KOMPONEN PENATAAN
2.7. RENCANA SISTEM PRASARANA & UTILITAS LINGKUNGAN
2.7.1. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH
Sistem penyediaan air bersih di kawasan Hasan Basry direncanakan dilayani oleh PDAM, namun ada beberapa penduduk yang masih menggunakan sumur untuk kebutuhan air bersih. Pembangunan jaringan air bersih diprioritaskan kepada permukiman berkepadatan tinggi, perkantoran dan kawasan komersial, dengan pola jaringan mengikuti pola jaringan jalan yang ada. Hal ini memudahkan penyambungan ke rumah-rumah dan memudahkan pemasangan hidran. Air bersih dihubungkan dari sumbernya dengan menggunakan pipa dan sistem loop. Penggunaan sistem ini mempunyai kelebihan, bila terjadi kebocoran pada suatu tempat, air tetap mengalir. Jaringan tersebut terdiri dari saluran primer dan sekunder.
Guna memenuhi peningkatan air bersih di masa mendatang, perlu adanya upaya-upaya, antara lain :
Peningkatan pelayanan sistem air bersih perkotaan, terutama dalam hal pertimbangan akomodasi serta peningkatan teknis pelayanan.
Pengembangan jangkauan pelayanan air bersih bagi kegiatan-kegiatan yang produktif maupun komersial sebagai penyeimbang pelayanan kegiatan sosial dan konsumtif yang memerlukan prioritas pelayanan.
2.7.2. SISTEM JARINGAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE
Rencana jaringan air limbah dan air kotor diarahkan untuk mengantisipasi terjadinya banjir pada jalur transportasi dan jalan di lingkungan permukiman serta mencegah terjadinya polusi air dan udara akibat penyumbatan saluran limbah kotor tersebut. Pengelolaan air limbah rumah tangga atau limbah non polutan diarahkan dibuang ke saluran drainase yang ada mengingat limbah yang terkandung belum begitu besar dan dapat diuraikan.
Pengembangan saluran drainase ditujukan untuk menciptakan sistem drainase yang terpadu. Konsep pengembangan tersebut dengan tujuan untuk mengurangi dampak genangan yang terjadi pada wilayah perencanaan. Rencana jaringan drainase di Kawasan Hasan Basry memanfaatkan Sungai Tapin dan Sungai Salak yang berada di
Rangda Malingkung dan Rantau Kiwa. Normalisasi Sungai Salak yang berada di Kawasan Rantau Baru dapat mengurangi debit air hujan yang menggenang pada Kawasan Koridor Hasan Basry yang kemudian disaluarkan ke danau buatan yang ada di Rantau Baru. Saluran terbuka dipakai pada saluran drainase pada jalan lingkungan sedangkan saluran drainase yang terdapat di sepanjang jalan utama menggunakan sistem tertutup. Pada saluran tertutup, tiap perubahan arah arus dilengkapi dengan bak kontrol, sedangkan pada saluran yang lurus, bak kontrol diletakkan tiap 50 m.
Dalam upaya mengembangkan sistem jaringan drainase kawasan Hasan Basry harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pemanfaatan sistem jaringan drainase yang ada secara optimal, baik sungai, anak sungai maupun saluran drainase primer selaku saluran pembuangan.
- Saluran-saluran primer yang direncanakan, diusahan mengikuti pengeringan (pematusan) alami, sedangkan saluran sekunder dan tersier mengikuti pola pengembangan jaringan jalan.
- Pengaliran air hujan secepatnya melalui sistem jaringan drainase ke badan air terdekat sehingga dapat menghemat panjang saluran.
- Menghindari pembongkaran saluran/bangunan yang ada dan pembebasan tanah yang berlebihan, agar ekonomis dalam investasi dan pelaksanaan pembangunan, mudah untuk dilaksanakan serta menghindari konflik sosial yang mungkin terjadi.
2.7.3. SISTEM JARINGAN PERSAMPAHAN
Rencana jaringan persampahan direncanakan ada pengangkutan sampah dari kawasan permukiman,perdagangan dan sepanjang koridor utama kawasan dan dibuang di TPA. Sedangkan untuk kawasan perdagangan/pasar produksi sampah dikumpulkan dalam container yang selanjutnya di angkut ke TPA. Pengangkutan dengan truk hanya dapat dilakukan di jalan dengan lebar jalan yang dapat memenuhi mengingat kondisi armada yang tidak memungkinkan untuk mengangkut sampah dari kawasan permukiman.
Rencana jaringan persampahan di Kawasan Hasan Basry adalah sebagai berikut: - Standar tempat sampah tiap rumah adalah satu rumah menggunakan satu tempat
- Untuk kontainer digunakan standar 10 TPS ditampung dalam 1 kontainer dengan luasan 200 m2. Namun dalam pelaksanaannya jika tempat untuk peletakan sarana kontainer tidak tersedia dapat diletakkan pada satu tempat (digabung) dengan luas yang standar. Rencana peletakkan sebagai berikut :
Pada sistem jaringan persampahan Kawasan Hasan Basry diasumsikan bahwa pelayanan yang diberikan maksimum, karena pada kawasan ini tingkat aktivitasnya tinggi, berupa aktivitas komersial (perdagangan, perkantoran) permukiman, pendidikan.
