• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK

KETERANGAN TENTANG WALI AMANAT OBLIGASI DAN SUKUK MUDHARABAH

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM

Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi setelah dikurangi biaya-biaya Emisi terkait, seluruhnya akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang jangka pendek Perseroan dengan rincian sebagai berikut:

Debitur : PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Kreditur : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

Sifat Hubungan Afiliasi : Tidak Terafiliasi

Fasilitas : Loan on Note

Nomor dan Tanggal Perjanjian : Akta Perjanjian Kredit No. 38 tanggal 23 Juni 2020 juncto Akta Perjanjian Kredit No. 04 tanggal 2 Juli 2021 dibuat dihadapan Notaris Sri Ismiyati S.H. M.Kn.

Tingkat Bunga : Cost of Fund + 1,5% p.a. (belum termasuk pajak)

Jangka Waktu dan Jatuh Tempo : maksimal 3 bulan setelah tanggal penarikan terakhir fasilitas Saldo Pinjaman saat Ini (tidak termasuk

bunga) : Rp 2.450.000.000.000,- (dua triliun empat ratus lima puluh miliar Rupiah)

Saldo Pinjaman yang akan Dibayarkan* : Sebanyak – banyaknya Rp 1.750.000.000.000,- (satu triliun tujuh ratus lima puluh miliar Rupiah)

Penggunaan Pinjaman : Pembiayaan Modal Kerja

Riwayat Utang : Keseluruhan dana telah ditarik pada 29 Juni 2021 Prosedur dan Persyaratan Pelunasan

atau Pembayaran : Pelunasan kredit berasal dari penerbitan PUB II Tahap 1, corporate cashflow dan/atau pendanaan dari Corporate Action lainnya Sisa Saldo Utang (setelah dibayar)** : Rp 700.000.000.000,- (tujuh ratus miliar rupiah)

*) Jumlah tersebut akan dikurangi dengan biaya emisi yang akan ditentukan kemudian.

**) Akan disesuaikan setelah diperolehnya kepastian atas besaran dari Jumlah pokok yang akan dibayarkan dengan memperhitungkanTingkat Suku Bunga yang berlaku.

Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Sukuk Mudharabah setelah dikurangi biaya-biaya Emisi akan digunakan seluruhnya 100% untuk membiayai modal kerja proyek infrastruktur dan Gedung yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal.

Perseroan tidak akan menggunakan dana Penawaran Umum Sukuk Mudharabah untuk melakukan pembelian aset, melakukan akuisisi perusahaan lain dan melakukan pembayaran utang dan hal – hal lainnya yang bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal.

Apabila dana hasil Penawaran Umum tidak mencukupi, Perseroan memiliki alternatif sumber dana lain diantaranya namun tidak terbatas melalui pinjaman perbankan atau sumber-sumber internal Perseroan.

Penggunaan dana hasil penawaran umum Sukuk Mudharabah tidak bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar Modal sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 18/POJK.04/2015 sebagaimana diubah dengan POJK Nomor 3/POJK.04/2018.

Pelaksanaan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi dan/atau Sukuk Mudharabah ini akan mengikuti ketentuan pasar modal yang berlaku di Indonesia.

Rencana Penggunaan Dana Penawaran Umum Obligasi bukan merupakan Transaksi Afiliasi atau Transaksi Benturan Kepentingan dan/atau Transaksi Material atau Perubahan Kegiatan Usaha sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tanggal 2 Juli 2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan (“POJK 42/2020”) juncto Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 tanggal 21 April 2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha (“POJK 17/2020”) karena melunasi pokok pinjaman Perseroan merupakan bagian yang tidak terpisahkan atas transaksi pemberian pinjaman secara langsung dari pihak perbankan.

Rencana Penggunaan Dana Penawaran Umum Sukuk Mudharabah tidak termasuk sebagai Transaksi Material karena nilai transaksi tidak sama dengan 20% atau lebih dari ekuitas Perseroan sebagaimana dimaksud dalam

38 Pasal 3 ayat (1) POJK 17/2020. Apabila pada pelaksanaannya dilakukan dengan pihak terafiliasi sehingga merupakan Transaksi Afiliasi maka Perseroan wajib memperhatikan kembali ketentuan POJK 42/2020. Perseroan tidak wajib mengikuti prosedur dalam Pasal 4 ayat (1) POJK 42/2020 karena merupakan transaksi yang merupakan kegiatan usaha yang dijalankan dalam rangka menghasilkan pendapatan usaha dan dijalankan secara rutin, berulang, dan/atau berkelanjutan, namun pada awal transaksi tersebut Perseroan wajib memiliki prosedur yang memadai untuk memastikan bahwa Transaksi Afiliasi dilaksanakan sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku umum dan wajib menyimpan dokumen terkait pelaksanaan prosedur tersebut dalam jangka waktu penyimpanan dokumen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta Transaksi Afiliasi tersebut wajib diungkapkan dalam laporan tahunan atau laporan keuangan tahunan Perseroan sebagaimana diatur dalam Pasal 8 juncto Pasal 9 POJK 42/2020 dan juga bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42/2020. Rencana Penggunaan Dana Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 18/POJK.04/2015 juncto Peraturan OJK No. 3/POJK.04/2018.

