• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA DALAM

A. Kekayaan Negara

3. Revitalisasi Organisasi Pengelola Kekayaan Negara

Pentingnya peran kekayaan negara, membuat urgensi untuk merevitalisasi organisasi pengelolanya demikian tinggi. Sehingga dapat diperoleh pengetahuan tentang jumlah, nilai, potensi, dan manfaat kekayaan negara guna memberikan kontribusi maksimal. Mengingat pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit guna memajukan perekonomian nasional, salah satu sumber altenatif paling memungkinkan untuk mendapatkannya adalah dengan optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Untuk itu, guna menterjemahkan urgensi ini ke dalam realisasi dan implementasi adalah melalui desain ulang atau pembaharuan visi, misi, dan tujuan pengelolaan kekayaan negara.

Visi baru pengelolaan kekayaan negara adalah sebagai upaya agar pengelolaan kekayaan negara dilakukan secara baik dan modern serta berkelas/bertaraf internasional yang mampu mendukung terciptanya struktur ekonomi nasional yang kuat dan tangguh serta terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) dalam kaitannya dengan pengelolaan kekayaan negara.

Adapun misi yang diemban, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya adalah pencapaian optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan efektivitas

pengelolaan kekayaan/aset negara. Sedangkan, tujuan optimalisasi pengelolaan kekayaan negara perlu dipertajam dan lebih operasional sehingga dapat57:

1. Memaksimalkan potensi kekayaan negara yang ada (existing assets) sesuai manfaat dan kegunaannya guna mendukung fungsi pelayanan dan budgeter. 2. Meminimalkan kebutuhan penggunaan dan perolehan kekayaan negara yang

tidak tepat sasaran dan mengembangkan sistem pendukung untuk memperkirakan/memetakan life-cycle kekayaan negara.

3. Mewujudkan transparansi, akuntabilitas, sinergi, dan sinkronisasi berbagai kebijakan dan program pemerintah terkait pengelolaan kekayaan negara. 4. Meningkatkan pendayagunaan dan sistem operasi pengawasan pengelolaan

kekayaan negara.

5. Menciptakan sistem dan mekanisme pengelolaan kekayaan negara yang integratif, efektif, dan efisien serta memiliki kewenangan dan otoritas yang jelas.

Keberadaan visi, misi, dan tujuan pengelolaan kekayaan negara yang jelas dan transparan akan mampu memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak yang berkepentingan. Revitalisasi organisasi pengelola kekayaan negara yang salah satunya melalui pemberian kewenangan dan otoritas yang jelas dimana sangat diperlukan dalam mewujudkan suatu kinerja pengelolaan kekayaan negara sesuai harapan melalui legitimasi dari berbagai pihak dari aspek hukum dan kelembagaan, maupun kebijakan yang mendukung revitalisasi ini. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah koordinasi yang merupakan titik kritis dengan berbagai lembaga dan instansi negara yang terkait, terutama dalam aspek inventarisasi, pengelolaan, dan pengawasan serta pengendalian.

57

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa untuk revitalisasi organisasi pengelola kekayaan negara, seluruh unsur utama yang terlibat didalamnya harus dipahami dan diimplementasikan dengan baik yakni meliputi58:

1. Inventarisasi, merupakan pencatatan seluruh kekayaan negara termasuk pembukuan, penyusunan data base, dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai informasi dan bahan untuk pengambilan keputusan. Inventarisasi merupakan critical point yang implementasinya relatif membutuhkan waktu yang cukup panjang dan tidak mudah.

2. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran, merupakan kegiatan merumuskan rincian kebutuhan kekayaan negara untuk menghubungkan pengadaan yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.

3. Perolehan/pengadaan, dapat dilakukan dengan perencanaan dan pengadaan, penerimaan hibah, atau kekayaan yang dikuasai negara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Penggunaan, merupakan rangkaian kegiatan dalam menggunakan kekayaan negara yang sesuai tugas pokok dan fungsi pengguna.

5. Pemanfaatan, merupakan pendayagunaan kekayaan negara dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerja sama pemanfaatan, dan bangun serah guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

6. Pengamanan, merupakan kegiatan pengamanan secara administratif, hukum, dan fisik, sehingga keberadaannya dalam keadaan utuh, tidak rusak, tidak hilang, dan dapat dipergunakan serta dapat dipertanggungjawabkan.

7. Pemeliharaan, merupakan rangkaian kegiatan oleh pengguna untuk melakukan pemeliharaan agar semua kekayaan negara selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

8. Penilaian, merupakan suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk memperoleh nilai kekayaan negara.

9. Penghapusan, merupakan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk menghapus kekayaan negara dari daftar, dengan tujuan membebaskan pengguna dan/atau pengelola dari pertanggungjawaban administrasi dan fisik sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

10.Pemindahtanganan, merupakan pengalihan kepemilikan kekayaan negara kepada pihak lain sebagai tindak lanjut dari penghapusan.

58

Soepomo, Banyak Instansi Tidak Mengamankan Kekayaan Negara, (Jakarta: Majalah Anggaran, Edisi No. 77 Tahun 2001), hlm. 14.

11.Penatausahaan, merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan kekayaan negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

12.Pengawasan/pengendalian, merupakan kegiatan pemantauan dan investigasi atas pelaksanaan penggunaan kekayaan negara, dalam rangka penertiban penggunaanya sesuai ketentuan yang berlaku.

