• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab5 Keterpaduan Strategi Pengemban gan Kab.Tapi n

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab5 Keterpaduan Strategi Pengemban gan Kab.Tapi n"

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR V-1 5.1. Rencana Tata Ruang Kabupaten Tapin

5.1.1. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tapin

A. Sistem perkotaan terdiri atas:

a. PKL dengan lokasi berada diperkotaan Rantaudi Kecamatan Tapin Utara.

b. PKLp dengan lokasi meliputi:

1. Perkotaan Binuang di Kecamatan Binuang; dan

2. Perkotaan Margasari di Kecamatan Candi Laras Selatan. c. PPK dengan lokasi meliputi:

1. Perkotaan Bakarangan; 2. Perkotaan Bungur;

3. Perkotaan Candi Laras Utara; 4. Perkotaan Hatungun;

5. Perkotaan Lokpaikat; 6. Perkotaan Piani;

7. Perkotaan Salam Babaris; dan 8. Perkotaan Tapin Selatan. B. Rencana sistem perdesaan

Sistem perdesaan berupa PPL sebagai Desa Pusat Pertumbuhan meliputi: berupa PPL sebagai Desa Pusat Pertumbuhan meliputi:

a. Kecamatan Bakarangan meliputi: 1. Desa Parigi

2. Desa Gadung Karamat; dan 3. Desa Gadung.

b. Kecamatan Bungur meliputi:

B

B

a

a

b

b

5

5

K

K

e

e

t

t

e

e

r

r

p

p

a

a

d

d

u

u

a

a

n

n

S

S

t

t

r

r

a

a

t

t

e

e

g

g

i

i

P

(2)

LAPORAN AKHIR V-2 1. Desa Linuh;

2. Desa Purut; dan 3. Desa Banua Padang c. Kecamatan Binuang meliputi:

1. DesaTungkap;

2. Desa Pulau Pinang; dan 3. Desa Pulau Pinang Utara.

d. Kecamatan Hatungun ditetapkan di Desa Batu Hapu. e. Kecamatan Tapin Selatan meliputi:

1. Desa Tatakan;

2. Desa Suato Tatakan; 3. Desa Sawang; dan 4. Desa Harapan Masa.

f. Kecamatan Salam Babaris meliputi: 1. Desa Kambang Habang Baru; dan 2. Desa Pantai Cabe.

g. Kecamatan Tapin Tengah meliputi: 1. Desa Tirik;

2. Desa Kepayang; dan 3. Desa Pandahan.

h. Kecamatan Piani ditetapkan di Desa Baramban: i. Kecamatan Lokpaikat meliputi

1. Desa Ayunan Papan; dan 2. Desa Bitahan.

j. Kecamatan Tapin Utara ditetapkan di Desa Lumbu Raya; k. Kecamatan Candi Laras Selatan meliputi:

1. Desa Pabaungan Pantai; dan 2. Desa Baringin.

l. Kecamatan Candi Laras Utara berada di Desa Pariok.

C. Sistem Jaringan Prasarana Utama

(3)

LAPORAN AKHIR V-3 1) Sistem Jaringan Transportasi Darat

Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:

a. Jaringan jalan eksisting dan rencana terdiri atas: (1) Peningkatan jalan dan jembatan baru; dan (2) Pengoptimalan jalan.

b. Peningkatan jalan dan jembatan baru meliputi: (1) Jaringan jalan strategis kabupaten meliputi :

a). Ruas yang menghubungkan Kecamatan Binuang – Kecamatan Tapin Tengah – Kecamatan Candi Laras Selatan (Jalan Lingkar Barat Kabupaten Tapin); dan

b). Ruas yang menghubungkan Kecamatan Binuang – Kecamatan Salam Babaris – Kecamatan Bungur – Kecamatan Lokpaikat (Jalan Lingkar Timur Kabupaten Tapin).

(2) Rencana jaringan jalan dan jembatan yang menghubungkan antara bagian barat dengan tengah Kalimantan Selatan meliputi ruas jalan:

a). Marabahan – Margasari – Nagara; dan b). Margasari – Tamiyang Layang.

(3) Ruas jalan bagi kegiatan batu barameliputi:

a). Pulau Pinang 94 sampai dengan Sungai Puting; dan b). Tatakan 101 sampai dengan Sungai Puting.

(4) Ruas jalan alternatif Marampiau – Margasari. c. Pengoptimalan jalan dan jembatan meliputi:

(1) Jalan Arteri Primer (AP1) meliputi:

a). Ruas jalan Ds. Tungkap (Batas Kabupaten Tapin – Batas Kota Rantau);

b). Ruas jalan Jl. Ahmad Yani (Rantau);

c). Ruas jalan Kota Rantau – Jembatan Manggaris (batas Kabupaten HSS);dan

d). Ruas jalan Rantauby pass(Rantau). (2) Jalan Kolektor Primer K-2 meliputi:

(4)

LAPORAN AKHIR V-4 d). ruas jalan Jl. Hasan Basri (Rantau);

e). ruas jalan Rantau – Muara Muning – Margasari; dan f). ruas jalan Margasari - Banua Anyar.

(3) Jalan Lokal berupa ruas jalan utama penghubung antar kecamatan di wilayah Kabupaten meliputi 113 (seratus tiga belas) ruas jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten.

(4) Pembangunan jembatan sebagai penghubung antar kecamatan di wilayah Kabupaten.

2) Jaringan prasarana lalu lintas meliputi:

a. rencana pengembangan terminal penumpang tipe C berada di Kecamatan Tapin Utara;

b. rencana pembangunan terminal penumpang tipe C baru meliputi: 1. Terminal Rantau Baru di Kecamatan Tapin Utara;

2. Terminal Binuang Baru di Kecamatan Binuang;

3. Terminal Margasari Baru di Kecamatan Candi Laras Selatan; dan

4. Terminal Batung di Kecamatan Piani.

c. rencana pembangunan jembatan timbang meliputi: 1. Kecamatan Tapin Tengah;

2. Batung di Kecamatan Piani.

3) Jaringan layanan lalu lintas berupa trayek yang melayani seluruh wilayah Kabupaten Tapin.

4) Jaringan transportasi penyeberangan terdiri atas:

a. pengembangan lintas pelayaran sungai lintas kabupaten meliputi: 1. jurusan Margasari - Negara (Hulu Sungai Selatan);dan 2. jurusan Margasari – Marabahan (Barito Kuala).

b. pengembangan Dermaga Margasari di Kecamatan Candilaras Selatan.

(5)

LAPORAN AKHIR V-5 1. Kecamatan Bungur;

2. Kecamatan Tapin Selatan; 3. Kecamatan Binuang;

4. Kecamatan Candilaras Selatan; dan 5. Kecamatan Candilaras Utara.

d. pengembangan daerah kawasan pelabuhan sepanjang 71 km melintasi perbatasan Marabahan – Candi Laras Utara – Candi Laras Selatan sampai dengan perbatasan Negara.

e. Pengembangan kawasan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada huruf d diatur dengan ketentuan peraturan perundangan.

5) Sistem Jaringan Perkeretaapian

a. Sistem jaringan transportasi perkeretaapian terdiri atas:

(1) Rencana pembangunan jaringan rel kereta api penumpang dan barang; dan

(2) Rencana pengembangan stasiun kereta api penumpang dan barang.

b. Rencana pembangunan jaringan rel kereta api penumpang dan barang jalur rel kereta api Bitahan Tengah - Binuang meliputi:

(1) Kecamatan Binuang; (2) Kecamatan Tapin Selatan; (3) Kecamatan Tapin Tengah; (4) Kecamatan Tapin Utara; (5) Kecamatan Bakarangan; dan (6) Kecamatan Lokpaikat.

c. Rencana pengembangan stasiun kereta api penumpang dan barang berupa Stasiun Rantau di Kecamatan Tapin Utara.

6) Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas: (1) sistem jaringan energi;

(2) sistem jaringan telekomunikasi; (3) sistem jaringan sumber daya air;

(6)

LAPORAN AKHIR V-6 (5) jalur dan ruang evakuasi bencana.

7) Rencana Sistem Jaringan Energi a. Sistem jaringan energi meliputi:

(1) Pembangkit tenaga listrik; dan (2) Jaringan prasarana energi. b. Pembangkit tenaga listrik meliputi:

(1) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Hasnur Group di Desa Sabah Kecamatan Tapin Selatan;

(2) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bara Multi Sugih Sentosa (BSS) di Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan; (3) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Rantau di Kecamatan

Tapin Utara; dan

(4) Gardu Induk Tegangan Menengah (GITM) di Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan.

c. Jaringan Prasarana Energi meliputi:

(1) jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) meliputi: a) Kecamatan Binuang;

b) Kecamatan Tapin Utara; c) Kecamatan Tapin Selatan; d) Kecamatan Bungur; dan e) Kecamatan Lokpaikat.

(2) jaringan listrik berupa Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) di setiap kecamatan.

8) Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

a. Sistem jaringan telekomunikasi, terdiri atas: (1) sistem jaringan kabel;

(2) sistem jaringan nirkabel; dan (3) sistem jaringan satelit

b. Sistem jaringan kabel, dilakukan melalui pengembangan media transmisi jaringan kabel serat optik dan tembagadi setiap pusat-pusat pertumbuhan pada jaringan jalan arteri dan kolektor.

