• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

V. B. 1 Saran Praktis

1. Bagi ibu yang tidak memiliki anak laki-laki di Gayo diharapkan dapat mempersiapkan diri menghadapi berbagai sumber stres yang akan muncul terkait dengan hukum adat Gayo yang menganggap pentingnya anak laki-laki.

2. Bagi pasangan suami istri yang tidak memiliki anak laki-laki diharapkan dapat memberikan dukungan sosial.

3. Bagi keluarga besar yang anggota keluarganya tidak memiliki anak laki-laki, diharapkan tidak meletakkan kesalahan pada pihak perempuan saja dan diharapkan pengertiannya terkait kondisi tersebut.

V. B. 2 Saran untuk Penelitian Selanjutnya

1. Penelitian selanjutnya dengan tema yang sama disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut sehingga tergali strategi coping stres yang kemungkinan akan muncul.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih menggali seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping stres terhadap coping stres yang dilakukan responden pada penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Atkinson, R.L., dkk.(2000). Hilgards Introduction to Psychology. ( 13 th ed). Editor : Smith, Carolyn D. Harcourt College Publishers.

Cooper Cary & Straw Alison, (1995). Stress Management Yang Sukses. Jakarta : Kesain Blanc

Chaplin, J. P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Doods. A. (1993). Rehabilitating Blind and Visually Impaired People : A Psychologycal Approach. London : Chapman & Hall

E. Taylor, Shelley. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Kencana Predana Media

Halim Tosa A., (2000) Yurisprudensi Hukum Kewarisan Dalam Masyarakat Suku Gayo di Aceh Tengah. Pusat Peneltian dan Pengabdian IAIN Ar-Raniry. Banda Aceh.

Hurgronje C Snouck., penerjemah Aman Asnah (1996). Het Gajoland en Zijne Beworners. Balai Pustaka. Jakarta

Lazarus, R.S. (1999). “From psychological stres to the emotions: A history of changing outlooks”. Annual Review of Psychology, 44, 1-21.Lazarus, R.S dan S. Folkman. 1984. Stres, Appraisal, and

Lazarus, R. & Folkman, S. (1986). Stress, Appraisal, and Coping. New York. Springer Publishing Company.

Mahmud Ibrahim., (2005). Syari’at dan Adat Istiadat. Yayasan Maqamammahmuda. Takengon.

Melalatoa M. Junus., (2000). Kebudayaan Gayo. Balai Pustaka. Jakarta.

Moleong, L.J. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rodakarya Offset.

Poerwandari, E.K. (2007). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Prodjodikoro W., (2000) Hukum Warisan di Indonesia. Sumur Bandung, Bandung.

Rice, P.L. (1992). Stress and Health. Second edition. Wadsworth, Inc.

Robert K. Yin. (1989). Case Study Research Design and Methods. Washington:

COSMOS Corporation

Sarafino, E. (1998). “Health Psycology”. England: John Willey and Sons

Internet

http://acehpedia.org/Suku_Gayo

http://gayolut.wordpress.com/2007/06/14/suku-gayo/ http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo

PEDOMAN WAWANCARA

I. Sumber Stres

1. Masalah apa saja yang timbul sejak responden yakin responden dan pasangannya tidak dapat memiliki anak laki-laki?

2. Perubahan apa saja yang terjadi dalam rumah tangga responden? 3. Perubahan apa saja yang terjadi dalam hubungan responden dan

keluarga pasangannya?

4. Perilaku apa saja yang di tunjukkan keluarga pasangan terhadap responden?

5. Bagaimana reaksi lingkungan masyarakat sekitar terhadap responden?

\

II. Penilaian Responden Terhadap Masalah

1. Apa yang dirasakan responden ketika melihat tuntutan keluarganya untuk memiliki anak laki-laki?

2. Bagaimana persepsi responden melihat dirinya yang tidak dapat memenuhi tuntutan yang mengharuskan memiliki anak laki-laki? 3. Bagaimana persepsi responden terhadap penilaian lingkungan

masyarakat terhadap dirinya?