13.Evaluasi, merupakan kegiatan membandingkan hasil pengelolaan kekayaan negara dengan perencanaan untuk perbaikan di masa akan datang.

Gambar 3

Unsur-Unsur Pengelolaan Kekayaan Negara

Sumber : Departemen Keuangan, 2008

Setelah seluruh unsur utama di atas dipahami dengan baik, dalam rangka mewujudkan pengelolaan kekayaan negara yang tertib dalam seluruh aspeknya maka perlunya pemahaman prinsip pokok pengelolaan kekayaan negara yang harus disosialisasikan kepada stakeholders bahwa kekayaan negara semata-mata digunakan sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat yang salah satunya adalah melalui/untuk

menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi dari penyelenggara pemerintahan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan kekayaan negara seperti59:

1. Prinsip fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah- masalah di bidang pengelolaan kekayaan negara dilaksanakan sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing lembaga yang diberi tanggung jawab atas kekayaan negara yang ada padanya;

2. Prinsip kepastian nilai, yaitu pendayagunaan kekayaan negara harus didukung adanya akurasi jumlah dan nilainya;

3. Prinsip pengamanan dan kepastian hukum, diwujudkan dalam setiap langkah kegiatan dan pengaturan harus mencerminkan pengamanan kekayaan negara dari segi administratif, fisik, dan hukum untuk menuju terciptanya kepastian hukum;

4. Prinsip efisiensi, diwujudkan dengan pengaturan yang berdasarkan pada pemanfaatan dan pemeliharaan kekayaan negara, yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi lembaga yang mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan sesuai dengan tujuannya;

5. Prinsip akuntabilitas, diwujudkan dengan upaya bahwa setiap pengelolaan kekayaan negara harus dipertanggungjawabkan;

6. Prinsip transparansi, diimplementasikan dengan pengelolaan kekayaan negara yang bersifat terbuka dan dapat diakses oleh semua pihak;

7. Prinsip pendelegasian wewenang, dalam pengelolaan kekayaan negara tidak dilakukan sentralistik. Kewenangan yang ada diatur secara berjenjang sesuai dengan kedudukannya.

Setelah organisasi pengelola kekayaan negara terbentuk secara lebih kuat, guna menemukan suatu model yang ideal dimana hal ini dapat dikatakan melalui proses evolusi, maka percepatan menuju bentuk ideal tersebut dapat terwujud melalui perencanaan atau program perbaikan (improvement plan) yang berkesinambungan yang diimplementasikan melalui60:

59

Makalah-makalah tentang Single Value for Multi Purposes, Direktorat PBB dan BPHTB, DJP, Departemen Keuangan, tidak dipublikasikan.

60

1. Review atas status dan kondisi pengelolaan kekayaan negara terkini yang meliputi:

a. Proses yang digunakan dalam pengelolaan kekayaan negara; b. Pengetahuan dan data kekayaan negara;

c. Sistem informasi;

d. Perencanaan jangka pendek dan menengah strategis;

e. Pertimbangan aspek organisasi itu sendiri, komersial/bisnis, dan SDM. 2. Identifikasi visi jangka panjang dan menengah serta implementasinya untuk 5

(lima) tahun ke depan disesuaikan dengan kondisi organisasi yang melaksanakan pengelolaan kekayaan negara;

3. Upaya memperkecil gap antara kondisi riil pengelolaan kekayaan negara saat ini dengan pengelolaan kekayaan negara yang ideal/sesuai harapan;

4. Penentuan pilihan dan identifikasi manfaat serta biaya untuk memperkecil gap;

5. Pengadopsian program pelaksanaan yang dapat terukur dan penentuan program perbaikan jangka panjang;

6. Pemantauan dan review program pelaksanaan secara terjadwal dan menyeluruh serta pemantauan perbaikan secara terus menerus.

Konsep untuk mengembangkan pengelolaan kekayaan negara yang ideal, berikut implementasinya yang dituangkan dalam program yang terukur, dan langkah- langkah perbaikan secara terus-menerus sebagaimana ilustrasi berikut :

Gambar 4

Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kekayaan Negara

Diharapkan dengan perbaikan berkelanjutan tersebut pengelolaan kekayaan negara ideal dapat terwujud. Sehingga revitalisasi organisasi pengelolaan kekayaan negara yang selalu on-the-track dapat mempercepat perwujudan pengelolaan kekayaan negara ideal khas Indonesia yang berkelas internasional melalui komponen-komponen utama perubahan berkelanjutan sebagai berikut :

Gambar 5

Komponen-Komponen Utama Perbaikan Berkelanjutan

Sumber : Tony Urquhart et.al, 2000

Perhatian serius atas komponen-komponen terperinci dan komprehensif di atas dimaksudkan guna menjamin bahwa perbaikan-perbaikan berkesinambungan akan memberikan progress dan nilai tambah pengelolaan kekayaan negara.

Dengan adanya revitalisasi organisasi pengelola kekayaan negara, unsur-unsur pengelolaan kekayaan negara akan terintegrasi dalam satu organisasi. Dengan demikian, terkait aplikasi dan teknologi informasi tentu saja diperlukan penambahan, penyesuaian, dan penyempurnaan yang di masa depan akan terintegrasi pada common database/single database atas seluruh transaksi keuangan pemerintah.

B. Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Dokumen terkait