• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko Pasar

Dalam dokumen BBRI Annual Report 2012. pdf (Halaman 135-138)

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.

Organisasi manajemen risiko pasar terdiri dari unit kerja front office (Divisi Treasury), back office (Divisi Sentra Operasi), dan middle office (Divisi Manajemen Risiko) yang memiliki kewenangan masing-masing. Jajaran front office berwenang melakukan transaksi instrumen keuangan. Jajaran middle office menetapkan dan memantau limit risiko pasar dan secara berkala memastikan data pasar (market price) yang digunakan untuk mark to market/MTM. Jajaran back office melakukan settlement transaksi treasury dan secara harian menetapkan harga pasar (mark to market / MTM) pada akhir hari.

BRI telah mengimplementasikan sistem aplikasi treasury and market risk (GUAVA) yang merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang digunakan oleh fungsi front office, middle office dan back office. Melalui aplikasi ini dapat dilakukan pengukuran risiko pasar yang terintegrasi dengan proses transaksi harian. Selain

melakukan monitoring eksposur risiko instrumen, juga melakukan monitoring limit risiko pasar dan limit transaksi antara lain limit nominal transaksi dealer, cut loss limit, dan stop loss limit. Monitoring dilakukan secara harian sehingga mempercepat penyediaan informasi terkini yang mendukung pengambilan keputusan oleh pejabat lini dan manajemen secara tepat waktu, terutama untuk instrumen yang termasuk ke dalam klasifikasi diperdagangkan/trading.

Portofolio trading book adalah seluruh posisi instrumen keuangan dalam neraca dan rekening administratif serta transaksi derivatif yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan dan dapat diperdagangkan/ dipindahtangankan dengan bebas atau dapat dilindungi nilai secara keseluruhan yang timbul dari transaksi untuk kepentingan sendiri (proprietary position), atas permintaan nasabah, atau kegiatan perantaraan (brokering), dan dalam rangka pembentukan pasar (market making). Transaksi aset keuangan dan/atau derivatif yang ditujukan sebagai posisi trading hanya diperkenankan dimiliki dalam jangka waktu tertentu. Pengelompokan aset keuangan dan/atau derivatif ke dalam portofolio trading book diterapkan BRI secara konsisten, dan tidak dapat memindahkan posisi trading book ke portofolio banking book.

Pengelolaan portofolio banking book tidak dapat digunakan untuk transaksi trading dalam rangka mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga dalam jangka pendek. Portofolio banking book bertujuan digunakan untuk kepentingan likuiditas atau dimiliki hingga jatuh tempo.

Valuasi portofolio trading book dan banking book dilakukan dengan menggunakan kuotasi harga pasar dari instrumen yang diperdagangkan secara aktif (mark to market). Harga pasar tersebut mencerminkan transaksi aktual dan rutin yang dilakukan secara wajar. Hasil valuasi berdasarkan nilai pasar (mark to market) divalidasi secara periodik untuk memastikan konsistensi dan kewajaran harga pasar yang digunakan. Apabila harga pasar tidak tersedia karena instrumen tidak aktif diperdagangkan maka valuasi penetapan nilai wajar menggunakan pendekatan simulasi harga (mark to model).

BRI melakukan pengukuran risiko pasar untuk keperluan pemantauan risiko secara periodik maupun untuk perhitungan kecukupan modal. Penerapan perhitungan modal pada saat ini telah mengakomodasi Capital Accord 1988 dan 1996 yang memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar dalam perhitungan kecukupan permodalan bank. Sesuai capital accord tahun 1996 dan Basel II, perhitungan risiko pasar dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) pilihan metode, yaitu: metode standar (standard method) dan model internal (internal model).

Mengingat kompleksitas metodologi perhitungan risiko pasar, maka penerapan metode ini membutuhkan kesiapan perbankan untuk menerapkan perhitungan risiko pasar dalam perhitungan beban modal. Oleh karena itu, BRI memberlakukan penerapan pendekatan metodologi secara bertahap, dimulai dengan metode standar (standard method).

Sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI) perhitungan risiko pasar dengan metode standar yang wajib diperhitungkan bank secara individual terdiri dari risiko suku bunga dan risiko nilai tukar. Perhitungan Risiko Suku Bunga dengan metode standar dilakukan terhadap posisi seluruh instrumen keuangan BRI yang diklasifikasikan sebagai Trading Book yang terekspos Risiko Suku Bunga. Perhitungan Risiko Nilai Tukar dengan metode standar dilakukan terhadap posisi valuta asing BRI dalam Trading Book dan Banking Book yang terekspos Risiko Nilai Tukar.

