• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup

REFORMASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup pada era reformasi telah diperkuat dengan ditetapkannya amandemen UUD 1945 Pasal 33 ayat (4) yang berbunyi: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi.”

- 56 -

Amandemen Pasal 33 UUD 1945 tersebut secara tegas menghubungkan antara pembangunan ekonomi nasional dengan lingkungan hidup. Jadi prinsip dasar pembangunan yang dianut sekarang ini haruslah dapat menyelaraskan secara baik dan harmoni dengan faktor lingkungan hidup.

Untuk memberikan arah yang lebih jelas dalam melaksanakan kebijakan pembangunan 5 (lima) tahun, pemerintah telah menetapkan Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004. Bab X Propenas menguraikan arah dan sasaran pembangunan lingkungan hidup Indonesia tahun 2000-2004 untuk dilaksanakan melalui:

1. Program pembangunan dalam peningkatan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan tujuan memperoleh data dan informasi yang lengkap mengenai potensi dan produktivitas sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui inventarisasi, evaluasi dan penguatan sistem informasi.

2. Program peningkatan efektivitas pengelolaan, konversasi dan rehabilitasi sumber daya alam dengan tujuan menjaga keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.

3. Program pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup dengan tujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui upaya mencegah perusakan dan/atau pencemaran lingkungan dan melaksanakan pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan.

- 57 -

4. Program penataan kelembagaan dan penegakan hukum pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup dengan tujuan mengembangkan kelembagaan hukum dan penegakan hukum untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang efektif dan berkeadilan.

5. Program peningkatan peran masyarakat dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tujuan meningkatkan peran dan kepedulian lapisan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Pada tahun 2003, rencana strategi dari Kementerian Lingkungan Hidup masih mengacu kepada Program Prioritas Kementerian Lingkungan Hidup 2001-2004 yang menitikberatkan kepada:

1. Peningkatan kemampuan daerah menyelenggarakan Tata Praja Lingkungan yang Baik (Good Environment

Governance).

2. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan berke-lanjutan (warga madani) serta mendorong kinerja badan legislatif daerah.

3. Pengembangan sistem penataan hukum dan penegakan hukum sumber pencemar institusi dan non institusi.

4. Pelestarian lingkungan hidup dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.

5. Pengembangan kapasitas kelembagaan.

- 58 -

Dalam rangka mewujudkan tujuan di atas, salah satu program yang dilakukan ialah membuat kebijakan penegakan hukum lingkungan terpadu (one roof enforcement system) dengan dasar Nota Kesepakatan Bersama Menteri Lingkungan Hidup, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), dan Jaksa Agung (Kep. No. 04/MENLH/04/2004, No. Pol.: Kep-19/IV/2004, dan Kep. No. 208/A.J/04/2004 tentang Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu (Satu Atap)).

Sedangkan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang pengelolaan lingkungan hidup, saat ini telah dihasilkan Dokumen Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai dasar pengembangan SDM lingkungan hidup melalui jalur pendidikan dan pelatihan. Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup juga telah mengembangkan wadah pengembangan karier pegawai negeri sipil melalui jabatan fungsional Pengendali Dampak Lingkungan.

Dalam bidang regulasi, pemerintah juga telah melakukan perubahan dan penekanan terhadap beberapa peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan yang efektif merupakan salah satu kebutuhan utama dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan, karena hal itu merupakan perangkat untuk penegakan hukum lingkungan. Menurut laporan pada tahun 1991 dari

International Union for Conservation of Nature (IUCN), United Nations Environment Programme (UNEP), dan World Wildlife Fund

(WWF), peran hukum lingkungan dalam mengatasi persoalan lingkungan hidup sangat menentukan karena mampu:

- 59 -

1. Memberi efek pada kebijakan yang dirumuskan dalam mendukung konsep pembangunan berkelanjutan.

2. Sebagai sarana penaatan melalui penerapan berbagai macam sanksi (sanksi administrasi, pidana, dan perdata).

3. Memberi panduan kepada masyarakat mengenai tindakan yang dapat ditempuh untuk melindungi hak dan kewajibannya.

4. Memberi definisi tentang hak, kewajiban, dan perilaku yang merugikan publik.

5. Memberi dan memperkuat mandat serta otoritas kepada aparat pemerintah terkait untuk melaksanakan tugas fungsinya.

Pada tahun 2003, telah dirumuskan dan diterbitkan beberapa peraturan perundang-undangan, baik yang bersifat pengaturan maupun penetapan, dan rancangan undang-undang (RUU) yang terkait dengan lingkungan hidup.

