• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.6 Perencanaan Interpretasi KHDTK Cikampek

5.6.3 Rencana Penugasan

KHDTK Cikampek harus membuat struktur organisasi khus interpretasi seperti Gambar 47 dibawah ini.

Keterangan :

: Koordinasi : Perintah/instruksi

Gambar 47 Struktur organisasi KHDTK Cikampek. Kepala Pusat

Litbang peningkatan Produktivitas Hutan

Bagian Tata Usaha

Sub Bag. TU dan Kepegawaian

Sub Bag. Keuangan dan Perlengkapan

Bidang Program dan Evaluasi Penelitian

Bidang Pengembangan Data dan Tindaklanjut Penelitian

Sub Bidang Evaluasi Penelitian

Sub Bidang Program dan Anggaran

Penelitian

Sub Bidang Data, Informasi dan

Diseminasi

Sub Bidang Tindak Lanjut Penelitian KEPALA KHDTK CIKAMPEK PENGELOLA INTERPRETASI (MASYARAKAT ) PELAKSANA INTERPRETASI PEMANDU TIM FOREST OUTBOND KEAMANAN DAN KEBERSIHAN TIM VISITOR CENTRE TIM KESENIAN PERENCANA INTERPRETASI ( TIM AHLI DAN MAHASISWA) MITRA

PENGELOLA (PEMDA, LSM,

Oleh karena itu langkah awal yang harus dilaksanakan adalah membentuk struktur organisasi khusus untuk mengelola dan mengurus kegiatan interpretasi. Struktur organisasi kegiatan interpretasi KHDTK Cikampek terdiri dari tiga bagian yakni pengelola interpretasi, perencana interpretasi dan pelaksana interpretasi. Pengelola kegiatan interpretasi berasal dari masyarakat sekitar desa Cikampek dan melakukan kerjasama dengan mitra pengelola. Mitra pengelola dapat Pemerintah Daerah Kawarang, Dinas Pendidikan Karawang, Dinas Kebudayaan dan Ekonomi kreatif Karawang. Kawasan industri Karawang. Kawasan industri sekitar Karawang perlu dilibatkan untuk menjadi mitra karena kawasan industry tersebut memerlukan kawasan hijau untuk menyerap polusi yang dihasilkan dari kegiatan pabrik tersebut.

Perencana interpretasi harus dapat bekerjasama dengan pengelola, berbagai institusi akademik dan masyarakat dalam merumuskan kegiatan interpretasi yang sesuai di KHDTK Cikampek. Kondisi ekosistem KHDTK Cikampek terdiri dari beraneka pohon baik pohon domestik maupun hasil introdruksi, keanekaragaman satwa liar, kebudayaan masyarakat yang khas, maka perencana interpretasi sebaiknya merupakan tim yang terdiri dari ahli interpretasi, arsitektur lansekap, satwa liar, botani dan kebudayaan Cikampek dan nara sumber lainnya.

Pelaksana interpretasi yang akan direncanakan di KHDTK Cikampek adalah masyarakat sekitar kawasan. Tugas dari pelaksana interpretasi adalah mengimplementasikan keseluruhan rencana yang telah disusun perencana interpretasi, pandai berinteraksi dengan pengunjung dan membantu pengunjung untuk memahami kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek. Bagian dari pelaksana interpretasi adalah pemandu, tim visitor centre, tim forest outbond, tim kesenian, tim keamanan dan tim kebersihan. Salah satu bagian dari pelaksana interpretasi adalah seorang pemandu, pemandu harus bersikap ramah dan menyenangkan dalam menerima pengunjung. Pemandu harus setia menemani dan memperkenalkan keseluruhan potensi objek interpretasi yang terdapat di dalam kawasan.

