• Tidak ada hasil yang ditemukan

Representasi materi pembelajaran oleh dua orang guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Representasi materi pembelajaran oleh dua orang guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
252
0
0

Teks penuh

(1)

i

REPRESENTASI MATERI PEMBELAJARAN OLEH DUA

ORANG GURU FISIKA PADA DUA SMA DI YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Nama : Nita Krisnandari NIM : 051424028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Representasi Materi Pembelajaran Oleh Dua Orang Guru Fisika Pada Dua SMA Di Yogyakarta

Nita Krisnandari Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) alur penyampaian materi yang digunakan oleh dua orang guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta, (2) penyampaian konsep yang dianggap penting, (3) metode yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, (4) media pendukung yang digunakan guru saat menyampaikan materi pembelajaran.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Juli - 25 November 2009 di dua SMA Swasta di Yogyakarta. Subyek penelitian adalah satu orang guru fisika dari masing-masing sekolah. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah representasi materi pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dalam tiga tahap : observasi (field note), pengambilan data video (rekam video), wawancara dengan guru.

(8)

viii

ABSTRACT

Representation of Learning Materials by Two Physics Teachers at Two Senior High Schools in Yogyakarta

Nita Krisnandari Sanata Dharma University

2010

The aims of this research are to know: (1) the sequence of presentation used by two teachers in two senior high schools in Yogyakarta, (2) the teaching of concept that are considered important, (3) the method used by teachers to deliver learning materials, (4) the supporting media used by teachers when deliver learning materials.

The research was conducted on July 22th – November 25th

The results of the research are : learning materials representation can be seen by sequency of material delivery, delivery of concepts that are considered important, method and media are used. (1). The sequence of materials used by teachers are concrete-abstract and simple-complex .(2) Teachers deliver important concepts by giving symbols used different colours, repeating explanation, providing confirmation at the time to explain concepts, giving a grid on the equation. (3) The method used by teachers is an active student lecturing, class discussion, demonstrastion and practicum method. (4) The media used by teachers are conventional media, those are whiteboard-markers, blackboard-chalk, Melde and Ripple tank instrument.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Ucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Representasi Materi Pembelajaran Oleh Dua Orang Guru Fisika Pada Dua Sekolah Di Yogyakarta” dengan baik.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika. penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan serta masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Sr.Petra, CB, S.Pd, selaku kepala sekolah SMA Stella Duce I Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SMA tersebut.

3. Bapak Agus Hariyanto, S.Pd, SE, selaku kepala sekolah SMA Kolese De Britto yang telah berkenan memberi ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitan di SMA tersebut.

4. Bapak Linus Karyanto, S.Pd, M.Si, selaku guru fisika SMA Stella Duce I Yogyakarta atas segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.

5. Ibu Dra. M.Th. Nanik Ismarjiati, selaku guru fisika SMA Kolese de Britto atas bantuan dan kerjasamanya saat peneliti melaksanakan penelitian. 6. Siswi-siswi kelas XII A3 SMA Stella Duce I Yogyakarta dan siswa-siswa

kelas XI AI SMA Kolese de Britto Yogyakarta, terima kasih untuk kerjasamanya.

(10)

x

8. Para dosen Pendidikan fisika USD, Pak Domi, Bu Maslichah, Pak Sarkim, Pak Kartika, Pak Atmadi, Rm. Paul dan Pak Rohandi. Terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan.

9. Mas Agus (laboran multimedia), atas bantuannya serta Pak Sugeng dan Mbak Heni sekretariat JP MIPA atas semua bantuannya.

10.Bapak dan ibukku serta keluarga besarku, atas segala dukungan doa dan kasih sayang yang diberikan.

11.Mbak Silvi, Wahyu dan adikku Yohanes atas segala dukungan dan doa yang diberikan.

12.Yuli Kristanto, yang dengan penuh kasih selalu mendukung, memberi motivasi serta doa.

13.Tim seperjuangan PCK, Eni, Dhiny, Nuning, Wido, Prapti, Agatha, Ambro, Eva, Made, Yoyok dan Indah terima kasih atas kerjasamanya. 14.Teman-teman P.Fis ’05 : Prapti, Eni, Dhiny, Nuning , Wido, Fery, Nita

Sisil, Cici, Rita, Yosi, Era, Wisnu, Ika, Ira, Maya, Asih, Melly, Khoti, Nori, Irene, Dinar, Helen, Vega, Agus dan Arun..trims buat semuanya. 15.Teman-teman kost Green House, Kristin,Mega, Ita dan Sisil. Terima kasih

untuk dukungannya.

16.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.

Yogyakarta, 28 Juli 2010 Penulis,

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Dasar Teori ... 3

1. Basis Pengetahuan Untuk mengajar ... 4

2. Pengetahuan Materi (Content Knowledge) ... 5

(12)

xii

4. Pedagogical Content Knowledge (PCK) ... 6

5. Komponen-komponen PCK ... 10

6. Sumber-sumber PCK ... 11

7. Representasi Materi Pembelajaran ... 12

C. Batasan Istilah ... 21

1. Representasi ... 21

2. Bahan Ajar ... 21

3. Alur Penyampaian Materi ... 21

D. Rumusan Masalah ... 21

E. Batasan Masalah... 22

F. Tujuan Penelitian ... 22

G. Manfaat Penelitian ... 23

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

C. Subyek Penelitian ... 25

D. Objek Penelitian ... 25

E. Metode Pengumpulan Data ... 26

F. Instrumen ... 26

G. Metode Analisis Data ... 27

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Deskripsi Penelitian ... 29

(13)

xiii

C. Pembahasan ... 65

BAB V PENUTUP ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 109

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Jadwal Pengambilan Data ... 31

Tabel 3.2 : Bentuk Data Penelitian ... 33

Tabel 3.3 : Alur Penyampaian Materi ... 36

Tabel 3.4 : Penyampaian Konsep Penting... 46

Tabel 3.5 : Metode Yang Digunakan Guru ... 58

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Dua orang siswa sedang menggambar bentuk gelombang

stasioner ujung tetap ... 67

Gambar 3.2: Guru menggambar gelombang merambat dari kanan ke kiri ... 74

Gambar 3.3: Guru mereview materi yang telah dibahas ... 75

Gambar 3.4: Guru menjelaskan konsep gaya gesek benda yang dihubungkan dengan tali. ... 80

Gambar 3.5: Guru memberi kotak pada persamaan ... 83

Gambar 3.6: Gambar pemantulan gelombang ... 83

Gambar 3.7: Guru memberi kotak pada persamaan dan memberi keterangan gambar ... 86

Gambar 3.8 : Guru menggambar keadaan dua buah benda dihubungkan dengan tali ... 87

Gambar 3.9 : Gambar sebuah benda yang terletak pada suatu bidang ... 93

Gambar 3.10: Gambar Guru menerapkan hukum Newton pada benda ... 95

Gambar 3.11: Guru mengecek pekerjaan siswa ... 97

Gambar 3.12 : Seorang siswa sedang bertanya pada guru karena menemukan kesulitan ... 97

Gambar 3.13 : Guru menggunakan media whiteboard dan spidol untuk menjelaskan materi ... 99

(16)

xvi

Gambar 3.15: Guru menggambar muka gelombang datar dan melingkar ... 101 Gambar 3.16: Guru menggambar terjadinya pemantulan dan pembiasan ... 101 Gambar 3.17: Guru menggunakan spidol dengan warna yang berbeda untuk

menggambar ... 102 Gambar 3.18: Guru menggambarkan keadaaan benda saat membahas

soal- soal latihan ... 103 Gambar 3.19: Guru memberi ilustrasi untuk gaya gesek dengan menggunakan

meja ... 104 Gambar 3.20: Guru memberikan ilustrasi mengenai tegangan tali menggunakan

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pemohonan Ijin Penelitian ... 111

Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 113

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Penggunaan Data ... 115

Lampiran 4 : Field Note (catatan lapangan) SMA A ... 116

Lampiran 5 : Field Note (catatan lapangan) SMA B ... 119

Lampiran 6 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru M ... 120

Lampiran 7 : Transkrip Data Pembelajaran Guru F ... 146

Lampiran 8 : Daftar Pertanyaan Wawancara Guru M ... 147

Lampiran 9 : Daftar Pertanyaan Wawancara Guru F ... 184

Lampiran 10 : Transkrip Data Rekaman Wawancara Guru M ... 185

Lampiran 11 : Transkrip Data Rekaman Wawancara Guru F... 211

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dunia pendidikan akan guru-guru yang profesional semakin meningkat. Guru yang professional sekurang-kurangnya harus memiliki dua keahlian, yaitu keahlian yang berkaitan dengan materi pembelajaran sesuai bidang studi (matapelajaran) yang diampunya (content knowledge) dan keahlian yang berkaitan dengan bidang keguruan (pedagogy knowledge) (Kartika Budi, 2005).