(7)

LAPORAN AKHIR V-7 (1) Pengembangan lokasi menara telekomunikasi dan Base

Transceiver Station (BTS) terpadu untuk dimanfaatan secara bersama-sama antar operator di seluruh Kecamatan yang belum terlayani sesuai dengan ketentuan peraturan perudangan yang berlaku.

(2) Pemenuhan kebutuhan lalu lintas telekomunikasi selular nirkabel secara optimal untuk seluruh operator baik GSM (global system for mobile comunications) maupun CDMA (code division multiple access) yang menjangkau seluruh wilayah;

(3) Rencana pembangunan sistem jaringan mikro digital meliputi: a) Sistem Jaringan Mikro Digital Kota Banjarmasin – Rantau; b) Sistem Jaringan Mikro Digital Kecamatan Tapin Utara –

Kota Kandangan; dan

c) Sistem Jaringan Mikro Digital Rantau di Kecamatan Tapin Utara - Kecamatan Binuang (batas Kabupaten Banjar). (4) Pengembangan stasiun televisi kabupaten.

d. Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi sistem satelit dilakukan untuk meningkatkan pelayanan di wilayah terpencil atau yang tidak bisa dilayani oleh kedua sistem lainnya.

9) Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

a. Rencana sistem jaringan sumberdaya air terdiri atas : (1) Wilayah sungai (WS);

(2) Aset sumber daya air; (3) Cekungan air tanah (CAT); (4) Jaringan irigasi;

(5) Daerah rawa (DR);

(6) Jaringan air baku untuk air minum;

(7) Jaringan air minum kepada kelompok pengguna; dan (8) Sistem pengendali banjir.

(8)

LAPORAN AKHIR V-8 memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Barito.

c. Wilayah Sungai meliputi:

(1) Wilayah Sungai lintas provinsi berupa DAS Barito dengan Sungai Negara melintasi:

a) Kecamatan Candi Laras Selatan; b) Kecamatan Candi laras Utara;

(2) Wilayah Sungai di dalam Kabupaten terdiri atas:

a) Sungai Tapin meliputi Kecamatan Piani, Kecamatan Bungur, Kecamatan Tapin Utara, Kecamatan Bakarangan, Kecamatan Candi Laras Selatan;

b) Sungai Negara meliputi Kecamatan Candi Laras Utara dan Kecamatan Candi Laras Selatan;

c) Sungai Binuang meliputi Kecamatan Binuang.

d) Anak Sungai lainnya meliputi 120 (seratus dua puluh) anak sungai yang menjadi kewenangan Kabupaten.

d. Aset sumberdaya air meliputi:

(1) Waduk Tapin di Kecamatan Piani seluas kurang lebih 5.472 (lima ribu empat ratus tujuh puluh dua) hektar;

(2) Waduk Tapin di Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 14.955 (empat belas ribu sembilan ratus lima puluh lima) hektar; dan (3) Bendung Pulau Pinang di Kecamatan Tapin Selatan.

e. Cekungan Air Tanah berupa CAT Palangkaraya – Banjarmasin. f. Jaringan irigasi terdiri atas:

(1)Daerah Irigasi (DI) kewenangan Nasional berupa DI. Tapin seluas kurang lebih 5.472 (lima ribu empat ratus tujuh puluh dua) hektar;

(2)DI kewenangan Provinsi berada berupa DI. Binuang seluas kurang lebih 1.408 (seribu empat ratus delapan) hektar;

(3)DI kewenangan Kabupaten meliputi:

a) DI. Rampanang seluas kurang lebih 146 (seratus empat puluh enam) hektar di Kecamatan Binuang;

(9)

LAPORAN AKHIR V-9 c) DI. Lokpaikat seluas kurang lebih 452 (empat ratus lima

puluh dua) hektar di Kecamatan Lokpaikat;

d) DI. Tatakan seluas kurang lebih 98 (sembilan puluh sembilan) hektar di Kecamatan Tapin Selatan;

e) DI. Pampain seluas kurang lebih 79 (tujuh puluh sembilan) hektar di Kecamatan Tapin Selatan;

f) DI. Pulau Pinang seluas kurang lebih 270 (dua ratus tujuh puluh) hektar di Kecamatan Binuang; dan

g) DI.Desa yang merupakan kegiatan pendukung usaha tani meliputi 90 (sembilan puluh) Daerah Irigasi yang berada di setiap wilayah kabupaten.

g. Daerah Rawa (DR) terdiri atas:

(1) daerah rawa Lima Buah Pintu Air seluas kurang lebih 400 hektar;

(2) Daerah rawa Sungai Salai seluas kurang lebih 400 hektar; (3) Daerah rawa Sungai Masira seluas kurang lebih 150 hektar; (4) Daerah rawa Sungai Pinang Babaris seluas kurang lebih 300

hektar di Kecamatan Bakarangan;

(5) Daerah rawa Belanti seluas kurang lebih 2.985 hektar;

(6) Daerah rawa Sungai Bitahan seluas kurang lebih 1.000 hektar di Kecamatan Tapin Utara;

(7) Daerah rawa Sungai Tapin seluas kurang lebih 1.000 hektar; (8) Daerah rawa Sungai Kalang Damar seluas kurang lebih 1.250

hektar di Kecamatan Bakarangan;

(9) Daerah rawa Sungai Garis Halat seluas kurang lebih 1.000 hektar di Kecamatan Lokpaikat;

(10) Daerah rawa Sungai Muning seluas kurang lebih hektar 8.000 hektar di Kecamatan Tapin Tengah.

h. Jaringan air baku untuk air minum terdiri atas: (1) sungai meliputi:

(10)

LAPORAN AKHIR V-10 a) Mata Air di Desa Hatungan, Desa Batu Hapu, Desa Gunung

Ulin, Desa Kembang Kuning, dan Kecamatan Binuang; b) Mata Air di Desa Baramban, Desa Bagandah, Desa Batu

Ampar, Desa Harakit, Desa Balawalan, Desa Batung-Lapin, Desa Miawa, Desa Gunung Barung , Desa Buni’in Kecamatan Piani;

c) Mata Air di Desa Rantau Bujur, Desa Hangui, Desa Linuh, Desa Limpana, Kecamatan Bungur; dan

d) Mata Air di Desa Matang Batas, Desa Asam Randah, Desa Bagak, Sarang Burung Tungkap dan Desa Bagak Kecamatan Hatungun.

(3) Daerah rawa berada di Rawa Muning.

(4) Rencana pengembangan jaringan sumber air baku mengutamakan air permukaan dengan prinsip keterpaduan air tanah;

(5) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten dipadukan dengan sistem jaringan sumber daya air untuk menjamin ketersediaan air baku; dan

(6) Pengembangan jaringan prasarana jaringan air minum meliputi intake air baku, jaringan perpipaan air baku, dan instalasi pengolahan air minum pada lokasi air baku potensial serta pusat-pusat permukiman di seluruh kecamatan.

i. Jaringan air minum kepada kelompok pengguna terdiri atas: (1) peningkatan kapasitas sambungan langganan meliputi:

a) Sumber air minum Kota Rantau di Kecamatan Tapin Utara, Kecamatan Bungur, dan Kecamatan Lokpaikat;

b) Sumber air minum Binuang di Kecamatan Binuang; c) Sumber air minum Hiyung di Kecamatan Tapin Tengah; d) Sumber air minum Batuhapu di Kecamatan Hatungun; e) Sumber air minum Tapin Selatan di Kecamatan Tapin

Selatan;

(11)

LAPORAN AKHIR V-11 g) Sumber air minum Candi Laras Utara di Kecamatan Candi

Laras Utara;

h) Sumber air minum Bakarangan di Kecamatan Bakarangan; dan

i) Sumber air minum Salam Babaris di Kecamatan Salam Babaris.

(2) Rencana pemasangan sambungan langganan baru untuk wilayah kecamatan yang belum terlayani;

(3) Pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bangunan-bangunan pengendali banjir di seluruh sungai rawan banjir; dan

(4) Normalisasi sungai-sungai di kabupaten meliputi sungai Tapin, Sungai Nagara, Sungai Binuang dan sebaran sungai lainnya. j. Sistem pengendali banjir terdiri atas:

(1) Pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bangnan-bangunan pengendali rawan banjir di seluruh sungai rawan banjir;

(2) Normalisasi sungai-sungai di Kabupaten meliputi Sungai Tapin, Sungai Negara, dan Sungai Binuang.

10) Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

a. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan terdiri atas: (1) Sistem pengelolaan persampahan;

(2) Sistem jaringan air limbah; (3) Sistem jaringan air minum; dan (4) Sistem jaringan drainase.

b. Sistem pengelolaan persampahan meliputi:

(1) Rencana pengembangan alat pengangkutan sampah berada di setiap tempat pemrosesan sampah;

(12)

LAPORAN AKHIR V-12 b) gerobak di Kecamatan Tapin Utara, Kecamatan Binuang,

Kecamatan Tapin Selatan, Kecamatan Candi Laras Selatan, dan Kecamatan Candi Laras Utara.

