• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Dasar Teori

7. Representasi Materi Pembelajaran

Menurut Oxford English Dictionary (dalam Marie Baldano, 1996) representasi berarti ”kehadiran atau penampilan”. Secara garis besar representasi dipandang sebagai suatu cara untuk menjelaskan sesuatu atau menggambarkan sesuatu hal. Representasi digambarkan sebagai tindakan

menempatkan atau menyatakan fakta dalam rangka mempengaruhi tindakan lain.

Di dalam bidang pendidikan, yaitu dalam proses pembelajaran, representasi ini dimengerti sebagai cara yang digunakan guru untuk menjelaskan materi pembelajaran atau menjelaskan pengetahuannya mengenai materi yang akan disampaikan pada siswa. Dari sinilah guru dituntut harus mempunyai kemampuan dalam merepresentasikan pengetahuannya mengenai materi pembelajaran kepada siswa. Tidak sekedar menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa tetapi juga membuat agar materi yang disampaikan menjadi mudah diterima dan dimengerti oleh siswa. Diperlukan keprofesionalan sebagai seorang guru.

Menurut Trowbridge & Bybee, (dalam Paul Suparno, 2005) untuk menjadi guru fisika yang profesional dan bermutu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru, antara lain:

a. Penguasaan bahan ajar Fisika.

Guru fisika harus menguasai bahan ajar yang akan diajarkan sehingga tidak menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Oleh karena itu guru harus terus mengembangkan diri dengan mempelajari bahan fisika. Ada baiknya mengembangkan bahan yang lebih tinggi setingkat universitas agar dapat mengajarkan dengan lebih luas dan tidak picik. Untuk menunjang hal tersebut, guru harus terus belajar. Sumber belajar yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dapat diperoleh dari internet, buku-buku,

seminar, lokakarya, dan bertanya pada ahli. Selain itu dapat juga saling bertukar informasi dan pengalaman dari guru lainnya.

b. Mengerti (Memahami) tujuan pengajaran fisika.

Guru yang baik harus mengerti tujuan pengajaran fisika sehingga dapat mengarahkan siswa ke arah dan tujuan yang efektif dan efisien.Guru perlu mengetahui tujuan umum pengajaran fisika sebagai berikut :

a) Kompetensi fisika yang diharapkan dikuasai oleh siswa b) Tuntutan sekolah atau pemerintah dalam pengajaran fisika c) Tujuan umum pengajaran fisika, seperti :

• Mengerti dan menggunakan metode ilmiah • Menguasai pengetahuan fisika

• Menggunakan sikap ilmiah

• Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat • Kesadaran akan karir masa depan

c. Guru dapat mengorganisasi pengajaran fisika

Guru fisika harus dapat mempersiapkan pengajaran sesuai tujuan. Mengerti cara mengajarkan bahan, dapat memilih alat dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran, dapat memilih alat dan sarana yang akan diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran.Termasuk merencanakan waktu yang diperlukan dan tugas yang harus dilakukan oleh siswa.

d. Mengerti situasi siswa.

Guru perlu mengerti siatuasi siswa. Beberapa situasi siswa yang perlu diketahui seperti : konsepsi awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai, tingkah laku, perkembangan kognitif, mode dan kondisi psikologis siswa. Guru juga perlu mengerti bagaimana siswa menganggapi pembelajarannya, apakah senang, bosan atau malas. Dengan demikian, guru dapat membantu pembelajaran secara lebih kontekstual, sesuai dengan situasi siswa.

e. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa

Guru perlu melatih diri berkomunikasi akrab dengan siswa. Hubungan yang akrab dengan siswa perlu dibangun, kemampuan memotivasi, memberikan semangat, menegur, menggerakkan siswa perlu dilatih. Ketrampilan untuk mendekati siswa, membantu siswa belajar, dan juga kemampuan mendengarkan apa yang dirasakan dan diinginkan siswa perlu dikembangkan. Kemampuan mengerti kesulitan siswa dalam belajar dan hidup perlu ditumbuhkan.

f. Guru menguasai berbagai metode

Untuk membantu siswa yang mempunyai situasi yang bermacam-macam dan kemampuan belajar yang bervariasi, guru perlu menguasai bermacam-macam metode untuk mengajar fisika. Menguasai berbagai metode mengajar dan memilih cara yang diminati siswa akan membuat siswa menyukai fisika yang diajarkan.

• Ceramah Siswa Aktif

Model ceramah adalah model pembelajaran dimana guru sendiri yang menerangkan dengan kata-kata, menjelaskan prinsip atau bahan fisika kepada siswa. Sedangkan model ceramah siswa aktif adalah metode ceramah yang di sela-sela penjelasan, guru sering bertanya kepada siswa dan siswa diminta berpikir sebentar atau menjawab pertanyaan tersebut. Unsur –unsur dalam ceramah siswa aktif antara lain :

 guru ceramah (menjelaskan)

 diselingi pertanyaan, diskusi, mengerjakan soal

 Perlu digunakan media lain agar ceramah menjadi lebih menarik, misalnya dengan menggunakan power point dan disesuaikan dengan konteks siswa dengan contoh yang sesuai.