2.7.4. SISTEM JARINGAN LISTRIK
Kebutuhan jaringan listrik di Kawasan Hasan Basry untuk tegangan menengah akan ditempatkan pada jalan-jalan utama, sedangkan jaringan listrik tegangan rendah (jaringan distribusi) akan dikembangkan di setiap ruas jalan. Pengembangan dititikberatkan pada peningkatan daya terpasang dengan meningkatkan kapasitas gardu yang ada. Jaringan listrik pada wilayah perencanaan berasal dari gardu induk, untuk selanjutnya disalurkan ke gardu listrik dengan menggunakan saluran listrik tegangan tinggi (250 KV) mengikuti jaringan jalan yang ada.
Pelayanan kebutuhan jaringan listrik sistem jaringannya mengikuti jaringan jalan yang sudah ada. Klasifikasi jaringan disesuaikan dengan peruntukan lahan yang ada. Pada kawasan yang aktivitasnya tinggi seperti kawasan komersial, perkantoran, perdagangan, pendidikan, jaringan listriknya merupakan jaringan listrik tegangan tinggi. Sedangkan untuk kawasan permukiman maka jaringan listrik yang tepat adalah jaringan listrik sekunder. Jaringan listrik tersier mengaliri listrik dari jaringan sekunder menuju ke rumah-rumah, perkantoran, pasar dan bangunan atau gedung lainnya. Penanganan kebutuhan beban listrik pada kawasan perencanaan :
- Daya listrik yang digunakan bersumber dari PLN yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
- Kawasan perencanaan merupakan daerah dataran rendah dan kondisi jaringan listrik yang telah ada menggunakan hantaran udara (overhead system).
- Lampu penerangan jalan ditempatkan pada beberapa ruas jalan, dimana ditempatkan tiang-tiang listrik dengan jarak diatur sedemikian dengan jalur lalu lintas sehingga hal ini tidak akan menyulitkan jika ada program pelebaran jalan
- Untuk menjaga terjaminnya kontinuitas pelayanan, maka pada lokasi tertentu dibuat dengan sirkuit ganda. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemadaman total, bila terjadi gangguan pada jaringan antara pusat pembangkit dengan gardu induk, atau antar gardu induk, atau penyaluran ke pusat-pusat beban yang sifatnya penting dan secara ekonomi akan mengalami kerugian yang berarti bila terjadi pemadaman.
- Jaringan kabel pada lokasi perencanaan diarahkan menggunakan sistem jaringan tanam di bawah tanah.
2.7.5. SISTEM JARINGAN TELEPON
Kebutuhan jaringan telepon di Kawasan Hasan Basry direncanakan dapat dipenuhi seluruh kebutuhan penduduk di Kawasan Hasan Basry ini. Pelayanan jaringan telepon di kawasan Hasan Basry cukup memadai karena jaringan kabel telepon sudah terdapat di sepanjang ruas jalan yang ada. Jaringan yang ada sudah sangat memadai untuk melayani kawasan perencanaan. Namun demikian perencanaan jaringan telepon didasarkan pada perhitungan jumlah pemohon (permintaan atau demand) dari masyarakat, tidak seperti fasilitas lainnya. Disamping itu penyediaan jaringan telepon didasarkan atas survey lokasi dan ketersediaan hardware dari PT. Telkom selaku vendor utama. Untuk lebih memberikan pelayanan pada masyarakat dalam berkomunikasi dengan baik, maka diperlukan penambahan fasilitas telepon umum yang ditempatkan pada pusat-pusat keramaian.
Penempatan lokasi telepon umum direncanakan berada ditempat strategis. Untuk melayani kebutuhan telepon kawasan direncanakan dengan Sentra Telepon Otomat (STO) yang melayani jaringan telepon ke rumah-rumah dan fasilitas kota juga untuk fasilitas telepon umum (baik telepon koin maupun kartu). Pelayanan Sentra Telepon Otomat ( STO ) kawasan menggunakan sistem hantaran udara. Jaringan kabel pada
2.7.6. SISTEM JARINGAN PENGAMAN KEBAKARAN
Untuk jaringan pengaman kebakaran dipasang pipa – pipa hidran pada jalur pedestrian setiap jarak 200 meter kanan dan kiri jalan Hasan Basry – Jalan Datu Nuraya- Datu Suban. Pipa – pipa hidran terhubung dengan jaringan PDAM. Setiap bangunan menyediakan alat – alat pemadam kebakaran. Pada bangunan yang kompleks harus direncanakan secara kompherensif dengan sistem utilitas pada bangunan tersebut.
2.7.7. SISTEM JARINGAN JALUR PENYELAMATAN/EVAKUASI
Untuk bangunan komersil dengan jumlah pengguna yang banyak, harus direncanakan sistem mitigasi bencana. Seperti rambu – rambu jalur evakuasi, penyiapan tangga darurat, alarm bencana. Rambu petunjuk arah evakuasi dan jalur penyelamatan harus terpasang secara jelas dan mudah dikenali oleh setiap pengunjung. Sedangkan arah penyelamatan ke luar bangunan ketika terjadi bencana alam adalah ke arah Jalan.