(2) Rencana pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) meliputi :

a) TPST Binuang di Kecamatan Binuang.

b) TPST Candi Laras Selatan di Kecamatan Candi Laras Selatan;

(3) Rencana pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan menggunakan sistem sanitary landfill dengan program 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) berada di TPA Tapin di Desa Hatiwin, Kecamatan Tapin Selatan;

(4) Rencana pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di setiap kecamatan yang memenuhi persyaratan dan kriteria teknis lokasi;

(5) Peningkatan peran serta masyarakat dan duna usaha/swasta dalam pengelolaan persampahan; dan

(6) Peningkatan cakupan pelayanan persampahan. c. Sistem jaringan air limbah meliputi:

(1) Sanitasi untuk air buangan kegiatan rumah tangga terdiri atas: a) Sistem sanitasi on site untuk pengelolaan air buangan di

kawasan perkotaan yaitu dengan menggunakan instalasi pengolahan sebelum dibuang ke badan air penerima/sungai; dan

b) Sistem sanitasi on site untuk pengelolaan air buangan di kawasan perdesaan.

(2) Sanitasi untuk air buangan kegiatan industri dengan sistem off sitemelalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);

(3) Sanitasi lingkungan berbasis masyarakat meliputi: a) Desa Pandahan Kecamatan Tapin Tengah; dan b) Desa Pulau Pinang Kecamatan Binuang.

(13)

LAPORAN AKHIR V-13 a) Rencana sistem perpipaan air limbah Kabupaten diarahkan ke

sistem kluster berada di Kota Rantau Kecamatan Tapin Utara; b) Pengembangan IPAL Lingkungan kawasan perumahan

Kompleks Labuhan Permai Kecamatan Tapin Utara;

c) Pengembangan saluran pembuangan air limbah (SPAL) dalam sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Pasar Keraton di Kecamatan Tapin Utara; dan

d) Pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kota Rantau Kecamatan Tapin Utara.

(5) Rencana pengembangan prasarana limbah medis berupa IPAL bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Sanggul Kecamatan Tapin Utara;

(6) Rencana pengembangan prasarana limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) terpadu meliputi:

a) Kecamatan yang berada di kawasan pertambangan meliputi

stockpile, pelabuhan khusus batu bara, dan industri crumb rubber; dan

b) Pabrik CPO (Crude Palm Oil) kelapa Sawit. d. Sistem jaringan air minum meliputi:

(1) Optimalisasi sumber air untuk mengurangi tingkat kebocoran; (2) Penyediaan air minum dengan sistem perpipaan dan sistem

non perpipaan terdiri atas:

a) Sistem jaringan air minum perpipaan dikembangkan di kawasan perkotaan yang merupakan pusat-pusat kegiatan; b) Pembangunan dan pemeliharaan penangkap mata air; c) Pemeliharaan jaringan distribusi perpipaan;

d) Pengembangan bor dalam sederhana;

e) Pengembangan sistem gravitasi di daerah pegunungan melalui pembangunan menara air;

f) Pengembangan sumur pompa tangan dan sumur pompa gali pada daerah dataran rendah; dan

(14)

LAPORAN AKHIR V-14 (3) Optimalisasi pemanfaatan sumber air baku permukaan di

kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan sulit air.

(4) Rencana pengembangan Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) meliputi:

a) Bakarangan di Kecamatan Bakarangan; b) Binuang di Kecamatan Binuang;

c) Bungur Kecamatan Bungur;

d) Margasari Hulu di Kecamatan Candi Laras Selatan e) Margasari Hilir Kecamatan Candi Laras Utara f) Hatungun di Kecamatan Hatungun;

g) Lokpaikat di Kecamatan Lokpaikat; h) Miawa di Kecamatan Piani;

i) Salam Babaris di Kecamatan Salam Babaris; j) Tambarangan di Kecamatan Tapin Selatan; k) Rantau di Kecamatan Tapin Utara; dan l) Tambaruntung di Kecamatan Tapin Tengah.

(5) peningkatan peran serta masyarakat dan duna usaha/swasta dalam pengelolaan air minum; dan

(6) peningkatan cakupan pelayanan air minum. e. Pengembangan sistem drainase meliputi:

(1) Pengembangan sistem drainase yang terintegrasi dengan sistem DAS dan sub DAS untuk kawasan perdesaan; dan

(2) Pengembangan sistem drainase terpadu untuk kawasan perkotaan yang rentan banjir meliputi:

a) Kecamatan Candi Laras Utara

b) Kecamatan Candi Laras Selatan; dan c) Kecamatan Tapin Tengah.

(3) Peningkatan peran serta masyarakat dan duna usaha/swasta dalam pengelolaan sistem drainase; dan

(15)

LAPORAN AKHIR V-15 f. Rencana Jalur Evakuasi dan Ruang Evakuasi Bencana

(1) Rencana jalur evakuasi dan ruang evakuasi bencana terdiri atas:

a) Titik atau pos evakuasi skala lingkungan di kawasan perumahan dapat memanfaatkan taman lingkungan, lapangan olahraga, atau ruang terbuka publik;

b) Penetapan jalur evakuasi apabila terjadi bencana alam dengan mengoptimalkan jaringan jalan yang ada; dan c) Ruang evakuasi skala kota dapat memanfaatkan ruang

terbuka publik yang cukup besar meliputi alun-alun kota, lapangan olahraga, halaman, dan/atau gedung pelayanan umum.

(2) Jalur evakuasi bencana alam banjir meliputi

a) Ruas jalan Margasari- Muara Muning- Rantau; dan b) Ruas jalan Muara Muning - Sungai Kandang – Rantau. (3) Ruang evakuasi bencana alam banjir meliputi:

a) Kecamatan Candi Laras Utara;

(16)
(17)

LAPORAN AKHIR V-1 5.1.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Tapin

A. Kawasan Lindung

Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung seluas kurang lebih 11.362 (sebelas ribu tiga ratus enam puluh dua) hektar berada di Kecamatan Piani, Kecamatan Lokpaikat dan Kecamatan Hatungan.

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan resapan air. Kawasan resapan air meliputi:

a. Kecamatan Salam Babaris; b. Kecamatan Hatungan; c. Hulu Sungai Tapin meliputi:

(1) Kecamatan Piani;

(2) Kecamatan Bungur; dan (3) Kecamatan Tapin Utara. d.Hulu Sungai Negara meliputi:

(1) Kecamatan Candilaras Utara; dan (2) Kecamatan Candilaras Selatan.

Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat pada wilayah Kabupaten terdiri atas : a. Kawasan sempadan sungai meliputi:

(1) Kecamatan Bakarangan seluas kurang lebih 258 (dua ratus lima puluh delapan) hektar;

(2) Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 548 (lima ratus empat puluh delapan) hektar;

(3) Kecamatan Piani seluas kurang lebih 843 (delapan ratus empat puluh tiga) hektar;

(4) Kecamatan Tapin Utara seluas kurang lebih 165 (seratus enam puluh lima) hektar;

(5) Kecamatan Binuang seluas kurang lebih 40 (empat puluh) hektar;

(18)

LAPORAN AKHIR V-2 (7) Kecamatan Candi Laras Utara seluas kurang lebih 840 (delapan ratus

empat puluh) hektar; dan

b. Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan ketentuan: (1) Kawasan sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus)

meter di kiri kanan sungai besar, dan 50 (lima puluh) meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar pemukiman;

(2) Kawasan sempadan sungai di kawasan permukiman yaitu berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter.

(3) Kawasan sekitar danau meliputi:

a)Danau Lokpaikat di Kecamatan Lokpaikat; b)Waduk Tapin di Kecamatan Piani; dan c) Waduk Tapin di Kecamatan Bungur.

(4) Kawasan perlindungan sekitar waduk ditetapkan dengan ketentuan: a) Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100

(seratus) meter dari titik pasang air waduk tertinggi; atau

b) Daratan sepanjang tepian waduk lebar proporsional sesuai bentuk dan kondisi fisik.

(5) Kawasan sekitar mata air meliputi:

a)Mata Air di Desa Hatungan, Desa Batu Hapu, Desa Gunung Ulin, Desa Kembang Kuning, dan Kecamatan Binuang;

b)Mata Air di Desa Baramban, Desa Bagandah, Desa Batu Ampar, Desa Harakit, Desa Balawaian, Desa Batung-Lapin, Desa Miawa, Desa Gunung Barung , Desa Buni’in Kecamatan Piani;

c) Mata Air di Desa Rantau Bujur, Desa Hangui, Desa Linuh, Desa Limpana, Kecamatan Bungur; dan

d)Mata Air di Desa Matang Batas, Desa Asam Randah, Desa Bagak, Sarang Burung Tungkap Kecamatan Hatungun. kawasan dengan radius sekurang-kurangnya 200 meter di lokasi hulu sungai dan mata air.

Penetapan kawasan sekitar mata air, meliputi:

(19)

LAPORAN AKHIR V-3 b. wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari

mata air.

