• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Desember 2021 Kepala Biro Hubungan Masyarakat. Ni Nyoman Ambareny

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Desember 2021 Kepala Biro Hubungan Masyarakat. Ni Nyoman Ambareny"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuni-Nya sehingga Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 dapat diselesaikan. Perubahan Rencana Strategis (Renstra) merupakan revisi dari dokumen perencanaan dan acuan penganggaran yang berorientasi pada hasil yang dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 2020 – 2024 yang telah ditetapkan sebelumnya.

Perubahan Renstra Biro Hubungan Masyarakat memuat visi dan misi, tujuan, strategi, program, arah kebijakan, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, perubahan target kinerja, dan pendanaan sesuai dengan tupoksi Biro Hubungan Masyarakat.

Perubahan Renstra Biro Hubungan Masyarakat ini disusun dengan mengkombinasikan pendekatan top-down yaitu berdasarkan Perubahan Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 dan Perubahan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 dengan pendekatan bottom-up yaitu berdasarkan kesepakatan bersama antar bagian di lingkungan Biro Hubungan Masyarakat. Selanjutnya, dokumen Perubahan Renstra ini menjadi acuan bagi Biro Hubungan Masyarakat dalam rangka meningkatkan kinerjanya hingga tahun 2024.

Akhirnya, dengan segala upaya dari seluruh jajaran Biro Hubungan Masyarakat, kami berharap agar seluruh target yang telah ditetapkan dalam Renstra ini dapat diimplementasikan dalam rangka mencapai visi Biro Hubungan Masyarakat untuk mewujudkan layanan informasi dan komunikasi yang efektif dalam mendukung pembangunan industri.

Jakarta, 30 Desember 2021 Kepala Biro Hubungan Masyarakat

Ni Nyoman Ambareny

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Kondisi Umum... 3

C. Potensi dan Permasalahan... 5

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN ... 7

A. Visi ... 7

B. Misi ... 8

C. Tujuan ... 8

D. Sasaran Kegiatan ... 11

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN KERANGKA REGULASI ... 15

A. Arah Kebijakan dan Strategi ... 15

B. Kegiatan ... 17

C. Kerangka Regulasi ... 20

D. Kerangka Kelembagaan ... 20

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN ... 25

A. Target Kinerja ... 25

B. Kerangka Pendanaan ... 26

BAB V PENUTUP ... 29

LAMPIRAN ... 30

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional adalah upaya seluruh komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sektor Industri menjadi salah satu sektor prioritas Pemerintah dan diharapkan memberikan kontribusi optimal dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia, hal tersebut tertuang dalam Nawacita Presiden Republik Indonesia Jilid II dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Dalam mendukung pembangunan nasional dan mewujudkan amanah dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian telah menyusun Rencana Strategis Kemenperin 2020-2024 sesuai Peraturan Menteri Perindustrian tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024. Selain itu juga telah disusun Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024 yang merupakan penjabaran dari Renstra Kemenperin Tahun 2020-2024 dan disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024.

Renstra Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada Biro Hubungan Masyarakat dan dipergunakan sebagai acuan dalam menetapkan dan menerapkan Indikator Kinerja, Rencana Kerja, dan Rencana Kerja Anggaran untuk 5 (lima) tahun ke depan.

Renstra Biro Hubungan Masyarakat ini disusun dengan mengkombinasikan pendekatan top-down yaitu berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 dan Rencana

(5)

Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 dengan pendekatan bottom-up yaitu berdasarkan kesepakatan bersama antar bagian di lingkungan Biro Hubungan Masyarakat. Selanjutnya, dokumen Renstra ini menjadi acuan bagi Biro Hubungan Masyarakat dalam rangka meningkatkan kinerjanya hingga tahun 2024.

Di dalam era globalisasi, informasi dan komunikasi merupakan kebutuhan yang strategis dalam melakukan pembangunan. Informasi dan komunikasi dijadikan ujung tombak dalam pembangunan sebagai aktivitas pertukaran informasi secara timbal balik bagi semua yang terlibat dalam usaha pembangunan antara Government to Government, Government to Bussiness, Government to Citizens dan Government to University. Pertukaran informasi ini dimulai dari tahap perencanaan, sosialisasi, implementasi dan evaluasi dari berbagai informasi dan kebijakan.

Dalam pembangunan dikenal konsep triple helix, yaitu adanya kerjasama antara Pemerintah, Industri dan Universitas untuk melakukan pembangunan. Konsep ini sangat cocok diterapkan di Kementerian Perindustrian dan khususnya di Biro Hubungan Masyarakat.

Peningkatan kerjasama antara Pemerintah, Industri dan Universitas akan menghasilkan pembangunan yang harmonis dan berkesinambungan.

Penguatan fungsi dan peran dari Biro Hubungan Masyarakat merupakan suatu keharusan untuk mendukung pembangunan yang berkualitas.

Selain itu dengan adanya UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik dan UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, disetiap Kementerian/Lembaga memerlukan satuan kerja yang membawahi masalah keterbukaan informasi dan pemberian pelayanan publik ke pengguna layanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Biro Hubungan Masyarakat diberikan tugas untuk pelaksanaan tugas yang diamanatkan dalam Undang-undang tersebut.

(6)

B. Kondisi Umum

1. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian. Biro Hubungan Masyarakat merupakan unit dibawah Sekretariat Jenderal yang mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi dan pemberian dukungan administrasi hubungan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Biro Hubungan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat yang membawahi Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur organisasi Biro Hubungan Masyarakat dapat dilihat pada gambar 1.1

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Biro Hubungan Masyarakat

2. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Biro Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi, pemberian dukungan administrasi hubungan masyarakat. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok tersebut, Biro Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. pembinaan dan koordinasi penyusunan rancangan strategi komunikasi dan informasi publik;

(7)

b. pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan strategi komunikasi dan informasi publik;

c. pembinaan, koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan hubungan antar lembaga, pemberitaan, publikasi, media digital, promosi industri di dalam negeri dan prasarana media, dan layanan informasi publik;

d. pembinaan, pengelolaan, dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik Kementerian; dan

e. pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, keuangan, sumber daya manusia, organisasi, tata laksana, barang milik negara, persuratan, kearsipan, dan rumah tangga serta penyusunan evaluasi dan pelaporan biro

Dalam menjalankan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian nomor 7 Tahun 2021, Biro Hubungan Masyarakat terbagi Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan rencana, program, anggaran, keuangan, sumber daya manusia, organisasi, tata laksana, barang milik negara, persuratan, kearsipan, dan rumah tangga serta penyusunan evaluasi dan pelaporan biro.

