• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO-RISIKO YANG TERKAIT DENGAN BISNIS SELULAR PERSEROAN

1. Persaingan dari para pemain lama dan para pemain baru dalam industri dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis jasa selular Perseroan, termasuk di dalamnya munculnya keberadaaan bisnis OTT (Over The Top) di industri telekomunikasi.

Persaingan di industri jasa selular di Indonesia sangat tinggi. Persaingan di antara para penyedia jasa selular di Indonesia didasarkan pada berbagai faktor seperti harga, kualitas dan cakupan jaringan,

ragam layanan, itur yang ditawarkan serta pelayanan pelanggan. Bisnis jasa selular Perseroan

bersaing terutama dengan Telkomsel dan XL. Beberapa penyelenggara GSM dan CDMA yang lebih kecil lainnya juga menyediakan jasa selular di Indonesia, termasuk Hutchison, BTEL dan PT Smartfren Telecom Tbk. Selain para penyelenggara jasa selular yang ada, Menkominfo dapat kembali memberikan ijin penyelenggaraan jasa selular di kemudian hari, dan pemain baru tersebut akan bersaing dengan Perseroan. Lebih lanjut, izin untuk Bandwidth tambahan dapat diberikan kepada penyelenggara jasa

selular yang ada saat ini. Pada tanggal 20 Maret 2014, XL menyelesaikan akuisisinya atas PT Axis Telekom Indonesia (“Axis”, dahulu dikenal sebagai Natrindo). Akusisi XL atas Axis memberikan XL alokasi spektrum frekuensi Axis pada bandwith 1800 Mhz dan basis pelanggan Axis yang ada saat

ini. Perseroan juga berpartisipasi dalam proses tender, tetapi tidak diberikan frekuensi tambahan. Perseroan saat ini memiliki izin untuk menggunakan Bandwidth 10Mhz pada frekuensi radio 2.1 Ghz. Perseroan tidak dapat memperkirakan dengan akurat dampak terhadap bisnis Perseroan atas alokasi spektrum frekuensi kepada pesaing Perseroan.

Persaingan dalam bisnis jasa selular juga dapat dipengaruhi oleh konsolidasi industri. Selain akuisisi

Axis oleh XL, beberapa tahun sebelumnya pada bulan Maret 2010, PT Smart Telecom dan Mobile-8 mengumumkan bahwa mereka melakukan aliansi strategis, dimana Mobile-8 (sekarang “Smartfren”)

mengakuisisi sejumlah besar saham dalam PT Smart Telecom dan kedua Perseroan setuju untuk

menggunakan logo dan merek “Smartfren”. Penyelenggara jasa selular lainnya dapat membentuk

aliansi strategis atau berkonsolidasi di masa mendatang.

Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan yang terus berlanjut dari para pemain lama dan para pemain baru di pasar layanan selular telah menyebabkan kampanye harga yang agresif oleh para penyedia layanan selular. Penurunan harga untuk penggunaan jasa selular juga menyebabkan peningkatan jumlah pelanggan dan lalu lintas jaringan, mengakibatkan kemacetan jaringan meningkat di antara operator, yang mengharuskan Perseroan untuk melakukan pengeluaran modal untuk terus memperluas jaringan Perseroan.

Di samping kompetisi tradisional dari operator-operator lain, meluasnya penggunaan penyedia layanan

over-the top (“OTT”), seperti SkypeTM, ViberTM dan WhatsAppTM juga dapat mempengaruhi posisi

kompetitif, layanan bisnis selular dan hasil kegiatan usaha Perseroan. Akibat layanan dasar seperti layanan suara dan pesan digantikan oleh penggunaan OTT yang meluas, Perseroan menghadapi risiko yang berkaitan dengan fenomena dimana, dengan rencana data tak terbatas, pengguna dapat mengunduh jumlah yang tidak terbatas dari data yang mengakibatkan rendahnya tingkat monetisasi data. Operator sedang memulai untuk menerapkan strategi untuk menghindari kerugian pendapatan, misalnya dengan mengganti rencana data tak terbatas dengan harga basis kuota atau konten harga

berjenjang, dengan paket khusus untuk mengakses konten yang spesiik.