4. Apa yang dipikirkan responden ketika menerima perlakuan dari keluarga pasangannya?

6. Adakah gangguan fisik yang dialami responden karena masalah ini?

7. Adakah gangguan pikiran yang dirasakan responden karena masalah ini?

8. Apa yang dirasakan responden ketika menghadapi masalah ini? 9. Bagaimana penilaian responden terhadap masalah yang

dihadapinya?

III. Coping yang di Lakukan

1. Apa yang pertama kali responden pikirkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi?

2. Apa yang dilakukan responden ketika menghadapi permasalahan yang dialaminya?

3. Bagaimana responden menghadapi masalah yang dialaminya? 4. Bagaimana responden mengatasi masalah yan dialami? 5. Adakah responden mendapatkan dukungan dari keluarga?

6. Bagaimana responden menyikapi perlakuan keluarga pasangannya?

7. Apa tindakan responden ketika menyikapi perlakuan dari lingkungan sekitar?

DATA OBSERVASI DAN WAWANCARA

I. Responden I I. A. Observasi

Wawancara pertama berlangsung selama 90 menit, dimulai pada pukul 16.30 WIB dan berakhir pukul 18.00 WIB, pada hari minggu, tanggal 20 Mei 2012. Di hari wawancara peneliti menemui responden di rumah kerabatnya, saat itu responden terlihat sedang menyiapkan makanan dan minuman yang akan disajikan kepada kerabat responden yang hari itu mengadakan arisan keluarga disalah satu rumah keluarga responden. Hari itu responden mengenakan baju gamis berwarna biru tosca dan jilbab dengan warna senada, dibagian depan baju responden diberi bordiran berwarna silver.

Suasana rumah kerabat responden saat itu lumayan ramai ada sekitar 25 orang dewasa dan 10 orang anak-anak. Agar lebih nyaman responden mengajak peneliti untuk wawancara di ruang tamu rumah kerabat responden, yang di beri warna cat tembok krem, ukuran ruangan sekitar 4x4m, didalam ruangan terdapat empat buah foto keluarga, 1 buah jam antik yang diletakkan di salah satu sudut ruangan, jendela ruangan ditutupi gordin minimalis berwarna coklat tua, terdapat satu set sofa berwarna cokelat tua di lengkapi sebuah meja kaca ditengahnya dan ada dua buah guci berukuran besar yang diletakkan di pojok ruangan.

Responden meminta peneliti untuk tidak merekam proses wawancara, demi kenyamanan responden peneliti menyanggupinya. Pada awal wawancara responden masih terlihat sungkan menceritakan apa yang dialaminya kepada

peneliti, setelah beberapa lama wawancara berlangsung responden mulai terbuka menceritakan masalahnya, setelah peneliti meyakinkan responden bahwa apa yang diceritakan responden pada peneliti tidak akan diberitahu responden pada siapapun.

Selama wawancara berlangsung ekspresi responden berubah-ubah, kadang terlihat biasa saja, kadang responden masih bisa tersenyum, dan kadang terlihat sangat sedih. Semua terlihat dari posisi duduk responden yang berubah-ubah, kadang responden terlihat meremas-remas kedua tangannya dan terkadang tatapan mata responden terlihat kosong seperti sedang memikirkan sesuatu.

Wawancara kedua berlangsung di kantor responden, tepatnya di ruang kerja responden yang berukuran 3x3 m, yang di beri sentuhan warna kuning muda pada dindingnya, didalam ruangan terdapat foto responden dan keluarga, lemari buku, meja kerja dan satu set sofa. Wawancara kedua berlangsung selama 90 menit, dimualai puku 12.00 WIB dan berakhir pukul 13.30WIB.

Wawancara ketiga berlangsung di Rumah Makan milik responden, yang terdiri dari dua lantai berukuran 15x5 m, tempat tersebut didominasi warna kuning yang dipadu padankan dengan warna emas, wawancara berlangsung selama 90 menit, dimulai pukul 13.00-14.30 WIB.

Selama proses wawancara kedua dan ketiga berlangsung semuanya berjalan lancar, responden sudah mulai terbuka dan nyaman menceritakan semua yang dialaminya pada peneliti.