3. Capaian Kinerja

Upaya untuk mewujudkan tujuan Biro Hubungan Masyarakat dilaksanakan melalui proses manajemen kinerja dengan indikator keberhasilan (indikator kinerja) yang terukur dan terencana. Berikut ini hasil evaluasi secara umum terhadap capaian sasaran tujuan dan sasaran strategis Biro Hubungan Masyarakat tahun 2015-2019 berdasarkan Kegiatan Peningkatan Kualitas Kehumasan

(8)

Tabel 1.1 Capaian Kinerja Tahun 2015-2019

Sasaran

Strategis IKU Realisasi

2016 Realisasi 2017

2018 2019

Satuan Target Realisasi Target Realisasi

Pemberitaan dan Publikasi Kebijakan dan Kinerja Sektor

Industri yang Efektif

Persentase Pemberitaa n Negatif Sektor Industri di Media Massa

0.1 0.6 1,5 0.13 1 0.15 Persen

Informasi dan Layanan Publik yang Berkualitas

Tingkat Kepuasan Stakeholder Eksternal atas Layanan Publik Kemenperin

3.2 3.3 3.4 3.18 3.3 3.44 Indeks

(Skala 1-4)

Informasi dan Layanan Publik yang Berkualitas

Tingkat Kepuasan Stakeholder Internal

Belum Dijadika n IKU

Belum Dijadika n IKU

Belum Dijadikan IKU

3.7 2.93 Indeks (Skala 1-4)

Hubungan Antar

Lembaga dan Kerjasama yang Andal

Tingkat Kualitas Fasilitasi Hubungan Antar Lembaga

97 80,62 80 85,82 82 83,76 Persen

C. Potensi dan Permasalahan

Untuk menajamkan perencanaan strategis Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian perlu dilakukan pemetaan atas potensi yang dimiliki oleh Biro Hubungan Masyarakat, peluang dan kesempatan yang ada dan yang harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Selain itu, perlu juga antisipasi atas setiap kendala dan hambatan yang dihadapi ataupun menyiasati kelemahan yang ada dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Analisis lingkungan dilakukan terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi Kementerian Perindustrian secara keseluruhan dan Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian khususnya.

(9)

1. Lingkungan Internal 1) Kekuatan

a. Biro Hubungan Masyarakat mempunyai memiliki banyak kanal resmi untuk publikasi.

b. Adanya SDM aparatur yang kompeten dan tersertifikasi.

c. Pembagian tugas jelas dan sesuai tupoksi yang ditetapkan dalam Permenperin No. 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian.

2) Kelemahan

a. Biro Hubungan Masyarakat masih kekurangan dalam jumlah SDM untuk menjalankan tupoksi.

b. Adanya penurunan jumlah anggaran yang signifikan

c. Kekurangan support data dan informasi dari satker internal Kemenperin.

2. Lingkungan Eksternal 1) Peluang

a. Terbangunnya jalinan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga lainnya

b. Terbangunnya relasi dengan media massa c. Dukungan peraturan tentang kehumasan 2) Ancaman

a. Pemberitaan negatif terkait sektor industri

b. Belum optimalnya dukungan unit kerja terkait dalam pengelolaan dan koordinasi kehumasan.

c. Kebijakan K/L lain yang tidak sejalan

d. Penghematan anggaran oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas yang dapat menghambat pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan

(10)

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN

A. Visi

Berdasarkan arahan Presiden yaitu tidak ada visi instansi. Mengacu pada kondisi umum, potensi, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi ke depan sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I, maka Biro Hubungan Masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana pembinaan, koordinasi, pemberian dukungan administrasi hubungan masyarakat, mendukung dan mengoptimalkan segenap potensi yang ada untuk mewujudkan visi Kementerian Perindustrian yang juga merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024 sebagai berikut:

Visi Presiden dan Wakil Presiden adalah “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Negara apabila dipandang dalam sudut pandang sektor industri yaitu mewujudkan industri tangguh dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerjamelalui penambahan lapangan kerja baru serta meningkatnya investasi dan ekspor sektor industri sehingga dapat bersaing dengan negara maju lainnya. Pemanfaatan teknologi dimaksudkan dapat mengelola sumber daya yang ada dengan kekuatan SDM yang kompeten dan IPTEK yang inovatif melalui implementasi Making Indonesia 4.0 untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Oleh karena itu visi Biro Hubungan Masyarakat yaitu:

“Mendukung terwujudnya visi Sekretariat Jenderal dalam mewujudkan layanan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

mendukung pembangunan industri”

(11)

B. Misi

Misi Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 harus mendukung tujuan Sekretariat Jenderal pada khususnya dan Kementerian Perindustrian pada umumnya.

Dalam rangka mewujudkan visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024 yang juga menjadi visi Kementerian Perindustrian, maka misi Sekretariat Jenderal yaitu:

1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia;

2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing;

3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;

4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;

5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa;

6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya;

7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga;

8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya; dan 9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.

Misi Sekretariat Jenderal tersebut kemudian dijabarkan menjadi misi Biro Hubungan Masyarakat sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas strategi komunikasi

2. Peningkatan kualitas promosi, pemberitaan dan publikasi kebijakan dan kinerja Sektor Industri;

3. Peningkatan kualitas informasi dan pelayanan publik Kementerian Perindustrian;

4. Peningkatan kualitas fasilitasi hubungan antar lembaga.

C. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pembangunan industri, maka disusunlah tujuan yakni, “Terwujudnya pelayanan Informasi dan hubungan masyarakat yang mendukung pembangunan industri”,

(12)

dengan indikator tujuan yakni Capaian Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik.

Untuk mendukung tercapainya indikator tujuan, Biro Humas menetapkan 4 (empat) Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :

1. Persentase pemberitaan positif sektor industri dimedia massa (persen) Indikator Kinerja Utama persentase pemberitaan positif sektor industri di media massa diukur dengan menghitung perbandingan total pemberitaan positif sektor industri selama 1 (satu) tahun dengan jumlah total pemberitaan sektor industri selama 1 tahun (berita positif ditambah berita negatif). Pengukuran dilakukan dengan melakukan monitoring terhadap pemberitaan di media massa tentang berita- berita kinerja Kementerian Perindustrian selama 1 (satu) tahun.

