• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investasi pada saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor Perseroan harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan dalam Prospektus ini, sebelum membuat keputusan investasi terhadap saham Perseroan. Risiko-risiko yang belum diketahui Perseroan atau yang dianggap tidak material dapat juga mempengaruhi kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasi, kinerja keuangan atau prospek usaha. Harga pasar atas saham Perseroan dapat mengalami penurunan akibat risiko-risiko berikut dan investor dapat mengalami kerugian atas seluruh atau sebagian investasinya.

Risiko yang disajikan berikut ini telah disusun berdasarkan bobot risiko yang akan memiliki dampak paling besar hingga dampak yang paling kecil bagi Perseroan.

A. RISIKO TERKAIT KEGIATAN USAHA PERSEROAN

1. Risiko Kredit

Sebagai Perseroan yang bergerak di bidang pembiayaan, Perseroan menghadapi risiko kredit, yaitu risiko ketidakmampuan debitur untuk membayar angsuran pembiayaan, baik pokok maupun bunga yang diberikan. Risiko ini timbul jika kelayakan debitur dan manajemen piutang dikelola kurang hati-hati sehingga menyebabkan tersendatnya pembayaran angsuran yang dapat mempengaruhi pendapatan dan kinerja Perseroan.

2. Risiko Likuiditas / Pendanaan

Risiko likuiditas timbul jika Perseroan mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber pendanaan. Risiko likuiditas dapat juga timbul akibat ketidaksesuaian atas jangka waktu sumber dana yang dimiliki dengan jangka waktu pembiayaan. Ketidaksesuaian pendanaan ini berpotensi menurunkan margin pendapatan Perseroan.

3. Risiko Tingkat Bunga

Risiko tingkat bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa yang akan datang atas

instrumen keuangan akan berfluktuasi karena adanya perubahan suku bunga pasar. Sebagian besar

bisnis perseroan bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen. Hal ini menyebabkan pembiayaan yang disalurkan menggunakan bunga tetap dalam jangka waktu pendek hingga menengah. Jika sumber

dana yang didapatkan memiliki tingkat suku bunga yang berfluktuasi, maka dapat mengakibatkan

ketidaksesuaian pendanaan yang akan mempengaruhi persaingan dan kinerja Perseroan.

4. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko yang dihadapi Perseroan sehubungan dengan sistem operasional dan prosedur maupun kontrol yang tidak menunjang perkembangan kebutuhan perusahaan pembiayaan. Risiko ini dapat mempengaruhi kinerja operasi dan proses transaksi sehingga mengganggu kelancaran operasional dan kualitas pelayanan yang mengakibatkan menurunnya kinerja dan daya saing Perseoran.

5. Risiko Teknologi

Risiko teknologi ini muncul sehubungan dengan semakin ketatnya persaingan usaha antar perusahaan pembiayaan. Jika Perseroan tidak mampu untuk meningkatkan sarana dan prasarana teknologi akan dapat mengakibatkan risiko terjadinya opportunity loss atas pangsa pasar yang ada.

6. Risiko Persaingan

Sektor pembiayaan konsumen, khususnya untuk kendaraan bermotor, saat ini sedang berkembang pesat seiring dengan tumbuhnya tingkat perekonomian Indonesia. Dengan pangsa pasar yang besar, banyak perusahaan pembiayaan yang kemudian mengalihkan fokusnya kepada pembiayaan kendaraan bermotor. Beralihnya fokus bisnis beberapa perusahaan pembiayaan dengan menitikberatkan pada sektor pembiayaan konsumen atas kendaraan bermotor serta diijinkannya bank-bank untuk langsung memberikan fasilitas pembiayaan kendaraan akan menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat di sektor usaha pembiayaan ini. Semakin ketatnya persaingan akan menurunkan pendapatan Perseroan.

7. Risiko Hukum

Risiko hukum merupakan risiko yang diakibatkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan sarana pendukungnya ataupun kelemahan pengikatan hukum serta dokumen-dokumennya yang akan berdampak kepada kelangsungan usaha Perseroan.

8. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perseroan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku yang akan berdampak kepada kegiatan usaha Perseroan.

B. RISIKO TERKAIT KONDISI INDONESIA

1. Risiko Perekonomian

Risiko perekonomian adalah risiko yang timbul sehubungan dengan perubahan kondisi perekonomian nasional secara umum yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja Perseroan yaitu :

• Tingkat Suku Bunga, dalam kondisi tingkat suku bunga yang tinggi akan dapat menurunkan kinerja

usaha Perseroan karena tingkat suku bunga yang tinggi akan berdampak pada peningkatan beban operasional khususnya biaya dana dan sekaligus juga dapat mengakibatkan tidak bersaingnya produk Perseroan yang akan menurunkan nilai pembiayaan.

• Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Nasional, adanya perubahan kondisi perekonomian nasional yang

tidak kondusif dan melemahnya sektor riil akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat dan permintaan pembiayaan.

• Tingkat Inflasi, faktor ini sangat berpengaruh terhadap naik turunnya tingkat suku bunga atau biaya

dana serta daya beli dan kemampuan debitur untuk mengangsur.

2. Risiko Sosial dan Keamanan

Kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan merupakan bagian dari industri keuangan nasional yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional dan kondisi sosial keamanan. Dengan demikian, apabila terjadi ketidakstabilan keamanan yang berdampak pada kondisi perekonomian secara umum dapat berpengaruh kepada kinerja usaha Perseroan khususnya penurunan kualitas piutang akibat terganggunya pembayaran angsuran.

3. Risiko Perubahan Peraturan yang Berlaku

Kegiatan bisnis dan operasi Perseroan dapat dipengaruhi oleh perubahan, pembaharuan dan penghapusan Undang-undang dan Kebijakan Pemerintah yang berlaku ataupun peraturan yang terkait

C. RISIKO TERKAIT INVESTASI SAHAM PERSEROAN

1. Fluktuasi Harga Saham Perseroan

Harga saham Perseroan setelah Penawaran Umum dapat mengalami fluktuasi sehingga diperdagangkan

dibawah harga penawaran saham, yang disebabkan oleh:

a. Kinerja aktual operasional dan keuangan Perseroan berbeda dengan ekspektasi calon investor atau

analis;

b. Adanya keterbukaan informasi atas transaksi yang sifatnya material yang diumumkan Perseroan, termasuk dalam hal adanya keterlibatan Perseroan dalam kasus hukum yang berdampak material

terhadap kelangsungan usaha Perseroan;

c. Perubahan kondisi Pasar Modal Indonesia yang berfluktuasi, baik karena faktor domestik maupun pengaruh pasar modal negara lain;

d. Perubahan kondisi makroekonomi Indonesia maupun industri pembiayaan pada khususnya.

2. Pembagian Dividen

Pembagian Dividen akan dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dengan mempertimbangkan kinerja Perseroan. Kerugian yang dibukukan dalam laporan keuangan Perseroan dapat menjadi salah satu alasan untuk tidak membagikan dividen.

Lebih lanjut, kebutuhan pendanaan atas rencana pengembangan usaha di masa yang akan datang juga dapat mempengaruhi keputusan Perseroan untuk tidak membagikan dividen, dimana laba yang terkumpul akan digunakan Perseroan sebagai dana internal bagi pengembangan usaha.

VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR

Dokumen terkait