I. B. Wawancara

Wawancara I (Responden I)

Minggu, 20 Mei 2012, pukul 14.30-16.00 WIB

Baris Tanya/Jawab (P = Peneliti,

S = Subjek)

Verbatim Analisa Data

1 2

P Sebelumnya Ami berizin ya bu udah mau jadi subjek skripsi ini.

Peneliti berbasa basi dengan subjek 3

4

S Hehehehehe Gak apa-apa Mi, Cuma wawancara aja mana susah.

5 6

P Bapak gak ikut kesini bu? Kan bapak juga mau Ami wawancara bu.

7 8 9 10

S Bapak tadi cuma ngantar ibu aja kesini Mi, terus pergi lagi ada urusan

kaya’nya, kapan-kapan aja wawancara ibu sekalian sama bapak ya Mi. 11

12 13 14

P Iya bu gak apa-apa, kita mulai

wawancaranya ya bu, sebelumnya Ami mau tanya nama ibu dan bapak dulu bu?.

Subjek meminta kepada 15

16 17

S Sebelumnya maaf Mi, ibu maunya wawancaranya pake inisial aja Mi, bisa kan Mi?. Biar lebih nyaman.

18 19

P Ooooo bisa-bisa bu, jadi ibu gak mau di rekam juga wawancaranya ya bu?.

20 21

S Iya mi, maunya gak usah di rekam, Ami bisa ingat kan wawancaranya nanti?.

peneliti agar nama subjek dipakai dengan inisial 22 P Iya bu, gak apa-apa Ami bisa ingat bu.

23 24 25 26

S Maaf ya Mi, ibu udah bilang sama bapak kalo wawancaranya gak di rekam, makanya bapak mau dan ngizinin Mi.

27 28 29

P Iya bu gak masalah tu. Umur ibu berapa bu? Berapa tahun usia pernikahan ibu dan bapak menikah?.

Usia subjek 52 tahun

Subjek menikah di tahun 1980

Subjek dikaruniai dua orang anak perempuan, sulung kuliah, dan bungsu masih duduk di bangku SMA

Sampai saat ini, keluarga subjek tinggal di rumah mertua

30 31 32 33

S Umur ibu 52 tahun Mi kalo umur bapak 55 tahun Mi. Bapak nikah sama ibu tahun 80 Mi berartikan udah sekitar 31 tahun Mi geh.

34 P Ya bu, adek-adek ada berapa orang bu?. 35

36 37 38

S Adek mu ada 2 orang Mi semuanya perempuan, yang paling besar udah kuliah semester 6 Mi, yang kedua kelas 3 SMA sekarang Mi.

39 40 41

P Ooooo.. Kalo ami gak salah ibu tinggal di rumah nenek ya bu? Di rumah orang tua bapak. 42 43 44 45 46 47 48

S Ya Mi, sampe sekarang kami masih tinggal sama orang tua bapak, karena bapak kan anak laki-laki satu-satunya Mi jadi berat kaya’nya tu jauh dari kami, apalagi kakek a nge lemem benasa Mi (kakek tu udah lama meninggal).

49 50

P Gimana hubungan ibu dengan keluarga bapak bu?.

Bagi subjek, hidup bersama mertua kurang menyenangkan, berkesan tidak mandiri

Subjek merasa kalo mertua hanya sayang kepada suaminya, merasa di bedakan. GS (Watak) 51 52 53 54 55 56

S Alhamdulillah baik lah Mi, tapi yang namanya hidup serumah sama mertua pasti ada lah gak enaknya Mi, kesannya susah untuk mandiri, padahal kalo ingat umur kami ni kan gak wajar lagi tinggal sama mertua Mi geh.

57 58 59

P Hahahahaha wajar-wajar aja bu, kan orang tua bapak sayang sama ibu dan bapak makanya gak dikasi jauh-jauh bu 60

61 62 63 64

S Kadang ya Mi ya, tapi ibu rasa nenek tu sayangnya cuma sama bapak Mi, sama ibu kurang, tapi kakek tu dulu semasa hidup sayang la sama kami berdua Mi gak dibeda-bedakannya.

66 sama bapak?.