2. Tingkat Interaksi (Engagement rate) akun media sosial Kemenperin dengan Masyarakat (persen)

Engagement Rate adalah indikator besar atau kecilnya interaksi akun media sosial Kemenperin yang terdiri dari akun Twitter, Facebook dan Instagram dengan pengikutnya. Kunci dari komunikasi interaksional ini adalah umpan balik (feedback) atau tanggapan terhadap pesan atau konten tertentu.

Semakin tinggi angka engagement rate artinya semakin baik pula kualitas akun media sosial tersebut karena feedback yang didapatkan dari audience juga akan semakin tinggi.

Engagement rate pada akun media sosial Kementerian Perindustrian antara lain Twitter, Facebook, dan Instagram dihitung per postingan maksimal 1 minggu setelah tanggal posting kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan angka rata-rata engagement rate seluruh akun media sosial Kemenperin.

Standar nilai yang biasa digunakan untuk menilai engagement rate suatu media sosial adalah sebagai berikut:

- Kurang dari 1% = engagement rate rendah

- Antara 1% and 3.5% = engagement rate baik/rata-rata - Antara 3.5% and 6% = engagement rate tinggi

(13)

- Diatas 6% = engagement rate sangat tinggi

3. Persentase jumlah media partner yang mempublikasikan kinerja Kemenperin (persen)

Salah satu strategi untuk meningkatkan publikasi kinerja Kementerian Perindustrian adalah dengan menyebarluaskan pemberitaan terkait kinerja dan kebijakan sektor industri kepada media massa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan porsi pemberitaan sektor industri di media massa. Kegiatan dilakukan dengan mengirimkan siaran pers kepada redaksi dan jurnalis media partner Kementerian Perindustrian sejumlah 80 media massa atau dengan mengundang wartawan untuk meliput kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian. Untuk melihat efektivitas publikasi kinerja industri, jumlah media massa yang memuat pemberitaan dibandingkan dengan jumlah media partner Kementerian Perindustrian. Media Massa yang menjadi media partner Kemenperin terdiri dari media yang tergabung dalam Forum Wartawan Industri (FORWIN) dan media yang tersertifikasi Dewan Pers.

Persentase media massa yang mempublikasikan kinerja Kemenperin ditargetkan meningkat dari tahun ke tahun..

4. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di Biro Humas (persen)

Penggunaan produk dalam negeri dalam penggunaan barang dan jasa merupakan salah satu upaya dalam menindaklanjuti Kepres 24 tahun 2018 tentang Tim Nasional P3DN. Pengoptimalan penggunaan produk industri dalam negeri bisa dimulai dari anggaran belanja kementerian/lembaga. Pemanfaatan barang/jasa di dasarkan pada pemakaian akun untuk belanja pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian. Data pagu anggaran dan realisasi di Biro Humas berdasarkan akun yang telah di sepakati bersama, yaitu akun 521211, 521219, 521811, 522192, 524114, 521111, 521131, 522141, 524119, 522131, 522191, 521241, 521841, 532111, 533111.

(14)

D. Sasaran Kegiatan

Untuk mencapai tujuan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian yang telah ditetapkan, maka perlu dijabarkan dalam beberapa sasaran strategis dengan menggunakan pendekatan metoda Balanced Score Card (BSC) yang dibagi dalam tiga perspektif, yakni customer perspective, internal process perspective, dan learn and growth perspective, sebagai berikut:

Gambar 2.1 Peta Strategis Biro Hubungan Masyarakat 2020-2024 1. Perspektif Pemangku Kepentingan, terdiri atas 1 (satu) sasaran

strategis (SS), sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 1 : Meningkatnya pemberitaan media massa dan interaksi media sosial terhadap kinerja industri, dengan Indikator Kinerja Utama (IKU):

a. Persentase pemberitaan positif sektor industri dimedia massa (persen)

Indikator ini merupakan indikator baru pada tahun 2021 menggantikan indikator sebelumnya yaitu peningkatan pemberitaan sektor industri dimedia massa. Indikator tersebut diganti karena pada tahun 2020 ketika Renstra awal ditetapkan,

(15)

terjadi pandemi yang berpengaruh terhadap stabilitan keuangan negara, dan jumlah alokasi anggaran, serta pelaksanaan kebijakan PPKM dan Work From Home yang menyebabkan jumlah kegiatan dan publikasi sektor industri berkuraang drastis dari tahun sebelumnya. Sehingga menggunakan indikator perbandingan dengan tahun sebelumnya dinilai tidak tepat karena kondisi tiap tahun bisa sangat berbeda.

Target capaian pada tahun 2021 adalah 98,5 persen dan ditargetkan terus meningkat hingga 99,1 persen pada tahun 2024.

b. Tingkat Interaksi (Engagement rate) akun media sosial Kemenperin dengan Masyarakat (persen)

Target IKU ini semula ditetapkan sebesar 2 persen pada 2020 hingga 3 persen pada tahun 2024. Namun berdasarkan data hasil capaian dan rekomendasi APIP maka pada Perubahan Renstra ini ditetapkan target capaian dinaikkan menjadi 3,15 persen pada tahun 2021 dan terus meningkat hingga 3,3 persen di tahun 2024.

c. Persentase jumlah media partner yang mempublikasikan kinerja Kemenperin (persen)

Target indikator kinerja utama ini adalah sebesar 80 persen pada tahun 2020 dan meningkat hingga 84 persen pada tahun 2024.

2. Perspektif Proses Bisnis Internal, terdiri atas 2 (dua) sasaran kegiatan (SK), sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 2 : Terwujudnya strategi komunikasi yang efektif dan komunikasi dengan media massa yang optimal, dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :

a. Persentase rekomendasi strategi komunikasi yang ditindaklanjuti (persen)

Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 60 persen dan meningkat hingga 70 persen pada tahun 2024.

b. Persentase kehadiran undangan media massa dalam peliputan pimpinan Kemenperin (persen)

(16)

Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 70 persen dan meningkat hingga 88 persen pada tahun 2024.