Guru tidak hanya dituntut untuk lebih menguasai materi, namun juga harus dapat menyampaikan materi tersebut dengan baik. Tugas guru tidak hanya memindahkan materi yang ada dalam buku ke dalam pikiran siswa. Melainkan bagaimana materi ajar yang disampaikan dapat diterima dan dicerna oleh siswa. Kedua kemampuan itu tidak dapat dipisahkan.

Memiliki kemampuan yang cukup tentang materi pembelajaran (konsep, prinsip, teori) dan menguasai pedagogi, belum cukup bagi guru fisika. Masih diperlukan ketrampilan dan kreativitas untuk mengintegrasikan keduanya. Diperlukan keterampilan merepresentasikan pengetahuan materi (content) ke dalam bangunan yang dapat dimengerti, dapat dicerna, dan dapat diadaptasi oleh siswa (Kartika Budi, 2005).

(19)

digunakan dalam penyampaian materi dipengaruhi oleh pengetahuan guru tentang kemampuan siswa-siswanya dalam memahami materi.

Pedagogical Content Knowledge (PCK) adalah perpaduan dari pengetahuan mengenai materi dan pengetahuan mengenai pedagogi. PCK secara khusus dirumuskan oleh Shulman. Menurut Shulman, 1987 (dalam Baker & Chick) sebagai perpaduan dari pengetahuan tentang mata pelajaran dengan pengetahuan pedagogis yang memungkinkan guru menyajikan suatu topik pelajaran secara terorganisir sesuai dengan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan murid, dan situasi tempat pembelajaran berlangsung .

Para guru terus menerus menghadapi beragam pilihan di dalam kegiatan mengajar. Guru terus dikondisikan untuk membuat keputusan-keputusan dalam situasi yang berbeda dan menentukan aktivitas apa saja yang harus dikerjakan. Guru juga harus mempersiapkan perencanaan pembelajaran sebelum mengajar dan merefleksikan apa saja yang telah dicapai. Oleh karena itu, proses pengajaran memerlukan perencanaan, pengambilan keputusan, penentuan dan refleksi.

Representasi merupakan bentuk dari PCK yang merupakan cara untuk menjelaskan tentang sesuatu hal. Dalam bidang pendidikan representasi ini dimengerti sebagai cara yang digunakan guru untuk menjelaskan materi pembelajaran atau menjelaskan pengetahuannya mengenai materi yang akan disampaikan pada siswa. Dari sinilah penulis memilih REPRESENTASI MATERI PEMBELAJARAN OLEH DUA ORANG GURU FISIKA

(20)

B. Dasar Teori

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang rumit. Pembelajaran dipandang sebagai proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar

Unsur yang

terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah (Paul Suparno, 2007) :

• Siswa yang belajar

• Guru yang mengajar

• Bahan pelajaran

• Hubungan antara guru dan siswa

Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika, sehingga semua usaha yang dilakukan guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Di lain pihak, guru diharapkan menguasai materi yang diajarkan, mengerti keadaan siswa sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan siswa, dapat menyusun bahan agar mudah diterima oleh siswa (Paul Suparno, 2007)

1. Basis Pengetahuan untuk Mengajar.

(21)

harus dikerjakan. Guru juga harus mempersiapkan perencanaan pembelajaran sebelum mengajar dan merefleksikan apa saja yang telah dicapai. Oleh karena itu, proses pengajaran memerlukan perencanaan, pengambilan keputusan, penentuan dan refleksi. Para guru memiliki pengetahuan dasar khusus yang dapat digunakan untuk mengajar. Pengetahuan tersebut dikenal dengan basis pengetahuan untuk mengajar.

Menurut Bullogh (dalam Sarkim, 2005) basis pengetahuan untuk mengajar adalah kesatuan dari pengetahuan, ketrampilan, pemahaman, teknologi dan juga etika dan penempatan tanggung jawab kolektif, sejalan dengan bagaimana mempresentasikannya dan mengkomunikasikannya. Beberapa peneliti sudah melakukan studi-studi mengenai pengetahuan para guru. Shulman (dalam Sarkim, 2005) merupakan peneliti pertama yang mengusulkan suatu kategori menyeluruh mengenai pengetahuan guru. Berdasarkan penelitiannya, ia menggolongkan pengetahuan guru ke dalam tujuh kategori :

1). Pengetahuan materi (Content Knowledge)

2). Pengetahuan pedagogi umum (Pedagogical Knowledge) 3). Pengetahuan kurikulum

4).Pengetahuan pedagogi dan pengetahuan tentang materi (Pedagogical Content Knowledge)

5). Pengetahuan tentang siswa

(22)

Dari tujuh kategori tersebut kemudian digolongkan ke dalam dua kategori besar, yaitu pengetahuan materi, yang mencakup pengetahuan materi, PCK, dan pengetahuan kurikulum. Sedangkan empat kategori lainnya masuk ke dalam kategori pedagogi umum. Menurut Shulman (dalam Sarkim, 2005) para guru menggunakan kategori-kategori pengetahuan tersebut untuk memahami pengajaran, materi dan konteks dimana pengajaran akan dilaksanakan, untuk mengembangkan persiapan-persiapan pengajaran dan melaksanakannya.

2. Pengetahuan Materi (Content Knowledge)

Pengetahuan tentang materi atau content knowledge adalah pengetahaun yang dimiliki oleh guru tentang materi yang akan diajarkan. Pengetahuan materi termasuk pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep dan struktur sintaktis dan subtantif dari pengetahuan. Menurut Schwab & Grossman (dalam Sarkim, 2005) struktur subtantif dari disiplin ilmu mengacu pada cara konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar dari disiplin ilmu itu diorganisir. Sedangkan struktur sintaktik dari disiplin ilmu adalah himpunan pertimbangan, validasi atau penetapan ditetapkan.

3. Pengetahuan Pedagogis (Pedagogical Knowledge)

(23)

untuk para guru. Menurut Dewey, bagi para ilmuwan materi merepresentasikan tubuh dari pengetahuan. Ilmuwan menggunakannya untuk menempatkan permasalahan baru dan untuk memandu mereka masuk dalam penelitian baru untuk memperluas pengetahuan mereka. Sedangkan perhatian para guru adalah terletak mengubah materi pokok supaya menjadi bagian dari pengalaman siswa. Menurut Dewey, para guru harus menginterpretasikan kembali konsep-konsep dan metode-metode dari materi pokok dalam bentuk yang mudah diakses, mampu melibatkan siswa dan dengan cara penyampaian yang kuat untuk siswa.

Menurut Treagust dan Harrison (dalam Sarkim, 2005) perbedaan antara ilmu pengetahuan sebagai disiplin ilmu dan ilmu pengetahuan untuk pengajaran dapat juga ditemukan di dalam model-model penjelasan. Treagust dan Harrison membagi penjelasan ke dalam tiga kategori: penjelasan ilmiah, penjelasan-penjelasan pedagogis efektif, dan penjelasan sehari-sehari. Penjelasan pedagogis dipengaruhi oleh konteks di mana siswa belajar dan dirancang untuk membantu para siswa mempelajari ilmu pengetahuan, mengembangkan pemahaman-pemahaman mereka, menimbulkan keingintahuan dan untuk memberikan motivasi.

4. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

(24)

menghindari miskonsepsi. Pengetahuan yang merupakan perpaduan antara materi ajar dan pedagogik dikenal sebagai Pedagogical Content Knowledge (PCK).

Pedagogical Content Knowledge (PCK), pertama kali dikemukakan oleh Lee Shulman pada tahun 1986. Shulman, 1987 (dalam Baker & Chick) merumuskan Pedagogical Content Knowledge (PCK), sebagai perpaduan dari pengetahuan tentang mata pelajaran dengan pengetahuan pedagogis yang memungkinkan guru menyajikan suatu topik pelajaran secara terorganisir sesuai dengan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan murid, dan situasi tempat pembelajaran berlangsung. PCK dapat digambarkan dalam diagram Venn sebagai berikut :

PCK mencakup pengetahuan tentang bahan ajar tetapi juga merangkum pengetahuan pedagogis untuk mengajarkan atau menyampaikan materi ajar tersebut. Menurut Shulman (dalam Sarkim, 2005) PCK dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:

(25)

siswa. Hal ini mencakup pengetahuan tentang model, contoh, dan ilustrasi yang paling efektif terkait dengan bahan ajar tertentu.

2) Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, termasuk pengetahuan tentang tingkat kesulitan suatu topik, pra-konsepsi dan pra-konsepsi yang di bawa oleh siswa dari berbagai tingkat usia dan latar belakang terkait dengan materi ajar.

PCK menyiratkan transformasi pengetahuan materi, sehingga dapat digunakan secara efektif dan fleksibel dalam proses komunikasi antara guru dan peserta didik selama praktek di kelas. Dengan demikian guru dapat memperoleh PCK dari praktek mengajar mereka sendiri (misalnya menganalisi kesulitan belajar) dan juga kegiatan sekolah (misalnya seminar tentang konsepsi siswa). Semakin banyak representasi yang dimliki oleh guru, mereka menjadi lebih mudah untuk mengenali kesulitan belajar, sehingga semakin efektiflah penyebaran PCK yang mereka miliki.

Tindakan guru akan ditentukan oleh PCK yang mereka miliki (van Driel, Nico Verloop & Wobbe, 1998). Menurut Beijaard & Verloop (dalam van Driel, Nico Verloop & Wobbe, 1998), pengetahuan tentang kemampuan guru meliputi pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan yang ditempuh sebelumnya dan juga dari kegiatan pengajaran di sekolah.

(26)

mengikutsertakan PCK dalam beberapa kategori pengetahuan dengan pengetahuan dasar menurut Shulman. Grossman menganggap bahwa PCK terdiri dari pengetahuan tentang strategi dan representasi untuk mengajar topik tertentu dan pengetahuan akan siswa, konsepsi, dan miskonsepsi akan topik tertentu.

Selain itu PCK terdiri dari pengetahuan dan keyakinan tentang tujuan untuk mengajar topik tertentu dan pengetahuan tentang bahan kurikulum yang tersedia untuk mengajar. Menurut Grossman (dalam Sarkim, 2005), dalam model tentang pengetahuan guru, PCK merupakan pusat yang dikelilingi tiga kategori, yaitu, pengetahuan tentang materi pelajaran, pengetahuan pedagogi umum, dan pengetahuan kontekstual. Grossman mengidentifikasi sumber-sumber PCK yang dihasilkan dan dikembangkan :

a) Observasi kelas, baik sebagai siswa dan sebagai seorang guru dari siswa tersebut, sering mengarah PCK konservatif.

b) Kedisiplinan pendidikan, yang dapat mengakibatkan preferensi pribadi untuk tujuan atau hal tertentu.

c) Program studi tertentu selama pendidikan guru yang dampaknya biasanya tidak diketahui.

(27)

Budi, 2005) sebagai “the ways content and pedagogy are blended into an understanding of how particular topic are represented and adapted learners’ various interest and abilities.”

Sebagai hasil (pengetahuan), PCK merupakan bangunan pengetahuan yang terdiri dari topik-topik khusus yang dikemas sebagai materi pembelajaran bagi siswa, yang merupakan integrasi materi dari materi pembelajaran dan metode pembelajarannya, yang tercermin dalam bagaimana topik-topik, dan masalah-masalah direpresentasikan dan diorganisasikan sesuai dengan minat dan kemampuan siswa (Kartika Budi, 2005)

Sebagai kemampuan atau ketrampilan, Menurut Shulman (dalam Kartika Budi, 2005) PCK merupakan ‘ teacher’s ability to convey the constructs underlying elements of the content knowledge in manner that assesible to students”. Jadi PCK merupakan kemampuan atau ketrampilan guru mengintegrasikan materi pembelajaran dan ilmu keguruan untuk kepentingan pembelajaran bagi siswa tertentu sesuai dengan kondisi dan kerangka berpikir siswa dan strategi pembelajaran yang sesuai yang akan dipilihnya (Kartika Budi, 2005).

5. Komponen-Komponen PCK

Shulman telah memperkenalkan dua kategori luas yang berperan untuk pembentukan PCK yaitu: pengetahuan tentang materi dan pengetahuan pedagogi. Di dalam artikelnya, Shulman memperkenalkan pengetahuan-pengetahuan sebagai komponen-komponen PCK yaitu (Sarkim, 2005) :

(28)

• Bentuk-bentuk paling bermanfaat dari representasi

• Analogi-analogi yang paling kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh-contoh, penjelasan-penjelasan dan demonstrasi-demonstrasi.

• Prasangka-prasangka siswa.

Komponen-komponen tersebut digolongkan ke dalam tiga kategori. Pertama, adalah pengetahuan tentang kurikulum. Pengetahuan tentang kurikulum ini termasuk pengetahuan tentang isi atau materi pokok dan pengetahuan tentang dokumen kurikulum (atau kurikulum yang tercetak) di mana materi pokok diorganisir untuk tujuan pengajaran.

Kedua, pengetahuan tentang strategi pengajaran. Pengetahuan ini tidak hanya terdiri dari pengetahuan prosedural atau teknis tentang presentasi materi tetapi juga mencakup pengetahuan tentang teori-teori yang mendasari prosedur teknis. Misalnya, pengetahuan bagaimana cara memeriksa pengetahuan terdahulu dari siswa didasarkan pada teori kognitif. Kategori yang ketiga adalah pengetahuan tentang para siswa.

6. Sumber-sumber PCK

(29)

terhadap materi dapat diperoleh dari studi disiplin ilmu. Grossman juga berpendapat, bahwa pemahaman disiplin ilmu mempengaruhi keputusan-keputusan guru mengenai seleksi kepentingan relatif dari materi tertentu dan pemilihan urutan materi.

Sumber kedua dari PCK adalah studi bidang pendidikan. Studi bidang

pendidikan meliputi studi tentang mengajar, belajar, pengembangan

siswa,dasar etis dan filosofis pendidikan. Studi pendidikan menyediakan suatu

dasar bagi pengetahuan dan ketrampilan –ketrampilan para guru dalam strategi

pengajaran, pengelolaan kelas dan model-model penilaian (Sarkim, 2006).

Sumber ketiga dari PCK adalah pengalaman. Shulman (dalam Sarkim,

2005) menyatakan pentingnya pengalaman di dalam pengembangan PCK para

guru. Para guru perlu terus-menerus merekontruksi dan mengembangan

pemahaman mereka tentang pengajaran yang berdasar pada pengalaman

mengajar mereka melalui proses reflektif. Untuk calon guru atau mahasiswa

calon guru, pemahaman mengenai PCK dapat dilatih melalui perkuliahan

microteaching maupun praktek di lapangan PCK. Selain itu, para calon guru

juga dapat memahami PCK dari para pengjara maupun para dosen ketika

mereka berada dalam proses pembelajaran

7. Representasi Materi Pembelajaran

Menurut Oxford English Dictionary (dalam Marie Baldano, 1996)

representasi berarti ”kehadiran atau penampilan”. Secara garis besar

representasi dipandang sebagai suatu cara untuk menjelaskan sesuatu atau

(30)

menempatkan atau menyatakan fakta dalam rangka mempengaruhi tindakan

lain.

Di dalam bidang pendidikan, yaitu dalam proses pembelajaran, representasi ini dimengerti sebagai cara yang digunakan guru untuk menjelaskan materi pembelajaran atau menjelaskan pengetahuannya mengenai materi yang akan disampaikan pada siswa. Dari sinilah guru dituntut harus mempunyai kemampuan dalam merepresentasikan pengetahuannya mengenai materi pembelajaran kepada siswa. Tidak sekedar menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa tetapi juga membuat agar materi yang disampaikan menjadi mudah diterima dan dimengerti oleh siswa. Diperlukan keprofesionalan sebagai seorang guru.

Menurut Trowbridge & Bybee, (dalam Paul Suparno, 2005) untuk menjadi guru fisika yang profesional dan bermutu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru, antara lain:

a. Penguasaan bahan ajar Fisika.

(31)

seminar, lokakarya, dan bertanya pada ahli. Selain itu dapat juga saling bertukar informasi dan pengalaman dari guru lainnya.

b. Mengerti (Memahami) tujuan pengajaran fisika.

Guru yang baik harus mengerti tujuan pengajaran fisika sehingga dapat mengarahkan siswa ke arah dan tujuan yang efektif dan efisien.Guru perlu mengetahui tujuan umum pengajaran fisika sebagai berikut :

a) Kompetensi fisika yang diharapkan dikuasai oleh siswa b) Tuntutan sekolah atau pemerintah dalam pengajaran fisika c) Tujuan umum pengajaran fisika, seperti :

• Mengerti dan menggunakan metode ilmiah

• Menguasai pengetahuan fisika

• Menggunakan sikap ilmiah

• Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat

• Kesadaran akan karir masa depan c. Guru dapat mengorganisasi pengajaran fisika

(32)

d. Mengerti situasi siswa.