Tugas tim visitor centre adalah memberikan pelayanan dan informasi yang diperlukan oleh pengunjung. Seorang tim visitor centre berada di dalam dan di

sekitar visitor centre. Tim visitor centre harus bersikap ramah dalam melayani dan menyampaikan berbagai informasi kepada pengunjung KHDTK Cikampek. Sedangkan tim forest outbond harus menguasai berbagai jenis bentuk permainan forest outbond, ceria, memiliki jiwa petualang dan selalu siap dalam menghadapi berbagai pengunjung yang datang ke kawasan.

Tugas tim kesenian adalah memperkenalkan kesenian tradisional sunda kepada pengunjung. Tim kesenian harus paham mengenai berbagai kesenian sunda, mitos dan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat sekitar.Sehingga tim kesenian harus terdiri dari para pelaku kesenian tradisional sunda Cikampek, tokoh adat, sanggar tari, dan masyarakat sekitar KHDTK Cikampek. Sedangkan tim keamanan dan kebersihan dapat berasal dari masyarakat sekitar Cikampek. Tim keamanan harus memiliki keberanian dan kesiapan dalam menjaga dan mengamankan kawasan. Sedangkan tim kebersihan harus memastikan kebersihan lingkungan KHDTK Cikampek.

5.6.3.1Contoh Program Interpretasi

Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa program interpretasi merupakan suatu pola pelaksanaan interpretasi yang disusun menurut waktu dan skenario cerita tertentu yang bertujuan menjelaskan mengenai apresiasi terhadap lingkungan dengan nilai-nilai historis dan alam yang penting. Didalam program interpretasi terdapat personil, fasilitas, dan semua kegiatan interpretasi di suatu areal kelompok, perorangan atau individu (Sharpe 1982).

Salah satucontoh program interpretasi yang dapat diimplementasikan pada jalur Stasiun Klimatologi-Areal Bermain. Program interpretasi akan dimulai dari stasiun klimatologi sampai berakhir di areal bermain. Waktu tempuh untuk mengikuti program ini adalah 3,5 jam perjalanan.

a. Tema : “Napak tilas pesona keunikan alam KHDTK Cikampek

b. Sasaran : Pengunjung berusia 25-55 tahun. c. Kapasitas program:

Jumlah peserta dalam program ini dibatasi untuk 50 orang dengan komposisi masing-masing kelompok berjumlah 10 orang. Pembatasan kapasitas ini bertujuan agar pengunjung dapat dengan optimal memanfaaatkan objek yang

ada. Selain itu untuk menjaga kelestarian satwa liar, flora dan petak-petak penelitian yang ada.

d. Materi program :

Materi yang diberikan antara lain:

Memperkenalkan kondisi ekosistem hutan melalui aneka permainan kepada pengunjung.

Pengenalan pohon unik di KHDTK Cikampek

Memperkenalkan salah satu kesenian tradisional sunda

Memperkenalkan satwa liar yang terdapat di KHDTK Cikampek Memperkenalkan potensi fisik yang ada di KHDTK Cikampek e. Bentuk Kegiatan :

1. Tracking biodiversity

Kegiatan Tracking biodiversity untuk melihat keunikan flora dan satwa liar yang ditemui di sepanjang jalur. Kegiatan tracking ini melalui Stasiun Klimatologi-Areal Outbond. Pengunjung akan dijelaskan oleh interpreter mengenai keseluruhan potensi tersebut. Beberapa flora menarik yang akan ditemui di sepanjang jalur ini adalah areal penanaman ganitri, berbagai jenis pohon (Hymenaea courbarilll, Paraserianthes falcataria, pornis, Eucalyptus alba, Khaya senegalensis, Diospyros celebica, Swietenia macrophylla, S. tonkinensis, Delonix regia, Aleuratus mollucana, Pterocarpus indicus, Ricinodendron africanum, Cecropia peltata, Sedrela Mexicana,dan Salacca zalacca) dan fauna (Cicak terbang (Draco sp), burungcinenen pisang (Orthotomus sutorius), burung wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis), burung layang-layang rumah (Delichon dasypus), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), babi hutan (Sus scrofa),

musang (Paradoxurus hermaphrodites), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),burung tekukur biasa (Streptopelia chinensis),burung perkutut (Geopelia striata), burung anis merah (Zoothera citrine), burung kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), burung wallet linchi (Collocalia linchii).