Sasaran Kegiatan 3: Terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas, dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :

a. Tingkat kepuasan stakeholder eksternal terhadap pelayanan publik Kementerian Perindustrian (indeks)

Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 3,1 persen dan meningkat hingga 3,18 persen pada tahun 2024.

b. Tingkat ketepatan waktu penyediaan informasi public (persen) Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 99,36 persen dan meningkat hingga 99,4 persen pada tahun 2024.

3. Persepektif Pembelajaran Organisasi, terdiri atas 2 (dua) sasaran kegiatan (SK), sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 4: Meningkatnya Kinerja ASN Biro Humas, dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :

a. Rata-rata capaian kinerja pegawai Biro Humas

Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 3,1 persen dan meningkat hingga 3,18 persen pada tahun 2024.

b. Rata-rata Indeks Profesionalitas ASN Biro Humas (indeks)

Indikator ini merupakan indikator baru berdasarkan Revisi Renstra Sekretariat Jenderal yang diturunkan kepada Renstra Eselon II. Target pada tahun 2021 ditetapkan sebesar 71 dan meningkat hingga 80 persen pada tahun 2024.

Sasaran Kegiatan 5: Meningkatnya efektivitas organisasi Biro Humas, dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :

a. Nilai SAKIP Biro Humas (nilai)

Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 68 dan meningkat hingga 76 persen pada tahun 2024.

b. Rekomendasi hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker (persen)

(17)

Indikator ini merupakan indikator baru berdasarkan Perubahan Renstra Sekretariat Jenderal yang diturunkan kepada Renstra Eselon II. Target pada tahun 2021 ditetapkan sebesar 91,5 dan meningkat hingga 93 persen pada tahun 2024.

Sasaran Kegiatan 6: Meningkatnya Pemanfaatan Industri barang dan jasa dalam negeri

Sasaran kegiatan ini merupakan sasaran kegiatan baru hasil turunan Renstra Sekjen, dengan indikator kinerja yang juga menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Biro Humas yakni:

a. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di Biro Humas (persen)

Indikator ini merupakan indikator baru berdasarkan Perubahan Renstra Sekretariat Jenderal yang diturunkan kepada Renstra Eselon II. Target pada tahun 2021 ditetapkan sebesar 75 dan meningkat hingga 90 persen pada tahun 2024.

Keberhasilan dari visi, misi, dan tujuan Biro Hubungan Masyarakat tahun 2020-2024 tersebut ditentukan oleh ketercapaian dari sasaran kegiatan. Adapun penjelasan mengenai sasaran kegiatan dan indikator sasaran kegiatan dijelaskan dalam Manual Indikator Kinerja pada Lampiran 4.

(18)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN KERANGKA REGULASI

A. Arah Kebijakan dan Strategi

Arah kebijakan dan strategi Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 mengikuti arah kebijakan dan strategi Kementerian Perindustrian yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 yaitu adalah sebagai berikut:

1. Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 merupakan strategi untuk mempercepat pencapaian target pengembangan industri yang implementaasinya tidak lepas dari rencana strategis pengembangan perindustrian yang sudah ada. Percepatan pengembangan industri melalui pemanfaatan teknologi disruptive sekalipun tetap membutuhkan perbaikan dasar mulai dari penguatan rantai nilai untuk industri bahan baku/hulu, pengolahan/antara, serta produk siap konsumsi/hilir, pengembangan wilayah industri, pengembangan jaringan pasar, serta pengembangan kapasitas tenaga kerja.

Oleh karena itu, Indonesia perlu menata kembali ekosistem pengembangan industri melalui pembinaan kawasan/wilayah industri berdasarkan sumber daya alam. Efisiensi proses pengolahan bahan baku, air, dan energi dengan aplikasi teknologi disruptive menjadi kunci utama dalam pengembangan industri yang berkelanjutan. Efisiensi proses pengolahan bahan baku, air, dan energi dengan aplikasi teknologi disruptive menjadi kunci utama dalam pengembangan industri yang berkelanjutan.

Produksi manufaktur Indonesia juga masih menitikberatkan pada proses di tingkat hilir sehingga memiliki nilai tambah yang rendah.

Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi pengembangan industri manufaktur.

(19)

2. Aspirasi Making Indonesia 4.0

Making Indonesia 4.0 memiliki aspirasi untuk menjadi top 10 ekonomi dunia pada tahun 2030 dengan target berikut:

1. Meningkatkan daya saing dengan target 10% porsi ekspor netto terhadap PDB, atau peningkatan sebesar 13x dari kondisi saat ini.

2. Meningkatkan rasio produktivitas tenaga kerja per biaya hingga 2x dari kondisi saat ini.

3. Meningkatkan pengeluaran litbang nasional hingga 2% PDB, atau peningkatan sebesar tujuh kali lipat dari kondisi saat ini.

Pencapaian aspirasi dilakukan melalui fokus 5 sub-sektor manufaktur dan 3 horizon berikut:

No. Sektor Horizon 1 (2021) Horizon 2 (2025) Horizon 3 (2030) 1 Makanan

dan minuman

Mengurangi net export 50%

Pemain ASEAN melalui peningkatan daya saing dan kemampuan teknis

Eksportir processing foods tingkat global

2 Tekstil Mengurangi impor,

meningkatkan produktivitas melalui zonasi, mengolah serat sintesis tingkat ASEAN

Memenuhi

permintaan lokal, pertumbuhan

ekspor 15% per tahun

Top 5 manufaktur tekstil dunia, terutama inovasi functional clothing

3 Otomotif Memperkuat produksi dan ekspor KBH2 dan multi-purpose vehicle

Ekspor motor listrik 2W ke negara berkembang

Ekspor mobil listrik 4W ke negara berkembang

4 Kimia Mengurangi impor kimia dasar 30%

Meningkatkan kontribusi resin &

serat sintesis thd produksi dari -5%

menjadi 1.5x

Top 5 produsen biokimia dunia (biofuel, bioplastic)

5 Elektronik Mengurangi impor 30%

Pemain ASEAN melalui peningkatan daya saing produk fokus (IOT, EV)

Mengembangkan 2-3 industri elektronik berksala besar (>Rp15 milyar)

(20)

Dalam implementasinya, Making Indonesia 4.0 memiliki 10 prioritas nasional dengan penjelasan berikut:

1. Memperbaiki alur aliran material

2. Mendesain ulang zonasi/ perwilayahan industri 3. Mengakomodir standar sustainability

4. Memberdayakan Industri Kecil dan Menengah – termasuk usaha mikro

5. Membentuk infrastruktur digital nasional 6. Menarik investasi asing

7. Meningkatkan kualitas SDM 8. Membentuk ekosistem inovasi

9. Menerapkan insentif investasi teknologi 10. Harmonisasi peraturan dan kebijakan

Dalam rangka mendukung kebijakan Industry 4.0 dan Aspirasi Making Indonesia 4.0, maka dirumuskan berbagai kebijakan sebagai arah/tindakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.