Guru perlu mengerti siatuasi siswa. Beberapa situasi siswa yang perlu diketahui seperti : konsepsi awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai, tingkah laku, perkembangan kognitif, mode dan kondisi psikologis siswa. Guru juga perlu mengerti bagaimana siswa menganggapi pembelajarannya, apakah senang, bosan atau malas. Dengan demikian, guru dapat membantu pembelajaran secara lebih kontekstual, sesuai dengan situasi siswa.

e. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa

Guru perlu melatih diri berkomunikasi akrab dengan siswa. Hubungan yang akrab dengan siswa perlu dibangun, kemampuan memotivasi, memberikan semangat, menegur, menggerakkan siswa perlu dilatih. Ketrampilan untuk mendekati siswa, membantu siswa belajar, dan juga kemampuan mendengarkan apa yang dirasakan dan diinginkan siswa perlu dikembangkan. Kemampuan mengerti kesulitan siswa dalam belajar dan hidup perlu ditumbuhkan.

f. Guru menguasai berbagai metode

Untuk membantu siswa yang mempunyai situasi yang bermacam-macam dan kemampuan belajar yang bervariasi, guru perlu menguasai bermacam-macam metode untuk mengajar fisika. Menguasai berbagai metode mengajar dan memilih cara yang diminati siswa akan membuat siswa menyukai fisika yang diajarkan.

(33)

• Ceramah Siswa Aktif

Model ceramah adalah model pembelajaran dimana guru sendiri yang menerangkan dengan kata-kata, menjelaskan prinsip atau bahan fisika kepada siswa. Sedangkan model ceramah siswa aktif adalah metode ceramah yang di sela-sela penjelasan, guru sering bertanya kepada siswa dan siswa diminta berpikir sebentar atau menjawab pertanyaan tersebut. Unsur –unsur dalam ceramah siswa aktif antara lain :

 guru ceramah (menjelaskan)

 diselingi pertanyaan, diskusi, mengerjakan soal

 Perlu digunakan media lain agar ceramah menjadi lebih menarik, misalnya dengan menggunakan power point dan disesuaikan dengan konteks siswa dengan contoh yang sesuai.

 Hal penting: suara keras, jelas, sistematis, menarik siswa, memberi contoh yang sesuai dengan keadaan siswa.

• Eksperimen atau Laboratorium

(34)

di laboratorium. Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu ekperimen terencana atau terbimbing dan ekperimen bebas. Yang dimaksud dengan eksperimen terbimbing adalah seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Sedangkan ekperimen bebas yaitu guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Siswa harus lebih banyak berpikir bagaimana merancang alat, apa yang harus diamati, yang harus diukur dan bagaimana menganalisis data. Yang sering digunakan dalam pembelajaran fisika adalah ekperimen terbimbing karena hasilnya akan lebih cepat selesai, lebih teratur dan terarah.

• Demonstrasi

Demonstrasi berasal dari kata demonstration yang berarti pertunjukan. Model pembelajaran dengan demonstrasi diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswqa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pembelajaran fisika. Tujuannya agar siswa lebih memahami bahan yang diajarkan lewat suatu kenyaataan yang dapat diamati sehingga mudah dimengerti. Melalui demonstrasi siswa dapat mengamati sesuatu yang nyata.

• Diskusi Kelompok

(35)

pembicaraan, saling bertukar gagasan dan ide dengan yang lain, bahkan dapat juga saling bertukar perasaan.

• Problem solving

Problem solving merupakan model pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan sesuai dengan topik yang akan diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan tersebut. Model ini dapat membantu mengatasi miskonsepsi pada siswa. Siswa mengerjakan beberapa soal yang telah disiapkan oleh guru. Dari pekerjaaan siswa dapat dilihat gagasan yang dimiliki siswa benar atau salah.

• Simulasi komputer

Simulasi komputer adalah model pembelajaran menggunakan program komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan fisika. Tidak melaui percobaan langsung, melainkan melalui layar monitor komputer dan siswa dapat mempelajarinya dari simulasi tersebut.

(36)

mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi yang tinggi.

Kata “media” berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah kata tersebut berarti perantara antau pengantar. Beberapa pakar merumuskan pengertian media sebagai berikut (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (FIP-UPI) , 2007)

• Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977)

• Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)

• Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)

• Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970)

• Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,perasaan,perhatian dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989)

Representasi merupakan bagian dari PCK guru yang dipandang sebagai

proses transformasi materi menjadi sebuah pembelajaran. Proses transformasi

tersebut meliputi empat hal, yaitu :

(37)

berdasarkan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, atau mendasari pemahaman konsep-konsep lain, atau memiliki makna khusus di dalam sejarah perkembangan pengetahuan, mungkin pula karena sering ditanyakan di dalam soal-soal ulangan atau kajian, atau alasan-alasan.

2) Menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Pada proses ini guru mungkin akan menyajikan bahan pelajaran mulai dari yang konkrit kemudian ke yang abstrak, dari yang sederhana kemudian ke yang kompleks, mengikuti alur buku pelajaran, atau alur penyampaian bahan pelajaran di susun oleh guru dengan alasan-alasan tertentu. 3) Memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang

diajarkan. Penjelasan dapat disampaikan secara logis-struktural, secara induktif berdasarkan fakta-fakta hasil pengamatan, menggunakan analogi-analogi, atau guru mempunyai cara lainnya yang memudahkan murid untuk memahami materi pelajaran.

4) Memilih metode pembelajaran, misalnya metode ceramah, demonstrasi, eksperimen atau metode-metode lain yang di pilih oleh guru dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

(38)

fisika dari dua sekolah yang berbeda melakukan proses transformasi materi

menjadi pembelajaran.

C. Batasan Istilah

1. Representasi

Representasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana cara guru

dalam menjelaskan materi atau cara guru menyampaikan materi, termasuk

bagaimana cara guru menyampaikan konsep-konsep yang dianggap penting.

2. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik

tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

3. Alur Penyampaian Materi

Alur penyampaian materi merupakan rangkaian dari tahapan-tahapan penyampaian materi. Termasuk bagaimana bentuk penyampaian yang digunakan guru, bersifat abstrak-konkrit atau konkrit-abstrak, kemudian kapan guru memberikan soal latihan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan proses transformasi materi menjadi

sebuah pembelajaran, peneliti merumuskan beberapa permasalahan sebagai

(39)

1. Bagaimana alur penyampaian materi yang digunakan oleh guru

Kelas XII SMA A dan guru kelas XI SMA B?

2. Bagaimana cara guru fisika Kelas XII SMA A dan guru fisika

kelas XI SMA B menyampaikan konsep yang dianggap penting?

3. Metode apakah yang dipilih kedua guru tersebut untuk

menyampaikan materi?

4. Media apakah yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan

materi?

E. Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana PCK guru fisika

pada dua SMA di Yogyakarta dalam bentuk representasi guru sebatas materi

yang disampaikan oleh guru yaitu materi mengenai gejala gelombang dan gaya

gesek.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diketahui di atas, maka penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Alur penyampaian materi yang digunakan oleh guru Kelas XII SMA

A dan guru kelas XI SMA B

2. Cara guru fisika Kelas XII SMA A dan guru fisika kelas XI SMA B

(40)

3. Metode yang digunakan guru dalam merepesentasikan materi

pembelajaran.

4. Media yang digunakan guru untuk mendukung penyampaian materi

atau bahan ajar.

G. Manfaat

Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu bagi peneliti sebagai calon guru dan para guru :

1. Peneliti (sebagai calon guru)

Penyampaian konsep yang penting, alur yang digunakan guru saat menyampaikan materi, metode serta media yang digunakan oleh guru, dapat dijadikan referensi oleh para calon guru termasuk peneliti ketika sudah menjadi guru. Dari hasil penelitian, peneliti sebagai calon guru lainnya dapat mempunyai alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajar.

2. Para Guru

(41)

24

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dekskriptif-kualitatif. Penelitian dekskriptif (Paul Suparno, 2007) adalah penelitian yang menekankan pada keadaan yang sebenarnya dan berusaha mengungkap fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan tersebut. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deksriptif-kualitatif karena ingin mengungkap alur penyampaian materi yang digunakan oleh guru, penyampaian konsep yang dianggap penting, metode dan media apa saja yang digunakan guru dalam merepresentasikan materi pembelajaran. Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk representasi yang digunakan guru dalam menyampaikan materi dilihat dari metode, bagaimana guru menyampaikan konsep-konsep penting, alur penyampaian materi, media dan ilustrasi atau contoh-contoh yang diberikan guru untuk menunjang topik yang disampaikan.