GS (Watak)

Sewaktu ayah mertua masih hidup, subjek merasa tidak ada perbedaan kasih sayang antara dirinya dengan suami subjek

Ibu mertua bersikap demikian sebab suami subjek adalah anak laki-laki satu-satunya

Hubungan subjek dengan keluarga suami subjek tetap baik-baik saja 67

68 69 70 71

S Gimana ibu bilangnya ya Mi, istilahnya masih ada istilah anak dan menantu Mi, tapi almarhum kakek dulu gak ada gitu Mi bapak sama ibu sama-sama

dianggap anak, bukan menantu. 72

73

P Apa kira-kira penyebab nenek tu bersikap kaya’ gitu bu?.

74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84

S Entah lah Mi, ibu pun la kurang ngerti Mi, tapi pernah lah ibu beranikan cerita ke kakak ipar ibu tentang sikap nenek tu Mi, kata kakak tu mungkin karena bapak tu anak laki-laki satu-satunya kesannya nenek tu takut kehilangan bapak, makanya sikapnya aneh ke ibu karena mungkin anggapan nenek tu ibu mau merebut bapak sana dari dia Mi, hahahaha lucu la kalo ibu pikir-pikir Mi. 85 86 87 88 89 90

P Hahahahaha ya bu agak aneh, tapi kan memang biasa bu banyak kejadian mertua perempuan kurang cocok sama menantu perempuannya bu. Kalo hubungan bapak dengan keluarga ibu gimana bu?. 91 92 93 94 95

S Keluarga ibu sama bapak biasa-biasa aja Mi, keluarga ibu orang nya baek-baek Mi, bapak pun belum pernah la bermasalah atau merasa kurang nyaman sama keluarga ibu.

96 97 98

P Bu ibu tau kan kenapa Ami jadikan bapak dan ibu subyek penelitian skripsi Ami?.

Peneliti menjelaskan tentang maksud penelitian

Subjek menyatakan sangat besar pengaruh adanya anak laki-laki terhadap 99

100

S Tau Mi tapi gak begitu jelas juga hehehehehe.. 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110

P Gini bu Ami jelaskan dulu biar kita enak wawancaranya ya bu, Ami kan mau meneliti tentang kehidupan ibu yang gak punya anak laki-laki

khususnya kan orang gayo bu, karena setau Ami bagi orang gayo ni anak laki-laki tu penting kali, yang mau Ami tau bu, ada keh pengaruhnya adat itu ke kehidupan ibu yang gak punya anak laki-laki.

112 113 114 115 116 117

ada Mi, apa lagi orang tua bapak tu kuat kali adatnya, mana bapak tu anak laki-laki satu-satunya istilahnya bapak ni la yang nerusin keturunan keluarganya, jadi maunya bapak ni pun punya anak laki-laki Mi, itu harapan nenek tu Mi.

keluarga suku Gayo

118 119 120 121 122

P Ya bu, itu kan memang udah adat kita kan bu. Boleh Ami tau bu apa pengaruh adat tu di kehidupan ibu? Misalnya di kehidupan sehari-hari atau kehidupan keluarga bu.

GS (Watak)

Masalah yang sering dihadapi mendapat

sindirian dari orang-orang atau keluarga yang punya anak laki-laki membuat subjek merasa bersalah dan seperti tidak berguna

Subjek sempat jatuh sakit karena memikirkan masalah tersebut GS (Fisik) 123 124 125 126 127

S Banyak kali pengaruhnya Mi, terbeban kali ibu (ekspresi wajah subjek mulai berubah sedih) kadang ibu juga merasa bersalah Mi, gak berguna kali ibu ni, nggak bisa punya anak laki-laki. 128

129

P Memangnya kenapa bu? Kok ibu sampe merasa kaya’ gitu?.

130 131 132 133 134 135 136

S Ya la Mi, bapak sana la kasian ibu liatnya Mi, kadang-kadang sodara bapak tu kaya’ ngejek bapak ni Mi, orang tu semuanya ada anak laki-laki Mi masa’ bapak ni yang anak laki-laki satu-satunya gak bisa ngasi nenek tu cucu laki-laki.

137 138

P Tapi kan orang tu gak sampe berbuat lebih dari itu kan bu?.

139 140 141 142 143 144

S Apanya gak Mi, sama ibu lebih parah lagi sikap orang tu Mi, kaya’ entah dari mana asal ibu ni Mi, selalu di

jengkalinya (diremehinnya) ibu Mi, pernah la ibu sampe sakit mikirin kelakuan orang tu Mi.

