• Tidak ada hasil yang ditemukan

37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko suku bunga, risiko mata uang asing, risiko harga komoditas, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:

The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign currency risk, commodity price risk, credit risk and liquidity risk. The Directors reviewed and agreed on the policies for managing each of these risks, which are described in more detail as follows:

Risiko suku bunga Interest rate risk

Risiko suku bunga Kelompok Usaha terutama timbul dari pinjaman untuk modal kerja dan investasi.

The Group’s interest rate risk mainly arises from loans for working capital and investment purposes.

Entitas Anak mengadakan transaksi derivatif, khususnya pertukaran mata uang (cross-currency

swaps) untuk mengelola dampak risiko mata uang

karena utang dalam mata uang asing. Transaksi derivatif tersebut ditetapkan oleh Kelompok Usaha sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai arus kas. Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS memberikan ruang lindung nilai alami (natural

hedge) terhadap dampak kurs tukar dalam

Kelompok Usaha.

Subsidiary entered into derivative transactions, specifically cross-currency swaps to manage currency risk exposures related to its foreign

currency-denominated debt. This derivative

transaction was designated by the Group under cash flow hedge accounting. Further, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure.

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko suku bunga (lanjutan) Interest rate risk (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2014, berdasarkan simulasi yang rasional, jika tingkat suku bunga pinjaman tidak termasuk trust receipts

meningkat/menurun sebesar 50 basis poin dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 akan lebih rendah/tinggi sebesar Rp8.844 terutama sebagai akibat kenaikan/penurunan biaya bunga atas pinjaman dengan tingkat bunga mengambang.

As at December 31, 2014, based on a sensible simulation, had the interest rates of the loans and borrowings, excluding trust receipts payable, been 50 basis points higher/lower with all other variables held constant, income before income tax expense for the year ended December 31, 2014 would have been Rp8,844 lower/higher, mainly as a result of higher/lower interest charge on the loans and borrowings with floating interest rates.

Risiko mata uang asing Foreign currency risk

Mata uang fungsional Kelompok Usaha adalah Rupiah. Kelompok Usaha menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman, penjualan ekspor dan biaya beberapa pembelian utamanya dalam mata uang Dolar Amerika Serikat atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing (terutama Dolar AS) seperti yang dikutip dari pasar internasional. Apabila pendapatan dan pembelian Kelompok Usaha di dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal nilai dan/atau pemilihan waktu, Kelompok Usaha harus menghadapi risiko mata uang asing.

The Group’s functional currency is the Rupiah. The Group faces foreign exchange risk as its borrowings, export sales and the costs of certain key purchases are either denominated in the United States Dollar or whose price is significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies (mainly US Dollar) as quoted in the international markets. If the revenue and purchases of the Group are denominated in currencies other than Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum and/or timing, the Group has exposure to foreign currency risk.

Entitas Anak mengadakan transaksi derivatif, khususnya pertukaran mata uang (cross-currency swaps) untuk mengelola dampak risiko mata uang karena utang dalam mata uang asing. Transaksi derivatif tersebut ditetapkan oleh Kelompok Usaha sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai arus kas. Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS memberikan ruang lindung nilai alami (natural hedge) terhadap dampak kurs tukar dalam Kelompok Usaha. Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi nilai tukar antara Rupiah dan Dolar AS menghasilkan lindung nilai natural untuk laju nilai tukar Kelompok Usaha.

Subsidiary entered into derivative transactions, specifically cross-currency swaps to manage currency risk exposures related to its foreign

currency-denominated debt. This derivative

transaction was designated by the Group under cash flow hedge accounting. Further, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure. However, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure.

Pada tanggal 31 Desember 2014, jika nilai tukar

Rupiah terhadap mata uang asing

menguat/melemah sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 akan lebih rendah/tinggi sebesar

Rp983.457 terutama sebagai akibat

keuntungan/kerugian penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing.

As at December 31, 2014, had the exchange rate

of Rupiah against foreign currencies

appreciated/depreciated by 10% with all other variables year held constant, income before tax for the year ended December 31, 2014 would have been Rp983,457 lower/higher mainly as a result of foreign exchange gains/losses on the translation of monetary assets and liabilities denominated in

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan petani plasma dan penempatan rekening koran dan deposito pada bank. Kelompok Usaha menerapkan kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Kelompok Usaha mengharuskan semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan ekspor, Kelompok Usaha mengharuskan pembayaran pada saat penyerahan dokumen kepemilikan.

The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to its customers and plasma farmers and placement of current accounts and deposits in the banks. The Group implements policies to ensure that sales of products are made only to creditworthy customers with proven track record or good credit history. The Group requires that all customers who wish to trade on credit are subject to credit verification procedures. For export sales, the Group requires payment upon the presentation of title documents.

Risiko kredit atas penempatan rekening koran dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Kelompok Usaha. Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh direksi. Batas tersebut ditetapkan untuk meminimalkan risiko konsentrasi kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank- bank tersebut.

