• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

B. Responden II

IV. B.1.1 Identitas Diri

Tabel 2. Deskripsi Data Responden II

No. Identitas Responden

1. Nama (inisial) F

2. Usia 33 tahun

3. Agama Islam

4. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

5. Domisili Aceh

6. Jumlah Anak 1 anak perempuan

7. Usia Pernikahan 14 tahun

Tanggal Wawancara 1 : Sabtu, 9 Juni 2012, 16.00-17.30 WIB Tanggal Wawancara 2 : Sabtu, 21 Juli 2012, 15.00-16.00 WIB

IV. B. 1. 2. Bentuk Stres

Keluarga suami responden memperlakukan responden tidak baik, mereka menganggap responden pembawa sial.

“...nggak ada sikit pun kasiannya sama kakak, tetap aja kakak yang dianggap bawa sial dek. Kalo lagi sendiri nggak ada kerjaan kepikiran lah kakak dek, kadang sampe keluar air mata ni, nggak abis pikir kakak kok segitunya la mamak tu.”

(R.2/W.1/b.392-400/h.31)

Responden merasa sedih karena perlakuan keluarga suaminya, terkadang responden merasa dirinya tidak berharga, responden menerima perlakuan tidak baik dari mereka karena responden tidak memiliki anak laki-laki.

“Gimana kakak nggak sedih dek, mamak tu sayang kali sama menantunya yang lain, sama kakak keliatan kali bencinya dek, salah keh kakak nggak bisa punya anak laki-laki dek?...”

(R.2/W.1/b.493-499/h.33)

“..., dari dulu kan memang nggak ada orang tu yang suka sama kakak, cuma abang lah yang mau bela kakak dek, yang lain tu mana ada. Entah apapun dianggap orang tu kakak dek.”

(R.2/W.2/b.993-998/h.45)

“...Perasaan kakak waktu itu hancur kali lah dek, sedih, marah, kesal, kecewa udah campur aduk dek, mau teriak kakak dek, mau lari kakak pulang ke rumah mamak kakak, sedih nya nggak bisa kakak bilang dek,...”

(R.2/W.2/b.1056-1063/h.46) IV. B. 1. 3. d Strategi Coping Stress

1. Problem Focus Coping

a. Seeking Social Support

Untuk mengurangi beban nya karena perlakuan keluarga suaminya Responden terkadang mencoba bercerita dengan suaminya.

“Kadang kakak cerita ke abang dek, tapi nggak la selalu, apa yang bisa kakak tahan nggak kakak sampaikan ke abang dek, karena setiap kakak cerita kakak liat abang agak bingung, walaupun selalu aja ada cara atau kata-kata abang tu yang membesarkan hati kakak, yang buat kakak agak tenang dan lupa apa yang terjadi dek”

(R.2/W.1/b.543-553/h.34) b. Planful Problem Solving

Responden pernah mencoba bertanya pada keluaraga suaminya penyebab mereka memperlakukan responden tidak baik.

“Sambil nangis-nangis kakak nanyanya dek, waktu itu orang tu juga nyalah-nyalahin kakak, padahal bukan kakak yang buat salah, sangking sedihnya kakak tanya gini dek, “kak kalo memang semua yang ku buat salah, kalo memang aku ni bodoh kaya’ yang kalian bilang, suruh aja adek kalian tu ninggalin aku kak, nggak tanah aku lama-lami gini kak, bisa lah gila aku kak, kalian marah-marah, kalian benci sama aku nggak jelas kenapa, kasi tau aku kak apa salah ku? Apa kurang ku kak, sampe jahat gini kalian sama aku”

(R.2/W.2/b.1013-1030/h.45)

2. Emotional Focus Coping

a. Self-control

Responden berusaha melupakan masalahnya dengan menyibukkan diri mengerjakan pekerjaan rumah.

“...kalo kakak sibuk dengan kerjaaan di rumah ni lupa kakak dek, kadang kalo sedih tu kakak suka juga nulis dek, biar tertuang sedih hati kakak tu dek”

(R.1/W.1/b.580-585/h.35)

Responden berusaha untuk ikhlas menghadapi permasalahan yang dihadapinya.