Faktor risiko yang diperhitungkan dalam risiko suku bunga dalam metode standar yaitu:

a. Risiko Spesifik (Specific Risk) dari setiap efek atau instrumen keuangan, tanpa memperhatikan posisi long atau posisi short. Dengan demikian proses saling hapus (offset) tidak dimungkinkan kecuali posisi tersebut bersifat identik;

b. Risiko Umum (General Market Risk) dari keseluruhan portofolio, dimana posisi long atau posisi short dalam efek atau instrumen yang berbeda dapat dilakukan saling hapus

Nilai pasar surat berharga yang digunakan dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum adalah dirty price, yaitu nilai pasar surat berharga (clean price) ditambah dengan present value dari pendapatan bunga yang akan diterima (accrued interest). Present value atas accrued interest dapat tidak dilakukan apabila berdasarkan jangka waktu pembayaran kupon nilai present value tidak menimbulkan perbedaan yang material.

Perhitungan Risiko Nilai Tukar dilakukan terhadap semua posisi BRI baik Trading Book dan Banking Book dalam valuta asing termasuk emas dengan mengacu pada perhitungan Posisi Devisa Neto (PDN). Posisi suatu instrumen yang memiliki denominasi dalam valuta asing selain terkena Risiko Nilai Tukar, juga memungkinkan BRI terkena Risiko Suku Bunga (misalnya untuk cross- currency swaps). Dalam kasus tersebut maka eksposur Risiko Suku Bunga juga harus diperhitungkan. Beban modal untuk Risiko Nilai Tukar dari posisi valuta asing adalah sebesar 8% terhadap PDN yang dimiliki BRI secara keseluruhan pada akhir hari. PDN adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing ditambah dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.

Cakupan portofolio yang diperhitungkan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) antara lain:

1. Posisi yang dimiliki untuk dijual kembali dalam jangka pendek

2. Posisi yang dimiliki untuk tujuan memperoleh keuntungan jangka pendek dari pergerakan harga (price movement) secara aktual dan atau potensial

3. Posisi yang dimiliki untuk tujuan mempertahankan keuntungan arbitrase (locking in arbitrage profit)

4. Instrumen derivatif yang terkait dengan surat-surat berharga atau suku bunga antara lain Bond Forward, Bond Option, Interest Rate Swap, Cross Currency Swaps, Foreign Exchange Forward, Interest Rate Options, dan Forward Rate Agreements/FRAs.

5. Seluruh efek utang dengan suku bunga tetap atau mengambang dan seluruh instrumen keuangan yang memiliki karakteristik yang sejenis, termasuk sertifikat deposito yang dapat diperdagangkan (Negotiable Certificates of Deposits) dan surat-surat berharga yang dijual oleh BRI dengan syarat dibeli kembali (Repo/ Securities Lending).

6. Posisi valuta asing BRI dalam trading book dan banking book yang terekspos risiko nilai tukar

Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar

(dalam Rp juta)

No. Jenis Risiko

31 Desember 2012

Bank Konsolidasi Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Risiko Suku Bunga - - - -

a. Risiko Spesifik - - - -

b. Risiko Umum - - 4.203 52.531

2. Risiko Nilai Tukar 132.358 1.654.474 132.687 1.658.586

3. Risiko Ekuitas* - - - -

4. Risiko Komoditas* - - - -

5. Risiko Option - - - -

Total 132.358 1.654.474 136.889 1.711.117

Untuk mengantisipasi risiko pasar pada aktivitas treasury, BRI melakukan beberapa langkah-langkah pengukuran, pemantauan, dan pengendalian diantaranya:

1. Langkah-langkah pengukuran antara lain:

a. Sensitivity testing of interest rate, adalah suatu fungsi yang melakukan analisa terhadap tingkat sensitifitas suku bunga sehingga dapat dipergunakan sebagai indikator untuk memprediksi potensi risiko suku bunga dan strategi kebijakan trading aktivitas treasury.

b. Volatility of foreign exchange and interest rate, adalah suatu fungsi yang melakukan pengukuran terhadap tingkat volatilitas (perubahan) nilai tukar dan suku bunga berdasarkan tingkat keyakinan tertentu (confidence level) yang dapat dipergunakan untuk mengukur potensi risiko nilai tukar dan suku bunga pada portofolio trading aktivitas treasury.

BRI melakukan stress test secara

Dalam dokumen BBRI Annual Report 2012. pdf (Halaman 135-138)

Dokumen terkait