Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
secara konsisten telah memandu perusahaan
dalam menjalankan operasional usaha
sehingga mampu meningkatkan kepercayaan
stakeholders, corporate value dan menjamin
pertumbuhan yang berkelanjutan.
5,15
%
*
ROA
*
Data Bank saja
59,93
%
*
BOPO
*
Data Bank saja
Implementasi tata kelola secara konsisten
mendukung peningkatan kinerja
usaha kami yang berkelanjutan
Pada tahun 2012, dengan
implementasi tata kelola
perusahaan yang konsisten
diiringi dengan efisiensi operasi
perusahaan menghasilkan
Dana Pihak Ketiga
17,15
%
Kredit
22,92
%
NP L (Gross)
1,83
kontribusi pada pertumbuhan aset
berkualitas kami
Berlandaskan pada prinsip
Tata Kelola Perusahaan yang
baik, BRI telah menerapkan
kebijakan kredit yang
prudent
tanpa mengabaikan prospek
bisnis yang menjanjikan
sehingga menghasilkan
pertumbuhan aset yang
berkualitas.
±
42 juta
pertumbuhan yang berkelanjutan
Di tengah semakin agresifnya
kompetisi di industri perbankan,
BRI tetap mampu mempertahankan
kapasitasnya baik dalam hal
Kami memberikan layanan perbankan
yang lengkap dan berkualitas
didukung oleh jaringan usaha yang
tersebar luas
BRI semakin mengokohkan posisi sebagai
bank umum terbesar dengan ragam produk
dan layanan terlengkap yang berkualitas
untuk memenuhi kebutuhan perbankan
seluruh lapisan masyarakat di manapun
mereka berada.
Praktik-praktik dalam tata kelola yang
baik berperan dalam pengembangan
produk dan layanan berkualitas.
Pencapaian ini diperkuat dengan jaringan
usaha yang tersebar di seluruh wilayah
yang mencakup 9.052 unit kerja (mulai
dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor
Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI
Unit, sampai Kantor Kas dan TerasBRI)
serta 59.241 jaringan
e-Channel
(ATM,
Tata kelola yang baik
BRI berhasil mencatat pertumbuhan
yang berkualitas dan meletakkan
landasan yang kuat untuk terus
tumbuh secara berkelanjutan
melalui penerapan tata kelola
perusahaan yang baik, infrastruktur
TI yang handal serta peningkatan
kompetensi dan integritas SDM
Upaya tersebut diatas bertujuan
untuk meningkatkan kepercayaan
nasabah dan memberikan imbal
hasil optimal kepada para
stakeholders
.
Nilai Komposit
Self Assesment GCG
Ikhtisar Keuangan
Ikhtisar Data Keuangan Angka dari Laporan Keuangan
Konsolidasi dalam Rp miliar
2008 2009 2010 2011 2012
Neraca
Total Aset 246.077 316.947 404.286 469.899 551.337
Total Aset Produktif 228.781 299.063 379.696 432.647 499.042
Kredit - Gross 161.108 208.123 252.489 294.515 362.007
Total Liabilitas 223.720 289.690 367.612 420.079 486.455
Obligasi Rekap Pemerintah 16.352 15.027 13.626 8.996 4.316
Dana Pihak Ketiga 201.537 255.928 333.652 384.264 450.166
- Giro 39.923 50.094 77.364 76.779 80.075
- Tabungan 88.077 104.463 125.990 154.133 184.365
- Deposito 73.538 101.371 130.298 153.353 185.726
Liabilitas berbeban bunga lainnya 7.599 21.284 17.297 19.361 15.784
Modal/Ekuitas 22.357 27.257 36.673 49.820 64.882
Laba Rugi
Pendapatan Bunga:
- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah 28.097 35.334 44.615 48.164 49.610
- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah 26.166 33.528 43.109 47.053 49.004
Pendapatan Bunga Bersih
- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah 19.651 23.049 32.889 34.427 36.484
- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah 17.721 21.244 31.382 33.316 35.878
Pendapatan Operasional Lainnya 2.535 3.270 5.545 5.776 8.390
Biaya Operasional Lainnya (10.997) (11.960) (16.114) (17.086) (19.491)
Biaya CKPN (2.844) (5.799) (7.917) (5.533) (2.700)
Laba Sebelum Pajak 8.822 9.891 14.908 18.756 23.860
Laba Bersih Tahun Berjalan 5.958 7.308 11.472 15.088 18.687
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk N/A N/A 11.472 15.083 18.681
Laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non pengendali N/A N/A Nihil 5 6
Laba rugi komprehensif N/A N/A 11.559 15.296 18.681
Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk N/A N/A 11.559 15.288 18.652 Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non pengendali N/A N/A Nihil 8 29
Laba Bersih per Saham (Rp) 248.50 304.75 478.36 628.91 778.93
Rasio Keuangan Angka Bank Saja
Permodalan
Rasio Kecukupan Modal (CAR) * 13,18% 13,20% 13,76% 14,96% 16,95%
Aset Produktif
Aset Produktif& Non Produktif bermasalah terhadap total aset produktif
dan aset non produktif N/A 2,59% 2,19% 1,79% 1,19%
Aset Produktif Bermasalah 2,18% 2,68% 2,24% 1,85% 1,46%
CKPN aset keuangan terhadap aset produktif N/A 4,29% 4,58% 4,51% 3,43%
Kredit Bermasalah (NPL Gross) 2,80% 3,52% 2,78% 2,30% 1,78%
Profitabilitas
R O A 4,18% 3,73% 4,64% 4,93% 5,15%
R O E 34,50% 35,22% 43,83% 42,49% 38,66%
N I M 10,18% 9,14% 10,77% 9,58% 8,42%
B O P O 72,65% 77,66% 70,86% 66,69% 59,93%
Likuiditas
L D R 79,93% 80,88% 75,17% 76,20% 79,85%
Kepatuhan
Persentase Pelanggaran BMPK
- Pihak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
- Pihak Tidak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Persentase Pelampauan BMPK
- Pihak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
- Pihak Tidak Terkait Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Giro Wajib Minimum 5,57% 5,90% 8,05% 9,33% 10,64%
Posisi Devisa Netto 13,55% 5,22% 4,45% 5,49% 3,00%
Catatan:
Angka kinerja keuangan tersebut diatas merupakan laporan keuangan konsolidasi BRI dengan entitas perusahaan anak untuk tahun 2011 dan 2012: PT Bank BRISyariah, PT BRI Agroniaga Tbk.. BRI Remittance Co. Ltd, sedangkan untuk tahun 2010 hanya dengan PT BRISyariah. Rasio keuangan menggunakan data bank saja.
2011
2011
2011
2011
2011
2011 2010
2010
2010
2010
2010
2010 2009
2009
2009
2009
2009
2009 2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008 2012
2012
2012
2012
2012
2012
246.077 161.108 19.651
28.097
Fee Based Income
(dalam Rp miliar)
3.928
1.767 2.102
2.813 3.367
Laba Bersih
(dalam Rp miliar)
18.687
5.958 7.308
11.472 15.088 Dana Pihak Ketiga
(dalam Rp miliar)
450.166
201.537 255.928
333.652 384.264
ROE
(dalam %) BOPO(dalam %) CAR(dalam %)
38,66 59,93 16,95
34,50 72,65 13,18
35,22 77,66 13,20
43,83 70,86 13,76
Peristiwa Penting
Januari
Maret
Februari
April
Juni
Mei
Financial Lecture: Pasca-Investment Grade What’s Next?