(1) Ruang Terbuka Hijau (RTH) yaitu berbentuk satu hamparan, jalur, atau kombinasi dari bentuk hamparan dan jalur, serta didominasi tumbuhan, terdapat di kawasan perkotaan yang ada di Kabupaten dengan ketentuan luas minimal 30 % dari luas kawasan perkotaan yang terdiri atas 20 % ruang terbuka hijau publik dan 10 % ruang terbuka hijau privat. Rencana pengelolaan RTH adalah sebagai berikut:

a) RTH diarahkan sebagai taman kota, pulau jalan, jalur tanaman di sepanjang kiri kanan jalan utama, pesisir pantai, daerah sekitar permukiman berlereng curam dan sabuk hijau sebagai perbatasan wilayah kabupaten; dan

b) Memanfaatkan RTH dengan memperhatikan aspek keamanan, kenyamanan, visual dan tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis.

Kawasan Cagar Budaya

Kawasan cagar budaya meliputi:

a. Situs Candi Laras di Desa Candi Laras Kecamtan Candi Laras Utara; b. Mesjid Al Mukkarramah di Desa Banua Halat Kecamatan Tapin Utara; c. Mesjid Al Istiqamah di Desa Gadung Kecamatan Bakarangan;

d. Makam Datu Sanggul di Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan;

e. Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi Lawahan Kecamatan Tapin Selatan; f. Makam Datu Suban di Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan;

g. Makam Syech Salman Al-Farisi Desa Gadung Kecamatan Bakarangan; h. Makam Tasan Panyi di Kecamatan Tapin Utara;

i. Mesjid Baturrahman di Desa Pandahan Kecamatan Tapin Tengah; j. Makam Datu Syarifah Aminah di Desa Binuang Kecamatan Binuang; k. Makam Haji Muhammad di Desa Batalas Kecamatan Candi Laras Utara; l. Makam Nursitiwana di Desa Pabaungan Kecamatan Candi Laras Selatan; m. Mesjid An Nur di Desa Parigi Kecamatan Bakarangan;

n. Makam HM. Sa’ad di Desa Kesumagiri Kecamatan Bungur;

(20)

LAPORAN AKHIR V-4 p. Mesjid Asura di Desa Labung Kecamatan Tapin Tengah.

Kawasan Rawan Bencana Alam

a. Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang berpotensi tinggi mengalami bencana alam terdiri atas :

(1) Kawasan rawan longsor meliputi: a) Kecamatan Bungur;

b) Kecamatan Piani; dan c) Kecamatan Hatungun. (2) Kawasan rawan banjir meliputi:

a) Kecamatan Candilaras Utara;

b) Kecamatan Candilaras Selatan; dan c) Kecamatan Tapin Tengah.

Kawasan Lindung Lainnya

Kawasan lindung lainnya di wilayah Kabupaten berupa Kawasan Konservasi Perairan (KKP) daratan Bakarangan seluas kurang lebih 35 (tiga puluh lima) hektar di Kecamatan Bakarangan.

B. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya di wilayah Kabupaten terdiri atas: a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Rencana pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi seluas kurang lebih 15.074 (lima belas ribu tujuh puluh empat) hektar terdiri atas :

(1) Hutan Produksi Tetap (HP) seluas kurang lebih 6.859 (enam ribu delapan ratus lima puluh sembilan) hektar meliputi:

a) Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 621 (enam ratus dua puluh satu) hektar;

b) Kecamatan Piani seluas kurang lebih 2.999 (dua ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan) hektar;

c) Kecamatan Lokpaikat seluas kurang lebih 2.653 (dua ribu enam ratus lima puluh tiga) hektar; dan

(21)

LAPORAN AKHIR V-5 (2) Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas kurang lebih 7.292 (tujuh ribu dua

ratus sembilan puluh dua) hektar berada di Kecamatan Candi laras Utara; dan

(3) Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas kurang lebih 924 (sembilan ratus dua puluh empat) hektar berada di Kecamatan Hatungun.

b. Kawasan Peruntukan Pertanian

(1) Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:

a) Kawasan peruntukan tanaman pangan terdiri atas:

1) Kawasan pertanian lahan basah seluas kurang lebih 64.098 (enam puluh empat ribu sembilan puluh delapan) hektar meliputi:

(a). Kecamatan Bakarangan seluas kurang 6.351 (enam ribu tiga ratus lima puluh satu) hektar;

(b). Kecamatan Binuang seluas kurang 3.920 (tiga ribu sembilan ratus dua puluh) hektar;

(c). Kecamatan Bungur seluas kurang 870 (delapan ratus tujuh puluh) hektar;

(d). Kecamatan Candilaras Selatan seluas kurang 16.405 (enam belas ribu empat ratus lima) hektar;

(e). Kecamatan Candilaras Utara seluas kurang 17.837 (tujuh belas ribu delapn ratus tiga puluh tujuh) hektar; (f). Kecamatan Hatungan seluas kurang 37 (tiga puluh

tujuh) hektar;

(g). Kecamatan Lok Paikat seluas kurang 2.055 (dua ribu lima puluh lima) hektar;

(h). Kecamatan Salam Babaris seluas kurang 102 (seratus dua) hektar;

(i). Kecamatan Tapin Selatan seluas kurang 5.664 (lima ribu enam ratus enam puluh empat) hektar;

(j). Kecamatan Tapin Tengah seluas kurang 9.716 (sembilan ribu tujuh ratus enam belas) hektar; dan (k). Kecamatan Tapin Utara seluas kurang 1.410 (seribu

(22)

LAPORAN AKHIR V-6 2) Kawasan pertanian lahan kering seluas kurang lebih 8.281

(Delapan ribu dua ratus delapan puluh satu) hektar yang terdiri dari lahan tegal/kebun ditambah lading/huma yang meliputi:

(a). Kecamatan Binuang seluas kurang lebih 1.297 (seribu dua ratus sembilan puluh tujuh) hektar; (b). Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 912

(sembilan ratus dua belas) hektar;

(c). Kecamatan Hatungun seluas kurang lebih 2.426 (dua ribu empat ratus dua puluh enam) hektar; (d). Kecamatan Lokpaikat seluas kurang lebih

1.053(seribu lima puluh tiga) hektar;

(e). Kecamatan Salam Babaris seluas kurang lebih 747 (tujuh ratus empat puluh tujuh) hektar;

(f). Kecamatan Tapin Selatan seluas kurang lebih 1.451(seribu empat ratus lima puluh satu) hektar; (g). Kecamatan Tapin Utara seluas kurang lebih

394(tiga ratus sembilan puluh empat) hektar; 3) Kawasan peruntukan hortilkultura meliputi:

(a). Komoditas jeruk seluas 1.151(seribu seratus lima puluh satu) hektar meliputi :

1) Kecamatan Binuang seluas kurang lebih 81 (delapan puluh satu) hektar;

2) Kecamatan Tapin Selatan seluas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat) hektar;

3) Kecamatan Salam Babaris seluas kurang lebih 49 (empat puluh sembilan) hektar;

4) Kecamatan Tapin Tengah seluas kurang lebih 39 (tiga puluh sembilan) hektar;

5) Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 121 (seratus dua puluh satu) hektar;

6) Kecamatan Piani seluas kurang lebih43(empat puluh tiga) hektar;

(23)

LAPORAN AKHIR V-7 8) Kecamatan Tapin Utara seluas kurang lebih 26

(dua puluh enam) hektar;

9) Kecamatan Bakarangan seluas kurang lebih 36 (tiga puluh enam) hektar;

10) Kecamatan Candi Laras Selatan seluas kurang lebih 294 (dua ratus sembilan puluh empat) hektar; dan

11) Kecamatan Candi Laras Utara seluas kurang lebih 278 (dua ratus tujuh puluh delapan) hektar;

(b). Komoditas pisang berada di Desa Asam Randah Kecamatan Hatungun.

(c). Komoditas cabe besar berada di Desa Kaladan Kecamatan Candi Laras Utara.

(2) Kawasan peruntukan peternakan diperuntukkan bagi kegiatan ternak besar, kecil dan unggas, tidak dikembangkan dalam bentuk padang penggembalaan ternak sehingga batasan lokasinya tidak dapat dipetakan secara tegas yang diarahkan secara terpadu dan terintegrasi bercampur dengan kawasan peruntukan pertanian dan perkebunan meliputi:

a. Ternak besar dikembangkan secara berkelompok maupun individu tergabung dalam permukiman perdesaan, peruntukan pertanian dan perkebunan dalam arti luas meliputi:

(1) Ternak sapi potong terdapat di Kecamatan Binuang, Kecamatan Hatungun, Kecamatan Tapin Selatan, Kecamatan Salam Babaris, Kecamatan Bungur, Kecamatan Tapin Tengah, Kecamatan Bakarangan, Kecamatan Lokpaikat, Kecamatan Piani, dan Kecamatan Tapin Utara.

(2) Ternak kerbau terdapat di Kecamatan Bungur, Kecamatan Tapin Tengah, Kecamatan Lokpaikat, Kecamatan Candi Laras Selatan, danKecamatan Candi Laras Utara.

b. Ternak kecil berupa ternak kambing dan domba dikembangkan secara berkelompok maupun individu tergabung dalam permukiman perdesaan, peruntukan pertanian dan perkebunan meliputi:

(24)

LAPORAN AKHIR V-8 (2) Kecamatan Hatungun.

