstra Kementrian Perhubungan

Lhokseumawe (NAD)

Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Menuju Pelabuhan (menghubungkan wilayah sumberdaya alam dan kawasan produksi dengan pelabuhan)

5.

Banda Aceh

Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Perkotaan 3.

Lhokseumawe - Langsa - Besitang Sigli - Bireun - Lhokseumawe Banda Aceh - Sigli

Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Antarkota 1. Tahap III 2020-2024 Tahap II 2015-2019 Tahap I 2021-2014 Program No.

(15)

Dari tabel diatas dapat dilihat kondisi realisasi pengembangan sebagai berikut:

a. Dari Rencana Program Pengembangan jaringan dan Layanan Kereta Api Antar Kota.

Ditemukan pembangunan yang masih sesuai dengan perencanaan untuk jalur

Lhoksumawe, Langsa Besitang.

b. Sementara jaringan dan layanan Kereta Api Banda Aceh Sigli belum dimulai

pembangunan. Masih dalam tahap pengadaan lahan

c. Untuk jaringan Sigli-Bireun-Lhoksumawe masih merupakan kereta api jalur perintis di

Lhoksumawe -Greungkeke;

d. Pengembaganan jaringan dan layanan Kereta Api Perkotaan di Banda Aceh belum ada

arah pengembangan yang dilakukan oleh pihak Balai karena bukan wewenang pihak Balai,

namun wewenang Kementrian Perhubungan Direktorat Kereta Api.

1.1.2.2 Provinsi Sumatera Utara

Pengembangan Jalur Kereta Api di Sumatera Utara mengalami perkembangan pesat

dalam lima tahun terakhir. Walaupun demikian, masih terdapat ketidak sesuaian antara

perencanaan program dan realisasi yang dicapai.

Gambaran pengembangan perkereataapian di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 2.2

dibawah ini:

(16)

Tabel 1.3 : Rencana Program Pembangunan Kereta Api Sumatera Utara 2011-2030

No. Program

1. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Antarkota Binjai - Besitang

Rantau Prapat - Duri - Dumai

Sei mangkei - Bandar Tinggi - Kuala Tanjung Pematang Siantar - DanauToba

2. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Regional Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo) 3. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Perkotaan

Medan

4. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kreta Api Bandara (Kota Menuju Bandara)

Kualanamu (Medan)

5. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Menuju Pelabuhan (menghubungkan wilayah sumberdaya alam dan kawasan produksi dengan pelabuhan)

Kuala Tanjung (Sumatera Utara)

6. Peningkatan Kapasitas Jaringan KA Melalui Pembangunan Elektrifikasi Jalur KA

Medan - Araskabu - Kualanamu

7. Reaktivitasi dan Peningkatan (Revitalisasi) Jalur KA Binjai - P.Brandan - Besitang

Belawan - Gabion

8. Pengembangan Layanan Kereta Api Perintis di pulau Sumatera - Jawa Belawan - Gabion

9. Pengembangan Layanan Kereta Api Perintis di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua

10. Pengembangan kawasan stasiun menjadi kawasan berbasi TOD 11. Penyelenggaraan Subsidi Angkutan Umum Dalam Bentuk Layanan KA

Perintis dan Publik Service Obligation (PSO) 12. Pengadaan Sarana Perkretaapian

13. Pengembangan sistem penyimpanan (termasuk pergudangan) material serta peralatan pengujian dan perawatan prasarana perkretaapian di pulau Jawa dan Sumatera

Tahap I 2021-2014 Tahap II 2015-2019 Tahap III 2020-2024

Sumber: Review Renstra kementrian Perhubungan

Pada tabel diatas, beberapa capain yang belum diperoleh untuk jangka waktu 2014-2019

adalah:

1. Rantau Prapat-Duri Dumai

Pelaksanaanya masih sampai Kota Pinang di Tahun 2019.

2. Sei Mangke-Bandar Tinggi- Kuala Tanjung

Jalur Kereta Api dan Stasiun sudah selesai, namun belum dioperasikan. Ditargetkan

mulai beroperasi Desember 2019.

(17)

1.1.2.3 Provinsi Riau

Pengembangan Jalur Kereta Api di Provinsi Riau belum terlihat ada pembangungan yang berarti. Pengembangan jalur Kereta Api di Riau masih pada tahap pembebasan lahan di Dumai. Gambaran pengembangan perkereataapian di Riau dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini:

Tabel 1.4 : Rencana Program Pembangunan Kereta Api Riau 2011-2030

No. Program Tahap I2021-2014 Tahap II2015-2019 Tahap III2020-2024

1. Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api Antarkota Rantau Prapat - Duri - Dumai

Duri - PekanBaru Pekanbaru -Muaro Pekanbaru -Rengat

Sumber: Reviu Renstra kementrian Perhubungan

Pada tabel Diatas daat dilihat bahwa prioritas pengembangan kereta api di Provinsi Riau direncanakandimulai pada periodesasi 2020-2024.

1.1.3 Kawasan Strategis Nasional dalam Lingkup Kawasan Balai Perkeretapian Sumatera

Daerah lingkup kegiatan Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara merupakan kawasan

stategis yang memiliki hubungan sosial budaya sejarah politik yang cukup erat. Dalam kajian studi

kebijakan nasional yang telah dilakukan terdapat kawasan-kawasan strategis yang

menghubungkan ke tiga provinsi ini. Data tersebut dirangkum dalam Peta Data Kawasan strategis

dalam lingkup Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara

(18)

Bagian Utara (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Riau)

No. Kawasan Strategis di Provinsi Aceh, Sumutdan Riau Sumber regulasi

1 Kawasan Strategis Nasional TWA Sabang

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 2 Kawasan Industri/ Kawasan Ekonomi Khusus

Arun Lhoksumawe

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2017 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe

3 Kawasan Strategis Nasional Mebidangro PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan (Perpres 62/2011) 4 Kawasan Industri Kuala Tanjung

5 Kawasan Industri/ Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke

NOMOR 29 TAHUN 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

6 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba Dan Sekitarnya

Sumber: data diolah

Gambar 1.3 Data Kawasan Strategis dalam Lingkup Kegiatan

Penyusunan Renstra BTP Sumbagut

(19)

1.1.4 Tugas dan Fungsi Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara

Balai Teknik Perkeretaapian yang berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia PM No.63 Tahun 2014 mempunyai tugas melaksanakan peningkatan dan pengawasan prasarana serta pengawasan penyelenggaraan sarana lalu lintas, angkutan, dan keselamatan perkeretaapian. Tugas dan Fungsi Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara dirangkum dalam matrik tabel 1.6 sebagaiberikut:

Tabel 1.6 Tugas dan Fungsi Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara

TUGAS FUNGSI Melaksanakan peningkatan dan pengawasan prasarana serta pengawasan penyelenggaraan sarana, lalu lintas angkutan dan

keselamatan perkeretapian

Peningkatan Prasarana 1. Pelaksanaan Peningkatanan PrasaranaPerekeretapian Pengawasan Prasarana 2. Pelaksanaan pengawasanpenyelenggaraan perkeretapian Pengawasan

penyelenggaraan sarana

3. Pelaksanaan pengawasan

penyelenggaraan sarana lalu lintas dan angkatan kereta api.