Perseroan berharap persaingan dalam bisnis jasa selular agar lebih intensif. Penyedia layanan selular baru dan yang sudah ada dapat menawarkan produk dan paket layanan atau teknologi baru yang lebih menarik, seperti layanan mobile money, atau konvergensi dari beberapa layanan telekomunikasi, sehingga mengakibatkan churn rate yang lebih tinggi, ARPU yang lebih rendah atau mengurangi atau memperlambat pertumbuhan basis pelanggan selular Perseroan. Sementara Perseroan mengharapkan

pendapatan baru untuk meningkatkan atau mempertahankan ARPU dan mengurangi churn rate,

Perseroan tidak dapat menjamin bahwa penilaian Perseroan akan menjadi akurat. Untuk memberikan layanan mobile money yang menarik, Perseroan perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga

keuangan untuk menyediakan cash-in dan cash-out point, serta dengan pemain dalam industri lain

untuk, di antaranya, berbagi merchant dan infrastruktur. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan

dapat berhasil melaksanakan strategi untuk mengambil keuntungan dengan membuka peluang yang disajikan oleh teknologi baru atau bahwa Perseroan akan mampu menyediakan paket layanan yang sama atau lebih menarik dibandingkan dengan pesaing yang baru maupun yang telah ada. Dikarenakan pasar di sebagian besar wilayah cakupan yang ada sudah sangat jenuh, operator layanan selular memfokuskan diri untuk memperluas cakupan ke wilayah pedesaan. Meskipun Perseroan berencana untuk memperluas jangkauan Perseroan ke daerah pedesaan, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan mampu menyiapkan dukungan infrastruktur yang diperlukan untuk suatu perluasan cakupan. Persaingan dari para operator yang menggunakan teknologi baru, serta dengan operator baru, operator lama yang hampir melebihi kapasitas dan konsolidasi antar operator dapat menimbulkan dampak merugikan bagi persaingan, bisnis jasa selular, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.

2. Banyaknya jaringan selular dan terbatasnya ketersediaan spektrum dapat menghambat peningkatan jumlah pelanggan selular Perseroan dan dapat menyebabkan penurunan kualitas layanan selular Perseroan

Perseroan berniat untuk meneruskan rencana promosi Perseroan untuk menarik pelanggan dan meningkatkan pemakaianjaringan Perseroan oleh pelanggan selular Perseroan. Perseroan juga berniat untuk terus mempromosikan layanan data Perseroan termasuk jasa BlackBerry™ dan layanan wireless broadband Perseroan. Sebagai akibatnya, Perseroan mungkin akan mengalami peningkatan kepadatan jaringan, yang dapat mempengaruhi performa jaringan Perseroan dan merusak reputasi Perseroan di mata pelanggan. Selain itu, pemakaian selular yang lebih tinggi di area perkotaan yang padat mungkin menuntut Perseroan untuk menggunakan teknik rekayasa frekuensi radio, yang meliputi kombinasi rancangan selular makro, mikro dan indoor untuk mempertahankan kualitas jaringan selular Perseroan walaupun terjadi gangguan frekuensi radio dan pola pemakaian ulang radio frekuensi yang lebih ketat. Meskipun demikian, apabila jumlah pengguna selular Perseroan atau penggunaan layanan suara dan

data Perseroan bertumbuh secara signiikan di area-area dengan kepadatan yang tinggi, Perseroan

tidak dapat menjamin bahwa usaha-usaha ini akan cukup untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan.

Selain itu, kenaikan aplikasi smartphone yang mengandalkan layanan data belakangan ini telah menghasilkan lalu lintas data dan kepadatan jaringan selular dalam jumlah besar. Dalam rangka mengatasi kepadatan jaringan dan meningkatkan kualitas jaringan, Perseroan mungkin perlu untuk menggabungkan jaringan selular dan jaringan tetap dan menyebarkan Wi-Fi hotspot serta 3G900.

