• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar 35 WPS dapat dilihat pada Tabel 3.5

B. Sistem Perpipaan

3.2.2.2 Rencana Pengembangan SPAM

Untuk Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan, skenario yang dijalankan untuk memenuhi kebutuhan layanan air minum adalah meningkatkan pemanfaatan kapasitas produksi tidak terpakai ( idle capacity), meningkatkan kapasitas sistem pelayanan eksisting dan mengoptimalkan pemanfaatan jaringan perpipaan yang telah ada, dan membangun sistem pelayanan baru di wilayah yang belum terlayani. Sistem baru yang diusulkan adalah :

1. SPAM Sawangan dengan kapasitas 200 liter/detik. Air baku berasal dari Kali Angke yang memiliki debit 442 liter/detik. Untuk menjaga kontinuitas pasokan air di musim kemarau, akan dibangun waduk retensi (impounding reservoir) untuk menampung air baku. SPAM Sawangan direncanakan untuk melayani sebagian wilayah kecamatan Sawangan dan Bojongsari .

2. SPAM Cimanggis dengan kapasitas 200 liter/detik. Air baku berasal dari Sungai Ciliwung, SPAM Cimanggis direncanakan untuk melayani sebagian wilayah kecamatan Cimanggis dan kecamatan Beji.

3. SPAM Cinere dengan kapasitas 150 liter/detik. Air baku berasal dari sungai Pesanggrahan dengan debit 789 liter/detik. Mengingat debit andalan rerata sungai Pesanggrahan tidak dapat memenuhi

III-92

kebutuhan air di musim kemarau, maka akan dibangun waduk retensi. SPAM Cinere direncanakan untuk melayani kecamatan Cinere dan kecamatan Limo.

Sistem yang akan ditingkatkan kapasitasnya adalah :

1. SPAM Legong, ditingkatkan kapasitasnya sebesar 200 liter/detik. Direncanakan untuk melayani wilayah kecamatan Sukmajaya dan kec. CIlodong.

2. SPAM Citayam, ditingkatkan kapasitasnya sebesar 250 liter/detik. Direncanakan untuk melayani wilayah kecamatan Pancoran Mas, Cipayung, dan sebagian kec. Beji.

Mengoptimalkan jaringan perpipaan yang ada dengan meningkatkan tekanan air melalui pemasangan booster pump :

1. Di kec. Tapos, untuk meningkatkan tekanan air IPA Legong untuk melayani kec. Tapos.

2. Di kel. Rangkapan Jaya, untuk meningkatkan tekanan air IPA Citayam untuk melayani sebagian kec. Pancoran Mas.

Memanfaatkan kapasitas produksi yang belum terpakai melalui perluasan jaringan distribusi, dan pemasangan sambungan rumah (SR) untuk melayani kec. Pancoran Mas, kec. Sukmajaya, dan kec. Beji. Program prioritas pengembangan 5 (lima) tahun ke depan adalah :

1. Optimalisasi jaringan distribusi yang ada dengan pemasangan booster pump

2. Pemanfaatan kapasitas produksi tidak terpakai, melalui perluasan jaringan distribusi dan pemasangan SR

3. Pengembangan SPAM di Ibukota Kecamatan melalui pembangunan bendung, pembangunan IPA dan jaringan distribusi baru

4. Peningkatan kapasitas IPA

Kegiatan yang diusulkan berupa penyusunan studi kelayakan dan DED, pengadaan lahan, pembangunan bendung, pembangunan konstruksi bangunan produksi dan jaringan, serta sosialisasi dan operasional dan pemeliharaan, sedangkan untuk pengembangan layanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Non Perpipaan (Bukan Jaringan Perpipaan, BJP). Skenario penurunan persentase penggunaan SPAM non perpipaan yang kualitasnya lebih rendah menjadi lebih baik kualitasnya adalah sebagai berikut :

Sistem non-perpipaan tidak terlindungi secara nasional adalah 45% pada tahun 2004 menurun menjadi menjadi 33% pada tahun 2009 dan 20% pada tahun 2015. Atau peningkatan cakupan sistem non perpipaan terlindungi sebesar 25% selama 11 tahun atau peningkatan 2,27% /per tahun.

 Untuk Kota Depok sistem non perpipaan tak terlindungi dari data Susenas tahun 2008 adalah 1,44% yaitu dari sumur gali tak terlindungi. Dan untuk sumur gali terlindungi tercatat 1,87%.

 Target utama adalah menurunkan sampai nol% pemakai sumur gali tak terlindungi menjadi terlindungi atau terlayani sistem SPAM BJP komunal terbatas pada tahun 2015. Kondisi di Depok sudah diatas target nasional sehingga target ini adalah untuk mempercepat penduduk memperoleh akses aman terhadap air minum. Target ini cukup menggambarkan perkiraan penduduk miskin yang tinggal di kawasan kumuh atau kantong kemiskinan lainnya.