18
Launching Produk BRIzzi di Bali
8
Seminar Refleksi 2011 & Outlook 2012 - Dengan Akselerasi Kinerja, BUMN Siap Menghadapi Dampak Krisis
25
Pembukaan BRI Prioritas di wilayah Kanwil BRI Yogyakarta
6
Penandatanganan MoU antara BRI dan Industrial
•
Bank of Korea Penandatanganan
• Letter of Intent antara BRI dan
Banco Nacional Comercial De Timor Leste
1
Paparan Kinerja Keuangan BRI Tahun 2011
•
Penandatanganan Kerjasama BRI dan Pemerintah Kabupaten
•
Bogor tentang Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan
28
Penandatanganan perjanjian kredit sindikasi proyek jalan tol Gempol-Pasuruan
1
CSR Berbagi Kacamata BUMN Peduli
26
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRI Tahun 2012
28
Penandatanganan MoU antara BRI dan Kementerian Perumahan Rakyat
14
Pameran Adikriya
7
Penandatanganan perjanjian kredit investasi antara BRI dan Petrokimia Gresik
27
Penandatanganan MoU antara BRI dan Telkomvision
Oktober
September
Desember
November
Launching produk BRI Mobile
2
Public Expose BRI Tahun 2012
28
Pameran Indocomtech (31 Oktober-4 November 2012)
4
Kunjungan Kamar Dagang dan Industri Afrika Selatan
16
International Microfinance Conference 2012 di Yogyakarta
22-23
CSR Beasiswa kepada Mahasiswa Universitas Terbuka
4
CSR Bantuan Pengadaan Kapal Pintar
10
Family Day HUT BRI ke 117
23
Sunday Festival
16
10
Buka Puasa Bersama 3.500 Anak Yatim PiatuPenghargaan dan Sertifikasi
Best Bank 5 Consecutive Years
Majalah Investor
Best of the year 2011 for Indonesia
The Banker Award 2011
Forbes Global 2000
The World’s Biggest Public Companies (2000 Perusahaan Publik Terbesar di Dunia)
Forbes
The Most Valuable Brand in Indonesia
Product Category: Banks
SWA
Banking Service Excellence Award 2012 5th Overall Performance for
Commercial Bank
MRI & Infobank
Banking Service Excellence Award 2012 1st Best SMS Banking
MRI & Infobank
Pencapaian kinerja B
RI
selama tahun 2012 t
elah
mendapatkan apresia
si
dan pengakuan dari p
ihak
eksternal yang indepe
nden.
Top 10 dari 300 Bank dengan ROE terbaik di seluruh Asia dan 10 Bank terbesar dalam Pembagian Dividen
Kesetiakawanan Award 2012 Kategori Lembaga Pembiayaan
Departemen Sosial RI 25 Listed Company in Sustainable Responsible
Investment (SRI) KEHATI Index
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia
Service Quality Award 2012 untuk BRI Prioritas
Carre
Sertifikasi
ISO 9001:2008 SNI ISO 9001:2008
Sentra Operasi BRI telah beroperasi dengan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan ISO
9001:2008 untuk bidang Provision of Payment System by RTGS, Clearing and Remmittance. Sertifikasi dari Lloyd’s Register Quality Assurance, pada tanggal 12 Desember 2012dan berlaku sampai dengan tanggal 12 Desember 2015
Daftar Isi
Ikhtisar Keuangan 12 Peristiwa Penting 14 Penghargaan dan Sertifikasi 16
Laporan Manajemen 21
Sambutan Komisaris Utama 22 Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun 2012
26 Dewan Komisaris 30 Sambutan Direktur Utama 32
Direksi 42
Pernyataan dan Tanggung Jawab Laporan Tahunan 2012
44
Profil Perusahaan 46
Informasi Umum Perusahaan 48
Sekilas BRI 50
Milestone 51
Visi Misi 52
Nilai-nilai Utama Perusahaan 53 Produk dan Jasa 54 Peta Wilayah Operasional/Jaringan Kantor 56 Foto Jaringan Kerja 58 Struktur Organisasi 60 Entitas Anak dan Asosiasi 62 Lembaga Penunjang Pasar Modal 63
Informasi Bagi Investor 65
Ikhtisar Saham 66 Ikhtisar Obligasi 67 Kronologi Pencatatan Saham 68
Management Stock Option Plan 69
Komposisi Pemegang Saham 70 Kondisi Pasar Modal dan Kinerja Saham 71 Dividen dan Kebijakan Dividen 72 Obligasi Sub-Ordinasi 73
Tinjauan Operasional 74
Prospek dan Strategi Umum 76 Pengelolaan Sumber Daya Manusia 78
Pemasaran 86
Teknologi Informasi 94 Sentra Operasi 96 Manajemen Aktiva Tetap dan Pengadaan
Barang Jasa
98 Manajemen Risiko 100
Analisis dan Pembahasan Manajemen 153
Tinjauan Umum 156 Tinjauan Bisnis 158
Bisnis Mikro dan Program 159
Bisnis Ritel 164
Bisnis BUMN dan Korporasi 172
Bisnis Internasional 175
Bisnis Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal
178 Tinjauan Keuangan 182
Laporan Laba Rugi 183
Laporan Posisi Keuangan 190
Arus Kas 198
Rasio Keuangan 199
Belanja Barang Modal Dan Komitmen Untuk Belanja Barang Modal
200
Informasi Keuangan Lainnya 201
Informasi Material Lain 203
Entitas Anak Usaha 210
PT Bank BRI Syariah 210
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 212
BRI Remittance Co. Ltd 213
Tata Kelola Perusahaan 214
Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan 216 Penilaian Penerapan Tata Kelola Perusahaan 217 Road Map Penerapan GCG 219 Pedoman, Struktur dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
221 Rapat Umum Pemegang Saham 228 Hubungan Komisaris dan Direksi 231 Dewan Komisaris 233
Direksi 240
Komite 253
Sekretariat Perusahaan 272 Sistem Pengendalian Intern 276 Fungsi Kepatuhan 277 Tata Kelola TI (IT Governance) 281 Audit Intern 284 Audit Ekstern 288 Kode Etik dan Budaya Perusahaan 289
Whistleblowing System 294
Perkara Hukum 297
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 299
Asas dan Komitmen 300 Tanggung Jawab Terhadap Konsumen/Nasabah 302 Tanggung Jawab Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja
306 Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan 309
Tanggung Jawab Terhadap Komunitas 310 Program CSR Perusahaan 312
Informasi Perusahaan 316
Profil Komisaris 318 Profil Direksi 322 Profil Komite Dewan Komisaris 326 Daftar Pejabat Senior 329 Alamat Kantor 330
Unit Kerja 331
Alamat Kontak Bagi Pembaca 332
Laporan Keuangan 335
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Konsolidasian
336 Laporan Auditor Independen 338 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 339 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 343 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 346 Laporan Arus Kas Konsolidasian 349 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 351
Lampiran 531
Press Release 2012 531 Korespondensi dengan
Bapepam-LK dan BEI
534 Referensi Bapepam-LK 538
Referensi Bapepam-LK
538
Kesuksesan BRI dalam
mempertahankan
pertumbuhan yang berkualitas
menunjang pencapaian kinerja
yang optimal dan menciptakan
fondasi yang kuat untuk
pertumbuhan berkelanjutan.
Total CAR
Tier1 CAR
15,86
%
*
16,95
%
*
Sambutan Komisaris Utama
ahun 2012 sebagai tahun ekspansi yang
dilaksanakan dengan
prudent
sesuai
dengan prinsip tata kelola terbaik yang
didukung dengan pengembangan jaringan
kerja berbasis teknologi informasi terkini
dengan hasil membanggakan, berupa kenaikan
laba bersih 23,86% mencapai Rp18,69 triliun,
berasal dari peningkatan pendapatan bunga
bersih, perbaikan kualitas dan
outstanding
kredit, efisiensi operasional dan kontribusi
fee
based income
yang semakin meningkat.
T
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia yang diberikan sehingga pada tahun 2012 Perseroan dapat mencapai kinerja yang sangat baik.