Perseroan melalui IM2 telah aktif menyebarkan teknologi Wi-i hotspot di bawah proyek “Indosat SuperWii”. Perseroan juga telah diberikan izin untuk menggunakan 900MHz untuk layanan 3G,yang

Perseroan harapkan akan meningkatkan dan memperluas cakupan 3G Perseroan untuk 3G900. Perseroan tidak dapat memberikan kepastian bahwa upaya ini akan cukup untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan. Untuk memastikan kelancaran peningkatan jaringan 3G900 dan jalur akses Wi-Fi Perseroan, Perseroan perlu meningkatkan kapasitas backhaul Perseroan, terutama

untuk iber. “Long Term Evaluation” diyakini menjadi teknologi yang lebih baru yang dapat digunakan

untuk meningkatkan kualitas jaringan, akan tetapi Perseroan dibatasi oleh ketersediaan spektrum untuk menyebarkan layanan tersebut, serta belanja modal yang lebih tinggi yang diperlukan untuk menyebarkan infrastruktur tersebut. Untuk mendukung permintaan tambahan bagi jaringan Perseroan,

Perseroan mungkin dituntut untuk melakukan pengeluaran barang modal yang signiikan untuk

memperbaiki cakupan jaringan Perseroan. Pengeluaran barang modal tambahan tersebut, bersama dengan kemungkinan penurunan jasa selular Perseroan, dapat berdampak buruk bagi posisi persaingan Perseroan, bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.

3. Terlepas dari dikeluarkannya dana yang besar untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular Perseroan, jumlah pelanggan selular Perseroan dapat meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan pendapatan usaha Perseroan

Perseroan telah menggunakan sumber dana yang cukup banyak untuk mengembangkan dan memperluas jaringan selular Perseroan serta untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular Perseroan. Namun demikian, ketidakpastian atas situasi ekonomi di Indonesia dan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok dapat menurunkan daya beli pelanggan selular Perseroan. Jumlah pelanggan selular Perseroan meningkat dari sekitar 51,7 juta per tanggal 31 Desember 2011 menjadi sekitar 58,5 juta per tanggal 31 Desember 2012, menjadi sekitar 59,6 juta per tanggal 31 Desember 2013 dan menjadi sekitar 54,9 juta per tanggal 30 Juni 2014. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2012,2013 dan per tanggal 30 Juni 2014, ARPU Perseroan masing-masing adalah sebesar Rp28.381, Rp27.073, Rp27.515, dan Rp26.227. Walaupun Perseroan bermaksud untuk terus menggunakan

sumber pendanaan yang signiikan untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular Perseroan dan

untuk memperluas jaringan selular Perseroan untuk mendukung permintaan dari penambahan jumlah pelanggan selular, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa pengeluaran tersebut akan diikuti dengan peningkatan ARPU atau pendapatan usaha Perseroan. Oleh karena itu, biaya akuisisi pelanggan Perseroan dan pengeluaran barang modal yang diperlukan untuk memperluas kapasitas jaringan Perseroan dapat mengalami peningkatan tanpa mengakibatkan terjadinya peningkatan pada pendapatan atau laba Perseroan, dimana hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif dan material terhadap bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.

4. Perseroan mengalami churn rate yang tinggi

Perseroan mengalami churn rate yang tinggi, sebagaimana umumnya dialami oleh operator

telekomunikasi Indonesia yang menyelenggarakan jasa selular pra-bayar. Perseroan percaya bahwa

churn rate Perseroan yang tinggi disebabkan oleh fakta bahwa banyak pelanggan pra-bayar Perseroan

yang memiliki lebih dari satu kartu SIM dari berbagai operator selular, yangmemungkinkan mereka untuk memilih paket yang termurah. Tingginya churn rate Perseroan dapat berakibat pada menurunnya

pendapatan, yang dapat berdampak negatif pada bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.Perseroan tidak dapat menjamin bahwa churn rate Perseroan tidak akan meningkat di tahun-

tahun mendatang sebagai akibat dari program promosi agresif yang diluncurkan oleh operator lain. 5. Perseroan bergantung pada ketersediaan infrastuktur menara telekomunikasi

Perseroan sangat tergantung pada infrastruktur menara telekomunikasi Perseroan dan yang lainnya, untuk menyediakan jaringan GSM, FWA dan 3G dan jasa telekomunikasi bergerak selular dengan memasang pemancar dan antena penerima dan fasilitas pendukung BTS lainnya pada menara tersebut. Ketersediaan dan pemasangan menara telekomunikasi tersebut memerlukan ijin dari instansi berwenang di daerah. Beberapa instansi berwenang di daerah telah memberlakukan peraturan yang membatasi jumlah dan lokasi menara telekomunikasi dan mensyaratkan kewajiban berbagi penggunaan menara di antara berbagai operator telekomunikasi. Selain itu, pada tanggal 17 Maret 2008, Menkominfo telah mengeluarkan peraturan tentang penggunaan menara bersama telekomunikasi. Berdasarkan peraturan tersebut, pendirian menara telekomunikasi memerlukan ijin dari pemerintah yang berwenang dan pemerintah daerah berhak menentukan wilayah penempatan dan lokasi dapat dibangunnya menara telekomunikasi tersebut. Lebih lanjut, suatu peraturan bersama dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menkominfo, serta Kepala BKPM pada 30 Maret 2009, juga mewajibkan tiap menara yang dibangun dan digunakan untuk layanan telekomunikasi harus memperoleh ijin mendirikan