 Hal penting: suara keras, jelas, sistematis, menarik siswa, memberi contoh yang sesuai dengan keadaan siswa.

• Eksperimen atau Laboratorium

Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Metode eksperimen ini lebih untuk mengecek supaya siswa yakin dan jelas akan teorinya. Metode ekperimen sering disebut juga sebagai metode laboratorium karena percobaan biasanya dilakukan

di laboratorium. Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu ekperimen terencana atau terbimbing dan ekperimen bebas. Yang dimaksud dengan eksperimen terbimbing adalah seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Sedangkan ekperimen bebas yaitu guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Siswa harus lebih banyak berpikir bagaimana merancang alat, apa yang harus diamati, yang harus diukur dan bagaimana menganalisis data. Yang sering digunakan dalam pembelajaran fisika adalah ekperimen terbimbing karena hasilnya akan lebih cepat selesai, lebih teratur dan terarah.

• Demonstrasi

Demonstrasi berasal dari kata demonstration yang berarti pertunjukan. Model pembelajaran dengan demonstrasi diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswqa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pembelajaran fisika. Tujuannya agar siswa lebih memahami bahan yang diajarkan lewat suatu kenyaataan yang dapat diamati sehingga mudah dimengerti. Melalui demonstrasi siswa dapat mengamati sesuatu yang nyata.

• Diskusi Kelompok

Inti dari model pembelajaran dengan diskusi kelompok adalah pembicaraan dimana siswa dengan siswa mengadakan

pembicaraan, saling bertukar gagasan dan ide dengan yang lain, bahkan dapat juga saling bertukar perasaan.

• Problem solving

Problem solving merupakan model pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan sesuai dengan topik yang akan diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan tersebut. Model ini dapat membantu mengatasi miskonsepsi pada siswa. Siswa mengerjakan beberapa soal yang telah disiapkan oleh guru. Dari pekerjaaan siswa dapat dilihat gagasan yang dimiliki siswa benar atau salah.

• Simulasi komputer

Simulasi komputer adalah model pembelajaran menggunakan program komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan fisika. Tidak melaui percobaan langsung, melainkan melalui layar monitor komputer dan siswa dapat mempelajarinya dari simulasi tersebut.

Representasi berkaitan erat dengan bahan ajar yang akan disampaikan. Selain bahan ajar, hal lain yang berhubungan erat dengan representasi adalah media pembelajaran. Secara umum, media (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (FIP-UPI), 2007) merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang sering digunakan adalah alat bantu visual, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan

mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi yang tinggi.

Kata “media” berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah kata tersebut berarti perantara antau pengantar. Beberapa pakar merumuskan pengertian media sebagai berikut (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (FIP-UPI) , 2007)

• Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977)

• Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)

• Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)

• Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970)

• Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,perasaan,perhatian dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989)

Representasi merupakan bagian dari PCK guru yang dipandang sebagai proses transformasi materi menjadi sebuah pembelajaran. Proses transformasi tersebut meliputi empat hal, yaitu :

1) Memilih atau menentukan konsep-konsep yang dipandang penting sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemilihan ini mungkin

berdasarkan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, atau mendasari pemahaman konsep-konsep lain, atau memiliki makna khusus di dalam sejarah perkembangan pengetahuan, mungkin pula karena sering ditanyakan di dalam soal-soal ulangan atau kajian, atau alasan-alasan.

2) Menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Pada proses ini guru mungkin akan menyajikan bahan pelajaran mulai dari yang konkrit kemudian ke yang abstrak, dari yang sederhana kemudian ke yang kompleks, mengikuti alur buku pelajaran, atau alur penyampaian bahan pelajaran di susun oleh guru dengan alasan-alasan tertentu. 3) Memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang

diajarkan. Penjelasan dapat disampaikan secara logis-struktural, secara induktif berdasarkan fakta-fakta hasil pengamatan, menggunakan analogi-analogi, atau guru mempunyai cara lainnya yang memudahkan murid untuk memahami materi pelajaran.

4) Memilih metode pembelajaran, misalnya metode ceramah, demonstrasi, eksperimen atau metode-metode lain yang di pilih oleh guru dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Beberapa proses tranformasi tersebut, dilakukan guru dengan alasan-alasan tertentu dengan mempertimbangkan berbagai pengetahuan yang oleh guru dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran. Keempat hal tersebut memberikan pemikiran bagi peneliti bagaimana guru

fisika dari dua sekolah yang berbeda melakukan proses transformasi materi menjadi pembelajaran.

C. Batasan Istilah

Dokumen terkait