(3) Kecamatan Tapin Selatan. (4) Kecamatan Salam Babaris. (5) Kecamatan Bungur

(6) Kecamatan Piani; dan (7) Kecamatan Tapin Utara.

c. Ternak unggas dikembangkan dalam bentuk usaha ternak ayam ras, ayam buras dan itik diarahkan untuk tidak berdampingan langsung dengan kawasan permukiman, sebarannya meliputi:

(1) Kecamatan Bungur;

(2) Kecamatan Tapin Tengah; (3) Kecamatan Bakarangan; (4) Kecamatan Lokpaikat; (5) Kecamatan Piani;

(6) Kecamatan Candi Laras Selatan; dan (7) Kecamatan Candi Laras Utara; dan (8) Kecamatan Tapin Utara.

d. Aneka ternak dikembangkan dalam bentuk usaha ternak kelinci dan burung puyuh dikembangkan secara berkelompok maupun individu di kawasan peruntukan permukiman, pertanian dan perkebunan meliputi:

(1) Kecamatan Binuang; (2) Kecamatan Hatungun;

(3) Kecamatan Tapin Tengah; dan (4) Kecamatan Bakarangan.

e. Kawasan pengembangan ternak terpadu dikembangkan secara berkelompok maupun individu di kawasan peruntukan permukiman, pertanian dan perkebunan meliputi:

(25)

LAPORAN AKHIR V-9 c. Kawasan Peruntukan Perkebunan

(1) Kawasan budidaya perkebunan seluas kurang lebih 94.422 (sembilan puluh empat ribu empat ratus dua puluh dua) hektar terdiri atas:

a) Kawasan perkebunan besar meliputi: 1) komoditas kelapa sawit meliputi:

(a). Kecamatan Tapin Tengah;

(b). Kecamatan Candi Laras Selatan; (c). Kecamatan Candi Laras Utara; (d). Kecamatan Binuang;

(e). Kecamatan Tapin Selatan; (f). Kecamatan Bakarangan; dan (g). Kecamatan Lokpaikat.

2) komoditas karet meliputi: (a). Kecamatan Bungur;

(b). Kecamatan Salam Babaris; dan (c). Kecamatan Tapin Utara.

b) Kawasan perkebunan rakyat meliputi: 1) Komoditas kelapa sawit meliputi:

(a). Kecamatan Tapin Tengah;

(b). Kecamatan Candi Laras Selatan; (c). Kecamatan Candi Laras Utara; (d). Kecamatan Binuang;

(e). Kecamatan Tapin Selatan; (f). Kecamatan Bakarangan; dan (g). Kecamatan Lokpaikat.

2) Komoditas karet meliputi:

(a). Kecamatan Tapin Selatan; (b). Kecamatan Piani;

(c). Kecamatan Bungur;

(26)

LAPORAN AKHIR V-10 d. Kawasan Peruntukan Perikanan

(1) Kawasan peruntukan perikanan di wilayah Kabupaten terdiri atas: (a). Kawasan peruntukan perikanan tangkap terdapat di:

1) Kecamatan Candi Laras Selatan; 2) Kecamatan Candi Laras Utara; 3) Kecamatan Bakarangan; 4) Kecamatan Tapin Tengah; 5) Kecamatan Tapin Selatan; 6) Kecamatan Tapin Utara; 7) Kecamatan Lokpaikat; 8) Kecamatan Binuang; dan 9) Kecamatan Bungur.

(b). Kawasan peruntukan perikanan budidaya berupa kawasan budidaya kolam, karamba dan minapadi tersebar di seluruh kecamatan.

(c). Kawasan pengolahan ikan meliputi: 1) Kecamatan Candi Laras Selatan; 2) Kecamatan Candi Laras Utara; dan 3) Kecamatan Bakarangan.

e. Kawasan Peruntukan Pertambangan

1) Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas : (a). Mineral logam meliputi:

1) Emas,lokasinya terdapat di:

a) Desa Kelumpang Kecamatan Salam Babaris; dan b) Desa Miawa Kecamatan Piani.

2) Mangan terdapat di Kecamatan Piani; dan 3) Besi terdapat di Kecamatan Piani.

(b). Mineral bukan logam meliputi:

1) Intan berada di Desa Miawa Kecamatan Piani; 2) Kaolin meliputi:

(27)

LAPORAN AKHIR V-11 e) Desa Salam Babaris Kecamatan Salam Babaris.

3) Batu lempung (clay, blay clay, fire clay) meliputi:

a) Desa Kambang Habang Kecamatan Salam Babaris; b) Desa Pantai Cabe Kecamatan Salam Babaris; c) Desa Pualamsari Kecamatan Binuang;

d) Desa Bungur Kecamatan Bungur;

e) Desa Tambarangan Kecamatan Tapin Selatan; f) Desa Sidodadi Kecamatan Lokpaikat.

4) Batu gamping kapur meliputi:

a) Desa Kambang Habang Kecamatan Salam Babaris; b) Desa Batu Hapu Kecamatan Hatungun;

c) Desa Pualamsari Kecamatan Binuang; d) G. Tarungin Kecamatan Hatungan; e) G. Kapayang;

f) G.Batu Dinding Kecamatan Bungur; g) G. Talikur Kecamatan Bungur; h) G. Barung Kecamatan Piani; i) G. PulankapituKecamatan Piani; j) Desa Beramban Kecamatan Piani; k) Desa Talikur Kecamatan Bungur;

l) Desa Pantai walang Kecamatan Bungur; m) G.Lampinit Kecamatan Bungur;

n) 16B Sandar Kecamatan Salam Babaris; o) Desa Batu Ampar Kecamatan Piani; p) Desa Suato Kecamatan Tapin Selatan;

q) Desa Kambang Habang Kecamatan Salam Babaris. 5) Batu pasir kuarsa meliputi:

a) Desa Kambang Kuning Kecamatan Binuang; b) G.Gambir Kecamatan Tapin Selatan;

c) G.Galumbang;

(28)

LAPORAN AKHIR V-12 h) Karang Nangka Kecamatan Hatungun;

i) Tungkap Kecamatan Binuang; j) Desa Burakai Kecamatan Hatungun;

k) Desa Kambang Habang Kecamatan Salam Babaris; l) Desa Sawang Kecamatan Tapin Selatan;

m) Desa Tampunang Hulu Kecamatan Bungur; n) Desa Banua Padang Kecamatan Bungur; o) Desa Harapan Masa Kecamatan Bungur. 6) Fosfat meliputi:

a) Desa Beramban Kecamatan Piani; b) Desa Talikur Kecamatan Piani; c) G. Lampinit Kecamatan Bungur; d) Kecamatan Piani; dan

e) Kecamatan Salam Babaris. (c). Batuan, meliputi:

1) Granit meliputi:

a) G. Batu Dikalang Kecamatan Piani; b) G. Karau Kecamatan Piani;

c) G. Datar Gatus Kecamatan Piani; d) G.Hatalayang Kecamatan Piani; e) Desa Harakit Kecamatan Piani; f) Desa Batung Kecamatan Piani; g) Desa Bagandah Kecamatan Piani; h) Desa Belawaian Kecamatan Piani; dan i) Desa Ranai Kecamatan Piani.

2) Andesit meliputi:

a) G. Bagak – Asam Randah Kecamatan Hatungun; b) G. Batu Belawang;

c) G.Haripit Kecamatan Hatungun; d) G.Batuago Kecamatan Hatungun; e) Desa Hariaman Kecamatan Piani;

(29)

LAPORAN AKHIR V-13 a) Gunung Talikur Kecamatan Piani;dan

b) Gunung Talikur Kecamatan Hatungun. 4) Pasir meliputi:

a) Desa Shabah Kecamatan Bungur;

b) Desa Tampunang Hilir Kecamatan Bungur; c) Desa Timbung Kecamatan Bungur;

d) Desa Banuapadang Hilir Kecamatan Bungur. 5) Tanah urug meliputi:

a) Desa Parandakan Kecamatan Lokpaikat; b) Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan; c) Desa Pulau Pinang Kecamatan Binuang; d) Desa Karangan Putih Kecamatan Binuang; e) Desa Bitahan Kecamatan Lokpaikat;

f) Desa Bataratat Kecamatan Lokpaikat.

(d). Batu bara berada di Format Warukin dan Format Tanjung meliputi: a) Kecamatan Binuang;

b) Kecamatan Tapin Selatan; c) Kecamatan Bungur;

d) Kecamatan Salam Babaris; dan e) Kecamatan Lokpaikat.