2. Forest outbond

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kondisi ekosistem hutan lewat aneka permainan kepada pengunjung. Kegiatan ini dapat dilakukan di

areal outbond (bekas areal pertarungan Nyi Pelet”), semak-semak dan areal berkumpul pada bagian terakhir jalur. Beberapa konten permainan yang dapat diimplementasikan di KHDTK Cikampek adalah sebagai berikut :

a. Log line

Permainan ini dilakukan di luar ruangan menggunakan sebuah balok kayu yang dibuat sedemikian rupa agar tidak bergerak. Panjang balok terebut 1,5- 2 meter. Peserta yang akan bermain terdiri dari 6 – 10 orang, tergantung besar dan panjang balok. Kegiatan ini mempunyai durasi waktu 10 menit. Pada awal permainan, penjaga pos meminta seluruh anggota kelompok untuk naik ke atas balok dan peserta harus saling membantu agar tidak terjatuh dari balok ataupun menginjak tanah. Setelah semua naik diatas balok, petugas memberi instruksi dimana mereka harus berdiri berurutan. Misalkan saja, berdasarkan umur. Para peserta harus mengatur barisan diatas balok tanpa boleh turun ke tanah, dari angka yang paling kecil ke angka yang paling besar. Penjaga pos menentukan mana yang menjadi bagian depan. Jika berhasil, lanjutkan dengan instruksi berikutnya, hingga 3 instruksi dapat mereka selesaikan dengan baik. Beberapa peraturan yang wajib dipatuhi dalam permainan ini adalah sebagai berikut:

1. Jika terjatuh pada salah satu tugas maka dianggap gugur dan dilanjutkan dengan tugas kedua dan seterusnya.

2. Intruksi yang diberikan penjaga pos dapat beranekaragam, misal nomor rumah, tanggal lahir, dan lainnya.

3. Permainan ini dilakukan diluar ruangan (areal yang cukup luas) b. Boom waktu

Dalam permainan ini setiap kelompok diberikan bola plastik, tambang plastik, tali rafia, kayu, dan bambu. Kayu atau bambu sudah terikat dengan tambang plastik dan satu buah bola plastik. Tugas dari masing- masing kelompok adalah membawa kayu dan bola menuju garis finish

yang telah disediakan. Apabila bola jatuh maka konsekuensinya kelompok tersebut harus mengulang kembali di garis start. Menariknya, setiap kelompok harus membawa kayu tersebut dengan memegang

ujung tali rafia yang sudah diikatkan pada kayu dan bola.Dalam perjalanan menuju start, strategi kelompok diperlukan untuk menjaga kestabilan kayu tersebut sehingga bola plastik tidak jatuh. Kegiatan ini mempunyai durasi waktu sebesar 10 menit.

Tujuan dari games “Boomwaktu” ini adalah sebagai berikut :

1. Membentuk sikap tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah. 2. Menumbuhkan sikap menghargai waktu atau disiplin diri dalam setiap menyelesaikan setiap pekerjaan

3. Membangun karakter kerja sama antar anggota.

4. Membangun sikap taat dan percaya kepada pemimpin. , 3. Kemah konservasi

Tujuan dari kegiatan kemah konservasi adalah supaya peserta dapat menggali kondisi lingkungan KHDTK Cikampek (flora, fauna dan lingkungan fisiknya). Peserta dapat merasakan suasana alam KHDTK Cikampek, mengungkap mitos/cerita rakyat, menumbuhkan rasa memelihara dan melestarikan hutan.