Credit risk arising from placements of current accounts and deposits is managed in accordance with the Group’s policy. Investments of surplus funds are limited for each bank and reviewed annually by the directors. Such limits are set to minimize the concentration of credit risk and therefore mitigate financial loss through potential failure of the banks.

Untuk penjualan dalam negeri, Kelompok Usaha memberikan jangka waktu kredit sampai dengan 30 - 45 hari dari faktur yang diterbitkan. Kelompok Usaha menerapkan kebijakan batas kredit untuk pelanggan tertentu, seperti mengharuskan sub- distributor untuk memberikan jaminan bank. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

For domestic sales, the Group grants its customers credit terms of 30 - 45 days from the issuance of invoice. The Group has policies that limit the amount of credit exposure to any particular customer, such as requiring sub-distributors to provide bank guarantees. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the Group’s exposure to bad debts.

Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Kelompok Usaha akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Kelompok Usaha akan menindaklanjuti melalui jalur hukum Tergantung pada penilaian Kelompok Usaha, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Kelompok Usaha akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan sebagai akibat terlambat dan/atau gagal bayar.

When a customer fails to make payment within the credit term given, the Group will contact the customer to act on the overdue receivables. If the customer does not settle the overdue receivable within a reasonable time, the Group will proceed to commence legal proceedings. Depending on the Group’s assessment, specific provisions may be made if the receivable is deemed uncollectible. To mitigate credit risk, the Group will cease the supply of all products to the customer in the event of late payment and/or default.

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

Piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Entitas Anak menunggu pendanaan dari bank.

Plasma receivables represent costs incurred for plasma plantation development which include costs for plasma plantations funded by the banks and temporarily self-funded by the Subsidiaries awaiting banks’ funding.

Piutang plasma juga mencakup pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani plasma. Biaya- biaya ini akan ditagihkan kembali ke petani plasma dan jaminan berupa bukti kepemilikan tanah perkebunan plasma akan dikembalikan kepada petani plasma setelah piutang plasma dilunasi sepenuhnya.

Plasma receivables also include advances to plasma farmers for topping up loan installment to the banks, advances for fertilizers and other agricultural supplies. These advances shall be reimbursed by the plasma farmers and the collateral in the form of titles of ownership of the plasma plantations will be handed over to the plasma farmers once the plasma receivables have been fully repaid.

Kelompok Usaha melalui pola kemitraan juga memberikan bantuan teknis kepada petani plasma untuk mempertahankan produktivitas perkebunan plasma yang merupakan bagian dari strategi Kelompok Usaha untuk mempererat hubungan dengan petani plasma yang diharapkan akan dapat memperlancar pelunasan piutang plasma.

The Group through partnership scheme also provides technical assistance to the plasma farmers to maintain the productivity of plasma plantations as part of the Group’s strategy to strengthen relationship with plasma farmers which is expected to improve the repayments of plasma receivables.

Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, eksposur maksimum Kelompok Usaha terhadap resiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

As at the reporting date, the Group’s maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amount of each class of financial assets presented in the consolidated statement of financial position.

Kelompok Usaha tidak memiliki konsentrasi risiko kredit karena piutang usaha berasal dari banyak pelanggan.

The Group has no concentration of credit risk as its trade receivables relate to large number of ultimate customers.

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

Tabel di bawah ini menunjukkan analisa umur aset keuangan Kelompok Usaha pada tanggal-tanggal pelaporan.

The tables below present the aging analysis of the Group’s financial assets as at reporting dates.

31 Desember 2014/December 31, 2014 Lancar dan Tidak Mengalami Penurunan Nilai/

Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai/

Past Due but Not Impaired

Telah Jatuh Tempo Dan/Atau Mengalami Penurunan Total Neither past Due nor Impaired 1 - 30 hari/

1 - 30 days 31 - 60 days31 - 60 hari/ 61 - 90 days61 - 90 hari/

Lebih Dari 90 hari/More than 90 Days Nilai/Past Due and/or Impaired

Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables

Kas dan setara kas/Cash and

cash equivalents 14.157.619 14.157.619 - - - - -

Piutang /Accounts receivable

Usaha/Trade :

Pihak ketiga/third

parties 3.016.410 2.165.572 626.856 93.734 34.896 65.671 29.681

Pihak berelasi/related

parties 553.910 553.910 - - - - -

Bukan usaha/

non-trade:

Pihak ketiga/third

parties 496.276 496.276 - - - - -

Pihak berelasi/related

parties 302.755 302.755 - - - - -

Piutang plasma - bagian

lancar/Plasma receivable

- current portion 7.572 7.572 - - - - -

Aset tidak lancar lainnya - Piutang jangka panjang/

Other non-current assets -

Long-term receivables 72.386 72.386 - - - - -

Piutang plama - bagian

jangka panjang/Plasma

receivables - long-term

portion 618.026 618.026 - - - - -

Aset keuangan tersedia untuk dijual/AFS financial assets

Investasi jangka pendek/

short-term investments 665.340 665.340 - - - - -