Perseroan wajib menyampaikan laporan realisasi Penggunaan Dana Penawaran Umum Obligasi dan/atau Sukuk Mudharabah kepada OJK sampai dengan seluruh dana hasil Penawaran Umum Obligasi dan/atau Sukuk Mudharabah telah direalisasikan dan Perseroan harus pula menyampaikan kepada Wali Amanat Obligasi dan/atau Wali Amanat Sukuk dengan tembusan kepada OJK dan apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud untuk mengubah rencana Penggunaan Dana Penawaran Umum Obligasi dan/atau Sukuk Mudharabah, maka Perseroan akan memperhatikan ketentuan Pasal 9 Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015, meminta persetujuan RUPO dan/atau RUPSU terlebih dahulu serta melaporkan hal tersebut kepada OJK sesuai dengan ketentuan Pasal 10 Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015.

Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana secara berkala setiap 6 (enam) bulan dengan tanggal laporan 30 Juni dan 31 Desember kepada Wali Amanat Obligasi dan/atau Wali Amanat Sukuk Mudharabah dengan tembusan kepada OJK sesuai dengan Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015.

Perseroan telah menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dalam dua tahap pada Tahun 2020 dan 2021. Atas penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan tersebut, kami telah menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana secara berkala setiap 6 (enam bulan) dengan tanggal laporan 31 Desember kepada Wali Amanat Obligasi dan/atau Wali Amanat Sukuk Mudharabah dengan tembusan kepada OJK sesuai dengan POJK No.30/205.

No Instrumen Keuangan Periode

Pelaporan Laporan Realisasi Penggunaan Dana (LRPD) Nomor Surat Tanggal 1 Penawaran Umum

Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 dan Sukuk Mudharabah

Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020

31 Desember

2020 SE.01.01/A.SEKPER.00042/2021 12 Januari 2021 31 Maret 2021 SE.01.01/A.SEKPER.00413/2021 08 April 2021

2 Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah

Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021

30 Juni 2021 SE.01.01/A.SEKPER.00763/2021 06 Juli 2021

Dalam hal terdapat dana hasil Penawaran Umum Obligasi dan/atau Sukuk Mudharabah yang belum direalisasikan, Perseroan akan menempatkan dana tersebut dalam instrumen keuangan yang aman dan likuid serta dapat memberikan keuntungan finansial yang wajar bagi Perseroan.

39 Sesuai dengan POJK No. 9/2017, total biaya Rp 6.637.196.138,- (enam miliar enam ratus tiga puluh tujuh juta seratus sembilan puluh enam ribu seratus tiga puluh delapan Rupiah) yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah kurang lebih setara dengan 0,379% dari nilai emisi Obligasi yang meliputi:

• Biaya jasa untuk Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi sebesar 0,225% yang terdiri dari biaya jasa penjaminan (underwriting fee) sebesar 0,070%; biaya jasa penyelenggaraan (management fee) sebesar 0,085%; dan biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,070%.

• Biaya jasa untuk profesi penunjang pasar modal sebesar 0,038%% yang terdiri dari biaya jasa akuntan sebesar 0,023%; biaya jasa konsultan hukum sebesar 0,012% dan biaya jasa notaris sebesar 0,003%.

• Biaya jasa untuk lembaga penunjang pasar modal sebesar 0,048% yang terdiri dari biaya jasa wali amanat sebesar 0,005% dan biaya jasa perusahaan pemeringkat efek sebesar 0,043%.

• Biaya lain-lain 0,068% termasuk biaya Pernyataan Pendaftaran OJK, biaya pencatatan di BEI, biaya pencatatan di KSEI, serta biaya percetakan, iklan, audit penjatahan dan lain-lain.

Sesuai dengan POJK No. 9/2017, total biaya Rp 2.879.155.488,- (dua miliar delapan ratus tujuh puluh sembilan juta seratus lima puluh lima ribu empat ratus delapan puluh delapan Rupiah) yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah kurang lebih setara dengan 0,377% dari nilai emisi Sukuk yang meliputi:

• Biaya jasa untuk Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk sebesar 0,225% yang terdiri dari biaya jasa penjaminan (underwriting fee) sebesar 0,070%; biaya jasa penyelenggaraan (management fee) sebesar 0,085%; dan biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,070%.

• Biaya jasa untuk profesi penunjang pasar modal sebesar 0,048% yang terdiri dari biaya jasa akuntan sebesar 0,023%; biaya jasa konsultan hukum sebesar 0,012% dan biaya jasa notaris sebesar 0,006%, biaya jasa Tim Ahli Syariah sebesar 0,007%.

• Biaya jasa untuk lembaga penunjang pasar modal sebesar 0,058% yang terdiri dari biaya jasa wali amanat sebesar 0,013% dan biaya jasa perusahaan pemeringkat efek sebesar 0,045%.

• Biaya lain-lain 0,053% termasuk biaya Pernyataan Pendaftaran OJK, biaya pencatatan di BEI, biaya pencatatan di KSEI, serta biaya percetakan, iklan, audit penjatahan dan lain-lain.

40