menara untuk menunjukkan kepatuhan pada beberapa spesiikasi teknis. Apabila pemilik menara tidak

memperoleh ijin tersebut, maka pihak berwenang di daerah berhak untuk menentukan denda yang diberikan kepada pemilik menara. Selanjutnya, suatu penyelenggara telekomunikasi yang pemiliki menara telekomunikasi atau pemilik menara wajib memperbolehkan operator telekomunikasi lainnya untuk menggunakan menara telekomunikasinya (selain menara yang digunakan sebagai jaringan utamanya), tanpa diskriminasi apapun.

Peraturan ini mewajibkan Perseroan untuk menyesuaikan rencana pembangunan menara telekomunikasi Perseroan, dan rencana menyewakan, melakukan relokasi menara telekomunikasi yang sudah ada dan memperbolehkan operator lainnya untuk menggunakan menara Perseroan serta melakukan hal-hal lain yang dapat berdampak pada meningkatnya biaya pendirian menara telekomunikasi, keterlambatan dalam konstruksi menara dan gangguan terhadap layanan untuk pelanggan Perseroan. Apabila Perseroan tidak dapat memenuhi kewajiban ini atau memenuhi target kapasitas jaringan untuk menara telekomunikasi Perseroan, Perseroan mungkin dapat menghadapi hambatan dalam mengembangkan dan menyediakan jasa GSM selular, FWA dan 3G. Ketergantungan Perseroan terhadap menara telekomunikasi Perseroan atau pihak lain, digabungkan dengan beban pemasangan menara telekomunikasi bersama dalam kondisi tertentu, dapat menyebabkan dampak negatif terhadap daya saing dengan operator lain. Hal-hal seperti ini dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap kapasitas jaringan Perseroan, kinerja dan kualitas jaringan dan layanan Perseroan, reputasi, bisnis, hasil usaha serta prospek Perseroan.

6. Kemampuan Perseroan memelihara dan memperluas jaringan selular atau menjalankan usaha dapat dipengaruhi oleh gangguan pemasokan dan layanan dari para pemasok utama Perseroan, termasuk didalamnya pasokan listrik dijaringan selular.

Perseroan bergantung pada beberapa pemasok utama untuk menyediakan sebagian besar perangkat yang dibutuhkan untuk memelihara dan memperluas jaringan selular, termasuk microwave backbone,

dan pada beberapa pemasok lainnya, termasuk didalammnya pasokan listrik, berkenaan dengan barang-barang lainnya yang diperlukan untuk menjalankan usaha Perseroan. Perseroan mengandalkan perangkat dan barang dan jasa lainnya dari para pemasok tersebut untuk memelihara dan mengganti komponen utama dari jaringan selular dan untuk menjalankan usaha Perseroan. Apabila Perseroan tidak dapat memperoleh barang atau jasa yang mencukupi secara tepat waktu atau berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dapat diterima secara komersial, atau apabila terjadi kenaikan harga yang tajam atas barang atau jasa tersebut, hal ini dapat memberikan dampak negatif bagi Perseroan untuk dapat memelihara dan memperluas jaringan selular dan bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha serta prospek Perseroan.

7. Perseroan bergantung pada izin-izin yang Perseroan miliki untuk menyelenggarakan jasa selular, dan izin-izin ini dapat dibatalkan apabila Perseroan tidak dapat memenuhi syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan dari izin tersebut

Perseroan bergantung pada ijin yang dikeluarkan oleh Menkominfo untuk penyelenggaraan jasa selular serta penggunaan alokasi spektrum frekuensi. Menkominfo, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat mengubah ketentuan-ketentuan ijin yang Perseroan miliki, atas kebijakannya sendiri. Apabila Perseroan melanggar syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari ijin-ijin tersebut atau tidak mematuhi peraturan yang berlaku, maka ijin-ijin Perseroan dapat dicabut. Apabila terjadi pencabutan atau perubahan yang tidak menguntungkan terhadap ketentuan-ketentuan ijin yang Perseroan miliki, atau Perseroan tidak dapat memperbaharui ijin-ijin tersebut dengan ketentuan-ketentuan yang serupa, maka hal ini dapat memberikan dampak yang sangat negatif bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Emten.