Bunasor Sanim
Pencapaian kinerja Perseroan tahun 2012 mengalami peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dalam besaran dan rasio keuangan pokok tahun 2012, seperti total aset sebesar Rp551,34 triliun atau naik 17,33%, kredit yang disalurkan sebesar Rp362,01 triliun atau naik 22,92%, dana pihak ketiga sebesar Rp450,17 triliun atau naik 17,15%, pendapatan bunga bersih sebesar Rp36,48 triliun atau naik 5,97%, laba setelah pajak sebesar Rp18,69 triliun atau naik 23,86%, dan non performing loan gross
sebesar 1,83% atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2011 sebesar 2,32%. Disamping itu, jaringan kantor Perseroan dengan dukungan teknologi informasi yang semakin handal mengalami penambahan sebanyak 977 Unit Kerja baru, yang terdiri dari 15 Kantor Cabang, 43 Kantor Cabang Pembantu, 125 BRI Unit, 44 Kantor Kas, 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI Keliling. Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran Perseroan dan stakeholders atas kerja keras dan dukungan yang telah diberikan selama tahun 2012 sehingga pencapaian kinerja Perseroan lebih baik dibandingkan pencapaian kinerja tahun sebelumnya.
Perekonomian Indonesia tahun 2013 diprediksi berpotensi untuk tumbuh tinggi, didorong oleh potensi pasar domestik Indonesia yang menjadi pull factor untuk investasi, permintaan domestik yang terus tumbuh, ketersediaan dan kualitas infrastruktur menjadi prioritas Pemerintah untuk meningkatkan investasi, dan angka inflasi diperkirakan masih terjaga di level yang rendah. Terkait hal tersebut, Dewan Komisaris optimis bahwa kinerja Perseroan tahun 2013 akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012.
Upaya untuk meningkatkan kinerja Perseroan pada tahun 2013 membutuhkan dukungan semua
Destination Statement Perseroan pada tahun 2013 yaitu menjadi “Bank dengan Pertumbuhan Bisnis Mikro, Kecil, dan Menengah Terbaik di Indonesia” sejalan dengan concern Dewan Komisaris mengingat perkembangan dunia usaha yang dinamis dan kompetitif, terlebih status Perseroan sebagai listed company sehingga seluruh jajaran Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia senantiasa dituntut untuk menjalankan tugasnya dengan semaksimal mungkin, sehingga destination statement tersebut dapat terwujud.
Pada tahun 2013, Dewan Komisaris sebagai organ Perseroan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugas di bidang pengawasan, sekaligus bekerjasama secara harmonis dengan jajaran Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kekuatan dan bimbingan serta kemudahan bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bunasor Sanim
Pendahuluan
Sebagai wujud atas pelaksanaan tugas utama Dewan Komisaris Perseroan yang pada pokoknya menjalankan fungsi pengawasan, maka Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama tahun 2012 dituangkan dalam buku Laporan Tahunan Perseroan. Laporan ini merupakan uraian secara garis besar atas pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris, yang dimaksudkan supaya stakeholders
memperoleh informasi mengenai kegiatan atau aktifitas Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan tersebut.
Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris selama tahun 2012 dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan dimaksudkan antara lain supaya Dewan Komisaris mengetahui bahwa Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dapat dilaksanakan dengan baik, prinsip-prinsip good corporate
governance dan manajemen risiko dilaksanakan
dengan tertib pada seluruh unit organisasi, dan operasional Perseroan dalam memberikan layanan dapat berjalan secara maksimal.
Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris pada prinsipnya berupa pengawasan aktif dengan melakukan pembahasan atas pencapaian kinerja secara berkala dan juga melakukan kunjungan kerja ke Unit-Unit kerja. Disamping itu, dilakukan pula pengawasan pasif berupa evaluasi atau telaahan atas operasional bank berdasarkan laporan-laporan yang diterima oleh Dewan Komisaris. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris didukung oleh Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi dan Remunerasi.
Sistematika laporan pengawasan yang dituangkan dalam laporan tahun ini meliputi uraian secara garis besar mengenai Rekomendasi Pengawasan dan Pencapaian Kinerja Perseroan tahun 2012.
Rekomendasi Pengawasan
Perkreditan
1.
Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi agar penyaluran kredit dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan disertai dengan peningkatan kualitas pengendalian intern, sehingga target kualitas kredit di akhir tahun 2012 dapat tercapai.
Dewan Komisaris mendukung langkah-langkah dan kebijakan Direksi dalam meningkatkan ekspansi kredit melalui strategi trickle down business. Selain itu Dewan Komisaris selalu berperan aktif memberikan saran dan masukan dalam forum konsultasi kredit antara Direksi dan Komisaris yang dilaksanakan untuk pemberian kredit kepada Kreditur dalam jumlah tertentu.
Pendanaan
2.
Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi dan saran agar Perseroan mengupayakan peningkatan dana murah sehingga tingkat bunga yang diberikan kepada nasabah dapat lebih kompetitif dibandingkan dengan Bank pesaing. Pencapaian target kenaikan dana pihak ketiga pada tahun 2012 agar selalu dilakukan secara berkesinambungan sepanjang tahun, sehingga dapat mendukung pencapaian target ekspansi kredit. Sedangkan terkait rencana penerbitan
Global Bond pada tahun 2013, agar dilaksanakan dengan berdasar pada analisa yang cermat, dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta term & condition
yang paling menguntungkan bagi Perseroan.
Pendapatan dan Beban
3.
Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi dan saran agar Perseroan mengupayakan peningkatan pendapatan yang bersumber dari pendapatan selain bunga antara lain melalui aktifitas trade finance, remittance, cash management, dan transactional account dengan memanfaatkan jaringan Unit Kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan terkait dengan beban, Dewan Komisaris senantiasa memberi saran agar Perseroan senantiasa mengupayakan peningkatan efisiensi.
Permodalan
4.
Dewan Komisaris merekomendasikan agar pertumbuhan modal Perseroan dioptimalkan bersumber dari laba Perseroan.
Sumber Daya Manusia
5.
Sumber Daya Manusia memiliki peran yang sentral dalam Perseroan, oleh karena itu Dewan Komisaris senantiasa memberi perhatian khusus terhadap pengelolaan SDM Perseroan. Selama tahun 2012 Dewan Komisaris telah memberikan berbagai saran dan rekomendasi kepada Manajemen terkait dengan pengelolaan SDM, antara lain tentang akselerasi pemenuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan bisnis dengan tetap memperhatikan peningkatan kualitas SDM melalui penyempurnaan kualitas pendidikan dan pelatihan, serta internalisasi dan penerapan budaya Perusahaan.
Dalam pelaksanaan strategi pengembangan karir, Dewan Komisaris selalu menekankan pengalaman yang disertai kompetensi dan kualitas kepemimpinan, serta memberi perhatian khusus terhadap pengembangan kompetensi dan pengalaman para pekerja baru yang merupakan calon-calon bankir profesional di masa depan.
Selain itu Dewan Komisaris juga mendukung langkah-langkah perbaikan kebijakan di bidang ketenagakerjaan dan implementasinya yang telah dilakukan oleh Manajemen guna mendukung strategi
perlunya peningkatan peran Teknologi Informasi dengan pemenuhan sarana dan prasarana untuk mendukung SDM dalam operasional Perusahaan dalam rangka meningkatkan produktifitas dan kinerja SDM.
Teknologi Informasi
6.
Teknologi Informasi merupakan salah satu aspek penting dalam upaya meningkatkan efisiensi sekaligus layanan kepada nasabah, oleh karena itu dipandang perlu untuk menitikberatkan pada fokus utama yaitu:
a. Peningkatan kehandalan jaringan guna selalu menjamin tersedianya layanan prima kepada nasabah.
b. Optimalisasi Teknologi Informasi guna mendukung peningkatan akurasi, kecepatan, dan kualitas operasional Perusahaan.