Pengawasan

penyelenggaraan lalu lintas angkutan

4. Pelaksanaan pengawasan

keselamatan lalu lintas danangkutan kereta api.

Pengawasan keselamatan

perkeretaapian 5. Pelaksanaan pemantauan kelaikanprasarana dan sarana perkeretapian 6. Pelaksanaan pencegahan dan

penindakan pelanggaran perundang-undangan di bidang perkeretapian 7. Pelaksanaan analisis dan penanganan

kecelakaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 8. Pengelolaan urusan tata usaha, rumah

tangga kepegawaian, keuangan hukum dan hubungan masyarakat.

Peraturan Mentri Perhubungan nomor 63 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik Perkeretaapian mengatur bahwa Balai Teknik Perkeretapian Wilayah Sumatera Bagian Utara merupakan Balai Teknik Kelasi II di Medan. Organisasi Balai Teknik kelas II terdiri atas:

1. Subbagian Tata Usaha

2. Seksi Prasarana Perkeretapian

3. Seksi Lalu Lintas, Sarana dan Keselamatan Perkereapian 4. Kelompok Jabatan Fungsional

(20)

A. Seksi Prasarana Perkeretapian

Tugas pokok dan fungsi pengawasan dan peningkatan di bidang Prasarana meliputi: a. Mengkoordisakian bahan pelaksanaan pembangunan prasarana perkereapian.

b. Mengkoordinasikan bahan pelaksanaan pemeriksaan kelaikan prasarana perkeretapian c. Mengkoordinasikan bahan pengawasan prasarana perkeretapian

d. Mengkoordinasikan bahan pengelolaan logisitik material dan peralatan kerja

e. Mengkoordinasikan bahan pengawasan pelaksanaan pembangunan prasarana perkereapian f. Mengkoordinasikan bahan rehabilitasi dan perbaikan sarana perkereapian

g. Mengkoordinasikan bahan pengawasan pelaksanaan IMO dan TAC

h. Mengkoordinasikan bahan pengawasan sertifikasi kelaikan prasarana perkeretapian i. Mengkoordinasikan bahan pengawasan pemanfaatan aset p’rasarana perkeretapian.

B. Seksi lalu Lintas, Sarana, dan Keselamatan Perkereapian

Tugas pokok dan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan lalu lintas, sarana dan keselamatan perkeretaapian meliputi:

a. Menyelia penyusunan bahan pengawasan kelaikan sarana

b. Menyelia penyusunan bahan pengawasan sertifikasi kelaikan sarana perkereapian c. Menyelia penyusunan bahan pengawasan penataan jaringan jalur kereta api

d. Menyelia penyusunan bahan pengawasan jaringan jalur KA yang beroperasi dan tidak beroperasi.

e. Menyelia penyusuan bahan pengawasan pengoperasian sarana f. Menyelia penyusunan bahan pengawasan pengembangan usaha g. Menyelia penyusunan bahan pengawasan PSO dan angkutan perintis

h. Menyelia penyusunan bahan kegiatan analisis dan penelaahan permasalahan-permaslahan hukum serta dasar legalitas kebijakan pembangunan perkeretapian

i. Menyelia penyusunan bahan pengawasan melaksanakan analisis dan penanganan kecelakaan j. Menyelia penyusunan bahan pengawasan pelaksanaan kegiatan peningkatan keselamatan

perkeretaapian

k. Menyelia penyusunan bahan pengawasan pelaksanaan identifikasi daerah rawan kecelakaan dan bencana alam

l. Menyelia oenyuusunan bahan pengawasan pelaksanaan identifikasi derah rawan kecelakaan dan bencana alam

(21)

C. Sub Bidang Ketatausahaan, Kepegawaian, Kerumahtanggan dan Kehumasan

a. Menyiapkan bahan pengelolaan urusan administrasi surat menyurat b. Menyiapkan bahan pengelolaan urusan rumah tangga dan umum c. Menyiapkan bahan pengelolaan kepegawaian

d. Menyiapkan bahan pengelalaan keuangan

e. Menyiapkan bahan pengelolaan hukum dan hubungan masyarakat f. Menyiapkan bahan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran g. Menyiapkan bahan pengelolaan data dan informasi

1.1.5 Posisi Dokumen Renstra Balai Teknik Perkeretaapian 2020-2024

Rencana Strategis (Renstra) merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 430 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementrian Perhubungan tahun 2015-2019. Pedoman dalam Penyusunan Renstra Kementerian Perhubungan, adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ditetapkan dengan Peraturan Presiden. Dari Renstra Ditjen Perkeretaapian dilanjutkan dengan Rancangan Renstra BTPSBU selanjutnya menjadi Renstra BTPSBU.

Rancangan Renstra BTPSBU ditetapkan menjadi Renstra BTPSBU dengan Peraturan Pimpinan BTPSBU (Kepala Balai), dan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Maksud Renstra Balai Teknik Perkeretaapian 2020-2024 adanya Dokumen Rencana Strategis sebagai acuan kinerja yang tersusun dalam program dan rencana anggaran. Tujuannya untuk :

1. Melaksanakan Fungsi dan tugas Balai Teknik Perkeretapian Wilayah Sumatera Bagian Utara

sebagai pelaksana pembangunan dan pengembang bidang transportasi perkeretapian Sumbagut yang terarah dan bekesinambungan terkait Rencana Induk Penyelenggaraan Perkeretapian Nasional dan Daerah

2. Inventarisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah terkait Rencana Induk

Penyelenggaraan Perkeretapian Nasional dan Daerah

3. Merumuskan arah kebijakan dan langkah-langkah strategis dalam rangka pengembangan

transportasi perkeretapian

4. Menyusun rencana kebutuhan prasarana dan sarana perkeretapian

Keluaran dari Renstra adalah Studi/Kajian/Norma/Pedoman/kriteria/Prosedur sebagai Rencana Strategis bidang Transportasi dan Pembangunan KA di lingkungan Balai Teknik Perkeretapian Wilayah Sumatera Bagian Utara tahun anggaran 2020-2024.

(22)

Gambar 1. 4 Kedudukan Resntra BTP Sumbagut dalam Agenda Pembangunan Nasional

1.1.6 Evaluasi Pencapaian Pembangunan Perkeretaapian Tahun 2015-2019

Periode pembangunan 2015-2019 merupakan periode pembangunan jangka menengah tahap III dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) 2005-2025 sekaligus merupakan periode tahap II dalam pembangunan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2010-2030 (RIPNAS).

