• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESTITUSI DAN

Dalam dokumen Matriks Persandingan 3 versi RUU tentang (Halaman 133-146)

REHABILITASI

541. BAB VI Tidak mengatur Tidak mengatur

542. RESTITUSI DAN REHABILITASI

543. Pasal 34

544. (1) Masyarakat adat berhak

mendapatkan Restitusi akibat pelanggaran HAM di masa lalu, dalam bentuk diskriminasi, kekerasan, perampasan sumber daya alam, penggusuran, yang dilakukan oleh Negara dan atau pihak lain.

(2) Dalam melaksanakan Restitusi sebagaimana ayat (1) Komisi Nasional Masyarakat Adat melakukan pemeriksaan terhadap kasus-kasus dugaan pelanggaran HAM masa lalu.

terhadap keterangan para pihak, Komisi Nasional Masyarakat Adat membuat keputusan.

(4) Keputusan Komisi Nasional Masyarakat Adat berisi perintah kepada pihak yang disebut dalam putusan untuk melaksanakan Restitusi.

(5) Ketentuan lebih lanjut tentang tatacara pemeriksaaan dan bentuk Restitusi diatur melalui peraturan pemerintah.

545. Pasal 35

546. (1) Masyarakat adat berhak

mendapatkan Rehabilitasi akibat pelanggaran HAM di masa lalu, dalam bentuk diskriminasi, kekerasan, perampasan sumber daya alam, penggusuran, yang dilakukan oleh Negara dan atau

(2) Dalam melaksanakan Rehabilitasi sebagaimana ayat (1) Komisi Nasional Masyarakat Adat melakukan pemeriksaan terhadap kasus-kasus dugaan pelanggaran HAM masa lalu.

(3) Berdasarkan pemeriksaaan terhadap keterangan para pihak, Komisi Nasional Masyarakat Adat membuat keputusan.

(4) Keputusan Komisi Nasional Masyarakat Adat berisi perintah kepada pihak yang disebut dalam putusan untuk melaksanakan Rehabilitasi.

(5) Ketentuan lebih lanjut tentang tatacara pemeriksaaan dan bentuk Rehabilitasi diatur melalui peraturan pemerintah.

548. BAB XIII

549. LARANGAN

550. Pasal 52

551. Setiap Orang dilarang menghalang-halangi Masyarakat Hukum Adat yang telah diberikan Pengakuan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam di Wilayah Adatnya sesuai dengan kearifan lokal dan peraturan perundang-undangan. 552.KETENTUAN

PIDANA

Tidak mengatur

553. BAB XII BAB XIV

554. SANKSI KETENTUAN PIDANA

555. Bagian 1

557. Pasal 46 Pasal 53

558. (1) Berdasarkan rekomendasi Komisi

Nasional Masyarakat Adat, maka Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota dapat

menerapkan sanksi administratif terhadap badan hukum yang melakukan pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat adat yang diatur di dalam Undang-Undang ini;

Setiap Orang yang menghalang- halangi Masyarakat Hukum Adat dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam di Wilayah Adatnya sesuai dengan kearifan lokal dan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

559. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:

a. Teguran tertulis b. Paksaan pemerintah c. Pembekuan ijin, dan d. Pencabutan ijin usaha.

561. Sanksi Pidana

562. Pasal 47

563. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan tertentu, yang menyebabkan dilanggarnya hak-hak Masyarakat Adat sebagaimana diatur di dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 Undang-undang ini, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).

564.KETENTUAN PERALIHAN

565. BAB XIII BAB XV BAB IX

567.

568. Pasal 48 Pasal 54 Pasal 42

569. Dengan berlakunya Undang-Undang

ini, maka semua peraturan perundang-undangan yang mengatur atau memiliki ketentuan mengenai Masyarakat Adat tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.

Masyarakat Hukum Adat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah melalui Peraturan Daerah diakui sebagai Masyarakat Hukum Adat menurut ketentuan Undang-Undang ini.

Pada saat Undang-Undang ini berlaku:

a. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota, berdasarkan Undang- Undang ini tanpa terkecuali mengakui dan melindungi seluruh Hak Masyarakat Adat yang ada dan dikuasai oleh Masyarakat Adat; dan

b. setiap orang yang tanpa hak dan melawan hukum menguasai Hak Masyarakat Adat mengharuskan orang tersebut mengembalikan dan/atau memberikan kompensasi kepada Masyarakat Adat berdasarkan Undang- Undang ini.

570. Pasal 43

571. (1) Bidang tanah yang berasal dari HakUlayat/Hak Wilayah Adat dan hak atas

tanah sebelum berlakunya Undang- Undang ini sudah dipunyai oleh pihak ketiga dengan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, dan izin di bidang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang sudah diperoleh menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku, tetap diakui berdasarkan Undang-Undang ini.

(2) Dalam hal hak atas tanah sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jangka waktunya berakhir atau hapus karena sebab tertentu, maka:

a. tanahnya kembali dalam penguasaan Masyarakat Adat yang bersangkutan; atau

b. tanahnya kembali dalam penguasaan negara jika Masyarakat Adat yang bersangkutan sudah tidak ada lagi. (3) Dalam hal hak atas tanah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) jangka waktunya berakhir dan Masyarakat Adat yang bersangkutan masih ada, permohonan perpanjangan atau pembaruannya dapat diajukan setelah memperoleh persetujuan tertulis dari Masyarakat Adat yang bersangkutan.

572. BAB XIV BAB XVI BAB X

573. KETENTUAN PENUTUP

KETENTUAN PENUTUP KETENTUAN PENUTUP KETENTUAN PENUTUP

574. Pasal 49 Pasal 55 Pasal 44

575. Peraturan pelaksanaan Undang-

Undang ini harus telah ditetapkan dalam waktu 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diberlakukan.

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

a. semua istilah Masyarakat Hukum Adat yang sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan sebelum Undang-Undang ini diundangkan, harus dimaknai sebagai Masyarakat Hukum Adat

Pada saat Undang-Undang ini berlaku, ketentuan:

a. Pasal 67 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.

b. semua peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai atau berkaitan dengan Masyarakat

Hukum Adat sebelum

diundangkannya Undang-Undang ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Nomor 3888); dan.

b. Pasal 109 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495).

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

576. Pasal 50 Pasal 56 Pasal 45

577. (1) Undang-Undang ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

(1) Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus telah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Undang-Undang ini berlaku.

578. (2) Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan

(3) Pemerintah Pusat harus melaporkan pelaksanaan Undang-Undang ini kepada

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Dewan Perwakilan Rakyat melalui alat kelengkapannya yang menangani urusan pemerintahan di bidang pemerintahan dalam negeri paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Undang-Undang ini berlaku.

579. Pasal 57 Pada saat Undang-Undang ini mulai

berlaku, semua peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai Pelindungan Hak Masyarakat Adat, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.

580. Undang-undang ini mulai berlaku pada

tanggal diundangkan,

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia.

581. Undang-Undang ini mulai berlaku pada

tanggal diundangkan.

582. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Undang- undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. 583. Disahkan di Jakarta

pada tanggal ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Disahkan di Jakarta pada tanggal ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Disahkan di Jakarta pada tanggal ...

PR ESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

584. Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal ... Diundangkan di JakartaPada tanggal ... Diundangkan di JakartaPada tanggal ...

585. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA, 586.

587.

Dalam dokumen Matriks Persandingan 3 versi RUU tentang (Halaman 133-146)

Dokumen terkait