Pengendalian Intern
7.
Fokus perhatian dalam proses pengendalian intern yaitu terhadap hasil pemeriksaan auditor internal dan eksternal, dan tindak lanjut yang dilakukan terhadap hal tersebut. Peningkatan monitoring oleh Manajemen BRI terhadap tindak lanjut yang dilakukan oleh Unit Kerja atas hasil pemeriksaan audit tersebut, termasuk juga terkait tenggat waktu dan upaya perbaikan yang dilakukan oleh Unit Kerja merupakan hal yang sangat penting yang harus menjadi perhatian Manajemen, disamping upaya lain yaitu optimalisasi peran dan fungsi Manajemen Risiko di setiap Unit Kerja BRI.
Penyertaan Modal
8.
9. Belanja Modal
Penyusunan anggaran belanja modal diselaraskan dengan perencanaan proyek selama tahun 2012. Selain itu, penggunaan anggaran tersebut perlu dioptimalisasikan supaya layanan kepada nasabah dapat ditingkatkan.
10. Jaringan Kantor
Penambahan jaringan Unit Kerja perlu diimbangi dengan peningkatan koordinasi antar Unit Kerja sehingga terjadi sinkronisasi dan dapat mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan. Adapun koordinasi yang dimaksud mencakup:
a. Sumber Daya Manusia, terkait manning analysis, penetapan formasi, dan pemenuhan formasi dilakukan dengan koordinasi aktif antar Unit Kerja yang terlibat.
b. Teknologi Informasi, terkait pengadaan
e-channel, dilakukan antara Divisi Teknologi Sistem Informasi, Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel, dan Unit Kerja pengguna.
c. Logistik pendukung, terkait pengadaan tanah, gedung, dan sarana serta prasarana Kantor dilakukan oleh Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik dan Unit Kerja pengguna.
11. Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL)
Optimalisasi penggunaan dan penyaluran dana PKBL agar menjadi perhatian seluruh Unit Kerja yang terkait dengan berdasarkan pada ketentuan yang berlaku. Adapun pencatatan dan pertanggungjawaban penggunaan dan penyaluran dana tersebut harus dilakukan dengan baik sesuai dengan kaidah akuntansi yang berlaku.
Kinerja Perseroan tahun 2012
Keuangan
1.
Kinerja keuangan Perseroan pada akhir tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan kinerja keuangan Perseroan pada akhir tahun 2011, antara lain terlihat dari peningkatan dan perbaikan beberapa parameter yaitu:
a. Total aset sebesar Rp551,34 triliun, naik sebesar 17,33% dibandingkan posisi akhir Desember 2011 sebesar Rp469,90 triliun.
b. Kredit yang disalurkan mencapai Rp362,01 triliun, naik sebesar 22,92% dibandingkan posisi Desember 2011 sebesar Rp294,52 triliun. c. Dana pihak ketiga mencapai Rp450,17 triliun,
naik sebesar 17,15% dibandingkan posisi Desember 2011 sebesar Rp384,26 triliun. d. Non performing loan gross sebesar 1,83% atau
mengalami perbaikan dibandingkan posisi Desember 2011 sebesar 2,32%.
e. Pendapatan bunga bersih sebesar Rp36,48 triliun, naik sebesar 5,97% dibandingkan posisi Desember tahun 2011 yaitu Rp34,43 triliun. f. Total laba setelah pajak sebesar Rp18,69
triliun, naik sebesar 23,86% dibandingkan total laba setelah pajak pada akhir Desember 2011 sebesar Rp15,09 triliun.
Rentabilitas
2.
Rentabilitas Perseroan tetap memberikan kinerja yang baik, dimana kredit merupakan salah satu kekuatan utama dalam pencapaian laba, tercermin pada perolehan laba tahun 2012 sebesar Rp18,69 triliun. Pencapaian kinerja laba didukung pula dengan membaiknya kualitas kredit.
Permodalan
3.
Realisasi CAR (bank) sebesar 16,95%, diatas CAR minimum yang dipersyaratkan oleh BI yaitu sebesar 8%. Hal ini menunjukkan komposisi permodalan Perseroan sangat sehat karena didominasi oleh modal inti yang mayoritas berasal dari laba.
Kualitas Kredit
4.
Perseroan terus berusaha menjaga kualitas kredit dengan baik, Hal tersebut tampak pada hasil yang cukup positif yaitu angka Non Performing Loan (NPL) gross pada tahun 2012 sebesar 1,83%, mengalami perbaikan yang cukup signifikan dibandingkan angka Non Performing Loan (NPL) gross pada tahun 2011 yaitu sebesar 2,32%.
Perubahan Susunan Dewan
Komisaris Perseroan Tahun 2012
Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Sdr. Agus Suprijanto atas segala sumbangsih dan komitmennya selama menjabat sebagai Komisaris BRI. Kami juga menyampaikan ucapan selamat datang kepada Sdr. Mustafa Abubakar sebagai Wakil Komisaris Utama, Sdr. Vincentius Sonny Loho sebagai Komisaris dan Sdr. Ahmad Fuad sebagai Komisaris Independen, dengan harapan kerja sama dan koordinasi yang baik dapat kita bangun dan wujudkan bersama demi pertumbuhan berkelanjutan BRI.
Demikian Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris atas pelaksanaan usaha Perseroan tahun 2012
Dewan Komisaris
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Dewan Komisaris
5 6 7 8
Heru Lelono
Komisaris
Bunasor Sanim
Komisaris Utama/Komisaris Independen
Adhyaksa Dault
Komisaris Independen
Aviliani
Komisaris Independen
Vincentius Sonny Loho
Komisaris
Mustafa Abubakar
Wakil Komisaris Utama
Hermanto Siregar
Komisaris
Ahmad Fuad
Komisaris Independen
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
Sambutan Direktur Utama
ahun 2012 bagi BRI merupakan tahun
pembentukan landasan yang kokoh bagi
pertumbuhan yang
sustainable
ke depan. Hal
ini dilaksanakan dengan pertumbuhan bisnis yang
prudent
sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik
yang didukung dengan pengembangan jaringan
kerja berbasis teknologi informasi terkini dengan
hasil membanggakan. Pertumbuhan kredit yang
prudent
dengan fokus pada perbaikan kualitas kredit,
perluasan basis nasabah dan optimalisasi jaringan
kerja mampu menghasilkan pendapatan bunga bersih
sebesar Rp36,48 triliun, penurunan NPL menjadi 1,83%,
yang ditunjang oleh kenaikan
fee based income
yang
pada akhirnya menghasilkan pencapaian laba bersih
sebesar Rp18,69 triliun atau naik sebesar 23,86%
dibandingkan laba bersih tahun 2011.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan, karena berkat rahmat-Nya BRI dapat melalui tahun 2012 dengan hasil yang baik. Atas nama Direksi BRI, perkenankan kami menyampaikan beberapa pencapaian utama kinerja BRI selama tahun buku 2012 kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Kondisi Perekonomian dan Perbankan Indonesia tahun 2012
Ketahanan ekonomi Indonesia ditengah ketidakpastian perekonomian global selama tahun 2012 terlihat cukup baik. Ekonomi Indonesia tumbuh 6,23% selama tahun 2012 dengan didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga sejalan dengan naiknya tingkat kepercayaan konsumen dan terjaganya daya beli masyarakat. Sementara tingginya investasi didorong oleh tingginya permintaan pasar domestik yang dibarengi oleh optimisme pelaku usaha.
Kontributor utama pertumbuhan
perekonomian Indonesia adalah
konsumsi domestik, terutama
konsumsi rumah tangga yang
mencapai 54,56% dari PDB
Inflasi selama tahun 2012 sebesar 4,30% (yoy), atau masih berada pada kisaran target inflasi Bank Indonesia yang ditetapkan sebesar 4,5% + 1%.
Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terjadi selama tahun 2012, diakibatkan oleh tingginya impor. Namun, mendekati akhir tahun 2012 intensitas tekanan nilai tukar tersebut berangsur menurun. Selama tahun 2012 nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berkisar pada Rp8.892-Rp9.707/US Dollar.
Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan selama tahun 2012 juga terlihat terjaga cukup baik. Kinerja industri perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang tercatat sebesar 17,43% jauh diatas batasan minimum 8%. Kualitas kredit juga terjaga dengan baik, tercermin pada tingkat NPL (gross) sebesar 1,87%
yang berada jauh dibawah batasan maksimum NPL sebesar 5%. Pertumbuhan kredit dibulan Desember (yoy) 2012 tercatat sebesar 22,97%, didominasi oleh pertumbuhan kredit produktif sekaligus mencerminkan kondisi dan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kinerja Bisnis BRI di tahun 2012
Pertumbuhan Kredit yang
Prudent
dan Berkualitas dengan Tetap Berfokus
pada Segmen Mikro, Kecil dan Menengah
Salah satu pencapaian strategis BRI selama tahun 2012 adalah berhasilnya BRI membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas. Hal ini tercermin pada terus menurunnya tingkat Non Performing Loan (NPL) dari 2,32% di akhir tahun 2011 menjadi 1,83% di tahun 2012, dibawah target internal maksimum NPL sebesar 3% dan jauh dibawah batasan maksimum NPL BI yang sebesar 5%. Dengan tingkat pertumbuhan kredit BRI yang prudent di sekitar 22,92% selama tahun 2012, fakta bahwa NPL tetap dapat diturunkan tanpa harus memacu pertumbuhan diluar batas prinsip kehati-hatian mencerminkan bahwa portofolio kredit BRI selama tahun 2012 merupakan portofolio kredit yang sehat dan berkualitas.
Komposisi PDB Menurut Penggunaan
Konsumsi Pengeluaran Pemerintah
Investasi Ekspor
Impor
54,56
33,16
24,26
25,81
8,89
Hal penting lainnya yang dicapai selama tahun 2012 adalah pelaksanaan rencana strategis BRI untuk tetap fokus kepada segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM). Pencapaian terhadap rencana strategis ini tercermin dari besarnya porsi kredit kepada segmen ini, yang mencapai 75% dari total kredit yang disalurkan BRI selama tahun 2012. Dari semua segmen kredit, Kredit Mikro merupakan kontributor terbesar, mencapai 30,7% dari total kredit yang diberikan.
Revitalisasi bisnis yang dilakukan di segmen Bisnis Mikro selama tahun 2011, juga mulai menampakkan hasilnya di tahun 2012. Revitalisasi yang meliputi perluasan customer base, penambahan kapasitas tenaga pemasaran kredit, perluasan jaringan serta product development
berjalan sesuai yang diharapkan. Di sisi perluasan jaringan, BRI telah menambah 125 BRI Unit, 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI keliling, sesuai dengan target pembukaan outlet tahun 2012. Bahkan dengan mempertimbangkan kinerja dan potensi bisnisnya, selama tahun 2012, 14 Kantor Cabang Pembantu telah ditingkatkan skala usahanya menjadi Kantor Cabang, 6 Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu dan 26 TerasBRI menjadi BRI Unit.
Perluasan jaringan kerja tersebut diikuti dengan meningkatnya produktivitas outlet selama tahun 2012, khususnya pada TerasBRI. Produktivitas TerasBRI tercatat sebesar Rp2,99 miliar per teras untuk kredit dan Rp1,27 miliar per Teras untuk simpanan, meningkat dari posisinya di tahun 2011 yang sebesar Rp2,21 miliar per Teras untuk kredit dan Rp0,73 miliar per Teras untuk simpanan.
Proses revitalisasi bisnis mikro BRI mulai memperlihatkan hasil pada triwulan kedua 2012, sebagaimana terlihat pada bertambahnya jumlah rekening pinjaman dan simpanan mikro BRI. Jumlah rekening Kredit Mikro BRI mencapai 5,5 juta rekening, meningkat dari di tahun 2011 yang tercatat sebesar 5,29 juta rekening. Di sisi Simpanan juga terjadi peningkatan, dari 21,85 juta rekening di tahun 2011 menjadi 24,97 juta rekening di tahun 2012. Besarnya jumlah rekening dalam portofolio kredit dan simpanan mikro BRI menunjukkan bahwa Bisnis Mikro BRI mampu menjangkau hingga grass rootcommunity yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Dengan profil yang demikian, maka tidak dapat dipungkiri bahwa BRI dengan model bisnisnya telah membantu mewujudkan upaya finansial inclusion di Indonesia dengan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip bisnis perbankan yang sehat dan sustainable.
Penghimpunan Dana
Dari sisi dana pihak ketiga, BRI berhasil melaksanakan rencana strategisnya dalam hal penghimpunan dana untuk tetap fokus pada sumber dana murah. Selama tahun 2012 terlihat dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun BRI terus tumbuh dengan komposisi dana murah yang optimal. Komposisi dana murah terhadap total dana pihak ketiga mencapai sekitar 60% sesuai target komposisi simpanan ideal yang ditetapkan.
Pengembangan
e-banking
dan
Fee Based Income
Pengembangan e-banking melalui pembangunan e-channel merupakan implementasi rencana jangka panjang BRI untuk mengembangkan fee based income sebagai sumber pendapatan selain pendapatan bunga, sekaligus rencana jangka panjang untuk menjadi payment gateway dalam sistem keuangan Indonesia. Hal ini dilakukan dengan terus mengembangkan e-banking serta melalui pembangunan
e-channel secara berkelanjutan. Dalam pembangunan e-channel, selama tahun 2012 BRI telah mempunyai 14.292 ATM, merupakan jaringan ATM terbesar diantara bank bank di Indonesia dengan lokasi ATM yang tersebar luas hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Selain ATM, e-chanel BRI juga didukung oleh 44.715 unit EDC serta layanan phone banking, SMS banking dan internet banking.
Hasil dari semua usaha pengembangan e-banking dalam tahun 2012 adalah peningkatan
fee based income yang berasal dari peningkatan transaksi e-banking. Pertumbuhan fee yang berasal dari transaksi yang dilakukan di ATM BRI mencatat pertumbuhan tertinggi kedua setelah
fee yang berasal dari trade finance. Pemegang debit card juga mengalami peningkatan yang merupakan proxy dari potensi peningkatan transaksi e-banking dan fee based income. Semua pengembangan jaringan baik konvensional maupun e-channel, merupakan salah satu cara untuk mencapai target sebagai bank yang berperan sebagai national payment gateway dalam sistem perekonomian Indonesia yang inklusif dan mampu menjangkau segmen UMKM yang merupakan core business BRI.
Pencapaian Laba dan Kondisi Permodalan
Penerapan strategi yang tepat dan konsisten yang diikuti oleh komitmen serta kerja keras dari jajaran manajemen beserta seluruh pekerja membuahkan hasil yang menggembirakan. Pada akhir tahun 2012, BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp18,69 triliun, atau meningkat 23,86% dari posisi tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp15,09 triliun disertai Net Interest Margin
(NIM) yang mencapai 8,42%. Selain pertumbuhan bisnis yang berkualitas, kenaikan laba bersih BRI juga dengan ditunjang terjaganya efisiensi operasional, tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang tercatat sebesar 59,93%, dan Cost Efficiency Ratio yang dapat dijaga berada pada 43,11% pada akhir tahun 2012.