Pencapaian bidang perkeretaapian adalah terdiri dari pencapaian pada Konektivitas, peningkatan pelayanan dan keselamatan pada jangka waktu 2015-2019. Target pembangunan jalur kereta api sesuai RPJMN adalah sepanjang 3.258 Km’sp merupakan target pembangunan nasional, dimana pembangunan jalur kereta api termauk dalam sasaran pokok RPJMN 2015-2019. Dalam Review renstra Bidang Perkerataapian 2015- 2019 target pembangunan disesuaikan menjadi 1.349,7 Km’sp.

Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara dalam tahun anggaran 2015-2019 telah melakukan berbagai perubahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kedudukannya. Dari data aset, perkembangan capaian aset tranportasi perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara pada tahun 2015-2019 diuraikan dalam tabel 1.6 dibawah ini:

(23)

Tabel 1.7 Pencapaian Aset Transportasi Perkeretaapian Tahun 2015-2019

No kode Kegiatan Satuan Pencapaian Per Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

131111

TANAH M2 1.212.330 1.306.102 2.516.926 2.544.068 2.753.584

2.01.01.02.003 Tanah Bangunan Gudang

M2 9.708 9.708 9.708 9.708 36.387

2.01.01.02.004 Tanah Bangunan Stasiun

Kereta Api M2 5.235 5.235 5.235 5.235 5.235

2.01.01.04.001 Tanah Bangunan Kantor

Pemerintah M2 5.185 5.185 7.701 7.724 7.724

2.01.01.04.025 Tanah Bangunan Perawatan

Kereta Api (Depo) M2 1.469 1.469 1.469 1.469 1.469

2.01.03.07.007 Tanah Untuk Jalan Kereta

Api/Lori M2 1.190.733 1.284.505 2.492.813 2.519.932 2.702.769

132111 PERALATAN DAN MESIN

Unit 314 444 608 608 608

133111 GEDUNG DAN BANGUNAN

Unit 176 177 185 186 110

4.01.01.01.001 Bangunan Gedung Kantor

Permanen Unit 2 2 5 5 9

4.01.01.02.001 Bangunan Gudang Tertutup

Permanen Unit 1 1 2 2 1

4.01.01.02.004 Bangunan Gudang Terbuka

Permanen Unit 1 1 2 2 1

4.01.01.03.001 Bangunan Bengkel/Hanggar

Permanen Unit 1 1 1 1 1

/ Bangunan Depo Kereta Api

Unit 1 1 1 1 1

4.01.01.02.999 Bangunan Gudang Lainnya

Unit 0 0 1 1 1

134111

JALAN DAN JEMBATAN

M2 0 358,168 358,177 674,746 681,826 134113 JARINGAN

Unit - 20 20 20 20

Sumber : Data Aset Balai Perkeretaapian Sumbagut

Perkembangan capaian pembangunan tranportasi perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara pada tahun 2015-2019 diuraikan dalam tabel dibawah ini:

(24)

di Sumatera Bagian Utara

No Kegiatan Satuan Pencapaian per tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1

Peningkatan/ Rehabilitasi Jalan KA

Km’sp

15,2 105,5

Pembangunan Jalur KA Baru (Termasuk Jalur Ganda dan

Reaktivasi ) 111,6 9,6 113,4 16,7 10,8

2 Peningkatan jumlah Stasiun Unit 0 0 1 12 14

3 Rute Kereta api Perintis Trayek 0 1 0 0 0

4 Jumlah Jembatan unit 33 32 15 1 13

5 Jumlah Wessel unit 0 0 0 0 1

6 Jumlah sistem persinyalan dan telekomunikasi

unit

0 4 8 11 17

Sumber : Data diolah

Perkembangan capaian bidang pelayanan dan keselamatan tranportasi perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara pada tahun 2015-2019 diuraikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1.9 Capaian Pelayanan dan Keselamatan Transportasi Perkeretapian Tahun 2015-2019 di Sumatera Bagian Utara

No Kegiatan Pencapaian per tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Angkutan Perintis 1 1 1 1 1

2 Ontime Perfomance

kedatangan Penumpang 99 96,7 97 97,76 BelumAda 3 Ontime perfomance

kedatangan Angkutan Barang 79 87 74 96,26 Belumada 4 Kejadian Kecelakaan transport

KA n/a n/a n/a 53 61

5 Menurunnya jumlah pengamanan.penanganang perlintasan sebidang

n/a n/a n/a 372 Belum

ada 6 Jumlah gangguan keamanan

pada pelayanan jasa KA n/a n/a n/a 95 70

Sumber : Data diolah

Mengacu pada pembagian pencapaian pembangunan perkeretaapian yang direnanakan dalam Review Rencana Strategis Bidang Perkeretaapian tahun 2015-2019, pembangunan kereta api terdiri dari Pencapaian pada konektifitas, kapasitas peningkatan pelayanan dan keselamatan.

(25)

1.1.7 Capaian Konektivitas

Pembangunan Prasarana kereta api dalam bidang pencapaian konektifitas ditunjukkan dengan panjang Kereta api yang terbangun, jumlah stasiun dan moda share.

Total panjang jalur Kereta api terbangun di Sumatera Bagian Utara adalah 530, 603 Km’sp pada tahun 2019. Jumlah tersebut meningkat sepanjang 1.065,506 Km’sp dari panjang jalur kereta api tahun 2015 sebesar 3,57.903 Km’sp. Peningkatan capaian penjang jalur Kereta Api yang terbangun dapat dilihat dalam grafik 3.1 dibawah ini:

Gambar 1.5 Panjang jalur KA Terbangun (Km’sp)

Sumber : Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara

Pembangunan Stasiun Baru, sesuai dengan peningkatan panjang jalur Kereta api terbangun di Sumatera Bagian Utara. Peningkatan capaian Stasiun Kereta Api yang terbangun dapat dilihat dalam grafik 3.2 dibawah ini:

Gambar 1.6 Jumlah Stasiun Baru Dibangun

Sumber : Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara

STASIUN BARU DIBANGUN

9

1

0 0 0

(26)

I-17

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

Gambar 1.7 Jumlah Stasiun Reaktifasi Sumber : Divre I Sumatera Utara

Total Jumlah Stasiun KA di wilayah Sumbagut adalah 70 Stasiun. Berikut daftar nama Stasiun dalam lingkup Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara.

