• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESTATEMENT OF ACCOUNTS IN THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia menerbitkan PSAK No. 24 (revisi 2013), “Imbalan

Kerja” yang disyaratkan untuk diaplikasikan untuk

tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015. Grup telah mengadopsi standar ini sesuai dengan ketentuan transisi yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 (revisi 2013).

The Indonesian Financial Accounting Standards Board issued SFAS No. 24 (revised 2013),

“Employee Benefits” which is required to be applied

for financial years beginning on or after 1 January 2015. The Group has adopted this standard in accordance with the transitional provisions of SFAS No. 24 (revised 2013).

Sebelum penerapan PSAK No. 24 (revisi 2013),

“Imbalan Kerja”, keuntungan dan kerugian aktuarial

yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial, apabila melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti (sebelum dikurangi aset program) atau 10% dari nilai wajar aset program pada akhir periode, dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi selama rata-rata sisa masa kerja pekerja yang berpartisipasi dalam program tersebut.

Prior to the application of SFAS No. 24 (revised

2013), “Employee Benefits”, actuarial gains and

losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions, when exceeding 10% of the present value of the defined benefits obligation (before deducting any plan asset) or 10% of the fair value of any plan assets at the end of the period, are charged or credited to profit or loss over the average remaining service lives of the employees participating in the plan.

Revisi standar imbalan kerja ini menghapuskan pendekatan koridor dan menghitung biaya bunga dalam basis neto. Kewajiban yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim sehubungan dengan program pensiun imbalan pasti adalah sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial dibebankan atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain pada periode di mana beban tersebut terjadi dan biaya jasa lalu segera diakui dalam laba rugi.

This revised employee benefits standard eliminates the corridor approach and calculates the finance costs on a net funding basis. The liability recognised in the interim consolidated statement of financial position in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the end of the reporting period less the fair value of plan assets. Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are charged or credited in other comprehensive income in the period in which they arise and past service costs are recognised immediately in profit or loss.

Sesuai dengan PSAK No. 46 (revisi 2014), Grup mereklasifikasi pajak final ke beban operasional. Sebelumnya, Grup menyajikan jumlah tersebut sebagai bagian dari akun beban pajak penghasilan. Sehubungan dengan itu, periode pelaporan komparatif sebelumnya telah disajikan kembali untuk menunjukkan kinerja operasional Grup yang relevan.

In accordance with SFAS No. 46 (revised 2014), the Group reclassified the presentation of final tax to operating expenses. Previously, the Group has reported the amount as a part of income tax expense account. Accordingly, the prior period comparatives have been restated to show the relevant operational performance of the Group.

INTERIM (lanjutan) (continued) Laporan posisi keuangan konsolidasian Grup pada

tanggal 1 Januari 2014 yang telah disajikan kembali adalah sebagai berikut:

The Group‟s restated consolidated statement of

financial position as at 1 January 2014 is as follows:

Penyesuaian

atas penerapan PSAK No. 24

(revisi 2013)/ Saldo tercatat Adjustment due Saldo setelah sebelumnya/ to adoption of penyesuaian/

Previously SFAS No. 24 Balance after reported (revised 2013) adjustments

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS

Aset pajak tangguhan 8,694 (34) 8,660 Deferred tax assets

LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES

Post-employment benefits

Liabilitas imbalan pasca kerja 43,068 (5,427) 37,641 liabilities Liabilitas pajak tangguhan 631,734 1,951 633,685 Deferred tax liabilities

EKUITAS EQUITY

Saldo laba 1,196,797 3,190 1,199,987 Retained earnings Kepentingan non-pengendali 490,218 252 490,470 Non-controlling interest

Laporan posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah disajikan kembali adalah sebagai berikut:

The Group‟s restated consolidated statement of financial position as at 31 December 2014 is as follows:

Penyesuaian

atas penerapan PSAK No. 24

(revisi 2013)/ Saldo tercatat Adjustment due Saldo setelah sebelumnya/ to adoption of penyesuaian/

Previously SFAS No. 24 Balance after reported (revised 2013) adjustments

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS

Aset pajak tangguhan 4,539 216 4,755 Deferred tax assets

LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES

Post-employment benefits

Liabilitas imbalan pasca kerja 53,153 (2,141) 51,012 liabilities Liabilitas pajak tangguhan 574,855 1,033 575,888 Deferred tax liabilities

EKUITAS EQUITY

Saldo laba 1,309,707 1,176 1,310,883 Retained earnings Kepentingan non-pengendali 491,714 148 491,862 Non-controlling interest

3. PENYAJIAN KEMBALI ATAS AKUN-AKUN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

INTERIM (lanjutan)

3. RESTATEMENT OF ACCOUNTS IN THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (continued)

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian interim Grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir tanggal 30 September 2014 yang telah disajikan kembali adalah sebagai berikut:

The Group‟s restated interim consolidated statement

of profit or loss and other comprehensive income for the nine-month periods ended 30 September 2014 is as follows: Penyesuaian atas penerapan PSAK No. 24 (revisi 2013) dan PSAK No. 46 (revisi 2014)/ Adjustment due to adoption of Saldo tercatat SFAS No. 24 Saldo setelah sebelumnya/ (revised 2013) penyesuaian/