Adapun arah kebijakan Biro Hubungan Masyarakat untuk tahun 2020 – 2024 sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas Komunikasi Publik

b. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Stakeholder Eksternal c. Meningkatkan Kualitas Informasi Sektor Industri

d. Meningkatkan Kualitas Fasilitasi Hubungan Antar Lembaga e. Meningkatkan Kualitas Layanan Manajemen Kinerja

B. Kegiatan

Dalam melaksanakan arah kebijakan dan strategi untuk mencapai Visi dan Misi dan Tujuan Strategis, Biro Hubungan Masyarakat mempunyai kegiatan sebagai berikut:

(21)

Tabel 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Biro Hubungan Masyarakat Tahun 2020-2024

No Arah Kebijakan Strategi Kegiatan 1. Meningkatkan

Kualitas

Pelayanan Publik Stakeholder Eksternal

• Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan publik Kementerian Perindustrian;

• Meningkatkan kualitas SDM pelayanan

Kementerian Perindustrian;

• Meningkatkan penggunaan teknologi

informasi dalam pelayanan publik Kementerian Perindustrian

• Membangun standar

operasional kerja dengan satuan kerja

Kementerian Perindustrian;

• Melakukan koordinasi

dengan unit kerja di lingkungan Sekretariat

Jenderal dalam penyediaan standar pelayanan

internal di lingkungan Sekretariat Jenderal;

• Meningkatkan penggunaan teknologi

informasi dalam pelayanan publik internal

Kementerian Perindustrian

• Melakukan rapat koordinasi dengan satuan kerja Kementerian perindustrian terkait dengan Standar Pelayanan, Kebijakan terkini pelayanan publik dan rencana pengembangan layanan pubik Kementerian Perindustrian;

• Melakukan

pelatihan/bimbingan teknis terhadap pegawai yang menangani pelayanan publik.

• Melakukan perbaikan sistem

prosedur dengan

meningkatkan penggunaan ICT dalam pelayanan publik.

• Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan publik unit kerja daerah

.

(22)

No Arah Kebijakan Strategi Kegiatan 2. Meningkatkan

Informasi

tentang Industri

• Meningkatkan kuantitas dan kualitas

pemberitaan industri;

• Meningkatkan pemahaman stakeholder mengenai sektor industri

• Melakukan komunikasi yang rutin dengan media massa terkait kebijakan industri;

• Membuat press release yang memberikan informasi yang relevan;

• Memperbanyak publikasi terkait program dan kebijakan industri;

• Melakukan analisis media dan pemberitaan secara rutin.

4. Meningkatkan Kualitas Fasilitasi

Hubungan Antar Lembaga

• Melaksanakan forum dan dialog dengan

stakeholder dari Kementerian Perindustrian;

• Meningkatkan kualitas kegiatan forum dan dialog industri

• Melakukan diskusi/dialog rutin dengan stakeholder Kementerian Perindustrian;

• Melakukan seminar/forum yang membahas isu terkini dari Kementerian Perindustrian.

5. Meningkatkan Kualitas Layanan Manajemen Kinerja

• Meningkatkan kualitas

perencanaan dan pelaporan

kegiatan;

• Membuat

prosedur kerja dan pelayanan;

• Meningkatkan layanan

keuangan Biro Hubungan

Masyarakat.

• Melakukan analisis rutin terhadap pencapaian kinerja Biro Hubungan Masyarakat;

• Menggunakan pendekatan

“money follow program” dalam penganggaran kegiatan Biro Hubungan Masyarakat;

• Evaluasi pelaksanaan prosedur kerja yang ada di Biro Hubungan Masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan tujuan Biro Hubungan Masyarakat, maka Biro Hubungan Masyarakat melaksanakan kegiatan “Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik”. Adapun inisiatif strategis atau aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh Biro Hubungan Masyarakat dalam mencapai sasaran kegiatan dijelaskan dalam Matriks Keterkaitan pada Error! Reference source not found..

(23)

C. Kerangka Regulasi

Dalam rangka mewujudkan pelayanan informasi dan komunikasi yang efektif untuk mendukung pembangunan industri, maka Biro Hubungan Masyarakat membutuhkan kerangka regulasi. Adapun beberapa regulasi yang disusun dan ditetapkan selama periode 2020 – 2024 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Matriks Kerangka Regulasi Biro Hubungan Masyarakat

No

Arah Kerangka

Regulasi dan/atau Kebutuhan

Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggung

jawab

Unit Terkait /Instansi

Target Penyeles

aian

1 Perubahan Peraturan Menteri Perindustrian No 351 Tahun 2011 tentang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Perindustrian

Perubahan penugasan PPID Kementerian Perindustrian dari Kepala Pusat Komunikasi Publik menjadi Kepala Biro Hubungan Masyarakat

Perluasan PPID di Unit Pusat terutama

penambahan PPID di lingkungan Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal,

Perubahan tata cara permohonan informasi publik dimana

permohonan informasi dilakukan melalui satu pintu yaitu Biro

Hubungan Masyarakat

Biro Humas Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian

2023

D. Kerangka Kelembagaan

D.1. Struktur Organisasi Biro Hubunga Masyarakat

Dalam rangka mendukung menopang kinerja Kementerian Perindustrian maka diperlukan tugas dan fungsi terkait dengan pembinaan, koordinasi, pemberian dukungan administrasi hubungan masyarakat yang terangkum dalam wadah Biro Hubungan Masyarakat.