Tabel 1.10 Daftar Nama Stasiun dalam lingkup Balai Perkertetaapian Sumatera Bagian utara

No Provinsi Nama Stasiun Status Bangunan Keterangan

1

Provinsi Aceh

Stasiun Bireuen Tidak Beroperasi SPBU PLN 2 Stasiun Matang Glumpang Dua Tidak Beroperasi Jalur Reaktivasi 3 Stasiun Kutablang Tidak Beroperasi Proses PerpanjanganJalur 4 Stasiun Geurugok Tidak Beroperasi Proses PerpanjanganJalur 5 Stasiun Krueng Mane Beroperasi Beroperasi

6 Stasiun Bungkaih Beroperasi Beroperasi

7 Stasiun Krueng Geukueh Beroperasi Beroperasi 8 Stasiun Paloh Tidak Beroperasi Akses Jalan Warga 9 Stasiun Lhokseumawe Tidak Beroperasi Akses Jalan Warga 10

Provinsi Sumatera Utara

Stasiun Sei Liput Tidak Beroperasi Relokasi Jalur KA 11 Stasiun Karang Jadi Tidak Beroperasi Jalur Reaktivasi 12 Stasiun Halaban Tidak Beroperasi Jalur Reaktivasi 13 Stasiun Sirah Tidak Beroperasi Jalur Reaktivasi 14 Stasiun Besitang Tidak Beroperasi Tindak Lanjut Pengujian 15 Stasiun Pangkalan Brandan Tidak Beroperasi Tindak Lanjut Pengujian 16 Stasiun Gebang Tidak Beroperasi Tindak Lanjut Pengujian 17 Stasiun Tanjung Pura Tidak Beroperasi Tindak Lanjut Pengujian 18 Stasiun Tanjung Selamat Tidak Beroperasi Tindak Lanjut Pengujian 19 Stasiun Stabat Tidak Beroperasi Tindak Lanjut Pengujian

STASIUN REAKTIFASI

14 10 3 3 Belum ada T A H U N 2 0 1 5 T A H U N 2 0 1 6 T A H U N 2 0 1 7 T A H U N 2 0 1 8 T A H U N 2 0 1 9

(27)

No

Provinsi

Nama Stasiun

Status Bangunan

Keterangan

Provinsi Sumatera Utara

20 Stasiun Kuala Bingei Tidak Beroperasi Tindak LanjutPengujiuan

21 Stasiun Binjai Beroperasi Beroperasi

22 Stasiun Medan Beroperasi Beroperasi

23 Stasiun Pelabuhan Belawan Beroperasi Beroperasi

24 Stasiun Belawan Beroperasi Beroperasi

25 Stasiun Gabion Belawan Beroperasi Beroperasi

26 Stasiun Labuhan Beroperasi Beroperasi

27 Stasiun Titipapan Beroperasi Beroperasi

28 Stasiun Pulo Brayan Beroperasi Beroperasi

29 Stasiun Bandar Khalifah Beroperasi Beroperasi

30 Stasiun Batang Kuis Beroperasi Beroperasi

31 Stasiun Araskabu Beroperasi Beroperasi

32 Stasiun Kualanamu Beroperasi Beroperasi

33 Stasiun Lubuk Pakam Beroperasi Beroperasi

34 Stasiun Lidah Tanah Beroperasi Beroperasi

35 Stasiun Perbaungan Beroperasi Beroperasi

36 Stasiun Teluk Mengkudu Beroperasi Beroperasi

37 Stasiun Rampah Beroperasi Beroperasi

38 Stasiun Bamban Beroperasi Beroperasi

39 Stasiun Rambutan Beroperasi Beroperasi

40 Stasiun Tebing Tinggi Beroperasi Beroperasi

41 Stasiun Laut Tador Beroperasi Beroperasi

42 Stasiun Baja Lingge Beroperasi Beroperasi

43 Stasiun Dolok Melangir Beroperasi Beroperasi

44 Stasiun Siantar Beroperasi Beroperasi

45 Stasiun Bandar Tinggi Beroperasi Beroperasi

46 Stasiun Kuala Tanjung Beroperasi Beroperasi

47 Stasiun Bandar Tinggi Beroperasi Beroperasi

48 Stasiun Bahlias Beroperasi Beroperasi

49 Stasiun Perlanaan Beroperasi Beroperasi

50 Stasiun Gunung Bayu Beroperasi Beroperasi

51 Stasiun Sei Mangkei Beroperasi Beroperasi

52 Stasiun Lima Puluh Beroperasi Beroperasi

53 Stasiun Dusun Beroperasi Beroperasi

54 Stasiun Sei Bejangkar Beroperasi Beroperasi

55 Stasiun Bunut Beroperasi Beroperasi

56 Stasiun Tanjung Balai Beroperasi Beroperasi

57 Stasiun Kisaran Beroperasi Beroperasi

(28)

No

Provinsi

Nama Stasiun

Status Bangunan

Keterangan

59

Provinsi Sumatera Utara

Stasiun Henglo Beroperasi Beroperasi

60 Stasiun Teluk Dalam Beroperasi Beroperasi

61 Stasiun Pulo Raja Beroperasi Beroperasi

62 Stasiun Aek Loba Beroperasi Beroperasi

63 Stasiun Mambang Muda Beroperasi Beroperasi

64 Stasiun Situngir Beroperasi Beroperasi

65 Stasiun Pamingke Beroperasi Beroperasi

66 Stasiun Padang Halaban Beroperasi Beroperasi

67 Stasiun Merbau Beroperasi Beroperasi

68 Stasiun Rantau Perapat Beroperasi Beroperasi

69 Stasiun Aek Nabara Tidak Beroperasi Switch Over

70 Stasiun Urung Kompas Tidak Beroperasi Switch Over

71 Stasiun Pondok S2 Tidak Beroperasi Switch Over

72 Stasiun Pondok S6 Tidak Beroperasi Switch Over

Sumber : BTP Sumbagut

1.1.8 Capaian konektivitas dengan Moda transpotasi lain

Moda transportasi mengalami peningkatan dengan terhubungnya Kereta api dengan Bandara Internasional Kuala Namo di Kota Medan dan Pelabuhan Kuala Tanjung di kabupaten Batu Bara. Peningkatan moda share tersebut ditunjukkan peningkatan capaian layanan Kereta Api.

1.1.9 Capaian Kapasitas Prasarana

Peningkatan pembangunan kapasitas Prasarana Transportasi KA dalam tahun 2015 sampai 2017 belum memiliki pendataan. Jumlah dan jenis prasrana Jembatan tersedia sebanyak 304 unit terdiri dari jenis jembatan baja, Beton, dan Box Culvert. Data jumlah wesel tahun 2018 sebanyak 239 dan tidak ada peningkatan jumlah di tahun 2019.

Tabel 1.11 Capaian Kapasitas Prasarana

Jenis Prasarana satuan Tahun tersedia

2015 2016 2017 2018 2019

a. Jembatan unit N/A N/A N/A 304 304

- Jembatan Baja unit N/A N/A N/A 40 40

- Jembatan Beton unit N/A N/A N/A 25 25

- Jembatan Box Culvert unit N/A N/A N/A 239 239

b. wesel unit N/A N/A N/A 329 329

c. Sistem Persinyalan dan

Telekomunikasi unit N/A N/A N/A N/A 69

Jumlah Penumpang KA

PSO unit N/A N/A N/A N/A 3073

(29)

1.1.10 Capaian Pelayanan KA

Pelayanan kereta api diukur berdasarkan peningkatan jumlah penumpang dan angkutan barang dan ketepatan waktu layanan (ontime perfomance).