 Sedangkan pemakai sumur gali terlindungi akan diprogramkan untuk menggunakan SPAM BJP komunal pada tahap ke dua tahun 2016-2020.

Berdasarkan pada akses air minum dari SUSENAS BPS tahun 2008 diperoleh gambaran akses air yang dimiliki penduduk terutama yang menggunakan pompa baik pompa tangan maupun pompa listrik. Target sesuai dengan kebijakan dan strategi nasional pengembangan SPAM agar pada tahun 2015 SPAM perpipaan perkotaan mencapai 49% penduduk sangat sulit diwujudkan di Kota Depo k. Kondisi ini terjadi karena air tanah sangat mudah di dapat dan bila aturan pembatasan melalui PERDA Pengambilan Air Tanah tidak bisa secara bertahap diperketat agar penggunaan air tanah berkurang dan beralih menggunakan air permukaan.

Ijin air tanah untuk air mineral yang terus marak perlu ditinjau ulang, segera dibatasi agar bencana akibat ketidak seimbangan pengisian dan pengambilan air tanah bisa dihindari. Skenario yang diperkirakan mampu dilaksanakan Kota Depok untuk peningkatan akses air minum aman diusulkan sebagai berikut :

1. Akses pengguna air sumur tak terlindungi yang 1,44% pada tahun 2015 sudah nol dan dimungkinkan berubah menjadi terakses air sumur terlindungi atau SPAM perpipaan komunal (SPAM BJP), sehingga pada tahun 2015 Kota Depok sudah te rakses air minum aman (pemakai sumur tak terlindungi sudah tidak ada).

2. Untuk pengguna air sumur terlindungi yang 1,87% pada tahun 2015 ditargetkan memperoleh pelayanan air minum perpipaan. Ditambah dengan pengguna air sumur pompa (pompa tangan (SPT) maupun Listrik) sekitar 10% sehingga target SPAM perpipaan untuk tahun 2015 menjadi 22,69%. Diusulkan ada target pengguna sumur pompa tangan dan berpindah ke perpipaan (ledeng) sebesar 10% selama tiga tahun.

3. Target air minum dalam kemasan penggunaannya direm pada 20% penduduk saja.

4. Kemudian skenario untuk tahap berikutnya 2020 adalah air sumur tak terlindungi sudah nol dan beralih ke SPAM perpipaan (ledeng). Target peningkatan pemakai air ledeng meningkat 12,5% selama lima tahun dari pemakai sumur pompa dan air sumur terlindungi.

5. SPAM BJP yang diprogramkan adalah mengurangi pemakai sumur tak terlindungi menjadi nol pada tahun 2015.

6. Pemakai sumur terlindungi sudah tidak ada pada tahun 2020 beralih menjadi pemakai sumur pompa listrik yang telah ditambah filter untuk pengaman dari nitrat. Pemakai komunal minimal pengguna existing yaitu 1.190 KK dan yang diprogramkan sampai pada tahun 2015.

7. Target minimal untuk SPAM BJP sampai tahun 2015 adalah 1,44% penduduk atau 6.384 KK atau dilakukan dengan skenario pengembangan sebagai berikut :

Untuk SPAM BJP individual ditargetkan 1.884 KK dapat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan perbaikan sarana Sanitasi (sumur pompa tangan/listrik ditambah dengan filter) :

a) Untuk sistem BJP komunal (perpipaan terbatas) diperhitungkan sebagai berikut, bila 1 paket 150 KK maka ada 30 lokasi atau 4.500 KK yang bisa diprogramkan selama 3 tahun atau per tahun 10 lokasi. Jadi bila dengan existing maka sistem BJP Komunal nantinya mencapai 5.690 pada tahun 2015 dan ini berarti kontribusi Sistem A.T dengan Pompa tangan dan Listrik yang sehat sebesar

III-94

0,26% dari penduduk pada tahun 2015, pada tahun 2020 kontribusinya 0,2%, tahun 2025 0,16% dan pada tahun 2030 hanya 0,12%.

b) Sistem BJP Komunal ini bisa juga berkontribusi menaikkan cakupan pelayanan sistem perpipaan bila nantinya pola perhitungan sistem perpipaan dan non perpipaan telah disempurnakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Biro Pusat Statistik

c) Pembangunan sistem BJP komunal baik dengan SIPAS (sumber air permukaan termasuk mata air, setu dan sungai) maupun Sumur Bor Dalam Terbatas(pengambilan air tanah seimbang dengan recharge yang masuk (yang akan ditentukan dengan pumping test sumur produksi)) terus bisa dilaksanakan sebagai pelengkap PDAM dan UPT Air Bersih untuk wilayah yang sulit dijangk au sistem perpipaan yang ada.

Dengan target ini pemakaian air tanah Kota Depok mencapai 1.886 L/detik pada tahun 2030 sehingga masih aman untuk kondisi air tanah Kota Depok. Target pemakaian air permukaan yang mencapai 6.000 L/detik masih memungkinkan dipasok dari sungai yang ada di Kota Depok.