Bentuk kegiatan kemah konservasi adalah memperkenalkan ekosistem perairan (sawah dan sungai Cicunut), mengenalkan suasana masyarakat sekitar hutan untuk mempelajari sosial budaya, mengajarkan cara mendirikan tenda dan memasak makanan di alam terbuka, membuat api unggun dan wisata malam (bagi yang tertarik untuk menikmati suasana malam hari didalam hutan dengan ditemani pemandu), memperkenalkan salah satu contoh gejala alam (goa Kembang).

4. Belajar kesenian sunda bersama masyarakat

Masyarakat sekitar Cikampek masih memiliki kesenian daerah yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Kesenian daerah tersebut adalah wayang golek dan tarian tradisional. Selain itu para pelaku kesenian tersebut berasal dari daerah Cikampek sendiri. Hal ini dapat menjadi nilai tambah bahwa masyarakat sekitar Cikampek masih peduli dan ingin melestarikan keberadaan kesenian tersebut. Dengan program belajar kesenian sunda bersama masyarakat maka para pengunjung yang tertarik terhadap kesenian dapat belajar bersama masyarakat bagaimana kisah menarik wayang golek, cara memainkannya, alat

tradisional yang digunakan atau bahkan mencoba menjadi dalang wayang golek dengan dibantu seorang dalang asli. Selain itu pengunjung juga dapat belajar seni tari bersama para penari tradisional dan mengenakan kostum tari sambil menari dan berfoto bersama.

f. Fasilitas program

Fasilitas program yang diperlukan dalam program interpretasi ini adalah sebagai berikut:

1. Alat dan bahan aneka permainan

Alat dan bahan yang diperlukan dalam seluruh konten permainan adalah sebagai berikut bola plastik, tambang plastik, tali rafia, kayu, bambu, wayang golek, alat musik gamelan, balok kayu, kertas karton, gunting, lem, dan lainnya.

2. Leaflet

Leaflet ditujukan untuk memberikan informasi lengkap kepada pengunjung mengenai kekayaan jenis yang ada deskripsi singkat, manfaat dan cara memanfaatkannya serta dalam leaflet dapat diisi peta jalur dan informasi- informasi lain yang dapat diketahui oleh pengunjung.

3. Interpreter

Interpreter dimaksudkan untuk mendampingi dan memberikan penjelasan mengenai deskripsi jenis-jenis tumbuhan maupun satwa liar, potensi wisata, budaya dan lain sebagainya. Intepreter berasal dari masyarakat lokal, Masyarakat lokal lebih mengenal dan mengetahui kondisi kawasan dan potensi yang terdapat di dalamnya karena masyarakat lokal sudah bertahun-tahun berinteraksi dengan KHDTK Cikampek.

4. Cinderamata

Cinderamata khas KHDTK Cikampek sangat menarik jika diberikan kepada pengunjung karena tidak dapat diperoleh dari tempat lain. Salah satu contoh cinderamata khas cikampek adalah gantungan kunci buah kayu balil, gantungan kunci buah mahoni daun besar, topi anyaman bambu khas cikampek, miniatur boneka pengusir burung dari bambu dan kerajinan lainnya mencirikan desa Cikampek.

G. Jadwal Kegiatan program interpretasi

Program interpretasi yang telah disusun kemudian dibuat jadwal kegiatannya seperti pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8 Jadwal kegiatan program interpretasi

Waktu Kegiatan Keterangan Alat dan Bahan

07.00-07.10 Mengumpulkan pengunjung di

Visitor centre

Interpreter melakukan ice breaking untuk pengenalan awal kondisi

kawasan Intepreter dan pengeras suara 07.10-07.35 Kegiatan“ Tracking Biodiversity” Disepanjang jalur dijelaskan mengenai potensi flora, fauna dan potensi fisik. yang ditemui