1. Jumlah Penumpang

Jumlah penumpang Kereta api mengalami peningkatan setiap tahunnya. Terutama pelayanan kereta api di Provinsi Sumatera Utara. Pelayanan kereta api di Riau belum ada, dan pelayanan kereta api di Aceh masih tahap pembangunan dan kereta api perintis di Lhoksumawe.

Pada tahun 2015 jumlah penumpang sebanyak 3.039.108 penumpang, tahun 2016 sebanyak 6.321.219 penumpang, tahun 2017 sebanyak 6.522.456 penumpang, tahun 2018 sebanyak 7.917.659 penumpang, tahun 2019 sebanyak 8.022.425 penumpang. Rata-rata peningkatan penumpang bervariasi. Diperkirakan dengan beroperasinya layanan kereta api di stasiun yang baru terbangun, jumlah penumpang akan meningkat signifikan. Peningkatan jumlah penumpang dapat dilihat pada gambar berikut:

Prov NAD Persentase NAD SUMUT Persentase SUMUT RIAU

Tahun 2015 - 3.039.108 0

Tahun 2016 n/a 6.321.219 108,00% 0

Tahun 2017 55.139 6.467.317 2,31% 0

Tahun 2018 39.453 -28,45% 7.878.206 21,82% 0

Tahun 2019 40.566 2,82% 7.981.859 1,32% 0

Gambar 1.8 Jumlah Penumpang KA

1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 9,000,000 2015 2016 2017 2018 2019

JUMLAH PENUMPANG KA (ORG)

(30)

Jumlah Angkutan Barang melalui Kereta api mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2015 jumlah penumpang sebanyak 591.509 Ton, tahun 2016 sebanyak 650.924 Ton, tahun 2017 sebanyak 777.143 Ton, tahun 2018 sebanyak 835.652 Ton.

Rata-rata peningkatan angkutan barang bervariasi.tahun 2016 naik 10,04% dibandingkan tahun 2015. Tahun 2017 persetasi peningkatan sebesar 19,34% dan tahun 2018 persentasi peningkatan hanya 7,53%. Rata-rata peningkata setiap tahun adalah :

Jenis komoditi yang diangkut adalah : Minyak SawIt, Lateks, BBM, BHP (barang Penumpang).

Gambar 1.9 Volume Angkutan Barang 2015-2018 Sumber : Divre I Sumatera Utara

3. Ontime performance layanan Kereta api Penumpang.

Ketepatan waktu layanan kerta api Penumpang (Ontime Perfrmance) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2015 jumlah penumpang sebanyak 591.509 Ton, tahun 2016 sebanyak 650.924 Ton, tahun 2017 sebanyak 777.143 Ton, tahun 2018 sebanyak 835.652 Ton.

(31)

Gambar 1.10 Kinerja Pelayanan KA Penumpang Tahun2015-2018 Sumber : Divre I Sumatera Utara

Gambar 1.11 Kinerja Pelayanan KA Barang Tahun 2015-2018 Sumber : Divre I Sumatera Utara

1.1.11Capaian Keselamatan dan Keamanan

Capaian keselamatan dan Keamanan diukur dari jumlah kejadiaan kecelakaan dan gangguan keamanan. Jumlah kejadian kecelakaan Kereta api diperoleh data dua tehun terakhir dan mengalami

(32)

61 kecelakaan.

Gambar 1.12 Kejadian Kecelakaan Transportasi KA

Sumber : Divre I Sumatera Utara

Jumlah gangguan keamanan transportasi Kereta api diperoleh data dua tehun terakhir dan mengalami penurunan. Pada tahun 2018 terdapat 95 kejadian gangguan dan pada tahun 2019 terdapat 70 gangguan keamanan.

Gambar 1.13 Jumlah Gangguan Kemananan

(33)

1.1.12 Realisasi Kinerja Keuangan

Gambar 1.14 Grafik Realisasi dan Persentasi Keuangan 2015-2019 Sumber : Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara

(34)

1.1.13 Evaluasi Kinerja Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara

Balai Perkerataapian Sumatera Bagian Utara belum memiliki Rencana Strategis yang terukur dengan indikator outcome. Dalam Renstra ini, pengukuran Evaluasi Kinerja Balai Perkerataapian Sumatera Bagian Utara menggunakan Indikator Kinerja Utama Revieu Renstra Kementrian Perhubungan Direkotorat Jendral Perkerataapian tahun 2015-2019.

Tabel 1.12 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-1 Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai dengan Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 Sasaran 1 : Terwujudnya KONEKTIVITAS Jaringan KA Sumbagut

IK

Indikator Kinerja Utama Satuan Tahun

2015

Tahun

2016

Tahun

2017

Tahun

2018

Tahun

2019

IK 1 Rasio Konektifvias Jaringan

KA Sumbagut

bertambahnya Stasiun/

Balai Yasa unit 62 62 63 63 72

terbangunnya jalur KA km'sp 357,903 362,703 362,703 368,697 530,603 Sumber: data diolah dari Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019, Divre I PT.KAI

Tabel 1.13 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-2 Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai dengan Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019

Sasaran 2 : Terwujudnya pelayanan Transportasi Kereta Api yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai tambah

IK

Indikator Kinerja Utama

Satuan

Tahun 2015

Tahun

2016

Tahun

2017

Tahun

2018

Tahun

2019

1 Modal Share AngkutanPenumpang penumpang 3039108 6321219 6522455 7917658 8022424 2 Modal Share AngkutanBarang Ton 612.300 655.606 788.984 835.655 1.315.835 Sumber: data diolah dari Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019, Divre I PT.KAI

(35)

Tabel 1.14 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-3 Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 Sasaran 3 : Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan transportasi Kereta Api

IK

Indikator Kinerja Utama Satuan

Tahun

2015

Tahun

2016

Tahun

2017

Tahun

2018

Tahun

2019

I Rasio Kejadian Kecelakaan

transportasi KA kejadian N/A N/A N/A 53 61 Menurunnya Jumlah

pengamanan/penanganan

Perlintasan Sebidang unit N/A N/A N/A 372

Belum ada Jumlah gangguan

keamanan pada pelayanan

jasa KA Kejadian N/A N/A N/A 95 70

Sumber: data diolah dari Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019, Divre I PT.KAI

Tabel 1.15 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-4 Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 Sasaran 4: Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasana Transpotasi Kereta Api

IK

Indikator Kinerja Utama Satuan Tahun

2015

Tahun

2016

Tahun

2017

Tahun

2018

Tahun

2019

Ketepatan Berangkat

Penumpang % 99 96,87 97 97,76 Belumada

Ketepatan Berangkat

Barang % 79 87 74 96,26 Belumada

Persentasi Penurutnan gas Rumah Kaca dari subsektor

KA %

Belum

ada Belumada Belumada Belumada Belumada Sumber: data diolah dari Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019, Divre I PT.KAI

Tabel 1.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-5 Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 Sasaran 5: Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi Kereta Api