Kawasan pertambangan seluas kurang lebih 6.188 (enam ribu seratus delapan puluh delapan) hektar dengan memperhatikan kelestarian lingkungan lokasinya tersebar setelah mendapatkan perijinan serta sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

f. Kawasan Peruntukan Permukiman

(1) Kawasan peruntukan permukiman seluas kurang lebih 10.855 (sepuluh ribu delapan ratus lima puluh lima) hektar terdiri atas :

(a). Permukiman perkotaan meliputi:

1) Permukiman baru skala besar yang dikembangkan meliputi: a) Kecamatan Tapin Utara;

b) Kecamatan Binuang; dan

(30)

LAPORAN AKHIR V-14 Kawasan permukiman perkotaan diimbangi dengan tersedianya pusat pelayanan yang terkonsentrasi di sekitar perkotaan PKLp, PPK dan PPL meliputi:

(a). Kecamatan Bakarangan; (b). Kecamatan Lokpaikat; (c). Kecamatan Bungur; (d). Kecamatan Piani;

(e). Kecamatan Salam Babaris; (f). Kecamatan Hatungun; (g). Kecamatan Tapin Selatan; (h). Kecamatan Tapin Tengah; dan (i). Kecamatan Candilaras Utara. (b). Permukiman perdesaan terdiri atas:

1) Kawasan permukiman perdesaan kegiatan pertanian yang menyebar di sekitar daerah pertanian meliputi seluruh desa di Kabupaten; dan

2) Kawasan permukiman perdesaan yang akan dikembangkan bersama kegiatan industri berbasis pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

g. Kawasan Peruntukan Industri

(1) Kawasan peruntukan industri teriri atas:

(a). Kawasan industri besar seluas 1.540 (seribu lima ratus empat puluh) hektar di Kecamatan Candi Laras Utara.

(b). Kawasan industri menengah meliputi: 1) Industri minyak Kelapa Sawit meliputi:

a) Kecamatan Candi Laras Utara;dan b) Kecamatan Candi Laras Selatan.

2) Industri pengolahan karet crumb rubber di Kecamatan Tapin Selatan; Industri Bricket Batu Bara di Kecamatan Tapin Selatan.

(c). Kawasan industri kecil dan mikro meliputi:

1) Kerajianan keramik di Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan

(31)

LAPORAN AKHIR V-15 3) Sentra Industri Kecil di Kecamatan Binuang;

4) Industri perikanan terbatas di Kecamatan Candilaras Utara;dan

5) Industri Non Polutan di Kecamatan Binuang dan Kecamatan Candi Laras Selatan.

h. Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata wilayah kabupaten terdiri atas: (1) Kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi:

a) Wisata alam Rute Miawa Loksado di Kecamatan Piani; b) Wisata alam Binuang di Kecamatan Binuang;

c) Wisata alam Pandahan di Kecamatan Tapin Tengah; d) Wisata alam air terjun Hangui di Kecamatan Bungur; e) Wisata alam air terjun Mandian Jumit di Kecamatan Piani; f) Wisata alam air terjun Durian Takah di Kecamatan Piani; g) Wisata alam Paranginan Ratu di Kecamatan Lokpaikat; h) Wisata alam Gunung Lampinit di Kecamatan Bungur; i) Wisata alam Gunung Bilanang di Kecamatan Bungur;

j) Wisata alam Tirta Sungai Margasari di Kecamatan Candi laras Selatan dan Kecamatan Candi Laras Utara;

k) Wisata Goa Batu Hapu di Kecamatan Binuang; dan l) Wisata Goa Baramban di Kecamatan Piani.

(2) Kawasan peruntukan pariwisata budaya terdiri atas: a) Kawasan wisata budaya :

1) Perahu Naga di Kecamatan Candi laras Utara; 2) Maayun Anak di Kecamatan Tapin Utara;

3) Situs candi Laras di Kecamatan Candi Laras Selatan; dan 4) Aruh ganal di Kecamatan Piani.

b) Kawasan wisata religius :

1) Makam Datuk Sanggul di Kecamatan Tapin Selatan;

2) Makam Syech Saqlman Al Parisi di Kecamatan Bakarangan; dan 3) Majelis Ta’lim di Kecamatan Tapin Tengah.

(3) Kawasan peruntukan pariwisata buatan terdiri atas:

(32)

LAPORAN AKHIR V-16 i. Kawasan Peruntukan Budidaya Lainnya

(1) Kawasan peruntukan lainnya meliputi:

a) Kawasan peruntukan fasilitas penunjang permukiman terdiri atas: 1)Fasilitas perkantoran pemerintahan meliputi:

(a). Fasilitas perkantoran pemerintahan skala wilayah Kabupaten yang tersebar di Kawasan Perkotaan Rantau Baru;

(b). Fasilitas perkantoran pemerintahan skala kecamatan yang tersebar di Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan; dan

(c). Fasilitas perkantoran pemerintahan skala desa/kelurahan yang tersebar di tiap pusat-pusat desa/kelurahan.

2)Fasilitas pendidikan meliputi:

(a).Fasilitas pendidikan tinggi Salman Al-Farisi berada di Kecamatan Tapin Selatan;

(b).Fasilitas pendidikan menengah meliputi SMP, SMA dan sejenisnya mempertahankan faslitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk pendukung; dan

(c).Fasilitas pendidikan dasar mempertahankan faslitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk pendukung.

3)Fasilitas kesehatan meliputi:

(a).Fasilitas kesehatan pelayanan wilayah tersebar di Kawasan Perkotaan Rantau Baru, Margasari Baru, dan Binuang Baru; (b).Fasilitas kesehatan skala pelayanan kecamatan

mempertahankan fasilitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuanjumlah penduduk pendukung.

4)Fasilitas peribadatan dikembangkan dengan mempertahankan fasilitas peribadatan yang telah ada yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten dan pengembangan fasilitas peribadatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan jumlah penduduk pendukung. 5)Fasilitas rekreasi dan olah raga meliputi:

(33)

LAPORAN AKHIR V-17 taman skala desa, taman skala kecamatan dan taman skala kota;

(b). Tapangan umum atau lapangan olah raga skala RT/RW, skala desa, skala kecamatan dan skala kabupaten atau skala kota; (c). Tapangan olah raga skala kecil seperti lapangan sepak bola,

volley, basket, bulu tangkis, futsal, tenis dan lainnya tersebar di dalam kawasan permukiman; dan

(d). Stadion Mini Binuang di Kecamatan Binuang;

(e). Stadion Internasional Binuang di Kecamatan Binuang; (f). Sirkuit Balipat di Kecamatan Binuang;

(g). Lapangan Tennnis Indoor di Kecamatan Binuang; (h). Stadion Datu Muning di Kecamatan Tapin Utara; (i). Gedung Sultan Kuning di Kecamatan Tapin Utara; dan (j). Sirkuit Tebing Tinggi di Kecamatan Bungur.

6)Kawasan fasilitas perdagangan dan jasa meliputi:

(a). Fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan wilayah seperti pasar wilayah, pusat pertokoan, atau perdagangan modern diarahkan tersebar di:

1) Kawasan Rantau Baru; 2) Kawasan Margasari Baru; 3) Kawasan Binuang Baru; dan

4) Kawasan Pelabuhan Sungai Puting.

(b). Faslitas perdagangan dan jasa skala pelayanan kecamatan seperti pasar kecamatan, kelompok pertokoan, maupun perdagangan modern skala kecamatan tersebar di kawasan perkotaan berfungsi PPK atau kawasan perdesaan berfungsi PPL; dan

(c). Fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan lokal seperti pasar desa, kelompok pertokoan tersebar di tiap desa atau tiap lingkungan permukiman.

7)Kawasan pertahanan dan keamanan terdiri atas:

(a). Kawasan Militer Angkatan Darat berada di Desa Bitahan Kecamatan Lokpaikat;

(34)

LAPORAN AKHIR V-18 (c). Kawasan Kepolisian meliputi:

1. Kepolisian Resort berada di Desa Bitahan Kecamatan Lokpaikat; dan

(35)
(36)

LAPORAN AKHIR V-20 5.1.3. Rencana Penetapan Kawasan Strategis

A. Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

(1) KSP dari sudut kepentingan ekonomi berada di Kawasan Rawa Batang Banyu yang meliputi:

(a). Kecamatan Candi Laras Selatan; (b). Kecamatan Candi Laras Utara; dan (c). Kecamatan Tapin Tengah.

(2) KSP dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan berada di Kawasan tertentu di Pegunungan Meratus sebagai daerah pertahanan darat dan daerah pertahanan udara, daerah basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi, gudang amunisi dan daerah ujicoba persenjataan.

B. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Tapin

(1) KSK dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri dari: (a). Kawasan Rantau Baru;

(b). Kawasan Binuang Baru; (c). Kawasan Margasari Baru;

(d). Kawasan Pelabuhan Sungai Puting; (e). Km 94 Kecamatan Binuang;

(f). Km 101 Kecamatan Tapin Selatan.

(2) KSK dari sudut kepentingan sosial budaya berada di kawasan pelestarian budaya adat Maayun Anak di Kecamatan Tapin Utara;

(3) KSK dari sudut pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi berupa Waduk Tapin sebagai Pembangkit Energi Listrik berada di Desa Pipitak Jaya Kecamatan Piani;

(37)
(38)

LAPORAN AKHIR V-22 5.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Tapin

5.2.1. Visi dan Misi

Berdasar pada kondisi daerah, potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang dalam pembangunan daerah dan mengacu pada visi kepala daerah terpilih dalam pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah, maka dalam periode 2013-2017, Visi Pembangunan Kabupaten Tapin adalah

“TerwujudnyaTapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis”.

Pada Visi Pembangunan Kabupaten Tapin 2013-2017 terdapat 2 (dua) kalimat kunci yaitu ’Mandiri’, dan ’Sejahtera’. Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing kalimat kunci tersebut:

• Kata “Tapin Mandiri”mengandung makna kemampuan riil atau nyata Pemerintah Kabupaten Tapin dan masyarakatnya dalam mengatur dan mengurus kepentingan daerah/ rumah tangganya sendiri menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.