Rencana peraturan perundang-undangan sektoral

yang terkait dengan lingkungan hidup, yang disusun pada tahun 2003.

No. Peraturan Perundang-Undangan 1. RUU Perkebunan

2. RPH Hutan Adat 3. RUU Keolahragaan

4. RPH Rehabilitasi Hutan dan Lahan serta Reklamasi Hutan 5. Revisi UU Pemerintah

- 60 -

6. Revisi UU Penataan Ruang

7. RPH Keselamatan Operasi pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi

8. RPH Perizinan Peneliti Asing 9. RUU Penerbangan

10. RUU Jalan 11. RUU Lalu Lintas 12. RUU Perkeretaapian 13. RUU Pelayanan 14. RUU Perikanan 15. RUU Kepariwisataan

16. RPP Persyaratan Bangunan Gedung 17. RPP Penyelenggaraan Bangunan Gedung

18. RPP Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung

19. RPP Pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung 20. RPP Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

21. RKeppres Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Perbatasan Kalimantan, Serawak, Sabah

22. RKeppres Rencana Rata Ruang Wilayah Sulawesi 23. RKeppres Rencana Tata Ruang Wilayah Jawa Bali 24. RKeppres Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan 25. RKeppres Rencana Tata Ruang Wilayah Sumatera

- 61 -

Rancangan peraturan perundang-undangan tentang lingkungan hidup dalam Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup.

No. Peraturan

Perundang-Undangan

Tujuan Status

1. RUU tentang Pengelolaan

Sumber Daya Alam

Efektivitas

pengelolaan sumber daya alam (PSDA) sesuai dengan TAP MPR. Pembahasan oleh berbagai stakeholder di tingkat pusat dan daerah. 2. Revisi UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Optimalisasi pengelolaan lingkungan hidup di daerah berkaitan dengan dikeluarkannya UU Nomor 22 Tahun 1999. Penyelenggara an seminar mengenai pemikiran perubahan revisi.

3. RUU tentang Pelestarian

dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik

Optimalisasi

pemanfaatan sumber daya alam hayati.

Pembahasan oleh berbagai

stakeholder di

tingkat pusat.

4. RUU tentang Keamanan

Hayati Produk Rekayasa Genetik Memberikan peluang untuk menunjang ketahanan pangan dan peningkatan kualitas hidup. Pembahasan antar-departemen.

- 62 - 5. RPP tentang Pendanaan Lingkungan Mendorong penataan terhadap peraturan perundang-undangan. Pembahasan antar- departemen. 6. RKeppres tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut Penguatan koordinasi penanggulangan tumpahan minyak secara cepat dan tepat. Pembahasan oleh berbagai stakeholder di tingkat pusat dan daerah. 7. RKeppres tentang Pengelolaan Karst Memberikan aturan main terhadap pengelolaan

lengkungan karst bagi pemerintahan daerah.

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, “Status Lingkungan Hidup Indonesia 2005.”

Selain mengubah peraturan perundang-undangan yang telah ada, Kementerian Lingkungan Hidup dalam rencana strategisnya juga telah mengajukan proses ratifikasi terhadap berbagai ketentuan penting dalam tingkat internasional di bidang lingkungan hidup untuk dapat diterapkan di Indonesia.

- 63 -

Rancangan peraturan perundang-undangan terkait ratifikasi terhadap ketentuan internasional mengenai lingkungan hidup dalam

Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup.

No. Perjanjian Internasional Status Pemrakarsa

1. Cartagena Protocol tentang

Keanekaragaman Hayati Dalam proses ratifikasi. Kementerian Lingkungan Hidup. 2. Kyoto Protocol tentang

Perubahan Iklim Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004. Kementerian Lingkungan Hidup. 3. Asean Agreement on Transboundary Haze Pollution tentang

Asap Kebakaran Hutan

Dalam proses ratifikasi.

Kementerian Lingkungan Hidup.

4. Convention on the Prior Informed Consent Procedure for Certain Hazardous Chemicals and Pesticides in International Trade tentang

Penggunaan Pestisida Sudah terdapat dalam program legislasi nasional. Kementerian Lingkungan Hidup. 5. Convention on Persistent Organic Pollutants tentang

Pengawasan Limbah Organik

Sudah terdapat dalam program legislasi nasional. Kementerian Lingkungan Hidup.

- 64 -

6. Amandemen Protokol

Montreal tentang Substances

that Deplete the Ozone Layer,

dan Amandemen Beijing tentang Perubahan Senyawa Perlindungan Lapisan Ozon

Dalam proses ratifikasi. Kementerian Lingkungan Hidup. 7. London Convention 1872 on the Prevention of Marine Pollution by Dumping of Wastes and Other Matter

tentang Pencemaran Laut

Dalam proses ratifikasi. Kementerian Lingkungan Hidup, dan Perhubungan Laut. 8. Convention on Oil Pollution

Preparedness Response and Cooperation tentang Pencemaran Minyak Dalam proses ratifikasi. Kementerian Lingkungan Hidup, dan Perhubungan Laut.