Indikator Kinerja

Utama

Satua

n

Tahun

2015

Tahun

2016

Tahun

2017

Tahun

2018

Tahun

2019

Terbangunnya jalur KA km'sp 357,903 362,703 362,703 368,697 530,603 Ketepatan Berangkat

Barang % 79 87 74 96,26 Belumada

Jumlah Penumpang KA

PSO orang 2.827.407 3.327.854 3.997.473 4.238.640 N/A Sumber: data diolah dari Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019, Divre I PT.KAI

(36)

Tabel 1.17 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-6 dan ke-7 Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 Sasaran 6: Terlaksananya Perumusan Regulasi dan Keibjakan dalam Penyelenggaran

Perkeretaapian

Sasaran 7 : Meningkatnya peran Badan Usaha dan Pemerintah Daerah dalam Program Pembangunan Perkertaapian dengan skema pendanaan alternatif

Indikator Kinerja Utama Satuan Tahun

2015

Tahun

2016

Tahun

2017

Tahun

2018

Tahun

2019

Bukan wilayah kerja BTP Sumbagut

Sumber: data diolah dari Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019, Divre I PT.KAI

Tabel 1.18 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-8 Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 Sasaran 8: Tersedianya SDM Direktorat Jendra Perkeretaapian yang Kompeten dan Profesional

Indikator Kinerja Utama Satuan

Tahun

2015

Tahun

2016

Tahun

2017

Tahun

2018

Tahun

2019

Jumlah SDM BTP

Sumbagut orang N/A N/A N/A 94 94

Sumber: data diolah dari Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019, BTP Sumbagut

Tabel 1.19 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Program ke-9 Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai denga Review Renstra Direktorat Jendral Perkeretaapian 2015-2019 Sasaran 9: Tersedianya SDM Direktorat Jendra Perkeretaapian yang Kompeten dan Profesional

Indikator Kinerja

Utama

Satuan

Tahun

2015

Tahun

2016

Tahun

2017

Tahun

2018

Tahun

2019

Persentasi Realisasi

Anggaran % 79,63% 51,86% 88,78% 90,18% Belumada

(37)

Dari hasil evaluasi terhadap hasil pencapaian sasaran kinerja dan IKU dapat disimpulkan bahwa: 1. Sasaran 1 : Terwujudnya konektivitas Jaringan KA Sumbagut

Konektivitas dalam skala nasional ditargetkan sebesar 0,28. Target ini secara nasional tidak tercapai salah satu penyebabnya karena belum terhubungnya Pelabuhan Kuala Tanjung.

Di Sumatera utara target secara nasional adalah terhubungnya Banda Aceh sampai Pekanbaru. Rasio konektivitas antar wilayah dihitung dari jumlah wilayah yang terhubung pada tahun berjalan dibagi jumlah wilayah terhubung jaringan kereta api sesuai RIPNAS. Berdasarkan perhitungan tersebut, dari tiga provinsi yang ditargetkan terhubung masih terbatas satu provinsi. Rasio konektifitas di Sumatera Bagian Utara adalah 0,33.

2. Sasaran 2 : Terwujudnya pelayanan Transportasi Kereta Api yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai tambah Modal share penumpang Kereta api dalam target nasional sebesar 4%. 3. Realisasi di Sumatera Bagian utara sebesar 4.199.071 penumpang dan barang sebesar. Modal share

penumpang dan barang di Sumatera Utara tidak dapat dihitung.

4. Sasaran 3 : Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan transportasi Kereta Api Rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi kereta api memiliki target 10,7 kejadian gangguan /1 juta KM. Realisasi di tahun 2019 sebesar 70 kejadian/530,603 Km’sp masih memenuhi target nasional. 5. Sasaran 4: Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasana Transpotasi Kereta Api

Persentasi capaian on time perfomanc (OTP) transportasi kereta api mimiliki target 65% secara nasional. Di Sumatera Bagian Utara OTP mencapai diatas 90% untuk kereta api penumpang, dan diatas 70% untuk kereta api barang. Namun adanya penurunan OTP pada tahun 2017 dimana OTP berada di target 63% perlu dianalisis lebih lanjut.

Wilayah perkotaan yang tersedia layanan angkutan kereta api memiliki target 20% secara nasional. Untuk wilayah Sumatera Utara ditarget dengan tersedianya layanan kereta api di Kota Medan. Target ini diupayakan tercapai di tahun 2019-2024.

6. Sasaran 5: Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi Kereta Api

Persentase peningkatan penyediaan tempat duduk kereta api PSO dan perintis memiliki target 15,53%. Dalam lingkup wilayah Sumatera Bagian Utara ketersedaaan KA perintis di Cut Meutia Aceh, namun belum beroperasi maksimal karena berlum terhubungnya jalur kertea api ke seluruh stasiun di Aceh.

7. Sasaran 6: Terlaksananya Perumusan Regulasi dan Keibjakan dalam Penyelenggaran Perkeretaapian bukan lingkup kerja BTP Sumbagut sehingga tidak dapat diukur.

8. Sasaran 7 : Meningkatnya peran Badan Usaha dan Pemerintah Daerah dalam Program Pembangunan Perkertaapian dengan skema pendanaan alternatif bukan lingkup kerja BTP Sumbagut sehingga tidak dapat diukur.

(38)

9. Sasaran 8: Tersedianya SDM yang Kompeten dan Profesional

SDM dilingkup Balai perkeretaapian sebanyak 94 di tahun 2018. Dari komposisi dan lingkup kerja dibandingkan dengan anggaran yang harus diserap, jumlah ini menunjukkan perlunya penambahan SDM yang rasionya diukur lebih lanjut.

Komposisi Pegawai berdasarkan Golongan/kepangkatan Pegawai atau karyawan Balai Teknik Perkeretapian Wilayah Sumatera Bagian Utara terdiri dari :

Tabel 1. 20 Komposisi Pegawai berdasarkan Golongan Kepangkatan

No. Uraian Jumlah PegawaiFebuari 2021

1. Golongan IV 1

2. Golongan III 23

3. Golongan II 16

4. PPNPN 79

Jumlah 119

Sumber survei BTP Sumbagut 2021

Tabel 1.21 Komposisi Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Pendidikan

No. Uraian Jumlah PegawaiFebruari 2021

1. Pasca Sarjana 6

2. Sarjana / S-1 18

3. Sarjana Muda / D-3 15

4. SLTA / Sederajat 1

Jumlah 40

Sumber survei BTP Sumbagut 2021

Tabel 1.22 Komposisi PPNPN berdasarkan Pendidikan

No. Uraian Jumlah PPNPN

1. Sarjana / S-1 38

2. Sarjana Muda / D-3 8

3. SLTA / Sederajat 32

4. SD / Sederajat 1

Jumlah 79

Sumber survei BTP Sumbagut 2021

10. Sasaran 9: Tersedianya SDM Direktorat Jendra Perkeretaapian yang Kompeten dan Profesional Persentase penyerapan Balai Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara memiliki target pencapaian 85% dengan realisasi 90,18%. Hal ini cukup baik walaupun masih tetap harus ditingkatkan.