Previously and SFAS No. 46 Balance after reported (revised 2014) adjustments

Beban pokok pendapatan (1,921,401) (522) (1,921,923) Cost of revenue

Laba bruto 586,060 (522) 585,538 Gross profit

Beban usaha (115,248) (2,521) (117,769) Operating expenses

Laba usaha 471,879 (3,043) 468,836 Operating income

Laba sebelum pajak

penghasilan 371,663 (3,043) 368,620 Profit before income tax Beban pajak penghasilan (146,720) 2,515 (144,205) Income tax expense Laba periode berjalan 224,943 (528) 224,415 Profit for the period

Total penghasilan

komprehensif lain periode Total other comprehensive berjalan 216,271 (528) 215,743 income for the period Laba periode berjalan

yang dapat diatribusikan Profit for the period

kepada: attributable to:

Owners of the -

- Pemilik entitas induk 220,469 (510) 219,959 parent entity

- Kepentingan

non-pengendali 4,474 (18) 4,456 Non-controlling interests - Total penghasilan

komprehensif periode Total comprehensive

berjalan yang dapat income for the period

diatribusikan kepada: attributable to:

Owners of the -

- Pemilik entitas induk 214,269 (510) 213,759 parent entity

- Kepentingan

non-pengendali 2,002 (18) 1,984 Non-controlling interests -

Laba bersih per saham Earnings per share

- Dasar 0.00689 (0.00001) 0.00688 Basic -

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal pelaporan, serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Estimasi, asumsi, dan pertimbangan tersebut dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman historis dan faktor-faktor lainnya, termasuk harapan peristiwa di masa datang yang diyakini wajar berdasarkan kondisi yang ada.

The preparation of the interim consolidated financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and the disclosure of contingent assets and liabilities at the reporting date and the reported amounts of revenue and expenses during the reporting period. Estimates, assumptions and judgements are continually evaluated and are based on historical experience and other factors, including expectations of future events that are believed to be reasonable under the circumstances.

Grup telah mengidentifikasi hal-hal berikut dimana diperlukan pertimbangan, estimasi dan asumsi signifikan dan dimana hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut jika menggunakan asumsi dan kondisi yang berbeda dan dapat mempengaruhi secara material hasil keuangan atau posisi keuangan konsolidasian interim Grup yang dilaporkan dalam tahun mendatang.

The Group has identified the following matters under which significant judgements, estimates and assumptions are made and where actual results may differ from these estimates under different assumptions and conditions and may materially affect the interim consolidated financial results or financial position of the Group reported in future years.

- Pajak penghasilan dan pajak lainnya - Income taxes and other taxes Perhitungan beban pajak penghasilan masing-

masing perusahaan dalam Grup memerlukan pertimbangan dan asumsi dalam menentukan penyisihan modal dan pengurangan beban tertentu selama proses pengestimasian. Secara khusus, perhitungan beban pajak penghasilan Adaro melibatkan penafsiran terhadap Undang-undang dan peraturan perpajakan yang berlaku serta PKP2B Adaro. Peraturan perpajakan dalam PKP2B hanya spesifik Adaro sehingga mungkin tidak mengatur semua transaksi-transaksi yang terjadi di Grup.

The calculations of income tax expense for each company within the Group require judgements and assumptions in determining the capital allowances and deductibility of certain expenses during the estimation process. In particular, the calculation of

Adaro‟s income tax expense involves the

interpretation of applicable tax laws and

regulations including Adaro‟s CCA. The tax

regulation under the CCA is specific to Adaro and therefore may not prescribe specific tax rules on all the many transactions that the Group has undertaken.

Penghasilan yang diperoleh perusahaan- perusahaan dalam Grup kadang-kadang dapat dikenakan pajak final dan non-final. Penentuan penghasilan yang dikenakan pajak final dan non-final dan juga biaya pengurang pajak sehubungan dengan penghasilan yang dikenakan pajak non-final memerlukan pertimbangan dan estimasi.

The revenue of the companies within the Group is sometimes also subject to both final and non-final income tax. Determining the amount of revenue subject to final and non-final tax as well as expenses relating to revenue from the non-final income tax regime requires judgements and estimates.

Semua pertimbangan dan estimasi yang dibuat manajemen seperti yang diungkapkan di atas dapat dipertanyakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”). Sebagai akibatnya, terjadi ketidakpastian dalam penentuan kewajiban pajak. Resolusi posisi pajak yang diambil oleh Grup dapat berlangsung bertahun-tahun dan sangat sulit untuk memprediksi hasil akhirnya. Apabila terdapat perbedaan perhitungan pajak dengan jumlah yang telah dicatat, perbedaan tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan dan pajak tangguhan dalam tahun dimana penentuan pajak tersebut dibuat.

All judgements and estimates made by management as discussed above may be challenged by the Directorate General of Taxation

(“DGT”). As a result, the ultimate tax determination

becomes uncertain. The resolution of tax positions taken by the Group can take several years to complete and in some cases it is difficult to predict the ultimate outcome. Where the final outcome of these matters is different from the amounts initially recorded, such differences will have an impact on the income tax and deferred income tax provision in the year in which this determination is made.

4. ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI YANG