(42)

mengumpulkan data. Ada tiga tipe yang termasuk ke dalam nonparticipant observation, yaitu : naturalistic observation, simulasi, dan studi kasus. Penelitian ini termasuk ke dalam tipe naturalistic observation. Dimana peneliti meneliti subyek dalam seting yang natural. Peneliti tidak membuat manipulasi apapun, hanya mengamati, mencatat dan merekam apa yang terjadi (Paul Suparno, 2007).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat Penelitian : Dua SMA Swasta di Yogyakarta. Waktu Penelitian : Juli – November 2009

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merujuk kepada siapa penelitian ini dilakukan.

Penelitian ini dilakukan pada guru fisika kelas XII SMA A dan guru fisika kelas XI SMA B, keduanya merupakan sekolah swasta di Yogyakarta.

D. Obyek Penelitian

(43)

E. Metode Pengumpulan Data

Sebelum pengambilan data, peneliti melakukan kunjungan ke sekolah yaitu SMA A dan SMA B untuk membiasakan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sekolah, terutama dengan kelas yang diteliti. Data penelitian dikumpulkan melalui dua cara utama yaitu melalui rekaman video pembelajaran dan melalui wawancara dengan guru.

Dengan seijin guru, pembelajaran satu pokok bahasan yang dilakukan oleh guru direkam dengan video. Proses pembelajaran yang direkam adalah pembelajaran normal seperti yang biasa dilakukan oleh guru dalam kegiatan sehari-hari. Peneliti tidak membuat skenario pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung saat penelitian dilakukan murni dirancang oleh guru yang menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Data yang terekam dipergunakan untuk mengungkap model representasi yang dipergunakan dalam pembelajaran fisika. Cara kedua yang dipergunakan untuk memperoleh data penelitian ini adalah melalui wawancara. Guru yang pembelajarannya direkam diwawancarai untuk mengungkap alasan-alasan guru menggunakan model representasi yang dipergunakannya di dalam pembelajaran. Wawancara direkam dengan alat perekam audio yang kemudian dianalisis.

F. Instrumen

(44)

terbuka yang akan diajukan melalui wawancara dengan guru yang bersangkutan. Wawancara ini dilakukan mengacu pada rekaman video yang diperoleh pada saat guru mengajar (diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung). Data wawancara ini digunakan untuk mendukung data video dan mengungkap hal-hal yang mungkin tidak muncul secara langsung dalam rekaman video.

G. Metode Analisis Data

Proses analisis data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Transkripsi Data

Tahap pertama dalam analisis data ialah tahap transkripsi data video pembelajaran dan hasil wawancara. Transkripsi rekaman data adalah penyajian kembali isi rekaman video kegiatan pembelajaran kedalam bentuk tulisan. Untuk meningkatkan validitas data, maka hasil rekaman diputar berulang-ulang saat pembuatan transkripsi data agar data mengenai pembelajaran di kelas yang disajikan dalam transkripsi tidak terlewatkan, peneliti juga melakukan pengecekan ulang saat pembuatan transkripsi guna peningkatan validitas rekaman. Peneliti akan mengidentifikasi moment-moment penting yang termasuk dalam bentuk representasi guru.

2. Tahap Pengkategorian Data

(45)

kategori tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Kategori data ditentukan berdasarkan data video dan hasil observasi sebelum pengambilan data video atau rekaman proses pembelajaran. Sebelum dimasukkan ke dalam kategori-kategori yang telah ditentukan, transkrip data dianalisis untuk melihat hal-hal menarik. Hal-hal yang menarik atau peristiwa yang menarik tersebut disebut topik data.

3. Tahap Pembahasan

(46)

29 BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua SMA swasta yang berbeda di

Yogyakarta. Dari masing-masing sekolah peneliti mengamati satu guru fisika

sebagai partisipan penelitian. Guru pertama adalah guru M dari SMA A yang

merupakan salah satu SMA swasta Yogyakarta. Sekolah tersebut adalah

sekolah swasta dengan siswa homogen perempuan. Guru M sudah mengajar di

sekolah tersebut kurang lebihnya 18 tahun, yakni sejak tahun 1992.

Beliau belum pernah mengajar di sekolah lain. Semenjak lulus dari

pendidikan S1, beliau langsung diminta untuk mengajar di sekolah tersebut

oleh pihak sekolah. Sebelumnya saat masih mahasiswa, beliau praktek

mengajar di sekolah tersebut dan menyelesaikan studi S1 pendidikan fisika

kemudian melanjutkan studi S2

Saat ini guru M mengajar 3 level kelas, kelas X, kelas XI dan kelas XII.

Penelitian ini dilakukan saat guru mengajar kelas XII IPA. Materi yang

disampaikan adalah mengenai Gejala Gelombang. Penelitian dilakukan pada 3

kali pertemuan. Selama 3 kali pertemuan tersebut, guru tidak hanya

menyampaikan materi di ruang kelas, tetapi juga di laboratorium fisika. Guru pada jurusan fisika murni. Dari wawancara

terungkap bahwa pengalaman mengajar yang beliau gunakan diperoleh dari

pengalaman beliau sendiri selama mengajar di sekolah tersebut, dari seminar,

(47)

M menggunakan metode ceramah siswa aktif, yaitu dengan tanya jawab dan

demonstrasi.

Guru kedua adalah guru F, seorang guru di SMA B yaitu sebuah sekolah

swasta di Yogyakarta yang siswanya homogen laki-laki. Beliau menyelesaikan

kuliah S1

Beliau mendapat banyak pengalaman terutama dalam hal memotivasi

belajar siswa. Guru F pindah ke Jakarta dan mengajar di sebuah SMA selama 2

tahun. Setelah 2 tahun mengajar di Jakarta, beliau kembali ke Yogyakarta dan

mengajar di sebuah SMA swasta selama 1 tahun, sebelum akhirnya menetap di

sekolah yang sekarang ini. Beliau telah mengajar di sekolah yang sekarang ini

selama 15 tahun. Pengalaman mengajar yang beliau miliki diperoleh dari

pengalamannya mengajar dibeberapa sekolah yang berbeda.

pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (KIP) di sebuah

perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Sebelum menjadi seorang guru, guru F

bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan di Jakarta selama 1

tahun. Kemudian beliau berminat untuk mengajar di sebuah sekolah swasta di

daerah Cilacap selama 2 tahun.

Penelitian di dua sekolah tersebut dilakukan pada hari dan tanggal yang

berbeda sesuai dengan jadwal pelajaran fisika yang sudah diatur oleh sekolah

yang bersangkutan. Sehingga peneliti hanya mengikuti jadwal sekolah.

Penelitian pertama kali dilakukan di SMA A kemudian dilanjutkan di SMA B.

Waktu observasi dan penelitian secara lengkap dapat dilihat dalam tabel 3.1

(48)

Tabel 3.1

Jadwal pengambilan data

Nama Sekolah

Pengambilan Data

Observasi Data Video (merekam) Wawancara SMA A Selasa (15 Juli 2009)

Rabu (16 Juli 2009)

Rabu (22 Juli 2009) Kamis (23 Juli 2009) Sabtu (25 Juli 2009)

Penelitian ini dilakukan dengan cara merekam proses pembelajaran

menggunakan video. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan beberapa kali kunjungan ke sekolah untuk observasi. Observasi

bertujuan agar peneliti dapat mengetahui kondisi kelas dan mengenal

siswa-siswanya, sehingga siswa tidak canggung dan terbiasa dengan kehadiran

peneliti di dalam kelas.

Observasi dilakukan 2 kali untuk melihat kondisi dan suasana

pembelajaran di kelas tanpa merekam proses pembelajaran. Pada saat

melakukan observasi, peneliti membuat catatan lapangan (field note)

mengenai garis besar kondisi kelas ( siswa, guru dan ruang kelas itu sendiri).

Field note tersebut juga digunakan sebagai pedoman untuk menentukan

kategori data penelitian mengenai representasi yang digunakan guru saat

mengajar. Penelitian mengenai proses pembelajaran di SMA B dilakukan

sebanyak empat kali pertemuan. Sedangkan di SMA B dilakukan sebanyak

tiga kali pertemuan. Pembelajaran dilakukan di ruang kelas dan di

(49)

ataupun terlibat dalam penyusunan rencana pembelajaran saat penelitian.

Proses pembelajaran, murni disiapkan oleh guru yang bersangkutan. Peneliti

hanya melakukan pengamatan dan merekam proses pembelajaran

menggunakan handycam dari awal hingga jam pelajaran selesai.

Penelitian dilakukan pada proses pembelajaran dalam materi yang

berkesinambungan atau masih dalam satu topik bahasan (bab). Sehingga dapat

dilihat bagaimana pola mengajar yang digunakan oleh guru. Setelah diperoleh

data dalam bentuk video proses pembelajaran, penelitian dilanjutkan

wawancara langsung dengan guru. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk

mengungkap hal-hal yang mungkin tidak terungkap langsung dalam video

hasil rekaman.