(39)

1.2 Potensi dan Permasalahan 1.2.1 Permasalahan

Dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran dan target kinerja dalam renstra 2015-2019 , ditemukan beberapa permasalahan yang dikelompokkan seperti yang terangkum dalam tabel 1. 24

Tabel. 1.24 Permasalahan dalam pelaksanaan rencana strategis Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara

No Sasaran Permasalahan

1. Rasio Konektifitas Antar Wilayah a. Jalur KA penghubung simpul transportasi di Pelabuhan Kuala Tanjung belum terhubung.

b. Ketersiapan Lahan

c. Tingginya Target 2030 untuk Angkutan KA Barang, dimana target rata-ratai yang dicapai adalah 57% setiap tahun. Hal ini tidak dapat direalisasikan jika moda transportasi tidak terhubung dari Hulu ke Hilir oleh Kereta api. Yaitu dari Industri ke Pelabuhan. Skema moda sharing harus dihitung dengan tepat sehingga KA menjadi pilihan paling ekonomis yang dipilih oleh Industri.

d. Adanya Regulasi yang tidak direalisasikan. Seperti Mebidangro. Hal ini perlu dikaji lebih dalam lagi dengan melakukan studi kelayakan untuk menjawab amanah kebijakan kawasan tersebut.

2. Meningkatnya Kinerja Balai dalam mewujudkan Good Governance

(40)

kapasitas, aksesibilitas dan keterpaduan dalam penyediaan sarana dan prasana perkeretaapian di Sumatera Bagian utara.

disebabkan pembangunan jalur KA di KM.0+000 s/d 227+000 di Rantau Prapat- Kota Pinang – Duri – Dumai. Progres pengadaan tanah antara Rantauprapat – Kota Pinang dalam tahap penyelesaian . Untuk pengadaan tanah antara kota pinang – batas sumut rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2023. Sementara untuk segmen antara batas sumut – dumai rencananya akan dilaksanakan setelah tahun 2024 ( menyesuaikan rencana pekerjaan konstruksi di segmen tersebut ).

1.2.2 Potensi

Potensi yang dapat mendukung teselenggaranya program dan kegiatan untuk mencapai sasaran dan target kinerja dalam renstra 2020-2024 , dikelompokkan seperti yang terangkum dalam tabel 1. 25

Tabel 1.25 Potensi untuk mencapai sasaran dan target kinerja dalam renstra 2020 – 2024

No Aspek Potensi 1. Isu Strategis: Membangun Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan

1. Mempercepat Pembangunan Sistem Transportasi Multimoda 2. Pembangunan sarana dan prasarana serta industri transportasi

salah satunya pembangunan jalur kereta api Trans Sumatera 3. pembangunan perkeretaapian dan transportasi laut yang lebih

progresif sehingga secara bertahap terjadi perpindahan moda dari jalan ke moda kereta api serta moda angkutan laut

4. Membuka rute baru, meningkatkan frekuensi pelayanan, optimalisasi, dan integrase penyelenggaran subsidi angkutan perintis dan Public Service Obligation (PSO) diperkeretaapian; 5. Pembangunan jalur kereta api Sei Mangke –Bandar Tinggi - Kuala

Tanjung, Tebing Tinggi-Siantar – Prapat (akses danau toba), 6. Mengembangkan Sarana dan Prasarana Transportasi yang

Ramah Lingkungan dan Mempertimbangkan Daya Dukung Lingkungan melalui Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Maupun Peningkatan Keselamatan dan Kualitas Kondisi Lingkungan

(41)

2. Isu Strategis: Membangun Transportasi Umum Massal Perkotaan

a. Pembangunan angkutan massal cepat berbasis rel/ kereta perkotaan Pengembangan BRT di kota Medan

b. Penyediaandana subsidi/PSO yang terarah untuk penyelenggaraan angkutan umum massal perkotaan.

b. c. Peningkatan akses terhadap angkutan umum dengan

Pembangunan Berorientasi Angkutan Transit Oriented Demand/TOD dan pengembangan fasilitas Non Motorized; 3. Isu Strategis Bidang

Perkeretaapian

a.Isu Strategis Terkait Perlintasan Sebidang

Sesuai Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian bahwa jalur kereta api tidak boleh sebidang dengan jalan. Namun pada kenyataanya masih banyak ditemukan perlintasan sebidang baik diluar kota maupun di dalam kota. Hal tersebut menyebabkan kemacetan (terutama didalam kota) maupun kecelakaan yang memakan korban jiwa dan materi. Permasalahan lainnya mengenai pemeliharaan jalan pada perlintasan sebidang ada 2 (dua) pandangan yang berbeda. Operator KA (PT. KAI) menganggap perbaikan jalan tersebut merupakan kewenangan Kementeraian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA).

b. Isu Strategis Terkait Pemisahaan Penyelenggaraan

Guna meningkatkan partisipasi masyarakat dan pihak swasta sebagai investor dibidang perkeretaapian serta alasan keterbatasan kemampuan pendanaan dari pemerintah, maka dilakukan perubahan bidang perkeretaapian dengan UU No. 23 Tahun 2007 yang menetapkan 3 pilar perubahan yang prinsip, yaitu:

(i) pengalihan dari prinsip monopoli menjadi multi operator dalam usaha penyelenggaraan perkeretaapian;

(ii) agar dapat dipisahkannya penyelenggaraan sarana dan prasarana perkeretaapian yang dilakukan oleh BUMN, BUMD, dan/ atau BUMS;

(iii) meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam pembinaan dan penyelenggaraan perkeretaapian sesuai lingkup

(42)

Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam perencanaan, perancangan, pembinaan dan pengawasan, maupun

pelaksanaan Sistem Perkeretaapian Nasional

c. Isu Strategis Terkait Peranan Pemerintah Daerah

Untuk menunjang pengembangan perkeretaapian di Indonesia diperlukan peningkatan peranan Pemerintah Daerah (Pemda) di bidang perkeretaapian, selama ini peranan Pemda di bidang perkeretaapian masih sangat kurang, padahal semua jalurkereta api yang ada adalah melalui wilayah atau daerah pada pemerintah daerah yang terkait, terdapat kesan bahwa Pemda masih kurang banyak dilibatkan dalam kebijakan penentuan jalur perkeretaapian nasional yang melintasi batas wilayahnya, kemudian juga terutama dalam hal untuk melakukan investasi membangun jalur kereta api atau mengaktifkan jalur nasional yang sudah tidak beroperasi lagi di daerahnya Sosialisasi terkait regulasi perkeretaapian di daerah umumnya masih sangat kurang, terutama dikalangan pegawai dinas terkait, dan ini terbukti dari sejumlah peraturan perundangan yang ada mengenai perkeretaapian, pegawai di daerah hanya mengetahui sebatas UU perkeretaapian dan peraturan pemerintah (PP) saja. d.Isu Strategis Terkait Kelembagaan Perkeretaapian