Kendala yang Dihadapi dan Solusinya
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan bisnis BRI terutama adalah pemenuhan sumber daya manusia secara tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan bisnis. Penerapan sistem yang tepat dan efisien dalam pemenuhan tenaga pemasaran merupakan salah satu hal yang kritikal dalam menunjang pengembangan bisnis BRI, terutama pada segmen bisnis mikro yang sangat mengandalkan ketersediaan tenaga Mantri (petugas kredit mikro BRI) sebagai ujung tombak.
Prinsip community banking yang diterapkan oleh BRI dalam pengembangan bisnis mikronya menuntut ketersediaan tenaga Mantri yang mempunyai pengetahuan tentang budaya dan praktek bisnis lokal yang mendalam disertai integritas yang tinggi.
Selama tahun 2012, BRI telah melakukan penambahan Mantri sebanyak 6.727 orang, sehingga rasio mantri per BRI unit menjadi 3,1 orang per BRI unit di tahun 2012 meningkat dari 2,01 orang per BRI unit di tahun 2011. Peningkatan rasio ini mencerminkan peningkatan kapasitas unit mikro BRI dalam ekspansi bisnis mikro BRI pada tahun-tahun mendatang.
Tata Kelola Perusahaan – Menuju GCG
Excellence
Penerapan Tata Kelola Perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG) di BRI dilaksanakan secara bertahap, dimulai dengan perumusan, implementasi, evaluasi dan monitoring dengan target pencapaian GCG excellence yaitu suatu kondisi dimana GCG dilaksanakan secara konsisten di seluruh sendi dan lapisan organisasi serta menjadi nafas kehidupan organisasi. Proses penyusunan kebijakan dan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BRI berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, The Indonesian Corporate Governance Code dan GCG Charter BRI yang telah disempurnakan sebanyak 3 (tiga) kali sesuai dengan perkembangan yang ada.
Tahapan penerapan GCG selanjutnya yaitu implementasi telah pula dilaksanakan dan akan disempurnakan secara berkelanjutan. Tahapan implementasi GCG yang telah dilaksanakan antara lain meliputi sosialisasi internal dalam rangka peningkatan awareness terhadap GCG, pengembangan GCG Tools yang meliputi pengembangan whistleblowingsystem, sistem pengaduan nasabah, penerapan e-procurement, pembentukan Pakta Integritas, dan OPRA system. Untuk alat
monitoring pelaksanaan GCG juga telah dikembangkan Dashboard Kepatuhan yang berperan
sebagai early warning system terhadap pelaksanaan GCG BRI
Tahap selanjutnya meliputi pelaksanaan monitoring dan evaluasi, antara lain meliputi pelaksanaan
assessment GCG BRI baik secara self assessment maupun third party assessment, evaluasi kinerja Perusahaan berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan serta evaluasi kebijakan dan sistem BRI secara berkala.
Tahap implementasi monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkelanjutan guna tercapainya GCG Excellence. Selama tahun 2012 telah dilaksanakan berbagai kegiatan implementasi yang antara lain meliputi kegiatan sosialisasi secara internal maupun eksternal, serta review dan penyempurnaan kebijakan terkait GCG di BRI.
Rp
18,69
triliun
Laba bersih
23,86
%
mencapai
Evaluasi dilaksanakan melalui Self Assessment GCG sesuai Peraturan Bank Indonesia dengan hasil kualifikasi “SANGAT BAIK”. Sedangkan assessment dari third party dilaksanakan melalui proses riset dan pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diselenggarakan oleh The Indonesia Institute of Corporate Governance (IICG) bekerjasama dengan majalah SWA menghasilkan predikat BRI sebagai “Bank yang Terpercaya”
GCG merupakan komitmen yang sangat teguh dilaksanakan oleh Manajemen dan seluruh pekerja BRI. Komitmen pelaksanaan GCG tersebut dinyatakan secara tertulis dalam misi BRI butir ke-2 yaitu “Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh SDM yang profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate Governance”. Kesungguhan akan pelaksanaan GCG juga tercermin dari dipilihnya GCG sebagai tema tahunan untuk tahun 2012, yaitu menjadi bank terbaik di Indonesia dengan praktik-praktik Good Corporate Governance yang baik.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko yang handal merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh bank dengan skala operasi luas yang disertai dengan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan seperti BRI.
Untuk mendapatkan suatu sistem manajemen risiko serta untuk menjaga obyektivitas penilaian dan pengukuran manajemen risiko, maka fungsi manajemen risiko di BRI merupakan fungsi yang independen terhadap fungsi bisnis dan fungsi audit. Pengelolaan manajemen risiko BRI dilaksanakan dengan konsep tiga baris pertahanan atau Three Lines of Defense. First Line of Defense yaitu unit kerja bisnis/operasional dengan aktivitas fungsional sebagai pihak yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengendalian interen dan menjaga kualitas output
dan proses bisnis sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Second line of
defense adalah unit kerja manajemen risiko yang memantau penerapan manajemen risiko BRI
sesuai toleransi risiko dan Third Line of Defense adalah unit kerja audit internal yang berfungsi melakukan pengendalian melalui evaluasi kepada first line dan second line of defense serta melaporkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris secara independen.
BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara terpadu (enterprise-wide risk management)
untuk mengendalikan delapan jenis risiko melalui penerapan empat pilar yang terdiri dari pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit yang senantiasa dievaluasi dan diperbaharui secara berkala sesuai dengan perkembangan operasional dan bisnis BRI, pengembangan proses manajemen risiko dan sistem informasi manajemen risiko, serta sistem pengendalian interen.
Pengembangan
Human Capital
: Estafet Kepemimpinan
yang Berkelanjutan
BRI sangat menyadari pentingnya sumber daya manusia dalam pengembangan dan kesinambungan bisnis BRI Untuk itu, BRI secara berkelanjutan mempersiapkan future leaders melalui Program Pengembangan Staf (PPS) dimana setiap management trainee yang direkrut akan mengikuti program pendidikan intensif selama 13 bulan penuh. Selama tahun 2012 BRI telah merekrut 509 calon pekerja , baik dari sumber internal maupun eksternal, untuk mengikuti PPS. Ujian akhir dari para peserta diawasi dan dinilai langsung oleh tim Direksi. Setelah mereka lulus, sepanjang karir mereka di BRI akan terus diisi dan ditempa melalui program pendidikan berjenjang, pelatihan dan pengalaman kerja yang membuka wawasan selain mengasah keterampilan. Oleh karenanya,
dalam kerangka Arsitektur Human Capital, mulai dari planning, recruiting, developing, retaining and performance monitoring, sampai dengan terminating.
Pengembangan Human Capital BRI didukung oleh keberadaan 7 (tujuh) sentra pendidikan yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, dengan materi pendidikan dan pengembangan yang berkelanjutan, baik hard skill maupun soft skill pekerja.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan – Sinergi Untuk
Tumbuh Bersama
BRI melaksanakan program tanggung jawab sosial secara terpadu, meliputi kegiatan yang berorientasi pada pemenuhan tanggung jawab konsumen berupa pemberian produk dan layanan perbankan yang berkualitas, pemenuhan kesejahteraan karyawan, partisipasi pada kegiatan pengelolaan lingkungan, pemenuhan kewajiban kepada Pemerintah Daerah/Pusat serta partisipasi dalam mengembangkan kehidupan masyarakat sekitar melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang terencana dan terkonsep dengan baik.
Sebagai salah satu bank papan atas dengan dukungan jaringan layanan dan jangkauan terluas di Indonesia dengan fokus segmen usaha UMKM, BRI memiliki komitmen dan peran yang tinggi untuk menggerakkan dan meningkatkan perekonomian rakyat. Dalam merealisasikan Program Kemitraan, selain memberikan dana pinjaman berbunga lunak, BRI melakukan pembinaan kepada para mitra binaan. Pembinaan dilaksanakan dengan terencana dan melibatkan pihak ketiga yang kompeten, sehingga pada periode tertentu usaha mitra binaan tersebut dapat berkembang secara substansial untuk kemudian beralih status menjadi nasabah komersial BRI yang loyal. Agar program pengawasan dan pembinaan berjalan dengan efektif dan efisien, BRI memprioritaskan pembentukan cluster-cluster usaha dalam penyaluran Dana Program Kemitraan.