(24)

Struktur organisasi Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal saat ini mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Perindustrian. Struktur organisasi Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian, dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Biro Hubungan Masyarakat Tahun 2020 – 2024

D.2. Manajemen SDM Aparatur Biro Hubungan Masyarakat

Secara internal Biro Humas harus didukung oleh ketersediaan SDM Aparatur yang profesional dan berintegritas, baik dari segi kuantitas dan kualitas. Biro Humas dalam menjalankan fungsinya membutuhkan SDM Aparatur yang memiliki kecakapan dalam melaksanakan koordinasi dan pengelolaan komunikasi dan informasi publik.

Implementasi UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) juga memberikan harapan besar bagi upaya pelaksanaan manajemen ASN Biro Humas. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa manajemen ASN bertujuan untuk menghasilkan SDM Aparatur yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja tanpa diskriminasi (merit system). Manajemen

(25)

ASN sendiri terbagi atas Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan. Sementara itu, Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, gaji dan tunjangan, pengembangan kompetensi, penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.

Pelaksanaan manajemen ASN di lingkungan Biro Humas harus terus ditingkatkan untuk mengoptimalkan dukungan SDM Aparatur terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kinerja SDM Aparatur yang optimal akan menciptakan efektifitas kinerja organisasi dalam mendukung pencapaian visi dan misi Biro Humas. Namun permasalahan pokok yang belum dan harus terselesaikan dalam pelaksanaan manajemen ASN di lingkungan Biro Humas, yaitu : 1. Jumlah SDM saat ini yang belum memadai. Hal ini ditambah

dengan kondisi dimana dalam kurun waktu 2020-2024, beberapa pegawai memasuki masa pensiun, pindah unit kerja (mutasi), maupun tenaga Non PNS yang berencana atau telah mengundurkan diri;

2. SDM Biro Humas saat ini perlu mendapatkan tambahan pembekalan skill yang diperlukan;

3. Pejabat fungsional di lingkungan Kementerian Perindustrian perlu dikelola dan diberdayakan agar lebih optimal. UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengamanatkan SDM profesional dan pengembangan kelompok jabatan fungsional dalam sebagai pilar utama dalam melaksanakan tugas dan fungsi;

4. Belum tersedianya analisis kebutuhan Diklat SDM Aparatur sesuai dengan jabatan yang disandangnya akibat belum tersedianya standar kompetensi jabatan itu sendiri. Analisis

(26)

kebutuhan Diklat jabatan yang sesuai dengan kompetensi jabatan sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai terhadap kinerjanya. Hal yang terjadi saat ini adalah keikutsertaan Diklat yang kurang tepat sasaran, yakni ketidaksesuaian substansi Diklat dengan tugas dan fungsi yang dilaksanakan di unit kerja pegawai.

Dalam menghadapi tantangan pembangunan industri tahun 2020- 2024, beberapa hal yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ASN di lingkungan Biro Humas adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan dan pemberdayaan pejabat fungsional;

2. Sebagian besar SDM di Biro Humas agar dapat mengikuti Diklat yang sesuai dengan jabatan fungsional yang dipegang untuk menjalankan tugas substansi, sementara sebagian lainnya akan melaksanakan tugas pendukung;

3. Perhitungan kebutuhan SDM Aparatur yang tepat sesuai Analisis Beban Kerja dan Peta Jabatan unit organisasi perlu dilaksanakan secara rutin setiap tahun untuk mengetahui jumlah pegawai yang ada (bezetting), pegawai pensiun, mutasi, meninggal dunia, dan untuk mengantisipasi perubahan organisasi sehingga dapat menggambarkan kekurangan/ kelebihan jumlah pegawai pada setiap jabatan. Perhitungan kebutuhan SDM Aparatur meliputi pendataan jumlah pejabat struktural, pejabat fungsional, pelaksana dan PPPK.

4. Analisis kebutuhan Diklat ASN dapat dilakukan dengan menyelenggarakan Diklat dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Humas, Biro Humass ke depan akan mengadakan Diklat yang bertujuan untuk meningkatkan:

a) Kualitas perencanaan strategi komunikasi;

b) Kemampuan dalam monitoring dan analisis media;

c) Kualitas pelaksanaan komunikasi dan penyediaan informasi publik;

(27)

d) Solidaritas dan team building;

e) Kemampuan Public Speaking ; f) Kualitas Pejabat Fungsional.

Untuk mewujudkan SDM yang kompeten di bidangnya, Biro Humas dapat :

1. Menyelenggarakan diklat secara mandiri;

2. Berpartisipasi pada diklat dan pelatihan/workshop oleh Pusdiklat Industri, Kominfo, dan/atau lembaga lain;

3. Mengikuti pelatihan keahlian khusus yang diselenggarakan oleh pihak swasta yang kompeten di bidang kehumasan.

Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas ASN di lingkungan Biro Humas diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pencapaian visi-misi dan tujuan Biro Humas, Sekretariat Jenderal, dan Kementerian Perindustrian.

(28)

BAB IV

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

A. Target Kinerja

Untuk mencapai sasaran strategis tahun 2020-2024 sesuai dengan arah kebijakan dan strategi serta struktur organisasi Kementerian Perindustrian yang dijabarkan pada bab sebelumnya, Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian akan mendukung program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian. Kegiatan yang dilakukan Biro Hubungan Masyarakat untuk mendukung program tersebut adalah kegiatan Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik. Adapun sasaran- sasaran kegiatan dan indikator outcome yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Sasaran dan Indikator Kinerja Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik Tahun 2020 - 2024

Kode Sasaran Kegiatan

(Outcome)/Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024

WA. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 1831. PENINGKATAN KUALITAS KEHUMASAN

TJ Terwujudnya Pelayanan Informasi dan Hubungan Masyarakat yang mendukung Pembangunan Industri

TJ1

Capaian

Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik

Predikat Menuju

Informatif Menuju

Informatif Menuju

Informatif Menuju

Informatif Informatif

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

SK.1 Meningkatnya pemberitaan media massa dan interaksi media sosial terhadap kinerja Kemenperin

1 Persentase pemberitaan positif sektor industri di

media massa Persen n/a 98,5 98,7 98,9 99,1

2

Persentase Jumlah Media Partner Yang Mempublikasikan Kinerja Kemenperin

Persen 80 81 82 83 84

3

Tingkat Interaksi (Engagement rate) akun media sosial

Kemenperin dengan Masyarakat

Persen 2 3,15 3,2 3,25 3,3

(29)