145 P Apa sebabnya bu?. 146

147

S Panjang kali ceritanya Mi, bingung ibu pun mau mulai dari mana.

148 149

P Gak apa-apa bu Ami mau dengerin kok bu, cerita aja apa yang mau ibu cerita. 150

151 152 153

S Malu ibu la Mi, gak pernah la ibu cerita apapaun yang terjadi sama ibu Mi, walalupun sama keluarga ibu sendiri Mi.

154 155

P Sama Ami kan bisa cerita bu, mana mungkin Ami cerita ke orang lain.

156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168

S Bohketa nak sedeh pedeh le naseb ku nak, gere inget ken kekanak so mera mate deh aku nak. (Baiklah nak, sedih kali lah nasib ku nak, kalo nggak ingat sama anak-anak lebih baik mati rasanya nak)

(Mata subjek mulai berkaca-kaca, subjek terdiam sebentar seperti sedang memikirkan sesuatu). Ami janji ya jangan cerita kesiapapun termasuk ke bapak, karena ibu nggak cerita semuanya ke bapak, takut jadinya nggak enak.

GS (Perilaku)

Subjek merasa ingin mati karena masalah yang dialaminya

Subjek dan suami menikah tidak mendapat restu dari ibu mertuanya

Ibu mertuanya dulu ingin menjodohkan suami subjek dengan wanita lain (bukan subjek), namun suami subjek menolak dan tetap yakin untuk

menikahi subjek

Setelah menikah, masalah baru muncul ketika subjek tidak bisa hamil, bahkan di usia 5 tahun pernikahan, mertua meminta suami subjek untuk menceraikan isterinya

169 170

P Ya bu, nggak akan Ami cerita-cerita bu. Percaya aja sama Ami bu.

171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195

S Ya nak, ibu cerita ya, dulu kan sebelum bapak tu nikah sama ibu rupanya bapak tu udah dijodohkan sama perempuan lain, nenek tu yang nyarikan jodohnya, tapi bapak ni gak mau nak dia lebih milih nikah sama ibu karena waktu itu kami udah lama pacaran, sebelum nikah udah banyak kali la rintangan yang harus kami hadapi nak, tapi mungkin udah jodoh jadi juga kami nikah Mi. Setelah nikah timbul masalah baru Mi ibu susah hamil, berobat kesana kemari nggak juga berhasil Mi, sekitar 5 tahun nikah keluarga bapak tu nyuruh bapak nyerein ibu Mi, rasanya kaya’ orang gila ibu waktu itu Mi, ibu merasa ibu salah karena gak punya anak, tapi ibu nggak mau cere sama bapak Mi sayang kali ibu sama bapak tu, sempat la ibu dan bapak ribut besar Mi sampe entah apa-apa dimaki bapak tu ibu Mi,

mungkin karena pengaruh keluarganya, udah nggak sanggup ibu tinggalkan bapak tu pergi ibu kerumah kakak ibu di jakarta Mi, lama juga la ibu disana. 196

197

P Berarti waktu itu bapak tu mau nyerein ibu?.

198 199 200 201

S Ibu rasa kan iya Mi, kalo nggak ngapain bapak tu ngajak-ngajak ibu ribut? Tapi nggak tau juga lah, hampir 3 bulan ibu di jakarta Mi, nggak mau

202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214

ibu kabari bapak tu lah entah darimana bapak tu tau ibu di sana di jemputnya ibu Mi, minta maaf dia Mi diajaknya ibu pulang, lama la ibu berpikir baru la mau ibu pulang Mi, ibu mau ikut sama bapak tu karena ibu takut Mi kalo udah jadi janda gimana nanti masa depan ibu Mi. Sampe di sini diajak bapak tu ibu berobat lagi Mi, udah setiap tempat kadang kami masukin Mi supaya ibu bisa hamil tapi tu lah 10 tahun kami nikah baru ibu hamil Mi padahal umur ibu udah lumayan waktu itu Mi.