Sementara dalam merealisasikan program Bina Lingkungan, BRI memprioritaskan program peningkatan kesehatan, pendidikan, dan pelestarian alam. Pilihan prioritas didasarkan pada pertimbangan adanya sinergi dengan penyaluran dana Program Kemitraan. Penyaluran dana Bina Lingkungan dilakukan dalam bentuk program BRI Peduli dan BUMN Peduli.
Selama tahun 2012, BRI telah menyalurkan dana PKBL sebesar Rp398,98 miliar, yang terdiri dari realisasi dana Program Kemitraan sebesar Rp145,97 miliar dan Bina Lingkungan sebesar Rp253,01 miliar.
Prospek Usaha Tahun 2013
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,3% – 6.8% di tahun 2013 (sumber: Bank Indonesia), yang didukung oleh konsumsi domestik dan investasi yang tetap kuat, meningkatnya masyarakat golongan menengah, serta semakin bertambahnya komposisi jumlah penduduk usia produktif, maka BRI melihat industri perbankan di Indonesia mempunyai prospek bisnis yang menjanjikan.
Adapun untuk BRI yang mempunyai fokus pada pengembangan segmen MKM dengan jaringan kerja yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, maka BRI akan berada pada posisi terdepan untuk menangkap potensi bisnis ini. Hal ini didukung dengan kebijakan BRI untuk semakin meningkatkan kemampuan infrastruktur teknologi dan sistem informasinya, sehingga akan semakin mampu memenuhi kebutuhan produk dan layanan perbankan nasabahnya.
BRI telah
menerapkan
manajemen
risiko yang
pada prinsipnya
terdiri dari
three
lines of defense
Mempertimbangkan hal-hal tersebut, di tahun 2013, BRI telah mentargetkan untuk melakukan akselerasi ekspansi kreditnya terutama di segmen MKM dengan tetap mengutamakan pertumbuhan yang berkualitas. Pertumbuhan di sisi aset akan diimbangi dengan pertumbuhan pada sisi liabilities, dengan mengutamakan pada pertumbuhan dana murah dan menjaga komposisi dana murah pada kisaran 60% dari total dana pihak ketiga. Sebagai upaya peningkatan kontribusi fee based income, BRI juga akan semakin meningkatkan aktifitas layanan jasa perbankannya berupa peningkatan jumlah pengguna e-channel dan e-banking serta jumlah
transaction-based fee.
Rencana Strategis BRI tahun 2013
Sejak awal didirikan, fokus usaha BRI adalah pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan jaringan kerja yang terbesar dan terluas di Indonesia, BRI akan senantiasa berusaha untuk terus meningkatkan kinerjanya dengan terus melakukan ekspansi untuk mempertahankan dan bahkan memperluas pangsa pasar dengan terus memperluas jangkauan pelayanan hingga ke lapisan grass root community.
Untuk tahun 2013 BRI akan tetap fokus pada pelayanan segmen MKM, baik melalui market penetration maupun market development di sisi perkreditan maupun penghimpunan dana.
Market penetration di sisi perkreditan dilaksanakan dengan optimalisasi existing product pada
existing market dengan meningkatkan kualitas dan menambah fitur produk yang ada sehingga
terjadi peningkatan penggunaanproduk dan jasa oleh nasabah. Penyaluran kredit kepada sektor korporasi juga akan tetap dilakukan terutama pada sektor-sektor yang memberikan peluang
trickle down business ke segmen MKM.
Di sisi penghimpunan dana, market penetration dilaksanakan untuk memperbaiki struktur dana BRI. Pengembangan dana akan difokuskan pada dana murah yaitu tabungan dan giro ritel untuk mencapai komposisi ideal 60% dana murah terhadap total dana pihak ketiga. Guna mencapai komposisi tersebut, BRI akan terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan sistem teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah sehingga mampu meningkatkan penggunaan produk simpanan BRI. Pengembangan fitur e-banking
juga akan terus dilakukan untuk meningkatkan transaksi e-channel yang menghasilkan peningkatan fee based income. Product Linkage juga akan terus dikembangkan sehingga terjadi cross selling yang lebih intensif.
Strategi market development akan dilaksanakan dengan melakukan ekspansi kredit yang difokuskan kepada segmen UMKM. Market development di sisi perkreditan juga akan dilaksanakan melalui diversifikasi pembiayaan ke sektor-sektor yang menjadi tulang punggung Master Plan
Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Seluruh ekspansi kredit tersebut diatas akan dilaksanakan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian sehingga kualitas kredit dapat terjaga. Pelaksanaan strategi market development ini akan didukung oleh peningkatan kualitas dan kuantitas para account officer/tenaga pemasar, peningkatan service level agreement (SLA) perkreditan, serta crossselling yang dapat memberikan optimal return bagi BRI.
BRI menyalurkan
dana P KBL total
sebesar Rp406,44
miliar, terutama untuk
membentuk
cluster
Disisi penghimpunan dana pihak ketiga, strategi market development dilaksanakan melalui perluasan program-program penjualan produk massbanking dan e-banking ke segmen/pasar baru serta penciptaan program-program penjualan bagi nasabah.
Selain penetrasi dan pengembangan pasar, pada tahun 2013 BRI juga akan terus melakukan pengembangan produk dan jasa perbankan guna memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan nasabah yang terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan demografi – sosiologis penduduk Indonesia.
Hal lain yang tak kalah strategis yang harus dilakukan untuk menjamin keberlangsungan bisnis BRI adalah penyiapan human capital. Untuk itu di tahun 2013, BRI secara berkelanjutan akan melakukan rekrutmen pekerja dengan memprioritaskan pemenuhan formasi jajaran bisnis/
marketing. Untuk tujuan jangka panjang, BRI juga akan terus melakukan penyempurnaan
kebijakan pengembangan karir dengan membangun talent management system dan pengembangan assessment center, penyempurnaan sistem reward dan punishment untuk mendorong produktifitas pekerja dengan tetap memperhatikan ketentuan ketenaga kerjaan, kondisi pasar dan kemampuan finansial perusahaan.
Akselerasi pertumbuhan bisnis juga akan dilakukan melalui pertumbuhan non-organik atau integrasi horizontal. Untuk itu BRI akan terus melakukan kajian guna mengidentifikasi peluang akuisisi dengan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama adalah terciptanya nilai tambah, adanya sinergi bisnis, serta mendukung fokus bisnis BRI kepada MKM.
Di tahun 2013, BRI juga akan melakukan perbaikan struktur pendanaan valas yang diperlukan untuk pembiayaan valas, sehingga didapatkan struktur dana yang lebih bersifat jangka panjang, dalam skema pembiayaan yang bersifat natural hedging.