Tabel 4.1 (lanjutan)

Kode Sasaran Kegiatan

(Outcome)/Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

SK.2 Terwujudnya strategi komunikasi yang efektif dan komunikasi dengan media massa yang optimal

1 Persentase rekomendasi strategi komunikasi yang

ditindaklanjuti Persen 60 62 65 68 70

2

Persentase kehadiran undangan media massa dalam peliputan pimpinan Kemenperin

Persen 70 75 80 85 88

SK.3 Terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas

1

Tingkat Kepuasan Eksternal terhadap pelayanan publik Kementerian Perindustrian

Indeks (skala

1-4) 3,1 3,11 3,12 3,15 3,18

2 Tingkat ketepatan waktu penyediaan informasi

publik Persen 99,36 99,37 99,38 99,39 99,4

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

SK.4 Meningkatkan Kinerja ASN Biro Hubungan Masyarakat 1 Rata-rata capaian kinerja

pegawai Biro Humas Nilai 90 91 92 93 94

2 Rata-rata indeks profesionalitas ASN

Kemenperin Indeks n/a 71 73 76 80

SK.5 Meningkatkan efektivitas organisasi Biro Hubungan Masyarakat

1 Nilai SAKIP Biro Humas Nilai 68 70 72 74 76

2

Rekomendasi hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh biro hubungan masyarakat

Persen n/a 91,5 92 92,5 93

SK.6 Meningkatnya Pemanfaatan Industri barang dan jasa dalam negeri

1

Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di Biro Hubungan Masyarakat

Nilai n/a 75 80 85 90

B. Kerangka Pendanaan

Untuk mencapai sasaran strategis tahun 2020-2024, Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah kebijakan dan strategi serta struktur organisasi Kementerian Perindustrian yang dijabarkan pada bab III. Berikut ini kerangka pendanaan dari program dan kegiatan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian tahun 2020-2024.

(30)

Tabel 4.2 Kerangka Pendanaan Kegiatan Peningkatan Kualitas Kehumasan Tahun 2020-2024

Kode Sasaran Kegiatan /

Indikator Sasaran Satuan Alokasi Anggaran (Rp Ribu)

2020 2021 2022 2023 2024

TJ Terwujudnya pelayanan Informasi dan hubungan masyarakat yang mendukung pembangunan industri

TJ1 Capaian

Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik

Predikat 13.800.266 13.874.668 12.049.592 42.693.639 42.698.197

A. Perspektif Pemangku Kepentingan

SK.1

Meningkatnya pemberitaan media massa dan interaksi media sosial terhadap kinerja Kemenperin

6.587.925 7.581.338 5.280.659 29.463.577 33.183.353

SK1.1 Persentase pemberitaan positif sektor industri di media massa

persen 2.495.955 2.022.147 2.068.338 3.722.044 3.356.287

SK1.2 Persentase Jumlah Media Partner Yang Mempublikasikan Kinerja Kemenperin

persen 2.431.226 3.037.872 1.675.833 20.087.500 26.243.111

SK1.3 Tingkat Interaksi (Engagement rate) akun media sosial

Kemenperin dengan Masyarakat

persen 1.660.744 2.521.319 1.536.488 5.654.033 3.583.955

B. Perspektif Proses Bisnis Internal SK.2 Terwujudnya strategi

komunikasi yang efektif dan komunikasi dengan media massa yang optimal

3.261.568 2.160.056 2.124.964 5.699.400 2.895.690

SK2.1 Persentase rekomendasi strategi komunikasi yang ditindaklanjuti

persen 2.787.342 1.703.406 1.813.770 4.411.900 2.295.690

SK2.2 Persentase kehadiran undangan media massa dalam peliputan

pimpinan Kemenperin

persen 474.226 456.650 311.194 1.287.500 600.000

SK.3 Terwujudnya pelayanan

publik yang berkualitas 932.851 792.311 786.336 2.643.016 1.353.979 SK3.1 Tingkat Kepuasan

Eksternal terhadap pelayanan publik Kementerian Perindustrian

Indeks (skala

1-4)

531.077 449.126 623.560 1.813.016 881.455

SK3.2 Tingkat ketepatan waktu penyediaan informasi publik

Persen 401.774 343.185 162.776 830.000 472.524

C. Perspektif Pembelajaran Organisasi SK.4 Meningkatnya Kinerja

ASN Biro Hubungan Masyarakat

2.507.397 2.971.722 3.484.052 4.157.046 4.514.903

SK4.1 Rata-rata capaian kinerja pegawai Biro Humas

nilai 2.507.397 405.597 439.914 452.046 425.752

(31)

Kode Sasaran Kegiatan /

Indikator Sasaran Satuan Alokasi Anggaran (Rp Ribu)

2020 2021 2022 2023 2024

SK4.2 Rata-rata indeks profesionalitas ASN Kemenperin

indeks - 2.566.125 3.044.138 3.705.000 4.089.151

SK.5 Meningkatkan efektivitas organisasi Biro Humas

510.525 114.350 102.111 380.600 340.272

SK5.1 Nilai SAKIP Biro Humas nilai 510.525 81.200 70.625 156.000 128.896 SK5.2 Rekomendasi hasil

pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh biro hubungan masyarakat

persen - 33.150 31.486 224.600 211.376

SK.6 Meningkatnya

Pemanfaatan Industri barang dan jasa dalam negeri

- 103.262 42.040 50.000 60.000

SK6.1 Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di Biro Hubungan Masyarakat

nilai - 103.262 42.040 50.000 60.000

Tabel 4.2 merupakan tabel yang menjelaskan tentang kebutuhan pendanaan untuk mencapai outcome Biro Humas dari tahun 2020 hingga tahun 2024. Pada tahun 2021 terdapat perubahan indikator pada Sasaran Kegiatan 4 (SK4), Sasaran Kinerja 5 (SK5) dan Sasaran Kinerja 6 (SK6) dimana anggaran pada komponen indikator SK4.2, SK5.2 dan SK6.1 pada tahun 2020 masih mendukung indikator SK4.1 dan SK5.1. Hal ini dikarenakan pada tahun 2020 indikator SK4.2, SK5.2 dan SK6.1 belum digunakan dan baru digunakan mulai akhir tahun 2021.