B. Hasil Penelitian dan Analisis Video

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk representasi guru

dalam menyampaikan materi yaitu bagaimana cara guru menyampaikan

konsep yang dianggap penting, alur penyampaian materi termasuk bagaimana

guru mereview materi yang sudah disampaikan, bentuk penjelasan yang

digunakan (abstrak-konkrit atau konkrit-abstrak), metode yang digunakan oleh

guru, dan media yang digunakan. Penelitian ini mengacu pada PCK

(Pedagogical Content Knowledge), secara khusus penelitian ini mengambil

topik Pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi dan bagaimana bahan

ajar disampaikan dalam pembelajaran sehingga konsep yang terkait dalam

(50)

mencakup pengetahuan tentang model, contoh, dan ilustrasi yang paling

efektif terkait dengan bahan ajar tertentu. Data penelitian yang diperoleh

berupa:

Tabel 3.2 Bentuk data penelitian

Bentuk data penelitian Keterangan

Field note Field Note merupakan catatan

lapangan yang dibuat ketika melakukan observasi. Tujuannya untuk mendokumentasikan data-data yang dipeoreh di lapangan. Field note ini digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kategori data mengenai bentuk representasi yang digunakan oleh guru saat menyampaikan materi. Data video (rekaman) Rekaman video, merupakan data

utama yang digunakan oleh peneliti. Dari rekaman data video dapat dilihat bagaimana bentuk representasi yang digunakan guru. Data video ini disajikan kembali dalam bentuk transkripsi.

Data wawancara Wawancara dilakukan untuk

mengungkap hal-hal yang mendukung hasil rekaman dan untuk mengungkap hal-hal yang muncul dalam rekaman video termasuk alasan guru memilih bentuk representasi untuk menyampaikan materi.

Penelitian ini dilakukan selama beberapa kali pertemuan. Di SMA A

penelitian dilakukan selama tiga kali pertemuan berturut-turut di kelas XII

Pertemuan:

1. Materi yang disampaikan adalah mengenai gelombang stasioner ujung tetap

(51)

2. Guru melakukan demonstrasi untuk menunjukan gejala gelombang atau sifat

sifat gelombang, yaitu, muka gelombang datar dan melingkar pemantulan

gelombang, pembiasan gelombang, dan interferensi.

3. Guru melanjutkan pembahasan mengenai gejala-gejala gelombang.

Sedangkan di SMA B, penelitian dilakukan selama empat kali pertemuan di kelas

XI

Pertemuan:

1. Materi yang dibahas adalah mengenai gaya gesek.

2. Melanjutkan materi mengenai diagram bebas gaya dan membahas latihan soal

3. Melanjutkan membahas soal latihan.

4. Siswa melakukan pratikum di laboratorium fisika mengenai koefisien gesek

statik sebuah benda.

Analisis Video

Pada bagian analisis ini data hasil transkripsi video dikelompokkan ke dalam

beberapa kategori sebagai berikut:

1. Alur penyampaian materi, yaitu mencakup : bagaimana guru menjelaskan

materi dimulai dari abstrak-konkrit atau konkrit-abstrak, kapan guru

memberikan soal latihan, bagaimana sifat soal yang diberikan, sederhana atau

kompleks.

2. Guru menyampaikan konsep penting (menjelaskan materi (konsep),

memberikan contoh, rumus) dan termasuk memberikan penegasan pada konsep

yang dianggap penting.

(52)

4. Media pendukung yang digunakan oleh guru saat menyampaikan materi

pembelajaran.

Kategori data tersebut dirumuskan oleh peneliti berdasarkan pada observasi dan

hasil penelitian pada saat pembelajaran baik di SMA A maupun di SMA B.

(53)

36

Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video

1.Alur Penyampaian Materi

1. Pertemuan 1( 2 jam pelajaran)

Guru mereview materi sebelumnya, kemudian membahas soal yang diberikan sebagai PR.Guru memulai pembahasan mengenai gelombang stasioner dengan menghadirkan fakta melalui demonstrasi. Guru meminta siswa untuk menggambarkan apa yang mereka lihat melalui demonstrasi. Kemudian guru mengajak siswa untuk merumuskan persamaan matematis untuk gelombang stasioner. Setelah penjelasan selesai, guru memberi latihan soal. Berikut cuplikan transkrip data :

(menit 15:00)

G :”Nah..hari ini kita akan melihat gelombang yang lain yang berdasarkan amplitudo... yakni gelombang Stasioner. Nah gelombang stasioner ini seperti apa?Ini kita sudah punya alatnya, kita coba.

(Guru mengambil alat yang sudah dipersiapkan, menempatkan alat tersebut di depan kelas dan menjelaskan cara kerjanya).

Selama melakukan demonstrasi, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan kepada siswa untuk membawa siswa masuk kedalam pembahasan materi.

(menit 17:00)

G :”Berjalan..Dari mana ke mana ini??Kalau ini bergetar ke arah kamu?

S : ”Kanan...: S : ”Kiri”

(54)

37

Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video

1.Alur Penyampaian Materi

(menit 18:00)

G :”Nah..coba Kitin (menunjuk salah satu siswa) kamu gambarkan ke depan apa yang kamu lihat?Silahkan dicoba...Apa yang dilihat...Ya..bayanganmu seperti apa?Gambar saja..lalu yang kamu lihat seperti apa?

Guru kemudian mengajak siswa untuk merumuskan persamaan yang berlaku pada gelombang stasioner.

(menit 24:00)

G :”Ini faktanya, ini kenyataannya..nah sekarang kita harus membuat persamaannya. Kita lihat sekarang untuk persamaannya. Perhatikan ya.

Guru melibatkan siswa saat merumuskan persamaan untuk gelombang stasioner ujung tetap.

(menit 25:00)

G :”Gelombang datang yang ini kearah kiri (sambil menunjuk pada gambar). Persamaannya kita namakan sama dengan apa?Persamaan gelombang

datang...merambat ke mana dia? S :”Kiri...”

Guru melanjutkan pembahasan mengenai letak simpul dan perut. Guru memberikan pancingan berdasarkan gambar gelombang stasioner, kemudian siswa diminta menyimpulkan letak simpul dan perut.

(menit 33:00)

G :”Kalo kita perhatikan di sini, talinya tadi satu menjadi seperti itu. Ada tempat-tempat tertentu disini dengan disini (menunjuk pada tali yang bergetar membentuk gelombang stasioner, kemudian menunjuk pada gambar gelombang pada papan tulis.)

(55)

38 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video 1.Alur Penyampaian

Materi

G :”Kemudian ini dengan ini juga sama. (menunjuk pada gambar). Nah titik ini,pernah mendengar titik apa?

Selanjutnya guru memberikan persamaan umum untuk letak simpul dan perut terhadap ujung pemantul. Materi dilanjutkan dengan membahas mengenai gelombang stasioner ujung bebas dan persamaannya. Setelah materi selesai disampaikan guru menuliskan kembali persamaan yang telah dirumuskan untuk mereview materi yang telah dibahas. Kemudian memberikan soal latihan dan meminta beberapa siswa mengerjakan di papan tulis.

Guru M SMA A Tanggal 22 Juli 2009

2. Pertemuan 2 (2 jam pelajaran)

Guru melanjutkan pembahasan soal latihan pada pertemuan sebelumnya dengan meminta beberapa siswa mengerjakan di papan tulis. Selanjutnya guru mengadakan kuis selama 15 menit.

Kemudian, guru menjelaskan mengenai gejala gelombang dengan demonstrasi menggunakan alat peraga rippletank. Berikut cuplikan transkrip data untuk alur penyampaian materi pada pertemuan kedua:

(menit 34:55)

G :”Nah hari ini kita akan mempelajari sifat-sifat

gelombang atau gejala gelombang. Disini ada alat yang namanya Lippletank atau pembangkit gelombang ya..Ini bisa memperagakan misalnya gelombang itu mengalami pembiasan, pemantulan dan sebagainya.”

( Siswa berputar mengelilingi alat ,guru menjelaskan bagian-bagian dari lippletank dan menunjukkan cara kerjanya,)

(56)

39 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video

1.Alur Penyampaian Materi

G :”Ini akan berputar, akan timbul gelombang dan akan disinari dengan sinar ekstra terang, sehingga akan terlihat di bawah itu...

S :”Wah...”

G :”Nah itu gelombang berjalan datar ya.. Nah yang berjalan itu apa?ini yang dinamakan muka gelombang (sambil menunjukkan letak muka gelombang pada bayangan yang dihasilkan) Muka gelombangnya berbentuk garis-garis.”