• Kata ”Tapin Sejahtera”mengandung makna suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman yang memungkinkan bagi setiap masyarakat Kabupaten Tapin untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya.

(39)

LAPORAN AKHIR V-23 Perlu ditekankan disini bahwa kemajuan-kemajuan yang ingin kita raih, tidak hanya sekedar kemajuan di bidang fisik dan ekonomi saja, akan tetapi kita akan berusaha berupaya keras pula untuk dapat meraih kemajuan-kemajuan pada dimensi mental – spiritual, keagamaan, kebudayaan dan non fisik, agar kehidupan masyarakat benar-benar sejahtera lahir dan bathin.

Sesuai dengan harapan terwujudnya visi pembangunan Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 tersebut, maka ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Tapin sebagai upaya dalam mewujudkan visi, sebagai berikut:

1. Misi Pertama

Meningkatkan pembinaan keagamaan dengan mengutamakan partisipasi masyarakat di bidang sosial budaya keagamaan.

2. Misi Kedua

Mengedepankan prinsip good governance untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

3. Misi Ketiga

Pengembangan Sumber Daya Manusia berkualitas melalui peningkatan derajat kesehatan dan derajat pendidikan individu dan masyarakat.

4. Misi Keempat

Pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan dengan meningkatkan investasi dan pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, efektif dan efisien untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dan perluasan lapangan kerja.

5. Misi Kelima

Pengembangan perekonomian yang bertumpu pada perluasan pembangunan infrastruktur perdesaan dan perkotaan untuk pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan, dengan penekanan pada peningkatan pendapatan masyarakat.

5.2.2. Arahan Kebijakan

(40)

LAPORAN AKHIR V-24 (strategy focussed-management). Sementara itu arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.

Berdasarkan rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah dipaparkan dalam Bab V, serta analisa SWOT yang telah dilakukan maka selanjutnya disusun strategi dan arah kebijakan dari masing-masing misi, sebagai berikut:

Strategi dan Arah Kebijakan Misi I (Pertama)

Visi: Terwujudnya Tapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis

Misi 1: Meningkatkan pembinaan keagamaan dengan mengutamakan partisipasi

masyarakat di bidang sosial budaya dan keagamaan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan b. Peningkatan keimanan

dan ketaqwaan pemuda sosial budaya yang berbasis agama dan

b. Penciptaan interaksi kegiatan sosial budaya dengan pembinaan keagamaan dan pariwisata

(41)

LAPORAN AKHIR V-25 Strategi dan arah kebijakan misi ini yang dijabarkan menurut sasarannya, ialah sebagai berikut:

A. Dalam mencapai sasaran Terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan meningkatkan peningkatan kualitas hidup spiritual masyarakat. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Pemberdayaan kelembagaan agama dan Peningkatan keimanan dan ketaqwaan pemuda

B. Dalam mencapai sasaran Terwujudnya stabilitas kondisi sosial budaya yang berbasis agama dan mendukung pariwisata, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan peningkatan kualitas nilai-nilai luhur sosial budaya. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Pemberdayaan kelembagaan masyarakat dan Penciptaan interaksi kegiatan sosial budaya dengan pembinaan keagamaan dan pariwisata.

6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Misi II (Kedua)

Visi: Terwujudnya Tapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis

Misi 2: Mengedepankan prinsip good governance untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mewujudkan

Evaluasi dan assesment yang berkesinambungan untuk umpan balik penyempurnaan

kelembagaan yang lebih baik akuntabilitas kinerja sebagai alat perubahan manajemen pemerintah yang lebih baik Terwujudnya

(42)

LAPORAN AKHIR V-26 Visi: Terwujudnya Tapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis

Misi 2: Mengedepankan prinsip good governance untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

berkualitas terpadu dan komprehensif

Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya aparatur di bidang pelayanan

dengan cepat produk hukum yang telah terbit b. Meningkatkan diklat,

sarana dan prasarana untuk aparat penegak perda

(43)

LAPORAN AKHIR V-27 Strategi dan arah kebijakan misi ini yang dijabarkan menurut sasarannya, ialah sebagai berikut:

A. Dalam mencapai sasaran Terwujudnya

kelembagaan pemerintah yang responsif, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Pengembangan kapasitas kelembagaan yang berkesinambungan. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Evaluasi dan assesment yang berkesinambungan untuk umpan balik penyempurnaan kelembagaan yang lebih baik

B. Dalam mencapai sasaran Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang transparan, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Penguatan sistem akuntabilitas kinerja pemerintah. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Menyempurnakan sistem akuntabilitas kinerja sebagai alat perubahan manajemen pemerintah yang lebih baik.

C. Dalam mencapai sasaran Terwujudnya aparatur pemerintahan yang berkualitas, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Penerapan Sistem manajemen kepegawaian terpadu dan komprehensif. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur pendukung penataan sumber daya aparatur dan Mengupayakan kesejahteraan aparatur yang lebih baik.

D. Dalam mencapai sasaran Terwujudnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Implementasi pelayanan prima. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya aparatur di bidang pelayanan.

E. Dalam mencapai sasaran Meningkatnya

pemahaman masyarakat terhadap peraturan perundangan, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Pengembangan inovasi metode sosialisasi dan penegakan peraturan perundangan. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah Mensosialisasikan dengan cepat produk hukum yang telah terbit dan Meningkatkan diklat, sarana dan prasarana untuk aparat penegak perda. F. Dalam mencapai sasaran Meningkatnya koordinasi

(44)

LAPORAN AKHIR V-28 perundang-undangan. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Meningkatkan forum-forum diskusi permasalahan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat

6.2 Strategi dan Arah Kebijakan Misi III (Ketiga)

Visi: Terwujudnya Tapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis

Misi 3: Pengembangan sumber daya manusia berkualitas melalui peningkatan derajat

kesehatan dan derajat pendidikan individu dan masyarakat

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana

pendidikan

Menyelenggarakan

pengelolaan barang daerah yang profesional pendidikan informal dan pendidikan non formal yang bermutu dan berkualitas kualitas sarana dan prasarana

kesehatan

Menyelenggarakan

(45)

LAPORAN AKHIR V-29 Visi: Terwujudnya Tapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis

Misi 3: Pengembangan sumber daya manusia berkualitas melalui peningkatan derajat

kesehatan dan derajat pendidikan individu dan masyarakat

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

masyarakat pendukungnya Keluarga Berencana dan sarana pendukungnya berikut sarana dan prasarananya kegiatan kepemudaan dan olahraga kerja dari industri rumahan dan bisnis kemasyarakatan

Misi ke-3 adalah pengembangan sumber daya manusia berkualitas melalui peningkatan derajat kesehatan dan derajat pendidikan individu dan masyarakat. Urusan yang terkait dengan misi ini pada khususnya adalah urusan yang berhubungan dengan pendidikan, kesehatan, kepemudaan dan olahraga, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dan urusan sosial.

Strategi dan arah kebijakan misi ini yang dijabarkan menurut sasarannya, ialah sebagai berikut:

(46)

LAPORAN AKHIR V-30 Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Menyelenggarakan pengelolaan barang daerah yang profesional

B. Dalam mencapai sasaran Meningkatnya kualitas lulusan dan Meningkatnya kualitas tenaga pendidik, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Peningkatan manajemen pendidikan berbasis sekolah. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Menyelenggarakan pendidikan kedinasan, pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal yang bermutu dan berkualitas.

C. Dalam mencapai sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan dan Peningkatan kualitas manajemen pelayanan kesehatan terpadu. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Menyelenggarakan pengelolaan barang daerah yang profesional dan Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan.

D. Dalam mencapai sasaran Meningkatnya kualitas kemandirian kesehatan masyarakat, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Peningkatan upaya promosi kesehatan masyarakat. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Meningkatkan sosialisasi kemandirian kesehatan masyarakat dan sarana pendukungnya.

E. Dalam mencapai sasaran Meningkatnya kualitas keluarga berencana, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Peningkatan upaya penyuluhan Keluarga Berencana. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Meningkatkan sosialisasi Keluarga Berencana dan sarana pendukungnya.

F. Dalam mencapai sasaran Meningkatnya pemasyarakatan dan prestasi olahraga berikut sarana dan prasarananya, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan peningkatan Peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kepemudaan dan olahraga. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Meningkatkan jumlah kegiatan kepemudaan dan olahraga.

(47)

LAPORAN AKHIR V-31 dilakukan dengan arah kebijakan Meningkatkan lapangan kerja dari industri rumahan dan bisnis kemasyarakatan.