8. Peningkatan yang signiikan atas biaya frekuensi dapat menimbulkan dampak terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan

Sejak tanggal 15 Desember 2010, pemerintah telah mengubah biaya berbasis perhitungan frekuensi menjadi suatu perhitungan baru yang didasarkan pada lebar alokasi spektrum yang digunakan oleh para pelaku usaha. Sebelumnya, Perseroan diwajibkan untuk membayar biaya frekuensi untuk pita frekuensi 800 MHz, 900 MHz dan 1800 Mhz dan 2100 Mhz yang didasari pada jumlah stasiun radio. Pada Juni 2014, dan pada tahun 2013, 2012 dan 2011, Perseroan membayar biaya frekuensi masing- masing sejumlah Rp2,6 triliun, Rp2,2 triliun, Rp2,1 triliun dan Rp1,8 triliun. Sebagai salah satu pemegang spektrum terbesar di Indonesia, Perseroan diharapkan untuk terus membayar sejumlah dana yang besar untuk biaya frekuensi mulai dari sekarang dan ke depannya. Peningkatan biaya frekuensi di masa mendatang ini didasarkan pada peningkatan indeks harga konsumen dan populasi Indonesia.

frekuensi yang apabila signiikan dapat berdampak negatif terhadap bisnis, kondisi keuangan dan hasil

operasional Perseroan.

9. Anggapan adanya risiko kesehatan sebagai akibat dari medan elektromagnetik yang ditimbulkan dari BTS dan peralatan telepon genggam, serta gugatan hukum dan publikasi mengenai hal tersebut, tanpa memperhatikan nilainya, dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan

Beberapa spekulasi mengenai risiko terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh medan elektromagnetik dari BTS dan penggunaan telepon genggam telah timbul di masyarakat. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa penelitian di masa mendatang mengenai risiko kesehatan ini tidak akan menyimpulkan adanya hubungan antara medan elektromagnetik dan dampak merugikan terhadap kesehatan sehingga Perseroan dapat menjadi subyek gugatan dari individu yangmenuduh adanya cidera atau hal-hal lainnya, yang dapat menimbulkan dampak terhadap kegiatan usaha Perseroan.

10. Pendapatan Usaha dan ARPU Perseroan dari layanan suara dan layanan nirkabel tetap telah menurun dan tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan sukses dalam memperluas atau meluncurkan produk dan layanan yang sudah ada atau yang baru untuk mengimbangi penurunan tersebut

Pendapatan usaha dan ARPU Perseroan dari layanan suara telah menurun terutama karena pasar yang kompetitif untuk layanan suara serta perubahan teknologi, khususnya teknologi baru dalam jaringan, perangkat dan aplikasi yang telah menyebabkan pergeseran dalam permintaan untuk pelayanan dasar (layanan suara dan SMS) dalam industri telekomunikasi. Meskipun permintaan untuk layanan data selular telah meningkat, margin dari layanan data selular lebih rendah dibandingkan dengan margin dari penyediaan pelayanan dasar karena pasar yang kompetitif untuk layanan data selular. Sebagai bagian dari strategi Perseroan, Perseroan bermaksud untuk memperkenalkan dan terus mengembangkan produk dan layanan data selular untuk segmen pasar yang lebih dalam dan lebih luas dan untuk berinvestasi lebih besar pada layanan data selular karena Perseroan percaya bahwa layanan data selular akan menjadi sumber pertumbuhan pendapatan di masa depan. Namun, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan sukses dalam mencapai pertumbuhan layanan data selular dan mempertahankan pendapatan dan margin keuntungan Perseroan.