“Perasaan kakak kalo nggak ketemu mamak tu atau mamak tu biasa-biasa aja nggak apa-apa lah dek, kaya’ nggak ada masalah pun, karena kakak udah belajar ikhlas atas semua yang kakak alami, takut kakak kalo kakak kesal sama mamak tu jadi dosa nanti dek...”

(R.1/W.1/b.599-607/h.35)

b. Positive Reappraisal

Berdo’a kepada Allah agar diberi kesabaran dalam menghadapi masalahnya, adalah cara utama responden menghadapi masalahnya.

“Kadang kalo shalat pun kakak berdo’a nya lama la dek, kaya’ bicara kakak sama Tuhan tu. Hehehehe tapi selah itu lega hati ni dek, dari pada sedih-sedih nggak jelas mendingan kakak perbanyak ibadah dek kan?” (R.2/W.1/b.588-596/h.35)

“...Kakak selalu berdo’a gitu dek, ditangisipun nggak akan berubah orang tu dek, cuma pasrah ke Tuhan la mungkin nanti bisa jadi obat dek ya.” (R.2/W.2/b.1181-1186/h.48)

IV. B. 1. 4. Faktor yang mempengaruhi Strategi Coping Stress

1. Pandangan Positif

Responden menganggap semua yang terjadi ada hikmahnya dan responden bersyukur atas apa yang dimilikinya sekarang.

“...tapi kakak percaya semua ada hikmahnya dek, kalo kakak punya anak laki-laki lah sekarang, mungkin kakak bisa lebih bingung atau stress pun dari sekarang ni.”

(R.2/W.2/b.1148-1153/h.48) 2. Social Support

Responden beruntung mendapat dukungan sosial dari suaminya saat Responden menghadapi permasalahannya.

“Ya dek dibela abang tu kakak, adalah masi untungnya dek keluarga abang tu nggak baik sama kakak, abang baik sama kakak, kalo abang tu pun nggak baik sama kakak, apa lagi yang mau kakak harap dek? Bagusan kakak tinggalin aja semua ni. Kebaikan suaminya lah yang membuat Responden bertahan mengahadapi permasalahan yang dihadapinya...”

(R.2/W.1/b.424-431/h.32)

“...yang buat kakak kuat sampe sekarang ngehadapi kelakuan keluarga abang tu ya karena abang tu la dek, walaupun dia sedih tapi tetap dia bisa menghibur kakak.”

(R.2/W.1/b.702-708/h.37)

“Waktu tu kan dek, pas kakak nangis-nangis tu abang sana bilang, yang ngajak kakak nikah kan dia, yang hidup sama kakak pun dia, jadi cuma dia yang tau kakak pantas keh di cere atau nggak, nggak usah dengar orang lain, karena abang tu nggak pernah berpikir cere sama kakak. Senang kali kakak dek, tenang hati ni.”

(R.2/W.1/b.805-815/h.40)

Tabel 4

Interpretasi Data Responden I dan Responden II

Analisa Data Responden I Responden II

Sumber Stres 1.Tidak memiliki anak laki.

2.Responden dan anak-anak nya diperlakukan tidak baik oleh keluarga suami.

3.Diminta diceraikan suami dan suami diminta menikah lagi.

1. Tidak memiliki anak laki-laki. 2. Selalu menjadi bahan gunjingan dan sindiran keluarga suami.

3. Dianggap sial dan cacat karena tidak memiliki anak laki-laki.

Stres 1. Merasa menderita. 2. Merasa ingin mati.

3.Mudah sakit dan kodisi tubuh lemah karena terlalu banyak pikiran.

1.Merasa tidak dianggap dan tidak berguna.

2. Merasa di kucilkan dan dianggap cacat.

3. Merasa bersalah. Strategi

coping stres

Problem focus coping dan Emotional focus coping

Problem focus coping dan Emotional focus coping

Faktor yang mempengaruhi coping stres

1. Keyakinan atau pandangan positif 2. Keterampilan social

1. Keyakinan atau pandangan positif 2. Social Support

Dokumen terkait