Balai Teknik Perkeretaapian secara fungsi merupakan representasi Ditjen Perkeretaapian yang menjalankan sebagian fungsi teknis Ditjen Perkeretaapian. Dengan tugas dan tanggung jawab yang strategis tersebut maka Balai Teknik Perkeretaapian perlu lebih diperkuat dengan kuantitas dan kualitas SDM yang sesuai dan proporsional

(43)

II-34

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1 Visi Dan Misi Presiden, Serta Sasaran Pembangunan Nasional 2.1.1 Visi Dan Misi Presiden

Presiden menyampaikan visi – misi dalam RPJMN 2020 – 2024 yaitu : 1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing 3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan

4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa

6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya

7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga 8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya

9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan

Arahan Presiden untuk pembangunan di Indonesia yang di-highlight oleh Bappenas sebagai arahan Presiden dalam RPJMN 2020-2024, sebagai berikut:

1. Pembangunan SDM Menjamin kesehatan ibu hamil, bayi, balita, anak usia sekolah, penurunan stuntingkematian ibu & bayi, peningkatan kualitas pendidikan, vokasi, manajemen talenta, dan dukungan bagi diaspora bertalenta tinggi.

2. Pembangunan Infrastruktur Menyambung infrastruktur besar dengan kawasan-kawasan produksi rakyat, kawasan industri kecil, kawasan ekonomi khusus, kawasan pariwisata, kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan.

3. Penyederhanaan Regulasi Memangkas perizinan, pungli dan hambatan investasi lainnya. 4. Reformasi Birokrasi Reformasi struktural agar lembaga semakin sederhana, semakin simpel,

semakin lincah, mindset berubah, kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, efisiensi lembaga.

5. Transformasi Ekonomi Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

(44)

2.2.1. Tujuan Kementerian Perhubungan

Berikut merupakan tujuan Kementerian Perhubungan, antara lain:

T1. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap jasa layanan transportasi; T2. Meningkatnya kinerja layanan transportasi;

T3. Meningkatnya keselamatan dan keamanan transportasi;

T4. Tercapainya restrukturisasi dan reformasi birokrasi di Kementerian Perhubungan; T5. Terwujudnya penggunaan teknologi transportasi yang tepat guna, tepat sasaran dan ramah lingkungan dalam layanan transportasi.

2.2.2. Sasaran Kementerian Perhubungan

Berikut merupakan Sasaran Strategis Kementerian Perhubungan, antara lain: SS 1. Terwujudnya Konektivitas dan Aksesibilitas Nasional; S

SS 2. Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana Perhubungan;

SS 3. Meningkatnya Kinerja Pelayananan Sarana dan Prasarana Perhubungan; SS 4. Meningkatnya Level Keselamatan dan Keamanan Perhubungan;

SS 5. Meningkatnya Keterpaduan Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran; SS 6. Meningkatnya Kualitas Rumusan dan Pelaksanaan Kebijakan SERTA Regulasi; SS 7. Meningkatnya Pengendalian dan Pengawasan;

SS 8. Meningkatnya SDM yang Kompeten dan Berintegritas;

SS 9. Meningkatnya Kerja Sama Bidang Transportasi, Pengelolaan Regulasi dan Layanan Hukum, Sarana, Prasarana dan Teknologi Informasi;

SS 10. Meningkatnya Pemanfaatan Inovasi Bidang Perhubungan.

2.3. Tujuan dan Sasaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian

2.3.1. Tujuan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian dalam menyelenggarakan perkeretaapian nasional pada periode 2020-2024 menetapkan tujuan yang terdiri dari 3 butir sebagai berikut:

(45)

II-36

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

Meningkatkan Konektivitas dan Keterpaduan Moda Transportasi dengan Jaringan Kereta Api. 1. Meningkatkan Keselamatan dan Keamanan Transportasi Kereta Api.

2. Meningkatkan Kinerja Pelayanan Dengan SDM yang Kompeten untuk Meningkatkan Produktivitas di Bidang Perkeretaapian.

3. Meningkatkan Kinerja Pelayanan Dengan SDM yang Kompeten untuk Meningkatkan Produktivitas di Bidang Perkeretaapian.

2.4 Sasaran Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara tahun 2020-2024

Rumusan mengenai tujuan dan sasaran dari program penyelenggaraan perkeretaapian yang dilaksanakan oleh Sasaran Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara tahun 2020-2024 disampaikan sebagai berikut. Tujuan berikut dengan sasaran tersebut sudah merepresentasikan indikasi mengenai pencapaian visi Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara tahun 2020-2024 berikut dengan pemenuhan kondisi dan persyaratannya.

Visi:

Akselerasi Tepat, Aman dan Terukur dalam Membangun Kereta Api Trans-Sumatera. Misi

1. Mewujudkan Pelayanan Prasarana Dan Sarana Perkeretaapian Yang Tepat, Aman Dan Terukur.

2. Mewujudkan Perkeretaapian Trans Sumatera Yang Memenuhi Target Transportasi Nasional 2030

3. Mewujudkan Penyelenggaraan Perkeretaapian Trans Sumatera Yang Menerapkan

Prinsip-Prinsip "good governance" Tujuan

1. Peningkatan konektivitas dan pelayanan jaringan transportasi kereta api

2. Peningkatan pemenuhan standar keselamatan, keamanan, dan kinerja pengendalian transportasi kereta api

3. Peningkatan kinerja pelayanan transportasi kereta api

4. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi kereta api

5. Peningkatan kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan perkeretaapian

Sasaran Program:

1. Terwujudnya KONEKTIVITAS jaringan perkeretaapian Sumbagut 2. Sinergisitas kebutuhan Industri dan Perkembangan Kota

Gambar

Gambar 1.1 Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara di era sebelum Kemerdekaan Sumber: data diolah
Gambar 1.2 Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Bagian Utara setelah Kemerdekaan Sumber: data diolah
Gambar 1.3 Data Kawasan Strategis dalam Lingkup Kegiatan Penyusunan Renstra BTP Sumbagut
Gambar 1. 4 Kedudukan Resntra BTP Sumbagut dalam Agenda Pembangunan Nasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penyusunan Rencana Strategis Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Sulawesi Tengah (Renstra BP PAUD dan Dikmas) Sulawesi Tengah

Cipto Mangunkusumo telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2020-2024 yang memuat visi, misi, sasaran strategis, dan kegiatan yang dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Untuk mencapai sasaran strategis tahun 2020-2024 sesuai dengan arah kebijakan dan strategi serta struktur organisasi Kementerian Perindustrian yang dijabarkan pada

Renstra Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada

Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta telah melakukan reviu Rencana Strategis Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta tahun

Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Utama Tahun 2015 - 2019 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, target kinerja dan pendanaan yang merupakan acuan

Renstra Pusdatin Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada Pusat Data

Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional (Renstra BATAN) Tahun 2015-2019 memuat penetapan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan strategi yang dijabarkan