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, “Status Lingkungan Hidup Indonesia 2005.”

Dalam jangka pendek, kebijakan hukum pengelolaan lingkungan hidup termuat dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Negara Lingkungan Hidup Tahun 2005-2009 yang disusun sebagai bahan acuan dalam menyusun rencana kerja tahunan, rencana kinerja, dan laporan akuntabilitas kinerja Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

- 65 -

Renstra Kementerian Negara Lingkungan Hidup disusun dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009, Kesepakatan Nasional dan Rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan, dan perjanjian-perjanjian internasional di bidang lingkungan hidup. Renstra Kementerian Negara Lingkungan Hidup selanjutnya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2005-2009.

Tujuan dan sasaran Renstra Kementerian Negara Lingkungan Hidup Tahun 2005-2009 ialah:

1. Mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup dengan sasaran:

a. Penurunan beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmosfir, laut dan tanah;

b. Penurunan laju kerusakan lingkungan hidup yang meliputi sumber daya air, hutan dan lahan, keaneka-ragaman hayati, energi, atmosfir serta ekosistem pesisir laut;

c. Terintegrasinya dan diterapkannya pertimbangan pelestarian dan fungsi lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pengawasan pemanfaatan ruang dan lingkungan;

d. Peningkatan kepatuhan pelaku pembangunan untuk menjaga kualitas fungsi lingkungan hidup.

- 66 -

2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di bidang pengelolaan lingkungan hidup, dengan sasaran terwujudnya pengarusutamaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di pusat dan di daerah.

3. Meningkatkan kapasitas Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang handal dan proaktif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan sasaran terwujudnya peningkatan kapasitas Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

Strategi dan kebijakan di dalam Renstra Kementerian Negara Lingkungan Hidup Tahun 2005-2009 ialah:

1. Strategi pencapaian tujuan mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup, dengan sasaran:

a. Penurunan beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmosfer, laut, tanah melalui kebijakan peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan untuk mendorong sumber pencemar memenuhi baku mutu, menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan meningkatkan kapasitas daerah di bidang pengendalian pencemaran;

b. Penurunan laju kerusakan lingkungan (sumber daya air, hutan dan lahan, keanekaragaman hayati, energi, atmosfer serta ekosistem, pesisir laut), melalui kebijakan peningkatan konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan, kebijakan

- 67 -

insentif dan disinsentif serta membangun income

generating masyarakat dalam menunjang keberhasilan

konservasi dan pemulihan kerusakan lingkungan;

c. Terintegrasinya dan diterapkannya pertimbangan pelestarian fungsi lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pengawasan pe-manfaatan ruang dan lingkungan melalui kebijakan pengaturan wujud struktural dan pola pemanfaatan lingkungan dengan pendekatan penataan ruang, pengkajian dampak lingkungan dan peningkatan kapasitas kelembagaan;

d. Peningkatan kepatuhan pelaku pembangunan untuk menjaga kualitas fungsi lingkungan, melalui kebijakan penegakan hukum lingkungan terhadap sumber pencemar dan perusak lingkungan.

2. Strategi pencapaian tujuan mewujudkan tata ke-pemerintahan yang baik di bidang pengelolaan lingkungan hidup, dengan sasaran terwujudnya pengarusutamaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di pusat dan daerah, melalui kebijakan penguatan kapasitas kelembagaan lingkungan hidup, penguatan akses masyarakat tentang informasi lingkungan hidup, penguatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

3. Strategi pencapaian tujuan meningkatkan kapasitas Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang handal dan proaktif dalam pengelolaan sumber daya alam dan

- 68 -

lingkungan hidup dengan sasaran terwujudnya peningkatan kapasitas Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.1

Dari serangkaian rencana jangka panjang, menengah, dan pendek dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup tersebut di atas, pengaruh otonomi daerah juga dirasakan sangat kental dalam pola pengelolaan lingkungan hidup saat ini. Pada akhirnya dapat disimpulkan, walaupun perlahan, arah pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia mulai menerapkan suatu pola yang berkelanjutan yang ditunjang dengan kebijakan di bidang regulasi. Harapannya ialah bahwa akan terjadi perubahan dalam pola pengelolaan lingkungan hidup saat ini di Indonesia menuju ke arah yang lebih baik, terintegrasi, dan berkelanjutan.