Di masa mendatang, kami terus berusaha memberikan pencapaian yang terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan BRI, dimana pencapaian tersebut tidak hanya berasal dari komitmen dan kerja keras manajemen dan seluruh pekerja BRI namun juga berasal dari dukungan dan kepercayaan Dewan Komisaris, pemegang saham, nasabah dan mitra usaha BRI.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sofyan Basir
Direksi
6 7 8 9 10 11
Djarot Kusumayakti
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Asmawi Syam
Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN
Sofyan Basir
Direktur Utama
Gatot Mardiwasisto
Lenny Sugihat
Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Sarwono Sudarto
Direktur Operasional
Suprajarto
Direktur Jaringan dan Layanan
Sulaiman Arif Arianto
Randi Anto
Direktur Kepatuhan
Achmad Baiquni
Direktur Keuangan
A. Toni Soetirto
Direktur Bisnis Konsumer
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris
tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2012
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2012 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Bunasor Sanim
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen
Mustafa Abubakar
Wakil Komisaris Utama
Heru Lelono
Komisaris
Aviliani
Komisaris Independen
Adhyaksa Dault
Komisaris Independen
Ahmad Fuad
Komisaris Independen
Hermanto Siregar
Komisaris
Vincentius Sonny Loho
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2012 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Sofyan Basir
Direktur Utama
Sarwono Sudarto
Direktur Operasional
Suprajarto
Direktur Jaringan dan Layanan
Achmad Baiquni
Direktur Keuangan
Djarot Kusumayakti
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Randi Anto
Direktur Kepatuhan
Gatot Mardiwasisto
Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia
Sulaiman Arif Arianto
Direktur Bisnis Komersial
Lenny Sugihat
Direktur Pengendalian Risiko Kredit
A.Toni Soetirto
Direktur Bisnis Konsumer
Asmawi Syam
BRI merupakan salah
satu bank terbesar
di Indonesia yang
sekaligus merupakan
salah satu bank yang
memberikan layanan
microbanking
terbesar
di dunia.
di seluruh Indonesia
Bank terbesar dengan
9.052
Nama Perusahaan
: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Bidang Usaha
: Perbankan
Pendirian Perusahaan
: 18 Desember 1968
Dasar Hukum Pendirian : Undang-Undang No. 21 Tahun 1968
Kepemilikan
: Pemerintah Indonesia 56,75%
Publik 43,25%
Modal Dasar
: Rp15.000.000.000.000
Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
: Rp6.617.291.000.000
Pencatatan di Bursa
: Saham Perseroan telah dicatatkan di Bursa
Efek Jakarta pada tanggal 10 November 2003
dengan kode perdagangan BBRI.
KANTOR PUSAT
Gedung BRI I
Jl. Jend Sudirman No. 44-46
Jakarta 10210
No Telp : (62-21) 251-0244, 251-0254, 251-0264, 251-0269, 251-0279
No Fax : (62-21) 250-0065,0250-0077
Website: www.bri.co.id
ALAMAT KONTAK
Divisi Sekretariat Perusahaan
Gedung BRI I Lt. 20
Jl. Jend. Sudirman No. 44-46
Jakarta 10210
Email:
humas@bri.co.id
Call center:
14017/(62-21) 500 017/5798 7400
Rating BRI
STANDARD AND POORS (Mei 2012)
Outlook Stable
Long Term Foreign Issuer Credit BB+
Long Term Local Issuer Credit BB+
Short Term Foreign Issuer Credit B
Short Term Local Issuer Credit B
MOODY’S (Januari 2013)
Outlook Stable
Bank Deposit Baa3/P-3
Bank Financial Strength D+
Baseline Credit Assessment (Ba1)
Adjusted Baseline Credit Assessment (Ba1)
FITCH (Oktober 2012)
Long Term Foreign Currency IDR BBB-, Stable Outlook
Short Term Foreign Currency IDR F3
Support Rating Floor
Support Rating 2
Viability Rating bb+
National LongTerm Rating AAA (idn), Stable Outlook
Rupiah Subordinated Debt A+ (idn)
PEFINDO (Juni 2012)
Sekilas BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”,“Bank”, atau “Perseroan”) berdiri sejak 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Sebagai bank komersial tertua, BRI konsisten memberikan pelayanan kepada segmen mikro, kecil dan menengah (MKM) dan hingga saat ini BRI tetap mampu menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi industri perbankan Indonesia. Pemegang saham mayoritas BRI adalah Pemerintah Republik Indonesia dengan jumlah kepemilikan saham mencapai 56,75%, sementara sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik. Dukungan pengalaman dan kemampuan yang matang di dalam memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen MKM, membuat BRI mampu mencatat prestasi selama 8 tahun berturut-turut sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam hal aset di antara industri perbankan Indonesia. Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras segenap insan BRI yang secara terus menerus berinovasi dan mengembangkan produk dan jasa perbankan bagi semua segmen bisnis.
Dengan reputasinya sebagai penyedia layanan
microbanking yang telah mengakar di tengah
masyarakat Indonesia, BRI senantiasa mengembangkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. BRI terus berupaya menyelaraskan perkembangan bisnisnya dengan perkembangan demografi masyarakat yang merambah ke wilayah perkotaan, yang ditandai dengan munculnya sentra ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia.
Selain fokus pada segmen MKM, BRI juga terus mengembangkan berbagai produk consumer banking
dan layanan institusional bagi masyarakat perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, BRI terus mengembangkan jaringan kerja sehingga kini tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di Indonesia, yaitu berjumlah 9.052 unit kerja termasuk 3 unit kerja luar negeri, yang seluruhnya terhubung secara real time online. BRI juga terus mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short
Message Service/SMS), maupun melalui layanan
e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine (ATM),Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC), dan KiosK.
BRI juga berupaya merambah layanan perbankan bagi pengusaha skala mikro yang beroperasi di dalam pasar-pasar tradisional melalui TerasBRI yang diluncurkan sejak akhir tahun 2009. TerasBRI ini ditujukan untuk menjangkau pedagang di pasar tradisional yang sebelumnya belum tersentuh oleh layanan perbankan secara optimal.
Sebagai bank yang beroperasi di tengah populasi masyarakat terbesar keempat di dunia, BRI berupaya untuk tetap menjadi partner utama bagi masyarakat Indonesia di dalam mengembangkan perekonomiannya Kelebihan BRI ini diyakini mampu menstimulus pertumbuhan perekonomian secara berkesinambungan di masa mendatang sejalan dengan perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia.
Selain terus mengembangkan
jaringan kerja konvensional
yang saat ini telah berjumlah
9.052 unit kerja, BRI juga
terus mengembangkan layanan
1895
Pada tanggal 22 Februari 1946, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, mengubah nama
Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank
pemerintah yang menjadi ujung tombak dalam mendukung pembangunan perekonomian nasional.
Pemerintah mengubah nama BRI menjadi Bank Koperasi Tani Nelayan (BKTN).
Sesuai Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992, BRI berubah status badan hukum menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).
Tanggal 10 November 2003, BRI menjadi Perusahaan Terbuka melalui pencatatan saham perdana di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) dengan ticker “BBRI”. Kini saham BRI tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan (blue chip) di BEI.
Tanggal 11 Januari 2011, melaksanakan
•
pemecahan nilai nominal saham dengan perbandingan 1:2.
Tanggal 3 Maret 2011, penandatanganan
•
Akta Akuisisi saham PT Bank Agroniaga Tbk. antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun).
Tanggal 16 Desember 2011, penandatanganan
•
Instrument of Transfer dan Bought and Sold
BRI melakukan akuisisi Bank Jasa Artha yang kemudian dikonversi menjadi PT Bank BRISyariah.
Interkoneksi
real-time on line seluruh
jaringan kerja yang pada saat itu berjumlah 6.480 unit kerja.
Sesuai Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, Pemerintah kembali menetapkan nama Bank Rakyat Indonesia dengan status sebagai bank umum.
Jaringan ATM BRI mencapai
•
14.292 merupakan jaringan ATM terbesar di Indonesia Tanggal 12 Desember 2012,
•
Bank BRI memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008
sistem manajemen kualitas
dalam bidang “Provision of Payment System by RTGS, Clearing and Remittance”.
Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen (1895), De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank atau Volksbank dan kembali
mengalami perubahan nama menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene (1912). Tahun 1934 berubah
menjadi Algemene Volkscredietbank (AVB), hingga pada masa pendudukan Jepang, AVB berganti nama