Penyesuaian ini dilakukan untuk mengakomodir kesesuaian kegiatan pada RO/KRO dengan tugas masing-masing pokja yang telah disepakati. Disamping itu, penyesuaian ini juga mempermudah pemantauan realisasi anggaran dan realisasi fisik yang ada pada aplikasi pemantauan kinerja Biro Humas.

(32)

BAB V PENUTUP

Rencana Strategis Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 merupakan rencana kerja jangka menengah dan merupakan penjabaran program, kegiatan, sasaran, dan indikator kinerja dalam upaya untuk mencapai tujuan Biro Hubungan Masyarakat pada khususnya, serta Sekretariat Jenderal dan Kementerian Perindustrian pada umunya selama 5 (lima) tahun ke depan. Penyusunan Renstra dilakukan secara sistematis, komprehensif, integratif, dan sinergis dengan menggunakan alat bantu peta strategi dan Key Performance Indicator (KPI) agar penggunaan sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara lebih efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Rencana Strategis Biro Hubungan Masyarakat akan di-review secara berkala setiap tahunnya dan dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan kebijakan jika dipandang perlu.

Kegiatan-kegiatan tahunan telah disusun dan direncanakan berdasarkan kondisi lingkungan saat ini. oleh karena itu seiring dengan berjalannya waktu pelaksanaan, kegiatan-kegiatan tersebut dapat diperkaya sesuai dengan perubahan lingkungan yang ada ketika menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT).

Renstra Biro Hubungan Masyarakat ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan memberikan kejelasan terhadap tahap-tahap pencapaian tujuan Biro Hubungan Masyarakat serta Sekretariat Jenderal dan Kementerian Perindustrian secara sistematis.

(33)

LAMPIRAN

(34)

Lampiran 1. Pohon Kinerja Biro Hubungan Masyarakat Tahun 2020-2024

(35)

Lampiran 2. Matriks Kinerja dan Kerangka Pendanaan Biro Hubungan Masyarakat Tahun 2020 – 2024

KODE

KEGIATAN / SASARAN KEGIATAN / INDIKATOR

SASARAN / KRO / RO / KOMPONEN

SATUAN Target Alokasi Anggaran (dalam Rp

Miliar) Unit

Organisasi Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik 13,8 13,8 12,1 42,7 42,7

TJ Terwujudnya pelayanan Informasi dan hubungan masyarakat yang mendukung pembangunan industri TJ1 Capaian Penganugerahan

Keterbukaan Informasi Publik

Predikat Menuju

Informatif Menuju

Informatif Menuju

Informatif Menuju

Informatif Informatif Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kemenperin A. Perspektif Pemangku Kepentingan

SK.1 Meningkatnya pemberitaan media massa dan interaksi media sosial terhadap kinerja Kemenperin SK1.1 Persentase pemberitaan

positif sektor industri di media massa

persen n/a 98,50 98,70 98,90 99,10 Seluruh Pokja Biro

Humas SK1.2 Persentase Jumlah Media

Partner Yang

Mempublikasikan Kinerja Kemenperin

persen 80 81 82 83 84 Pokja Pemberitaan,

Pokja Promosi SK1.3 Tingkat Interaksi

(Engagement rate) akun media sosial Kemenperin dengan Masyarakat

persen 2 3,15 3,20 3,25 3,30 Pokja Pemberitaan,

Pokja Promosi B. Perspektif Proses Bisnis Internal

SK.2 Terwujudnya strategi komunikasi yang efektif dan komunikasi dengan media massa yang optimal

SK2.1 Persentase rekomendasi strategi komunikasi yang ditindaklanjuti

persen 60 62 65 68 70 Pokja Strategi Komunikasi,

Pokja HAL SK2.2 Persentase kehadiran

undangan media massa dalam peliputan pimpinan Kemenperin

persen 70 75 80 85 88 Pokja Pemberitaan

(36)

KODE KEGIATAN / INDIKATOR SASARAN / KRO / RO /

KOMPONEN

SATUAN Target Alokasi Anggaran (dalam Rp

Miliar) Unit

Organisasi Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik 13,8 13,8 12,1 42,7 42,7

SK.3 Terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas

SK3.1 Tingkat Kepuasan Eksternal terhadap pelayanan publik Kemenperin

Indeks (skala 1-

4)

3,1 3,11 3,12 3,15 3,18 Pokja Informasi

Publik SK3.2 Tingkat ketepatan waktu

penyediaan informasi publik

Persen 99 99,37 99,38 99,39 99,40 Pokja Informasi

Publik C. Perspektif Pembelajaran Organisasi

SK.4 Meningkatnya Kinerja ASN Biro Hubungan Masyarakat

SK4.1 Rata-rata capaian kinerja pegawai Biro Humas

nilai 90 91 92 93 94 Sub Bagian Tata Usaha SK4.2 Rata-rata indeks

profesionalitas ASN Kemenperin

indeks n/a 71 73 76 80 Sub Bagian Tata Usaha

SK.5 Meningkatkan efektivitas organisasi Biro Humas

SK5.1 Nilai SAKIP Biro Humas nilai 68 70 72 74 76 Sub Bagian Tata Usaha SK5.2 Rekomendasi hasil

pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh biro hubungan masyarakat

persen n/a 91,50 92 92,50 93 Sub Bagian Tata Usaha

SK.6 Meningkatnya Pemanfaatan Industri barang dan jasa dalam negeri

SK6.1 Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di Biro Hubungan Masyarakat

nilai n/a 75 80 85 90 Sub Bagian Tata Usaha

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020 - 2024, arah kebijakan dan strategi pembangunan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan

Di dalam rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020-2024 dan arah kebijakan dan strategi pembangunan Badan Karantina Ikan Pengendalian

Di dalam rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020 - 2024, arah kebijakan dan strategi pembangunan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan

Di dalam rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020 - 2024, arah kebijakan dan strategi pembangunan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu

Di dalam rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020 - 2024, arah kebijakan dan strategi pembangunan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan

Renstra KBRI Den Haag tahun 2020-2024 berintikan visi, misi, tujuan yang dituangkan dalam sasaran strategis, arah kebijakan, dan strategi untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas

Renstra Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada

Rencana Strategis P3K2 Amerop/PSKK Amerop 2020-2024 3 Sejalan dengan arah RPJMN 2020-2024 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) tahun