Selanjutnya, guru menunjukkan bagaimana terjadinya muka gelombang melingkar,pemantulan gelombang pembiasan gelombang dan interferensi. Guru tidak melibatkan siswa secara langsung dalam melakukan percobaan, demonstrasi murni dilakukan oleh guru. Namun, siswa tetap diajak berpikir dengan diberikan pertanyaaan saat demonstrasi dilakukan Siswa diminta untuk mengamati dengan sungguh-sungguh, sehingga memahami prosesnya.

Guru M SMA A Tanggal 23 Juli 2009

3. Pertemuan 3

Guru menjelaskan mengenai gejala-gejala gelombang secara teoritis.

G :”Nah sekarang kita akan mempelajarinya secara teoritis. Gejala gelombang (menulis di papan tulis) atau sifat-sifat gelombang,ada empat kemarin yang pertama pemantulan atau bahasa kerennya apa? refleksi, kemudian pembiasan atau bahasa kerennya refraksi, ada lagi pelenturan atau difraksi, perpaduan atau interferensi.

Guru menjelaskan mengenai muka gelombang, guru menggambar muka gelombang.

(57)

40 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video

1.Alur Penyampaian Materi

Guru menunjukkan perbedaan antara muka gelombang datar dan muka gelombang melingkar.

G : “Itu muka gelombang datar Ini pembangkitnya kemarin adalah kayu yang datar (guru menunjuk pada gambar yang dibutadipapan tulis) Kalo yang

pembangkitnya kemarin titik berarti akan timbul muka gelombang melingkar (guru mencatat dipapan sambil memberi clue) .Gambarnya seperti apa? ( guru menggambar muka gelombang lingkaran).

Guru juga menunjukkan bagaimana arah getar atau gerak dari muka gelombang datar dan muka gelombang pantul dengan memberi tanda pada gambar muka gelombang datar dan muka gelombang melingkar.

Selanjutnya guru membahas pemantulan gelombang, guru membuat gambar pemantulan gelombang.Saat menggambar, guru terus memberikan pertanyaan pertanyaan pancingan. Sehingga siswa tidak langsung mendapatakn gambar yang sudah jadi begitu saja, tetapi memahami langkah demi langkah.

G :”Untuk pemantulan gambarnya agak susah,makanya perhatikan betul. Kemarin melihatnya juga sangat susah, menggambarnya sekarang juga susah. Kita lihat, kita buat dulu front gelombang datang, untuk memudahkan kita gambar sinar gelombang dulu. Ingat nanti front muka gelombang dengan sinar muka gelombang harus bagaimana? Ini dengan ini harus? (guru menunjuk pada gambar muka gelombang datar)

(58)

41 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video 1.Alur Penyampaian

Materi

Kemudian guru membahas mengenai pemantulan gelombang secara detail berdasarkan gambar. Guru menunjukkan letak sudut datang dan sudut pantul dan garis normal kemudian memberi tanda masing masing dengan tinta yang berbeda warna. Pembahasan dilanjutkan dengan difraksi dan pembiasan.

G :”Jadi gelombang melewati celah sempit maka terjadi difraksi. Kalo disini gambarnya, kita gambar celah, celah yang sempit (menggambar celah sempit menggunakan spidol biru). Kita gambar front gelombang datang (menggambar front gelombang datang menggunakan spidol merah). Maka pada celah itu seakan-akan sebagai titik bagi front gelombang melingkar. Ini adalah peristiwa difraksi. Ini celah sempit (memberi keterangan pada gambar celah, menggunakan spidol merah)Jadi gelombang yang mula-mula gelombang datar, seakan-akan menjadi sumber front gelombang melingkar. Nah peristiwa dari sini ke sini namanya difraksi (menunjuk pada gambar)

Materi yang terakhir dibahas adalah pembiasan gelombang. Guru menjelaskan pembiasan gelombang dengan

menggambar terjadinya pembiasan.

Guru melanjutkan pembahasan mengenai gaya gesek, guru memberikan pertanyaan pancingan untuk mengingatkan siswa mengenai konsep gaya gesek. Guru memberikan contoh kasus, kemudian siswa diminta untuk menganalisis.

G : “Setiap keadaan kita akan menyelidiki

dahulu,bendanya masih diam atau bergerak,kita lihat pada diagram bebas gaya,ini ada suatu benda terletak pada suatu bidang datar (guru menggambar di papan tulis),dilihat ada gaya apa saja disitu?”

(59)

42 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video 1.Alur Penyampaian

Materi

Guru terus mengembangkan pertanyaan untuk menggali pemahaman siswa.

G :” Kalau sekarang benda ini saya tarik dengan gaya F1

kekanan (pada gambar),arahnya bergerak

kekanan,bagaimana dengan arah gaya geseknya?”

Selanjutnya guru menuliskan soal latihan dipapan tulis ( guru membuat soal secara spontan, tanpa melihat buku)

Soal: misalkan di ketahui masa bendanya 10 kg,kemudian percepatan grafitasinya 10 m/s2,koefisien gesek statisnya 0.2,ditarik gaya F1 =50N,coba diselidiki bendanya sudah

bergerak atau belum?(guru melontarkan pertayaan dan melihat kearah siswa,siswa masih ragu-ragu,ada yang menjawab sudah,ada yang belum)

Guru kembali mengembangkan soal, kemudian membahasnya bersama-sama. Siswa masih ada yang bingung dan ragu-ragu mengenai konsep gaya gesek. Kemudian guru

mendemonstrasikan gaya gesek dengan tujuan memantu siswa untuk memahami konsep gaya gesek.

G : “Saya praktekan ya,meja ini punya pertahanan maksimum,kalau sekarang saya tarik,aku wis narik le(sambil menunjukkan tangannya)tanganku wis kaku,wis

methekol(siswa tertawa)nah tapi mejanya sudah bergerak apa belum?”

Guru terus mengulang penjelasan, memastikan siswa sudah jelas atau belum. Kemudian guru baru mealnjutkan materi berikutnya

(60)

43 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video 1.Alur Penyampaian

Materi

G : “Sekarang bagaimana diagram bebas gaya kalau benda dihubungkan dengan tali (guru menulis dipapan tulis) kita pakai untuk bidang datar dulu(guru

menggambarkan benda ditarik oleh tali tanpa menggunakan penggaris tapi hasilnya bagus) gambarkan vector gayanya..(sambil berjalan kearah siswa guru bertanya) gaya apa dulu yang harus bekerja?.”

Dari pertanyaan guru tersebut kemudian terjadi diskusi kelas, beberapa siswa mulai memberikan jawaban, kemudian guru menanggapi. Kemudian guru mengingatkan konsep apa saja yang diperlukan untuk memasuki materi baru. Kemudia kembali terjadi diskusi kelas.

Guru F SMA B Tanggal 24Juli 2009

5. Pertemuan 2

Guru melanjutkan materi mengenai diagram bebas gaya. Guru mengecek pemahaman siswa secara

individu..Kemudian melanjutkan pembahasan soal latihan. Guru menciptakan suasana diskusi kelas dengan melakukan tanya jawab dengan siswa saat membahas soal latihan.

G :”oke sekarang kita lanjutkan latihanya, sekarang no 1 (guru memulainya dengan membaca soal no. 1 dan menuliskan dipapan tulis) pertayaan saya, mana yang koefisien gesek statis dan mana yang kinetis Anthony”? S1 :”0.3 statis 0.2 kinetis”.

G :”alasan kamu gimana”?

S1 :”kalau benda bergerak kan gaya geseknya otomatis semakin berkurang”.

G : jadi koefisien gesek statis lebih besar dari pada kinetis, jika benda ditarik F1

(61)

44 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video 1.Alur Penyampaian

Diskusi berlanjut hingga akhir pelajaran, soal-soal yang diberikan guru selalu berkesinambungan, berawal dari yang sederhana hingga ke bentuk yang kompleks. Saol dibahas bersama-sama. Pada akhirnya siswa sendirilah yang membangun konsep

Guru melanjutkan pembahasan soal latihan pada pertemuan sebelumnya. Siswa tidak bisa menyelesaikan soal. Kemudian guru mengajak siswa untuk mengerjakan bersama.

G :” ini adalah t (menulis pada gambar) dan ini t

Guru mengajak siswa untuk ikut berpikir dengan mengajak berdiskusi untuk menyelesaikan soal latihan.