Subjek dan suaminya bertengkar karena masalah tersebut bahkan subjek pernah minggat ke rumah kakaknya yang ada di Jakarta

Setelah 3 bulan lebih minggat, suami subjek menjemput subjek untuk kembali ke Aceh

Alasan subjek mau kembali lagi karena takut menjadi seorang janda yang masa depannya belum tentu jelas GS (Perilaku)

Setelah memiliki anak, ibu mertua tetap saja bersikap kasar kepada subjek dan anak-anak subjek juga mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari ibu mertuanya

215 216

P Kan gak masalah tu bu mungkin rezekinya pas waktu itu bu. 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232

S Ya la Mi, ibu pikir udah ada anak ibu berubah la perlakuan orang ni ke ibu Mi, ternyata nggak Mi sama aja, nenek tu pun nggak mau ngajarin

anak-anaknya, kaya’nya senang kali nenek tu kalo ibu sedih atau susah. Sampe sekarang itu yang ibu alami Mi, mau melawan mana mungkin orang tua kan dosa kita. Nggak dilawan sedih kali hati ni Mi, adek-adek mu sana pun la

kaya’nya kurang disayang nenek tu, kadang nampak kali dibedakannya, kaya’ pas nenek tu pulang dari haji yang lain banyak dibawa nenek tu oleh-oleh tapi adek-adek mu cuma inai arab tu masing-masing satu dikasinya. 233 P Ya ampun sampe segitunya ya bu?. 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 245 246

S Ya lah Mi, masa’ anak-anak pun

digituin, ibu maunya ibu aja yang menderita jangan lagi anak-anak ibu, kalo ibu atau ngadu ke bapak sana kadang-kadang nggak percaya la bapak tu Mi, karena nenek tu kalo di depan bapak tu kaya’nya sengaja baek-baek, jadi kesannya kan ibu ni yang

mengada-ada Mi, dari pada ribu jadinya ibu sabar-sabarin aja Mi, rumah tangga kita kan kita harus yang jaga mana bisa mengharap orang lain.

247 248

P Jadi gimana ibu bisa hidup serumah

249 kaya’ gitu bu?. mandiri berpisah dengan mertuanya

Subjek tidak tahan hidup bersama mertuanya Kesedihan yang dialami subjek tidak mau

diceritakannya kepada anak-anaknya

Alasan ibu mertua tidak mengijinkan subjek dan suami pindah rumah karena takut kesepian

Ibu mertua takut bila berpisah dengan suami subjek, maka kasih sayang suami subjek akan

berkurang padanya GS (Watak) 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262

S Kalo ibu boleh milih Mi mauan lah ibu tinggal di rumah gubuk dari pada hidup di rumah tu, nggak tahan ibu Mi hampir setiap hari lah ibu nangis Mi, kadang anak-anak tu pun ikut sedih, mana ada anak yang rela liat ibunya di perlakukan nggak baek kan Mi? Tapi ibu nggak mau la cerita ke anak-anak Mi takutnya jadi salah paham terus jadi nggak sayang lagi orang tu sama neneknya Mi. Banyak yang ibu pertimbangkan Mi, makanya sampe sakit ibu kemaren tu Mi, hampir setiap waktu la terbeban. 263

264

P Kalo udah kaya’ gitu kenapa ibu masih

tinggal disana bu?. 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282

S Ya itu tadi nak, nenek tu nggak ngizinin kami pindah rumah, alasannya dia kesepian nggak ada siapapun yang kawani, kalo sama orang yang kerja aja di rumah kan beda suasananya kalo ada anak dan cucu. Tapi ibu pikir betol juga kata kakak ipar ibu tu mungkin nenek ni takut kalo kami pindah rumah bapak ni jadi jarang ngeliat nenek tu kesannya nanti ibu yang larang, ibu yang guasai bapak tu, padahal nenek tu udah ibu anggap kaya’ ibu kandung ibu la Mi, nggak ada bedanya sama mamak sana, apa yang ibu kasi ke mamak ibu kasi juga ke nenek tu, walaupun la kadang nenek tu nggak suka Mi, karena dimatanya ibu ni cuma orang yang nggak berarti.

283 P Terus apa lagi yang ibu alami?. 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294

S Sejak menikah memang mungkin nenek

Dokumen terkait