di sepanjang jalur

Pengeras suara, alat tulis, buku

catatan, buku potensi flora dan

fauna KHDTK Cikampek

07.35-08.15 Kegiatan Forest Outbond Permainan aneka

permainan unik dipandu seorang tim forest

outbond

Pengeras suara, dan peralatan

outbond

08.15-08.40 Tracking Biodiversity season

2

Peserta dijelaskan mengenai flora, fauna

danbentang alam

Pengeras suara, kamera

08.40-09.20 Perjalanan menuju Areal

berkumpul

Peserta beristirahat dan interpreter mengajak bermain games sederhana

09.20-09.30 Perjalanan keVisitor centre Peserta dipandu menuju

Visitor centre untuk sarapan

Pengeras suara, makanan

09.30-09.40 Perjalanan menuju desa

Cikampek timur

Peserta dipandu dengan interpreter

Pengeras suara

09. 40-10.10 Belajar kesenian tradisional Peserta belajar kesenian

tradisional bersama masyarakat

Wayang golek, musik tradisional

10.10-10.20 Perjalanan menuju Visitor

centre

Peserta dipandu menuju Visitor centre

Pengeras suara

10.20-10.30 Penutup Intepreter menutup dan

memberikan cinderamata

Pengeras suara, cinderamata

H. Biaya program interpretasi

Kegiatan Interpretasi KHDTK Cikampek memerlukan biaya operasional seperti telihat pada Tabel 9 dibawah ini:

Tabel 9 Rincian biaya program intepretasi

No Kebutuhan Biaya

1. Jumlah pengunjung < 20 orang

Pembuatan leaflet dan booklet (@Rp.15.000) Rp. 300.000,-

Peralatan games dan perlengkapan pengamatan Rp. 250.000,-

Pembayaran Intepreter Rp. 100.000,-

Kebersihan dan Keamanan Rp 25.000,-

Pembayaran tim Forest outbond dan pelaku kesenian tradisional

Rp 200.000,-

Cinderamata (@Rp 10.000) Rp 200.000,-

TOTAL Rp. 1.325.000,-

Biaya yang dibayarkan/orang Rp 66.250,-

2 Jumlah pengunjung 50 orang

Peralatan games dan perlengkapan pengamatan Rp 300.000,-

Pembuatan leaflet dan booklet (@Rp.15.000) Rp. 400.000,-

Pembayaran Intepreter Rp. 100.000,-

Makan siang dan snack (@Rp.15.000) Rp. 750.000,-

Kebersihan dan keamanan Rp 50.000,-

Pembayaran tim Forest Outbond dan Pelaku kesenian

tradisional

Rp 250.000,-

Cinderamata (@Rp.10.000) Rp 500.000,-

TOTAL Rp. 2.950.000,-

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Obyek interpretasi KHDTK Cikampek berupa potensi fisik, biologi dan dan potensi sosial budaya. Potensi fisiknya adalah sawah, goa Kembang, areal

outbond, sungai Cicunut dan areal kosong. Sedangkan potensi biologinya berupa flora dan fauna. Selain itu potensi sosial budaya berupa kesenian, tarian, upacara tradisional dan cara bertani padi masyarakat cikampek

2. Jalur di KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah yaitu jalur Stasiun Klimatologi- Areal berkumpul, jalur Persemaian-Areal bermain, jalur goa Kembang dan jalur areal Kupu-Kupu.

3. Pengunjung KHDTK Cikampek sebagian besar adalah laki-laki (73%) dan berasal dari dalam kota karawang (92%). Pengunjung berusia 25-35 tahun (35%) dengan tingkat pendidikan SMA (53%). Sebagian besar pengunjung berstatus sebagai karyawan swasta (38%).

4. Arah pengembangan pengelola adalah mengkaji bentuk wisata yang cocok dengan status dan potensi yang ada dan akan menjalin kemitraan dengan masyarakat dan Pemda Karawang berkaitan dengan kegiatan interpretasi. 5. Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek memiliki mata pencaharian

masyarakat sebagai karyawan swasta (15%), buruh (35%), petani (15%) dan pedagang (35%). Masyarakat mendukung dan ingin berpartisipasi dalam kegiatan interpretasi.

Dokumen terkait