(62)

45 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video 1.Alur Penyampaian

Materi

Pertemuan 4

Siswa melakukan percobaan atau pratikum di laboratorium fisika. Percobaan yang dilakukan adalah mengenai koefisien gesek statik sebuah benda. Guru meminta siswa untuk

menyebutkan peralatan yang akan digunakan dalam perconaan tersebut. Kemudian siswa melakukan percobaan berdasarkan petunjuk pratikum yang sudah tersedia, guru membimbing.

(63)

46 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video

2. Penyampaikan

konsep penting

(menjelaskan materi,

rumus, contoh-contoh)

1. (Menit 22:50)

Guru menjelaskan yang dimaksud dengan gelombang stasioner dan memberikan pengertian gelombang stasioner

G :”Pada saat yang sama...apa yang terjadi?ya ditunjukkan seperti ini...gelombang yang terjadi karena gelombang datang, terus ada gelombang yang dipantulkan...pada saat yang sama dijumlahkan atau berinterferensi. Nah itulah namanya gelombang Stasioner atau gelombang henti, atau gelombang diam. Maka kelihatannya ini diam yang menunjukan kira-kira fungsi apa ini?. Jadi gelombang stasioner itu tadi apa??Hasil perpaduan antara gelombang yang datang dan gelombang yang dipantulkan. Tetapi apakah cukup begitu??Bagaimana dengan gelombang pantul?Arahnya bagaimana?”

Guru menjelaskan yang dimaksud dengan simpul dan perut gelombang. Saat menjelaskan, guru memberi tanda pada gambar yang dinamakan simpul dan perut. Guru memberi tanda s untuk simpul dan p untuk perut.

G :”Kemudian ini dengan ini juga sama. (menunjuk pada gambar). Nah titik ini,pernah mendengar titik apa?(menunjuk pada tali dan menunggu kalo-kalo ada siswa yang menjawab,namun tidak ada siswa yang menjawab) titik ini namanya simpul

(guru menjelaskan,setelah menunggu jawaban siswa). Yang mblenduk-mblenduk seperti orang hamil, namanya perut (guru menunjuk pada gelombang yang dihasilkan tali pada alat percobaan)

Guru menjelaskan konsep simpul dan perut,. Guru menunjuk letak titik yang disebut simpul dan letak perut.

(64)

47 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video

2. Penyampaikan

konsep penting

(menjelaskan materi,

rumus, contoh-contoh)

3. (Menit 40:25)

Guru menggunakan gambar untuk menunjukkan letak simpul.

G :”Simpul pertama disini jaraknya terhadap ini ya....(menunjuk pada gambar,tepatnya pada garis yang dianggap sebagai ujung pemantul)

Pertemuan 1 Menit 42:19 Guru M SMA A

4. (Menit 42 :19)

Guru memberikan persamaan umum untuk simpul, guru memberi kotak untuk persamaan letak simpul terhadap ujung pemantul. Tujuan diberi kotak adalah untuk memperjelas.

G :”Berarti persamaannya ini..” (membuat kotak pada persamaan untuk memperjelas)

Pertemuan 1 Menit 42:19 Guru M SMA A

5. (Menit 46:29)

Guru melanjutkan penjelasan mengenai gelombang stasioner pada ujung bebas. Gelombang stasioner ujung bebas sulit dijelaskan karena tidak dapat didemonstrasikan dan hanya bisa dijelaskan dengan gambar.

G :”Ini tidak bisa dipraktekkan tapi kita gambarkan saja, ujung bebas seperti apa..Ujung bebas itu talinya dibuat logro ya..jadi ini dia bisa... naik turun. Nah ini kita namakan titik asal getaran (guru menggambar gelombang dengan ujung bebas dan memberi keterangan pada gambar)

(65)

48 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video

2. Penyampaikan konsep

penting (menjelaskan

materi, rumus,

contoh-contoh)

Guru menjelaskan konsep gelombang ujung bebas dengan cara membuat gambar gelombang stasioner ujung bebas. Saat menjelaskan, guru menggunakan bahasa jawa yaitu “logro” untuk memudahkan siswa memahami konsep yang disampaikan. Saat menjelaskan bahwa ujung tali dari gelombang ujung bebas dapat bergerak naik turun, guru menggerakkan tangannya naik turun( ke atas dan ke bawah) untuk memberikan ilustrasi bagi siswa

Pertemuan 1 Menit 42:19 Guru M SMA A

6. Menit 58:01

Guru menjelaskan letak simpul dan letak perut untuk gelombang stasioner ujung bebas.

G :”Satu, dua,tiga, empat, lima (menghitung sambil menunjuk pada gambar)Ini sama dengan yang apa tadi?sama dengan yang perut yaitu (2n+1)1/4 lamda, n= 0,1,2,3,..dst.ini namanya simpul ke satu, ini simpul kedua.

Guru menjelaskan letak simpul dengan lansung menunjukkan letaknya pada gambar sambil menghitung letak simpul pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Sehinnga siswa tahu betul letak simpul. Siswa dapat dengan mudah mengikuti penjelasan yang diberikan guru.

Pertemuan 1 Menit 58:01 Guru M SMA A

7. Menit 58:10

Guru memberikan persamaan untuk letak perut terhadap ujung pemantul untuk gelombang stasioner ujung bebas. Guru memberikan cara mudah untuk mengingat persamaan. G :”Dengan mudah, letak perutnya mestinya apa?apa?sekarang letak perut terhadap ujung pemantul.x nya sama dengan nol ya...perut pertama kan nol, perut kedua?setengah lamda ya, ketiga 1 lamda, dst... x = 2n kali ¼ lamda.Tinggal dibolak-balik saja kalo yang tadi jadi simpul sekarang jadi perut.

(66)

49 Kategori data No. Contoh Transkrip Data Data Video Cuplikan Data Video

2. Penyampaikan konsep

penting (menjelaskan

materi, rumus,

contoh-contoh)

Konsep penting yang guru berikan adalah cara mengingat persamaan agar tidak tertukar dan bingung. Jika pada ujung terikat persamaan tersebut digunakan untuk menentukan letak simpul terhadap ujung pemantul. Sebaliknya pada ujung bebas persamaan tersebut digunakan untuk menentukan perut. Guru mengkotaki persamaan untuk psimpul gelombang stasioner ujung bebas.

Guru memberikan cara mudah untuk mengingat persamaan ujung terikat maupun ujung bebas. Selain itu guru juga memberikan cara mudah untuk mengingat persamaan untuk simpul dan perut agar tidak terbalik-balik.

G :” Bagaimana cara mengingat dengan mudah bahwa ini ujung terikat ini ujung bebas (menunjuk pada 2 persamaan yang sudah ditulis dipapan tulis, kemudian memperhatian keseluruh siswa menunggu ada jawaban dari siswa).Kalo ini sin kx cos ωt, yang ini cos kx sin ωt. Lagi-lagi matematika, grafik sin fungsi x . y =sin x grafiknya seperti apa?Dari nol apa dari satu?

Guru terlebih dahulu bertanya kepada siswa sebelum memberikan cara mudah untuk mengingat persamaan.

G :”Ujung tetap.Kalo ini cos kx?Ditambahi ini jadi apa?ujung bebas.Dilihat sin atau cos kx?ini mesti apa?tinggal ωt (menunjuk pada persamaan).

Kalo depan sudah sin belakang cos, kalo depan sudah cos belakang mesti sin. Nggak mungkin cos cos atau sin sin ya.

Gambar

Tabel 3.1 : Jadwal Pengambilan Data .............................................................
Gambar 3.19: Guru memberi ilustrasi untuk gaya gesek dengan menggunakan
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Bentuk data penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan cara seperti ini, jika seorang pihak pertama mengirim pesan untuk pihak kedua, pihak pertama tersebut dapat merasa yakin bahwa pesan tersebut hanya dapat dibaca oleh pihak

Pengawasan mutu kimia pada proses Bintang Toedjoe Panas Dalam sangat penting dilakukan guna menjaga kualitas dari produk.. Pengujian kandungan kimia produk pada setiap

Rencana program implementasi konservasi energi dan reduksi emisi di industri baja dan industri pulp-kertas ini dapat memanfaatkan berbagai rencana pengembangan infrastruktur

minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada kelompok, yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal

Hal tersebut sejalan dengan hal yang diperoleh dalam penelitian ini di mana rasio keuangan memiliki ketepatan prediksi yang tinggi (dengan nilai 94,3%) terhadap peringkat obligasi

Kelompok manusia yang bermukim pada suatu tempat atau ruang belumlah merupakan komunitas jika tidak ada keterikatan hubungan diantara mereka yang dapat terjadi secara sosial,

Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan turun sebesar 0,90 persen,

Ketika bunga bank dipersepsikan negatif karena dimaknai sama dengan Riba, maka value atau nilai produk Bank Konvensional menjadi berkurang nilainya bagi informan yang