6.3 Strategi dan Arah Kebijakan Misi IV (Keempat)

Visi: Terwujudnya Tapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis

Misi 4: Pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan dengan

meningkatkan investasi dan pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efektif dan

efisien untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dan perluasan lapangan kerja

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Peningkatan

Menciptakan iklim investasi dan usaha yang kondusif dalam sektor ekonomi unggulan

Meningkatnya daya saing daerah dalam menarik PMA dan PMDN

Menurunnya ketimpangan

distribusi pendapatan antar kelompok dan antar wilayah

Penguatan peran kelembagaan UMKM, koperasi, dan BUMDes

(48)

LAPORAN AKHIR V-32 Visi: Terwujudnya Tapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis

Misi 4: Pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan dengan

meningkatkan investasi dan pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efektif dan

efisien untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dan perluasan lapangan kerja

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

masyarakat miskin penanggulangan

kelestarian alam dan lingkungan hidup manajemen sumber daya mineral dengan

Sinergi rehabilitasi hutan dan lahan secara terpadu dan berkelanjutan terjangkau serta menata dan memperbaiki permukiman

Meningkatkan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi

Meningkatnya

kuantitas dan kualitas

Penerapan manajemen

(49)

LAPORAN AKHIR V-33 Visi: Terwujudnya Tapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis

Misi 4: Pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan dengan

meningkatkan investasi dan pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efektif dan

efisien untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dan perluasan lapangan kerja

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

perindustrian industri yang terpadu dan desa sebagai upaya merangsang

berkembangnya pemasaran produksi petanian, peternakan, perikanan dan perkebunan serta mengembangkan pengrajin dan pembangunan sarana prasarana pariwisata

Misi ke-4 adalah Pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan dengan meningkatkan investasi dan pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efektif dan efisien untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dan perluasan lapangan kerja. Urusan yang terkait dengan misi ini pada khususnya adalah urusan yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan, ketenagakerjaan, pemberdayaan masyarakat dan desa, Koperasi dan UKM, Penanaman Modal, Lingkungan Hidup, Penataan Ruang, Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Komunikasi dan Informatika, Perindustrian, Perdagangan.

Strategi dan arah kebijakan misi ini yang dijabarkan menurut sasarannya, ialah sebagai berikut:

(50)

LAPORAN AKHIR V-34 dalam menarik PMA dan PMDN, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh yang berkelanjutan. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Menciptakan iklim investasi dan usaha yang kondusif dalam sektor ekonomi unggulan.

B. Dalam mencapai sasaran menurunnya ketimpangan distribusi pendapatan antar kelompok dan antar wilayah, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Penguatan peran kelembagaan UMKM, koperasi, dan BUMDes. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Pemberian insentif dan sinergi program dalam pengembangan Koperasi, BUMDes dan UMKM.

C. Dalam mencapai sasaran menurunnya jumlah penduduk miskin dengan meningkatkan pelayanan masyarakat miskin, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan Pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku utama dalam program penanggulangan kemiskinan. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Melakukan sinkronisasi program penanggulangan kemiskinan.

D. Dalam mencapai sasaran meningkatnya kelestarian alam dan lingkungan hidup, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan peningkatan pemahaman masyarakat akan sadar lingkungan dan Peningkatan kualitas manajemen eksploitasi sumber daya mineral. Kedua strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian persampahan dan pencemaran lingkungan dan juga Meningkatkan pemahaman manajemen sumber daya mineral dengan memperhatikan pelestarian lingkungan.

E. Dalam mencapai sasaran meningkatnya produksi dan pelestarian tanaman hutan, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan peningkatan kualitas manajemen kehutanan. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Sinergi rehabilitasi hutan dan lahan secara terpadu dan berkelanjutan.

F. Dalam mencapai sasaran meningkatnya perumahan yang layak dan terjangkau,

maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan peningkatan kualitas manajemen perumahan. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan meningkatkan pembangunan perumahan rakyat yang layak dan terjangkau serta menata dan memperbaiki permukiman masyarakat.

(51)

LAPORAN AKHIR V-35 peningkatan manajemen komunikasi dan informasi. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan meningkatkan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi.

H. Dalam mencapai sasaran meningkatnya kuantitas dan kualitas perindustrian, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan penerapan manajemen industri yang terpadu dan berkelanjutan. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan Mengurangi biaya ekonomi tinggi dalam perindustrian.

(52)

LAPORAN AKHIR V-36 6.4 Strategi dan Arah Kebijakan Misi V (Kelima)

Visi: Terwujudnya Tapin Mandiri dan Sejahtera Yang Agamis

Misi 5: Pengembangan perekonomian yang bertumpu pada perluasan pembangunan

infrastruktur perdesaan dan perkotaan untuk pengembangan pertanian, perkebunan,

peternakan dan perikanan dengan penekanan pada peningkatan pendapatan masyarakat

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan transportasi ke pusat pertumbuhan transportasi umum yang menjangkau setiap wilayah

Peningkatan ketersediaan

penerangan jalan umum pada seluruh ruas jalan perkotaan

Meningkatakan fungsi sarana penerangan jalan umum di seluruh ruas jalan prasarana air, irigasi, embung dan bendungan ke arah tersedianya pelayanan yang berbasis masyarakat

dari sektor agribisnis Peningkatan manajemen

pertanian dalam arti luas

Meningkatkan kapasitas dan kerjasama kelembagaan petani untuk melindungi petani dari permainan harga

Meningkatkan produktivitas perikanan

(53)

LAPORAN AKHIR V-37 traditional

Peningkatan akses untuk ketahanan pangan

Mengembangkan

diversifikasi produk pangan pokok untuk menurunkan ketergantungan pada beras

Misi ke-5 adalah Pengembangan perekonomian yang bertumpu pada perluasan pembangunan infrastruktur perdesaan dan perkotaan untuk pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dengan penekanan pada peningkatan pendapatan masyarakat. Urusan yang terkait dengan misi ini pada khususnya adalah urusan yang berhubungan dengan perhubungan, perindustrian, penataan ruang, pekerjaan umum, lingkungan hidup, pertanian, kelautan dan perikanan, dan ketahanan pangan.

Strategi dan arah kebijakan misi ini yang dijabarkan menurut sasarannya, ialah sebagai berikut:

A. Dalam mencapai sasaran meningkatnya kualitas infrastruktur transportasi ke pusat pertumbuhan ekonomi, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan pengembangan cakupan aksesibilitas transportasi ke pusat pertumbuhan ekonomi dan Peningkatan ketersediaan penerangan jalan umum pada seluruh ruas jalan perkotaan. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan mengembangkan moda transportasi umum yang menjangkau setiap wilayah dan Meningkatkan fungsi sarana penerangan jalan umum di seluruh ruas jalan perkotaan.

B. Dalam mencapai sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur pengairan, maka strategi yang akan dilakukan ialah dengan optimalisasi saluran drainase. Strategi tersebut dapat terlaksana jika dilakukan dengan arah kebijakan meningkatkan dan mendorong pembangunan prasarana air, irigasi, embung dan bendungan ke arah tersedianya pelayanan yang berbasis masyarakat.

(54)
(55)

LAPORAN AKHIR V-39 5.3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Hasan Basry

(56)
(57)
(58)
(59)

LAPORAN AKHIR V-43 2.1.1. RENCANA STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN MAKRO (LAND USE)

Mempertimbangkan peningkatan percepatan pembangunan di koridor kawasan Koridor Hasan Basry saat ini, maka kemudahan akses transportasi menjadi salah satu indikator utama di dalam merencanakan peruntukan lahan di kawasan ini. Di kawasan kota Rantau saat ini area terbangun di sepanjang jalur utama terlihat mulai padat terutama di kawasan dekat pasar Rantau dan mulai tumbuh dan berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa di sepanjang jalur utama, baik Jl. A Yani dan Jalan Hasan Basry. Bahkan volume lalu lintas pada jalur utama ini tergolong cukup tinggi, sehingga perlu diatur dan diarahkan untuk pergerakan karena semua moda transportasi menjadi satu bergerak di jalur utama kawasan Koridor Hasan Basry tanpa adanya pemisah.

Kawasan Koridor Hasan Basry yang berada pada posisi strategis antar kabupaten/kota menjadi lintasan yang sangat potensial terjadi “crowded”. Kawasan Hasan Basry yang juga merupakan jalur dari/ke ibu kota Banjarmasin ke kota kabupaten lainnya, tentunya akan menjadi akses penting yang harus terintegrasi dengan baik, karena harus menjadi jalur pencapaian yang mudah tanpa adanya gangguan. Hal inilah yang menjadi pertimbangan-pertimbangan di dalam merencanakan struktur peruntukan lahan.

Rencana umum struktur peruntukan lahan di Kawasan Hasan Basry, adalah:

1. Kawasan Hasan Basry direncanakan sebagai pusat aktivitas perdagangan dan jasa sebagai “etalase/outlet” dari Kabupaten Tapin, dengan menumbuhkan dan mengembang aktivitas di sepanjang koridor jalan utama;

2. memaksimalkan penggunaan RTH - RTH yang ada di kawasan Rantau guna mendukung tumbuh dan berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa komersial dan lain-lain di kawasan ini;

3. Pengaturan sirkulasi dan peningkatan Jl. Hasan Basry dan Jl. A Yani serta jalan-jalan pendukung lainnya

4.Memaksimalkan serta menfokuskan pembangunan dikawasan Rantau baru

Gambar

Gambar 2.30 : Rencana Jaringan jalan
TABEL 3.1
TABEL 3.3
TABEL 3.4 : TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGELOLAANSANITASI RUMAH TANGGA
+4

Referensi

Dokumen terkait