Karena persaingan dan peningkatan popularitas dari platform mobile selular, pendapatan usaha dan ARPU Perseroan telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir dan Perseroan memperkirakan bahwa tren penurunan ini akan terus berlangsung. Pada tahun 2013, Perseroan memprakarsai strategi untuk memigrasi platform nirkabel tetap yang saat ini digunakan pada alokasi spektrum 800 MHz Perseroan ke platform selular dan Perseroan telah mengajukan permohona kepada Menkominfo untuk melakukan hal tersebut. Namun demikian, Perseroan tidak dapat memberikan kepastian bahwa Menkominfo akan menyetujui permohonan Perseroan atau, apabila Perseroan memperoleh persetujuan tersebut, bahwa Perseroan akan sukses melakukan migrasi tersebut, mengingat ketatnya persaingan dari penyelenggara selular lainnya.

11 Penangguhan terhadap layanan SMS premium oleh Pemerintah dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pendapatan dari kegiatan usaha layanan selular Perseroan dan mengakibatkan pengenaan sanksi terhadap Perseroan

Perseroan telah memperoleh pendapatan yang signiikan dari layanan SMS premium dalam tahun- tahun terakhir. Layanan ini mencakup penyediaan lagu dan ringtones, wallpaper dan graik lain

untuk smartphone, pemberian suara dalam suatu lomba dan poling dan content termasuk ramalan bintang, ayat Alquran dan peringatan berita. Pada tahun 2011, BRTI meminta perusahaan-perusahaan telekomunikasi untuk menonaktifkan layanan SMS premium dan memberikan suatu pemberitahuan kepada pengguna mengenai penonaktifan dengan opsi untuk berlangganan kembali. Perseroan ini juga diminta untuk berhenti mempromosikan layanan SMS premium, memberikan ringkasan biaya layanan SMS premium untuk pengguna, mengembalikan jumlah yang dibebankan kepada rekening pengguna untuk layanan SMS premium, dan melaporkan setiap minggu kepada BRTI mengenai tindakan-tindakan tersebut. BRTI mendasarkan tindakannya pada keluhan dari konsumen bahwa

mereka dibebankan untuk layanan yang secara tidak sadar mereka miliki atau berlangganan secara tidak sengaja dan terhadap hal tersebut mereka memiliki kesulitan yang cukup besar untuk berhenti berlangganan. Konsumen lain mengeluhkan bahwa biaya yang dibebankan tidak jelas dan sulit untuk diawasi, khususnya untuk konsumen layanan prabayar.

Pada tanggal 6 Agustus 2013, Menkominfo mengeluarkan Peraturan Menkominfo No.21 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Jasa Penyediaan Konten Pada Jaringan Bergerak Seluler dan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel Dengan Mobilitas Terbatas, sebagaimana diubah dengan Peraturan Menkominfo No.10 Tahun 2014 yang diamandemen lebih lanjut dengan Peraturan Menkominfo No.24 Tahun 2014

(”Peraturan Menkominfo”), yang antara lain mewajibkan operator jaringan seperti Perseroan dan

penyedia konten untuk memperoleh izin dari DJPPI untuk menyelenggarakan layanan SMS premium. Lebih lanjut, berdasarkan Peraturan Menkominfo, penyelenggara konten SMS premium diwajibkan untuk memenuhi persyaratan yang lebih ketat yang lebih sulit untuk dipenuhi. Dengan demikian, Perseroan tidak mengharapkan pendapatan dari jasa SMS premium untuk kembali ke tingkat sebelum bulan Oktober 2011.

Gangguan terhadap layanan SMS premium Perseroan yang diakibatkan tindakan BRTI pada tahun 2011 telah mengakibatkan penurunan yang cukup besar terhadap pendapatan Perseroan yang berasal dari layanan ini. Tindakan yang sama oleh BRTI atau Menkominfo di masa yang akan datang mungkin dapat mengurangi atau membatasi pertumbuhan pendapatan Perseroan dari layanan ini atau produk terkait atau produk baru lainnya. Lebih lanjut, Peraturan Menkominfo adalah peraturan baru dan penerapannya belum menentu. BRTI atau Menkominfo dapat mengambil tindakan agresif atau penafsiran yang ketat atas Peraturan Menkominfo yang dapat mengarah pada gangguan dalam penyediaan produk Perseroan atau pengenaan denda atau sanksi administratif. Setiap faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan dampak negatif dan material terhadap hasil kegiatan usaha dan keadaan keuangan Perseroan. Jika salah satu dari risiko-risiko ini terjadi, maka hal itu dapat menimbulkan dampak material yang merugikan

Dokumen terkait